Anda di halaman 1dari 18

Kebocoran pipa dengan ketinggian dari bawah h1 dan dari tinggi permukaan h2, air akan

keluar dengan kecepatan .

Waktu yang diperlukan air hingga sampai di tanah adalah:

Jarak pancaran air dari tabung adalah:

1. Tujuan
a. Memahami persamaan Bernaoulli untuk aliran fluida
b. Memahami teori Torricelli (salah satu penerapan persamaan Bernaolli)
c. Menentukan kecepatan aliran zat cair yang keluar (untuk pertama kalinya) dari lubang
kebocoran sempit pada sebuah reservoir zat cair yang sangat besar dan permukaannya
sangat luas
d. Menentukan koefisien kontraksi aliran fluida yang keluar dari lubang kebocoran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 HUKUM BERNOULLI

2.1.1 Penemu Hukum Bernoulli


Asas Bernouli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernouli tahun (1700±1782).
Daniel Bernouli lahir di Groningen, Belanda pada tanggal 18 Februari 1700 dalam sebuah
keluarga yang hebat dalam bidang matematika. Dalam kertas kerjanya yang berjudul
Hydrodynamica, Bernouli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat
maka tekanannya justru menurun.
2.1.2. Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang
bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible
flow).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut.
Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk
Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi


sebagai berikut:
1. Aliran bersifat tunak (steady state)
2. Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:
Penurunan rumus persamaan Bernoulli aliran tak termampatkan:
Menggunakan teorema kerja energi pada fluida yang mula-mula berada antara
titik 1 dan 2. Setelah ∆t, flu ida ini akan berpindah sepanjang pipa dan akan berada dalam
daerah antara 1’ dan 2’. Misalkan ∆m = ρ ∆V adalah massa fluida ini. Efek neto pada
fluida dalam waktu ∆t adalah bahwa massa fluida ∆m terangkat dari ketinggian h1 ke
ketinggian h2 dan kelajuannya bertambah dari v1 menjadi v2. perubahan energi potensial
massa ini adalah:
∆U= ∆m g h_2- ∆m g h_1= ρ ∆V g (h_2- h_1)
dan perubahan energi kinetiknya adalah:
∆K= 1/2 ∆m v_2^2- 1/2 ∆m v_1^2= 1/2 ρ ∆V (v_2^2- v_1^2)
Fluida yang mengikuti massa fluida ∆m dalam pipa (dibagian kirinya)
memberikan gaya padanya ke kanan yang besarnya F_1= P_1 A_1, dengan P_1 adalah
tekanan dititik 1. Gaya ini melakukan kerja,
W_1= F_1 ∆x_1= P_1 A_1 ∆x_1= P_1 ∆V
Pada saat yang sama, fluida yang mendahuluinya (dikanan) memberikan gaya
F_2= P_2 A_2 padanya kekiri. Gaya ini melakukan kerja negatif karena berlawanan
dengan gerakan:
W_2= -F_2 ∆x_2= 〖-P〗_2 A_2 ∆x_2= -P_2 ∆V
Kerja total yang dilakukan gaya-gaya ini adalah:
W_total= P_1 ∆V- P_2 ∆V=(P_1- P_2 )∆V
Teorema kerja energi memberi:
W_total= ∆U+ ∆K
Sehingga:
(P_1- P_2 ) ∆V= ρ ∆V g (h_(2 )-h_1 )+ 1/2 ρ ∆V (v_2^2- v_1^2)
Jika dibagi dengan ∆V kita dapatkan:
(P_1- P_2 ) = ρ g (h_(2 )-h_1 )+ 1/2 ρ (v_2^2- v_1^2)
P_1- P_2= ρ g h_(2 )– ρ g h_1+ 1/2 ρ v_2^2-1/2 ρ v_1^2
Bila kita kumpulkan semua besaran yang mempunyai indeks 1 di satu ruas dan
yang mempunyai indeks 2 diruas yang lain persamaan ini akan menjadi:
P_1+ ρ g h_1+ 1/2 v_1^2= P_2+ ρ g h_2+ 1/2 v_2^2
Hasil ini dapat dinyatakan ulang sebagai:
P+ ρ g h+ 1/2 ρ v^2=konstan

Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran
termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= entalpi fluida per satuan massa
Catatan:
dimana adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai
energi internal spesifik.
2.2 TEORI TORRICELLI

Terocelli mengatakan bahwa kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang
terletak pada jarak h dibawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan
yang akan diperoleh sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h. Teorema ini hanya
berlaku jika ujung wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas lubang jauh lebih kecil dari
lusa penampang wadah.
v = Kecepatan semburan
t = Waktu zat cair dari lubang sampai ke lantai
x = v.t Jarak jatuhnya zat cair kelantai
Misalkan sebuah tangki dengan luas penampang A1 di isi fluida sampai
kedalaman h. Ruang diatas fluida berisi udara dengan tekanan p1. Pada alas tangki
terdapat suatu lubang kecil dengan luas A2 (dengan A2 jauh lebih kecil daripada A1) dan
fluida dapat menyembur keluar dari lubang ini. Persamaan yang berlaku untuk kelajuan
aliran menyembur keluar dari lubang dengan debitnya adalah : Kita tetapkan titik 1 di
permukaan atas fluida dengan kelajuan aliran di titik itu adalah v1, dantitik 2 berada di
lubang pada dasar tangki dengan kelajuan aliran di titik itu adalah v2.Tekanan pada titik
2, p2 = p0, sebab titk 2 berhubungan dengan atmosfer (udara luar). Ambil acuan
ketinggian nol di dasar tangki (h2=0), dan gunakan persamaan Bernoulli di titik 1 dan 2
sehingga kita peroleh :
pgh1 = (1/2 v22 +gh2 ) p
massa jenis zat cair sama sehingga p kita hilangkan
gh1=1/2v22.gh2
½ v22 = gh1-gh2
V22 = 2g(h1-h2)
V22 = 2g ( h1 - h2 )
V1 = 2gh
P1 + ½ pgh + p2 + ½ pv22 + pgh2
Pgh1 = ½ pv22+pgh2
Kebocorann pipa dengan ketinggian dari bawah h1 dan dari tinggi permukaan h2, air akan

keluar dengan kecepatan : .

Waktu yang diperlukan air hingga sampai di tanah adalah:

Jarak pancaran air dari tabung adalah:

2.3 KOEFISIEN KONTRAKSI

Untuk selang waktu yang sangat singkat kecepatan aliran fluida yang keluar
dari lubang kebocoran dapat di anggap konstan. Secara teoritik, volume zat cair
yang keluar dari lubang kebocoran dalam selang waktu yang sangat singkat yakni t
adalah :
V_teoritik=A v t= 1/4 π d^2 (√(2 g h)) t
Koefisien kontraksi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume nyata zat
cair yang keluar dari lubang kebocoran dengan volume teoritiknya. volume nyata zat cair
yang keluar dari lubang kebocoran untuk selang waktu yang sangat singkat dapat diukur
dengan menggunakan gelas ukur.
Koefisien Kontraksi (KK)=V_nyata/V_teoritik
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


1. Bejana besar berisi air dengan lubang kebocoran sempit.
2. Mistar.
3. Stopwatch.
4. Jangka Sorong.
5. Gelas ukur.
6. Selang plastik kecil transparan.
3.2. Cara Kerja
1. Menentukan kecepatan aliran zat cair yang keluar dari lubang
2. Mula-mula menggunakan harga h tertentu (tetap), melakuakn variasi terhadap harga y
untuk mendapatkan harga x yang bervariasi.
3. Selama percobaan berlangsung mengusahakan ketinggian permukaan air didalam bejan
selalu tetap.
4. Mengukur semua besaran yang diperlukan secara teliti.
5. Agar pada saat mengukur jarak mendatar x, mistar benar-benar dalam posisi horizontal,
menggunakan selang plastik transparan berisi air sebagai pengatur posisi horizontal.
6. Mengulangi kegiatan diatas untuk harga-harga h yang berbeda dan harga y tetap.
7. Menentukan koefisien kontraksi
8. Dengan menggunakan gelas ukur, mengukur volume nyata zat cair yang keluar dari
lubang pancaran dalam waktu yang sangat singkat ( 3 detik )
9. Mengukur secara teliti semua besaran yang diperlukan untuk menghitung volume
teoritik zat cair yang keluar dari lubang kebocoran dalm waktu yang sama seperti pada
butir 1.
10. Mengulangi kegiatan diatas untuk harga-harga h yang berbeda.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1. Data Pengamatan


