Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Air merupakan suatu zat yang kita gunakan setiap hari untuk memenuhi
kebutuhan hidup seperti membersihkan badan, minum, serta dapat digunakan
pada hal hal yang lainnya. Namun, air memiliki banyak teori-teori dan sifat yang
dapat diteliti dan dapat kita ketahui rumus-rumus dibaliknya. Air yang terletak di
dalam wadah-pun dapat diukur seberapa besar volumenya, seberapa besar debit
airnya pada saat wadah tersebut diberi lubang, dan banyak hal lain yang dapat kita
teliti dari sebuah air yang terletak didalam wadahnya.
Salah satu teorinya adalah Teorema Torricelli yang membahas mengenai
perbedaan debit dan jarak pancar air dari lubang dengan ketinggian berbeda.
Dengan acuan teori yang kami gunakan, Teori Torricelli, yang menyatakan bahwa
kecepatan fluida yang keluar dari lubang pada tangki sebanding dengan akar
kuadrat dari dua kali percepatan gravitasi dan jarak vertikal atau ketinggiannya,
kami akan mendemonstrasikan perbandingan jarak pancar aliran air dengan
bantuan Sensor Arduino Uno dan Nano.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah diameter lubang akan mempengaruhi jarak pancar air dengan
pendekatan Teorema Torricelli?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh diameter lubang terhadap pendekatan
Teorema Torricelli

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat bagi Penulis
Dapat membuktikan teori dengan mengambil data dan mempraktikan
secara langsung data kecepatan dan jarak pancar air yang keluar dari botol
apabila dihitung menggunakan Teorema Torricelli.
1.4.2 Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan informasi mengenai hasil penelitian yang akan
kami lakukan pada percobaan pembuktian Teorema Torricelli.

1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat


1. Dapat membuka wawasan tentang pengaplikasian Teorema Torricelli
dalam kehidupan sehari hari.
2. Masyarakat dapat mengetahui lebih dalam tentang teorema torricelli dan
pengunaannya. Diharapkan masyarakat juga dapat menerapkan Teorema
Torricelli dalam proses industri yang bisa membantu perusahaan
yang memerlukan teorema Torricelli.

1.5 Definisi Operasional

a. Perbandingan : n perbedaan (selisih) kesamaan: ~ pasukan musuh dengan


pasukan kita adalah lima lawan dua
b. Teorema Torricelli : Hubungan antara kecepatan keluar fluida dari lubang
bermata tajam di reservoar dengan ketinggian fluida di atas lubang keluar
c. Arduino : pengendali mikro single-board yang bersifat open source yang
dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

BAB II
KAJIAN TEORI

1.1 Teori Dasar


1.1.1 Fluida
A. Definisi Fluida
Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk
secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul
yang terpisah jauh, gaya antar molekul kecil dari pada benda padat dan
molekul-molekulnya lebih bebas bergerak, dengan demikian fluida
lebih mudah terdeformasi.

B. Sifat – Sifat Fluida


Prinsip dasar ini menyangkut konsep-konsep penting aliran
fluida, karena sifat-sifat fluida inilah yang mempengaruhi statika
maupun dinamika dari fluida atau objek yang ada pada fluida tersebut.

a. Massa Jenis (Density)


Massa jenis sebuah fluida, dilambangkan dengan huruf Yunani
ρ (rho), didefinisikan sebagai massa fluida per satuan volume. Massa
jenis biasanya digunakan untuk mengkarakteristikkan massa sebuah
sistem fluida.

m
ρ=
V
Keterangan:
ρ = massa jenis, kg/m3
m = massa, kg
V = volume, m3

Harga kerapatan suatu fluida berbeda dengan fluida lainnya,


untuk cairan pengaruh tekanan dan temperatur sangat kecil terhadap
harga kerapatan.

b. Volume Jenis
Volume jenis, Ʋ adalah volume per satuan massa dan oleh
karena itu merupakan kebalikan dari massa jenis (kerapatan).