1. Menentukan kecepatan aliran yang keluar dari lubang
2. Variasi h(y=0,5 m)
No h (m) x(m) x ̅ (m) (x ) ̅2 (m)
x1 x2
1 0,75 1 1 1 1
2 0,65 0,83 0,82 0,825 0,68062
3 0,53 0,71 0,7 0,705 0,49703
4 0,43 0,66 0,66 0,66 0,4356
5 0,28 0,55 0,55 0,55 0,3025
6 0,18 0,41 0,4 0,405 0,16403
3. Variasi y(h=14,5cm=0,145m)
No y (m) x (m) (x ) ̅ (m) x ̅2(m)
x1(m)
x2(m)
1 0,74 0,46 0,46 0,46 0,21
2 0,6 0,42 0,43 0,425 0,18
3 0,5 0,38 0,38 0,38 0,14
4 0,38 0,34 0,34 0,34 0,11
5 0,25 0,29 0,28 0,285 0,08
6 0,1 0,2 0,19 0,195 0,03
B. Menentukan Koefisien Kontraksi
1. t = 3 s
No Vnyata(m^3) v(m^3) h(m) d(m) t(s)
v_1 v_2
1 50x10-6 50x10-6 50x10-6 0.18 4x10-3 3 s
2 61x10-6 65x10-6 63x10-6 0.28 4x10-3 3 s
3 66x10-6 65x10-6 65.5x10-6 0.43 5.5x10-3 3 s
4 70x10-6 67x10-6 68.5x10-6 0.53 3.5x10-3 3 s
10-6 74x10-6 0.65 4x10-3 3 s
6 76x10-6 74x10-6 75x10-6 0.75 5x10-3 3 s
4.2. Analisa Data
a. Menentukan kecepatan aliran zat cair
Kecepatan aliran zat cair dengan variasi h (y=0,5 m)
v=√2gh
v_1=√(2×9,81×0,75)=√14,715=3,83 m⁄s
v_2=√(2×9,81×0,65)=√12,753=3,57 m⁄s
v_3=√(2×9,81×0,53)=√10,3986=3,22 m⁄s
v_4=√(2×9,81×0,43)=√8,4366=2,90 m⁄s
v_5=√(2×9,81×0,28)=√5,4936=2,34 m⁄s
v_6=√(2×9,81×0,18)=√3,5316=1,87 m⁄s
v ̅=(∑v)/n =(3,83+3,57+3,22+2,90+2,34+1,87)/6 = 17,73/6 =2,95 m⁄s
v_1 (m⁄s) 〖(v〗_1-v ̅)(m⁄s) 〖(v〗_1-v ̅)^2 (m⁄s)
3,83 0,88 0,744
3,57 0,62 0,3844
3,22 0,27 0,0729
2,90 -0,05 0,0025
2,34 -0,01 0,3721
1,87 -1,08 1,1664
∑〖(v〗_1-v ̅)^2=2,7727m⁄s
∆v=√((∑〖(v〗_1-v ̅)^2)/(n-1))
= √(2,7727/5)=√0,55454 =0,74 m⁄s
v=(v ̅±∆v)m⁄s =(2,95±0,74) m⁄s
KR=∆v/v ̅ ×100%= 0,74/2,95×100% =0,25×100% =25%
Ketelitian=100%-KR =100%-25% =75%
v = √(g.x^2)/2yv_1= √(9.81x0.1/2x0.5) = √((o.981)/1) = 0.99 m/s
v_2= √(9.81x0.680625/2x0.5)= √(6.67693125/1) = 2.58 m/s
v_3= √(497025x9.81/2x0.5)= √(4.87581525/1) = 2.20 m/s
v_4= √(9.81x0.4356/2x0.5)= √(4.273236/2x0.5)= 2.06 m/s
v_5= √(9.81x0.3025/2x0.5)= √2.967525= 1.63 m/s
v_6= √(9.81x0.164025/2x0.5)= √(1.60908525/2x0.5)= 1.26 m/s
v ̅=(∑v)/n= (0.99+2.58+2.20+2.06+1.63+1.26)/6= 10.72/6= 1.78 m/s
v_1 (m⁄s) 〖(v〗_1-v ̅)(m⁄s) 〖(v〗_1-v ̅)^2 (m⁄s)
0.99 -0.79 0.6241
2.58 0.80 0.64
2.20 0.42 0.1764
2.06 0.28 0.0784
1.63 -1.15 0.0225
1.26 -0.52 0.2704
∑〖(v〗_1-v ̅)^2=2.0143 m⁄s
∆v= √((∑〖(v〗_1-v ̅)^2)/(n-1))
= √(2.0143/5)
=√0.40286
=0.63 m/s
v=(v ̅±∆v)m⁄s
=(1.78±0.63) m⁄s
KR=∆v/v ̅ ×100%
=0.63/1.78×100%
= 0.35 × 100%
= 35%
Ketelitian = 100% - 35%
= 65%
Kecepatan aliran zat cair dengan variasi y (harga h tetap=0.145 m)
x^2 = 〖2x〗 ^ 2/g y
↓ ↓
y x
x^2/g = (2v^2)/g
tanα= (2v^2)/g
Metode grafik
Sumbu x (y) Sumbu y (x^2) m^2
0.74 0.21
0.60 0.18
0.50 0.14
0.38 0.11
0.25 0.08
0.10 0.03
tanα_0 = ∆y/∆x
= 0.02/0.07
= 0.28
tanα_1 = ∆y/∆x
= 0.02/0.05
= 0.40
tanα_2 = ∆y/∆x
= 0.02/0.08
= 0.25
∆ tan⁡α = (∣tanα_1- tanα_0 ∣+∣tanα_2-tanα_0∣ )/2
= (∣0.40-0.28∣+∣0.25-0.28∣)/2
= 0.075
B. Menentukan Koefisien Kontraksi
1. t=3s
Koefisien Kontraksi(KK)=Vnyata/Vteoritik=Vnyata/(1/4 πd^2 (√2gh )t)
 h=0,18 m
Vnyata=〖50×10〗^(-6) m^3
d=〖0,4×10〗^(-2) m
KK=〖50×10〗^(-6)/(1/4×3,14×(〖0,4×10〗^(-2) )^2 (√(2×9,81×0,18))3)
=〖50×10〗^(-6)/(0.785 x 0.16 x 10^(-4) (√3.5316)3)
=〖50x10〗^(-6)/(0.7x10^(-4) )= 71.42x10^(-2)= 0.71
 h=0,28 m
Vnyata=〖63×10〗^(-6) m^3

d=〖0,4×10〗^(-2) m
KK=(63x10^(-6))/(1/4.3.14.(〖0,4×10〗^(-2) )^2 (√2x9.81x0.28))
= (63x10^(-6))/(0.86x10^(-4) )
=73.25x10^(-2)
=0.73
 h=0,43 m
v=65,5 × 10^(-6) m^3
d=〖0,55 ×10〗^(-2) m
KK= (65.5 ×10^(-6))/(1/4 × 3,14 ×(0.4 × 〖10〗^(-2) )^2 (√(2 × 9.81 × 0.43)))
= (65.5 ×10^(-6))/(2,355 ×(0,16 ×10^(-4) )(√(5,4936 )))
= (65.5 ×10^(-6))/(0,705 × 10^(-4) ×2.90458)
= (65.5 ×10^(-6))/(2,4 × 10^(-4) )=32,10 × 10^(-2) =0,32
 h=0,53 m
Vnyata=68,5 × v=68,5 × 10^(-6) m^3
d=0,35 × 10^(-2) m
KK= (68,5 × 10^(-6) m^3)/(1/4×3,14 ×3×(0,1225×10^(-4))(√(2×9,81×0,53) ))
= (68,5 × 10^(-6) m^3)/(2,355 ×(0,1225×10^(-4))(√10,3986 ))
=(68,5 × 10^(-6) m^3)/(0,282×10^(-4)×3,2246)
=(68,5 × 10^(-6) m^3)/(0,90×10^(-4) )=76,11×1 =0,76
 h=0,65 m
Vnyata=74×10^(-6)×m^3
d=0,4×〖10〗^(-2)m
KK=(74×10^(-6)×m^3)/(1/4×3,14×3×(0,4×10^(-2) )^2×(√(2×9,81×0,65)))
=(74×10^(-6)×m^3)/(2,355×0,16×10^(-4) (√12,753 ))
=(74×10^(-6)×m^3)/(0,376×10^(-4)×3,5711)
=(74×10^(-6)×m^3)/(1,34232×10^(-4) )=55,12×10^(-2)=0,55
 h=0,75 m
Vnyata=75×〖10〗^(-6) m^3
d=0,5×〖10〗^(-2) m
KK=(75×〖10〗^(-6) m^3)/(1/4×3,14×3×(0,5×〖10〗^(-2) )^2 (√(2×9,81×0,75) ))
=(75×〖10〗^(-6) m^3)/█(2,355×0,25×〖10〗^(-4)×(√14,715)@)
=(75×〖10〗^(-6) m^3)/(0,5875×〖10〗^(-4)×3,8360)
=(75×〖10〗^(-6) m^3)/(2,2536×〖10〗^(-4) )=33,28×〖10〗^(-2)=0,33
c. Ralat Pengamatan
(KK) ̅=(∑KK)/n
=(0,71+0,73+0,32+0,76+0,55+0,33)/6
=3,4/6
=0,56
KK (KK-(KK) ̅ ) (KK-(KK) ̅)^2
0,71 0,15 0,0225
0,73 0,17 0,0289
0,32 -0,24 0,0576
0,76 0,20 0,04
0,55 -0,01 0,0001
0,33 -0,23 0,0529
∑(KK-(KK) ̅)^2=0,202
∆KK=√((∑(KK-(KK) ̅)^2)/(n-1))
=√(0,202/5)
=√0,0404
=0,20
KK=((KK) ̅±∆KK)
=(0,56±0,20)
KR=∆KK/(KK) ̅ ×100%
= 0,20/0,56×100%
=0,3571×100%
=35,71%
Ketelitian=100%-KR
=100%-35,71%
=64,29%
4.3. Pembahasan
Percobaan Torricelli digunakan untuk menentukan kecepatan aliran fluida (zat
cair) yang keluar dari lubang kebocoran. Dengan percobaan torricelli juga dapat
menentukan koefisien kontraksi aliran fluida (zat cair) yang keluar dari lubang
kebocoran:
Untuk menentukan kecepatan aliran zat cair dapat digunakan rumus:
V2= (x^2.g)/2y
Volume nyata dapat diperoleh dari pengukuran volume air menggunakan gelas
ukur, hasil keluarnya air dari lubang kebocoran selama 3 s, sedangkan volume teoritik
dapat diperoleh dengan rumus:
Vteoritik=1/4 πd^2 (√2gh )t
Setelah memperoleh volume nyata dan volume teoritik maka koefisien kontraksi
dapat diperoleh dengan persamaan:
Koefisien kontraksi=Vnyata/Vteoritik
Percobaan ini membuktikan kebenaran teori torricelli dan juga menambah
penambahan tentang persamaan Bernaoulli.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa air yang keluar dari lubang sampai dengan
lubang ke 6 memiliki panjang pancuran yang berbeda beda.
Dari analisis air yang keluar memiliki kecepatan yang berbeda beda:
V=√2gh
a. Lubang 1, V = 3.83 m/s
b. Lubang 2, V = 3.57 m/s
c. Lubang 3, V = 3.22 m/s
d. Lubang 4, V = 2.9 m/s
e. Lubang 5, V = 2.34 m/s
f. Lubang 6, V = 1.87 m/s
V^2=(x^2×g)/2y
a. Lubang 1, V = 0.99 m/s
b. Lubang 2, V = 2.58 m/s
c. Lubang 3, V = 2.20 m/s
d. Lubang 4, V = 2.06m/s
e. Lubang 5, V = 1.63 m/s
f. Lubang 6, V = 1.26 m/s
Ketelitian dari perhitungan analisis data diperoleh ketelitian sebesar 87.18% dan
nilai akhir (1.17±0.15) m/s. Dan diperoleh untuk V^2=(x^2× g)/2y sebesar 75%
(ketelitian) dan nilai akhir (2.95 ± 0.74) m/s
Sedangkan V=√2gh ketelitian sebesar 65% dan nilai akhir (1.78±0.63) m/s. Dari
data percobaan Torricelli diperoleh :
a. Lubang 1, KK = 0.33
b. Lubang 2, KK = 0.55
c. Lubang 3, KK = 0.76
d. Lubang 4, KK = 0.32
e. Lubang 5, KK = 0.73
f. Lubang 6, KK = 0.71
Bejana pada percobaan kontraksi harus selalu diisi air agar permukaan air dalam
ketinggian tetap. Sehingga kecepatan menurunnya air dapat diabaikan.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Percobaan teori torricelli digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat cair,
koefisien kontraksi zat cair yang keluar dari lubang kebocoran. Aliran air dari lubang
kebocoran dari atas ke bawah semakin panjang jaraknya (X) dan kecepatannya berkurang
dari bawah ke atas.
Percobaan teori torricelli membuktikan kebenaran teori torricelli dan menambah
pemehaman tentang persamaan bernaouli.
Dari percobaan dan hasil analisis data dari variasi y diperoleh ketelitian sebesar
87.18 %.Dari percobaan dan hasil analisis data dengan variasi h diperoleh ketelitian
sebesar 75% dan 65%. Dari percobaan dan hasil analisis data diperoleh KK (koefisien
kontraksi) ketelitian sebesar 64.29%.
5.2. Saran
Praktikum sebaiknya harus memahami materi dan konsep percobaan yang akan
dilakukan.
Praktikan harus lebih teliti melakukan percobaan dan menentukan nilai dan
besaran yang digunakan.
Perhitungan analisa harus digunakan atau dilakukan dengan teliti.
TEOREMA TORRICELLI