V 1
¿ =
m ρ

Keterangan:
 = volume jenis, m3/kg
V = volume, m3
m = massa, kg

Sifat ini tidak biasa digunakan dalam mekanika fluida, tetapi


digunakan dalam termodinamika.

c. Berat Jenis (Specific Weight)


Berat jenis dari sebuah fluida, dilambangkan dengan huruf
Yunani γ (gamma), didefinisikan sebagai berat fluida per-satuan
volume. Berat jenis berhubungan dengan kerapatan melalui
persamaan:

γ= ρg

Keterangan:
𝛾 = berat jenis, N/m3
𝜌 = massa jenis (kerapatan), kg/m3
𝑔 = percepatan gravitasi, m/s2
Seperti halnya kerapatan yang digunakan untuk
mengkarakteristikan massa sebuah sistem fluida, berat jenis
digunakan untuk mengkarakteristikan berat dari sistem tersebut.

d. Kekentalan (Viscosity)
Kekentalan atau viskositas adalah sifat fluida yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut.
Jadi, viskositas disebabkan oleh gesekan secara molekular antar
partikel fluida. Menurut hukum Newton untuk aliran dalam plat
sejajar adalah:
du
τ =μ
dy

Gambar 2.1 Perilaku sebuah fluida yang ditempatkan antara dua plat
parallel

Faktor konstanta μ adalah properti dari fluida yang dinamakan


dengan viskositas dinamik.

C. Persamaan Kontinuitas
Prinsip dasar persamaan-persamaan kontinuitas adalah massa
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Jadi massa dalam
suatu sistem yang konstan dapat dinyatakan dalam rumus:

ρ1 V 1 dA 1=ρ2 V 2 dA2

Merupakan persamaan kontinuitas aliran dalam kondisi steady.


Jika aliran tersebut mempunyai sifat incompressible dan stady flow,
maka persamaannya menjadi berikut:

Q= A 1 v 1=A 2 V 2

Keterangan:
Q = debit per satuan waktu, m3/s
A1 = luas penampang masuk batas sistem, m2
𝑣1 = kecepatan aliran masuk batas sistem, m/s
A2 = luas penampang keluar batas sistem, m2
𝑣2 = kecepatan aliran keluar batas sistem, m/s

D. Persamaan Bernoulli
Ada hubungan antara tekanan, kecepatan, dan ketinggian
ditunjukkan dengan persamaan:
2
P v
+ + gz =konstan
ρ 2

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Bernoulli untuk


aliran inkompresibel, berlaku sepanjang garis arus, atau jika aliran
irotasional berlaku pada semua titik dalam medan aliran.

1.1.2 Teorema Torricelli


Sebuah tangki dengan luas penampang 𝐴1 diisi fluida sampai
kedalaman ℎ. Ruang di atas fluida berisi udara dengan tekanan 𝑃1. Pada
alas tangki terdapat suatu lubang kecil dengan luas 𝐴2 (dengan 𝐴2 jauh lebih
kecil daripada 𝐴1) dan fluida dapat memancar keluar dari lubang 𝐴2.
Titik 1 ditetapkan di permukaan atas fluida dengan kelajuan aliran di
titik itu adalah 𝑣1, dan titik 2 berada di lubang pada dasar tangki dengan
kelajuan aliran di titik itu adalah 𝑣2, seperti ditunjukan pada gambar 2.4
tekanan pada titik 2 adalah 𝑃2 = 𝑃0, sebab titik 2 berhubungan dengan
atmosfer (udara luar). Jika diambil acuan ketinggian nol di dasar tangki (ℎ2
= 0), dan dengan menggunakan asas Bernoulli di titik 1 dan 2 maka dapat
diperoleh:

Gambar 2.2 Tangki Berlubang I


1 2 1 2
P1 + ρ v 1 + ρg h1=P2 + ρ v 2 + ρg h2
2 2
1 2 1 2
P1 + ρ v 1 + ρgh=P0 + ρ v 2 +0
2 2
sebab P2=P0 , h1=h ,h 2=0
2 2
ρ v2 ρ v1
= + P1−P0 + pgh
2 2
Kalikan kedua ruas persamaan dengan 2/ ρ , maka diperoleh
2( P1−P0 )
v 22=v 21 + +2 gh
ρ

Karena 𝐴2 jauh lebih kecil daripada 𝐴1, maka v12 sangat


1
2
kecil dibandingkan dengan v dan dapat diabaikan. Kemudian didapatkan
2

2(P1 −P0)
v 22= +2 gh
ρ
(Persamaan 2.1)

Jadi kelajuan 𝑣2 bergantung pada perbedaan kedua tekanan (𝑃1 −


𝑃0) dan kedalaman ℎ di bawah permukaan fluida dalam tangki. Jika
bagian atas tangki dibuka ke atmosfer, maka 𝑃1 = 𝑃0, dan tidak ada beda
tekanan: 𝑃1 − 𝑃0 = 0. Dalam kasus ini persamaan (2.1) menjadi
2
v 2=0+2 gh

v 2=√ 2 gh (Persamaan 2.2)

Kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada


jarak ℎ di bawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti
kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda yang jatuh bebas dari
ketinggian ℎ. Persamaan ini disebut prinsip Torricelli. Walaupun
tampaknya merupakan kasus khusus dari persamaan Bernoulli, prinsip ini
ditemukan satu abad sebelum Bernoulli oleh Evangelista Torricelli,
seorang murid Galileo, sehingga namanya dipakai. Persamaan 2.2
memberitahu kita bahwa cairan tersebut meninggalkan keran dengan laju
yang sama seperti laju benda yang jatuh bebas dari ketinggian yang sama.
Debit fluida yang menyembur keluar dari lubang dengan luas 𝐴2
dapat dihitung dari persamaan debit yaitu
Q=V / t= Av →Q= A 2 √ 2 gh
Misalnya tangki cairan ditaruh di lantai, jarak mendatar dari
semprotan cairan yang keluar dari lubang B jika diukur dari kaki tangki
𝐾. Lintasan yang ditempuh cairan adalah parabola dengan komponen
kecepatan awal pada sumbu
𝑥, 𝑣0𝑥 = √ 2 gh dan pada sumbu 𝑦, 𝑣0𝑥 = 0 (lihat Gambar 2.5).

Gambar 2.3 Tangki Berlubang

Apabila titik 𝐵 sebagai titik asal dan arah sumbu 𝑌 ke bawah


sebagai arah positif, maka

1 2
∆ y =v 0 y t+ a y t dengan a y =g dan ∆ y =H−h
2

1
H−h=0+ g t 2BT → t BT =
2 √
2( H−h)
g
(Persamaan 2.3)

∆ x=v ox t (gerak lurus beraturan)


x=√ 2 gh(
√ 2 ( H−h )
g
)

Jarak jangkauan mendatar pancaran

x=2 √ h( H−h)
(Persamaan 2.4)

Dengan 𝐻 = ketinggian permukaan air pada tangki, ℎ = kedalaman


lubang, dan 𝐻 − ℎ = kedalaman dasar di bawah lubang.

Gambar 2.4 Tangki dengan 3 (tiga) lubang

1.1.3 Arduino
Arduino adalah suatu perangkat prototype elektronik berbasis
mikrokontroller yang   fleksibel dan open-source, perangkat    keras dan
perangkat lunaknya mudah digunakan. Arduino ialah sebuah single board
yang memiliki pin power, input/output digital, analog, mikrokontroler,
RAM (Random Access Memory), EEPROM (Electrically Erasable
Programmable Read-Only Memory), Komunikasi Serial seperti SPI (Serial
Peripheral Interface), UART (Universal Ansynchronous Receiver-
Transmitter) dan I2C (Inter Integrated Circuit), ROM (Random Only
Memory), serta USB type B yang digunakan untuk mengunggah program ke
Arduino.
Arduino sendiri merupakan perkembangan dari sebuah Atmega
(mikrokontroller), untuk mengaktifkan pin input/output digital ataupun
analog Arduino harus diprogram terlebih dahulu dengan menggunakan
bahasa program seperti bahasa BASIC, Python, C dan Arduino. Arduino
mempunyai bahasa pemprograman sendiri yaitu bahasa pemprograman
Arduino. Bahasa pemprograman Arduino merupakan implementasi dari
bahasa C dan C++ yang sudah disederhanakan dengan sedemikian
mungkin. Sehingga para pengguna dapat lebih mudah untuk berinteraksi
dengan Arduino. Arduino memiliki software sendiri bernama Arduino IDE.
Dengan menggunakan software tersebut, kita dapat memberikan instruksi
kepada Arduino sesuai apa yang kita inginkan.