Jadi, kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h di
bawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah
benda yang jatuh bebas dari ketinggian h. Persamaan ini disebut teorema Torricelli.
Misalkan sebuah tangki dengan luas penampang A1 disi fluida sampai kedalaman h.
Ruang diatas fluida berisi udara dengan tekanan p1. Pada alas tangki terdapat suatu lubang kecil
dengan luas A2(dengan A2 jauh lebih kecil daripada A1) dan fluida dapat menyembur
keluar dari lubang ini. Persamaan yang berlaku untuk kelajuan aliran menyembur keluar dari
lubangdengan debitnya adalah :Kita tetapkan titik 1 di permukaan atas fluida dengan kelajuan
aliran di titik itu adalah v1, dantitik 2 berada di lubang pada dasar tangki dengan kelajuan aliran
di titik itu adalah v2.Tekanan pada titik 2, p2=p0, sebab titk 2 berhubungan dengan atmosfer
(udara luar). Ambilacuan ketinggian nol di dasar tangki (h2=0), dan gunakan persamaan
Bernoulli di titik 1 dan2 sehingga kita peroleh :
pgh1 = (1/2 v22 +gh2 ) p
massa jenis zat cair sama sehingga p kita hilangkan
gh1=1/2v22.gh2
½ v22 = gh1-gh2
V22 = 2g(h1-h2)
V22 = 2g ( h1 - h2 )
V1 = 2gh
P1 + ½ pgh + p2 + ½ pv22 + pgh2
Pgh1 = ½ pv22+pgh2

Anda mungkin juga menyukai