Gambar 2.6 Arduino Uno

1.2 Hipotesis Penelitian


Hasil data penelitian akan sebanding dengan hasil perhitungan yang dilakukan
menggunakan Teorema Torricelli.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam menguji hipotesis
yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan dari
hasilnya.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode verifikatif. Metode
verifikatif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih, atau metode yang digunakan untuk menguji
kebenaran dari suatu hipotesis (Sugiyono, 2015:36).

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Diameter lubang pada sisi
toples.

3.3.2 Variabel Terikat


Variabel terikat pada penelitian ini adalah besarnya debit air dan jarak
pancar air yang dikeluarkan dari 3 lubang dengan diameter lubang
berbeda.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian ini menggunakan pendekatan experimental research.
Menurut Sugiyono (2012), mengungkapkan bahwa penelitian eksperimen adalah
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari perlakuan
tertentu terhadap yang lainnya dalam kondisi yang terkendalikan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik uji coba dengan Alat
Praktikum Teorema Torricelli yang berupa data yang diberikan oleh Sensor
Arduino Uno. Data yang dikumpulkan adalah hasil observasi langsung terhadap
siswa yang bertujuan untuk mengamati jarak pancar aliran air.

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Tahap Pesiapan
1. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
a. 2 Buah Toples
b. Gunting
c. Spidol
2. Siapkan 2 buah toples dengan ukuran yang sama besar.
3. Buatlah 3 lubang dengan diameter 3 cm dengan jarak antar lubang 2
cm pada toples pertama.
4. Pada toples kedua, buat lah 3 lubang dengan masing masing diameter
3 cm, 4 cm, dan 5 cm dengan jarak antar lubang 2 cm pada toples
kedua.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan


1. Alirkan air secara terus menerus pada kedua toples tanpa henti.
2. Ukur laju aliran air yang keluar dari masing masing lubang dengan
menggunakan sensor
3. Ukur jarak pancar air yang keluar dari masing masing lubang

3.6 Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data kami menggunakan teknik penghitungan dan
perbandingan, dengan analisis data secara kuantitatif.  Kemudian data yang telah
kami perloeh akan diolah dan dimasukan kedalam aplikasi Microsoft Excel
dalam bentuk tabel dengan rincian hasil data percobaan serta data rata-rata dari
hasil percobaan yang nantinya akan kami bandingkan dengan data yang
sebelumnya telah kami perkirakan menggunakan persamaan dari Teorema
Torricelli.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian


Penelitian ini di lakukan di tempat yang bisa menampung air, menggunakan 2
toples berbentuk silinder yang mana toples pertama telah dilubangi 3 lubang dengan
ukuran diameter dan jarak antar lubang yang sama dengan keadaan air/cairan yang
terus mengalir ke dalam toples, untuk mengukur jarak pancar air/cairan dari semua
lubang pada toples. Pada toples kedua telah dilubangi 3 buah lubang dengan ukuran
diameter yang berbeda untuk mengetahui apakah diameter memengaruhi jarak pancar
aliran air dengan pendekatan Torricelli.
Gambar 4.1 Tabung Silinder berdiameter lubang beda

Gambar 4.2 Tabung dengan diameter lubang sama (1,5 cm)

4.2 Deskripsi Data


Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu tinggi (h) dan diameter lubang
(d). Deskripsi data yang disajikan memberikan gambaran penelitian tentang jarak
pancar air (x). Jarak pancar air dapat dipengaruhi oleh tekanan pada ujung pipa
(Pascal/Pa) kecepatan (v) dari aliran air yang terpancar dari tangki. Teori Torricelli
menyatakan kecepatan air (v) yang keluar dari lubang pada tangki sebanding dengan
akar kuadrat dari dua kali percepatan gravitasi dan jarak vertikal atau ketinggiannya
(v). Makin dekat dengan dasar lubang tempat air keluar, maka akan makin besar juga
kecepatan menyemburnya air tersebut. Kecepatan air pun akan berhubungan dengan
debit air, yang mana apabila semakin cepat air keluar dari suatu lubang makan akan
semakin besar juga debit air nya.

4.3 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil uji coba tersebut kami meneliti adanya pengaruh diameter
lubang terhadap kecepatan dan jarak pancar air.
Saat tabung dilubangi 3 lingkaran dengan diameter yang sama, maka air dapat
memancar di semua lubang. Lalu semakin dekat jarak lubang terhadap permukaan
maka jarak pancar air akan lebih jauh.
Pada tabung yang dilubangi lingkaran dengan diameter yang berbeda, tidak
semua air memancar dari tiga lubang tersebut. Hanya pada lubang pertama dan kedua
air dapat memancar, dimana lubang pertama paling dekat dengan permukaan.
Diameter lubang pertama lebih kecil daripada lubang kedua, dan diameter lubang
kedua lebih kecil daripada lubang ketiga.

4.3.1 Data Pemrograman Arduino


Alat bantu Arduino ini deprogram untuk menentukan debit air yang keluar
dari setiap lubang dengan cara menempelkan sisi input sensor ke bibir
lubang pada toples silinder. Dengan demikian sensor akan membaca debit
air yang keluar dan menampilkannya dalam layar monitor laptop dalam
satuan L/m.
Gambar 4.3 Rangkaian Arduino Uno dan Waterflow sensor

4.3.2 Data Pengamatan


4.3.2.1 Percobaan Pada Lubang Dengan Diameter 1,5 cm
Jarak pancar air yang dihasilkan dari keluaran air pada tiap
lubang dijelaskan pada table 4.1 sebagai berikut
Diameter 1,5 cm
Luban Debit (m^3/s) Jarak waktu t Velocity Area A Diameter
g Pancar (m) (s) (m/s) (m^2) (m)
1 0,000165877 0,15 0,95 0,93914855 0,000176625 0,015
1
2 0,000234586 0,18 0,135 1,32815661 0,000176625 0,015
7
3 0,000165877 0,07 1,65 0,93914855 0,000176625 0,015
1
Tabel 4.1 percobaan pada lubang dengan diameter 1,5 cm
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa
lubang nomor 2 atau lubang yang terletak ditengah tengah memiliki
jarak pancar yang lebih jauh dibandingkan dengan lubang lainnya,
hal demikian dipengaruhi oleh waktu yg diperlukan untuk jatuh
lebih cepat dan memiliki velocity yang terbesar. Hal demikian dapat
dihitung menggunakan teorema Torricelli yang dikaitkan dengan
gerak jatuh bebas yang dituliskan pada rumus berikut.
1 2
y=v oy . t+ g t
2

t=
√ √
2y
g
=
2 ( 2 h)
g
=
4h
g √
Sehingga didapatkan
x=v x .t

x=√ 2 gh .
√ 4h
g

Atau

x=
A √
Q 4h
.
g

Data variabel yang dicari merupakan jarak pancar dan waktu,


Debit didapatkan melalui sensor, diameter (d) didapatkan dari
ukuran lubang percobaan yang dibuat, Area (A) didapatkan
menggunakan rumus luas lingkaran yaitu πr2. Sedangkan untuk
Q
velocity sendiri dapat kita cari menggunakan rumus v= .
A
Keterkaitan antara variabel Velocity dan jarak pancar jika
dijelaskan dalam grafik 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Jarak Pancar dan Debit pada diameter 1,5 cm

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa semakin besar


velocity air akan semakin jauh jarak pancarnya. Hal demikian juga
dipengaruhi oleh rumus pendekatan teorema Torricelli yang sudah
dituliskan dibagian atas yang dapat disimpulkan bahwa lubang ke 2
akan menghasilkan jarak pancar terjauh. Pada kondisi demikian,
diameter tidak dipengaruhi karena setiap lubang keluarnya air
memiliki diameter yang sama yaitu 1,5 cm.
4.3.2.2 Percobaan Pada Lubang Dengan Diameter Bervariasi
Jarak pancar air yang dihasilkan dari keluaran air pada tiap
lubang dijelaskan pada table 4.2 sebagai berikut
Tabel 4.2 percobaan pada lubang dengan diameter bervariasi
Diameter beda
Debit Jarak waktu Velocity Diameter
Lubang (m^3/s) Pancar (m) t (s) (m/s) Area A (m^2) (m)
1 0,000165877 0,09 0,95 0,939148551 0,000176625 0,015
2 0,00037638 0,07 0,135 1,328156617 0,000283385 0,019
3 0 0 0 0 0,00053066 0,026

Pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa lubang dengan diameter


bervariasi, air tetap dapat mengalir pada setiap lubang, namun tidak
dapat mengalir pada lubang ke-3 dengan diameter 2,6 cm dan
ketinggian lubang 12 cm. Hal berikut disebabkan oleh lubang yang
telalu besar sehingga air langsung mengalir begitu saja dan
permukaan air menjadi turun dibawah lubang tersebut, sehingga
hanya dapat mengalirkan air pada lubang ke-1 dan ke-2 dengan
diameter lebih kecil.
Perbandingan jarak pancar berpengaruh terhadap seberapa
besar diameter lubang yang dibuat. Tabung silinder pada percobaan
dengan diameter tiap lubang sama dan bervariasi menggunakan
tabung silinder dengan jenis yang sama. Material pembuatan,
volume, serta brand yang sama. Namun pada percobaan ini, jarak
pancar terpengaruh oleh diameter, semakin besar diameter lubang,
jarak pancarnya pun memendek.
Pada rumus, diameter akan berpengaruh pada debit air
Q=v . A → A=π r 2, yang mana debit air akan mempengaruhi jarak
pancar yang dikaitkan dengan persamaan
x=v x .t → v=

Q
Q
A
, t=

2 ( H−h1 )
g
. Dari persamaan yang tertulis,

v= terdapat ‘area’ yang perlu kita dapatkan untuk mendapatkan


A
kecepatan (velocity[v]) sumbu x sebagai salah satu perhitungan
untuk mendapatkan jarak yang sederhana nya adalah jarak =
kecepatan . waktu. Dari data yang dapat penulis tunjukan sebagai
dasar perhitungan perbandingan, penulis dapat membuat alat yang
berfungsi menunjukan data debit air dalam satuan L/m. sehingga
untuk mendapatkan kecepatan (v), kita perlu mengetahui luas area
lubang tempat keluarnya air yang mana memiliki hubungan dengan
diameter.
Namun pada percobaan ini, data yang dihasilkan oleh
percobaan yang penulis lakukan berbeda dengan data perhitungan
menggunakan persamaan, hal demikian terjadi disebabkan oleh
lubang nomor 3 dengan diameter 2,6 cm. Diameter yang terlalu
besar menyebabkan air yang keluar terlalu banyak sehingga
mengurangi H total dari silinder yang berisikan air. Dengan
demikian permukaan air akan turun drastis dan membuat persamaan
diatas tidak berlaku.
Keterkaitan antara variabel diameter dan jarak pancar jika
dijelaskan dalam grafik 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik hubungan jarak pancar dan debit pada diameter bervariasi

Pada grafik 4.5 menggambarkan bahwa jarak pancar yang


dihasilkan oleh diameter terkecil memiliki jarak pancar terjauh, hal
demikian disebabkan oleh pengaruh diameter yang telah dijelaskan
diatas. Namun jika kasusnya adalah perbedaan diameter tidak
signifikan atau tidak terlalu jauh, jarak pancar hampir tidak
dipengaruhi karena tidak akan mengurangi H permukaan air yang
banyak.
Pada model percobaan ini, lubang yang dibuat terlalu besar
yang membuat air tidak mengalir di lubang ke-3 atau lubang
terbesar dan teratas.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Diameter lubang akan berpengaruh pada jarak pancar aliran air yang bisa jadi
menyebadashdasldjfhalkfhasldkfah;ofusha

5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa pada penelitian ini masih sangat banyak kekurangan
sehingga penulis sangat berharap akan adanya penelitian lebih lanjut mengenai
pecobaan ini. Penulis menyarankan bahwa

Anda mungkin juga menyukai