Anda di halaman 1dari 19

PSB 2016

LAPORAN FLUIDA
TEKANAN HIDROSTATIS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :

1. ENNI NURJANNAH (16030654021)


2. HANNIFAH IKKE N. (16030654024)
3. NIKEN MONITASARI (16030654042)
4. LENY FRYDA NOVIANA (16030654058)

PROGRAM STUDI PENDIwhDIKAN SAINS


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018

i
ABSTRAK

Percobaan yeng berjudul tekanan hidrostatis dilakukan pada Hari Senin


tanggal 19 Maret 2018 di Laboratorium IPA Lantai 2 Gedung C 12 Jurusan IPA
FMIPA Unesa. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman
terhadap tekanan hidrostatis dan pengaruh posisi ujung selang terhadap tekanan
hidrostasis. Metode yang dilakukan adalah metode percobaan dimana metode
percobaan merupakan metode yang didalamnya terdapat variabel respon dan
variabel manipulasi. Dari percobaan yang dilakukan hasil yang didapat adalah
pada posisi ujung selang keatas, perbedaan ketinggian air dengan kedalaman
3cm, 6cm, dan 9cm berturut-turut adalah 2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Pada posisi
ujung selang ke bawah, perbedaan ketinggian air dengan kedalaman 3cm, 6cm,
dan 9cm berturut-turut adalah 1cm, 3cm, 5cm. Sedangkan pada posisi ujung
selang kesamping, perbedaan ketinggian air dengan kedalaman 3cm, 6cm dan
9cm berturut-turut adalah 3cm, 5cm dan 6cm. Dari hasil praktikum yang kami
lakukan sesuai teori karena kedalaman atau ketinggian suatu benda didalam zat
cair mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatis dan tidak sesuai teori karena
pada posisi selang yang berbeda dihasilkan perbedaan ketinggian air yang tidak
sama besar nilainya dengan kedalamannya. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
berbunyi tekanan hidrostatik disebabkan oleh zat cair itu sendiri, dimana di dalam
zat cair yang diam tidak terjadi tegangan dan besar tekanan pada suatu titik
didalam zat cair adalah sama besar ke segala arah. Ketidaksesuaian dalam
melaksanakan praktikum ini disebabkan karena kurang telitinya kami dalam
mengukur kedalaman dan ketinggian air tersebut sehingga hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan hipotesis atau teori yang ada.

Kata Kunci : kedalaman, posisi selang, tekanan hidrostatik

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Praktikum ............................................................................ 1
BAB II DASAR TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................... 2
1. Tekanan ....................................................................................... 2
2. Tekanan dan Massa Jenis ............................................................ 3
3. Tekanan dan Kedalaman ............................................................ 3
4. Pengukuran Tekanan .................................................................. 4
5. Hukum Utama Hidrostatis .......................................................... 4
B. Hipotesis .......................................................................................... 4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Metode Praktikum ........................................................................... 5
B. Tempat,Waktu,Tanggal Praktikum ................................................. 5
C. Alat dan Bahan ................................................................................ 5
D. Variabel dan Definisi Operasional .................................................. 5
E. Rancangan Percobaan ..................................................................... 6
F. Alur Percobaan ............................................................................... 7
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Data Hasil Praktikum ...................................................................... 8
B. Pembahasan ..................................................................................... 8
C. Diskusi ............................................................................................ 9
D. Jawaban Pertanyaan ....................................................................... 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12
LAMPIRAN
A. Dokumentasi .................................................................................. 13
B.Perhitungan ..................................................................................... 14
C. Laporan Sementara ......................................................................... 17
D. Laporan Kegiatan Mahasiswa ....................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari
pemanfaatan fluida, contohnya adalah ketika menyelam. Ketika menyelam
kita akan merasa seperti tubuh akan lebih sulit untuk bergerak dan ketika
kita menuju kedasar maka tubuh akan merasa semakin berat, hal tersebut
dikarenakan adanya tekanan hidrostatis yang membuat fluida memberikan
gaya kesegala arah. Nilai hidrostatis sendiri bergantung pada massa jenis
benda, gravitasi dan ketingian suatu zat cair.
Karena hal tersebut maka pada percobaan yang diberi judul tekanan
hidrostatis kali ini memiliki tujuan untuk membuktikan pengaruh
kedalaman suatu benda dalam fluida dengan besarnya tekanan
hidrostatisnya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari praktikum
tekanan hidrostatis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik?
2. Bagaimana pengaruh ujung selang terhadap tekanan hidrostatik?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari praktikum tekanan
hidrostatis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyelidiki pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik.
2. Untuk menyelidiki pengaruh ujung selang terhadap tekanan
hidrostatik.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Tekanan
Fluida berbeda dengan zat padat, yaitu tak dapat menopang
tegangan geser. Jadi, fluida berubah bentuk untuk mengisi tabung
dengan bentuk bagaimanapun. Tekanan P didefinisikan sebagai gaya
per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak lurus terhadap
permukaan A: (Giancoli, 2001)

𝐹
P=
𝐴
Keterangan :
P = tekanan (N/m2) atau Pascal (Pa)
F = gaya (N)
A = luas (m2)
Tekanan merupakan gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami
bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Konsep tekanan utamanya
berguna dalam membahas fluida. Dari fakta eksperimental, fluida
memberikan tekanan kesegala arah. Hal ini diketahui dari perenang dan
penyelam yang merasakan tekanan air didalam tubuh mereka. Pada
setiap titik, pada fluida diam (statis), besarnya tekanan dari segala arah
adalah sama. Tekanan pada satu sisi harus sama dengan tekanan disisi
sebaliknya. Jika hal ini tidak terjadi maka akan ada gaya total, sehingga
benda dapat bergerak. Artinya, dalam fluida statis, tekanan-tekanannya
harus sama besar (Giancoli, 2001).
Ketika fluida (zat cair) dalam keadaan tenang, fluida akan
memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh permukaan kontaknya,
seperti dinding bejana atau benda yang tercelup dengan fluida. Ketika
fluida secara keseluruhan berada pada keadaan tenang, molekul-
molekul yang menyusunnya tetap bergerak dimana gaya yang diberikan
fluida adalah akibat tumbukan molekul-molekul dengan lingkungannya.
(Young, Hugh D dkk., 2002)
Fluida yang berada dalam keadaan diam adalah bahwa gaya yang
disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap
permukaan yang bersentuhan dengannya. Jika ada komponen gaya yang
sejajar dengan permukaan yang bersentuhan dengannya, maka menurut
hukum Newton ketiga, permukaan akan memberikan gaya kembali
pada fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar dengan
permukaan (Mulyaningsih, 2007).

2
2. Tekanan dan Massa Jenis
Massa jenis zat atau bahan didefinisikan sebagai massa per satuan
volume. Nilainya berubah sedikit seiring dengan berubahnya suhu,
karena volume zat bergantung pada suhu. Pada kondisi standar (00C
dan tekanan atmosfer), massa jenis gas sekitar 1/1000 massa jenis
benda padat dan cair. Perbedaan massa jenis ini menyatakan bahwa
jarak molekul rata-rata dida alam gas pada kondisi ini sekitar sepuluh
kali lebih besar daripada dalam benda padat atau cair. (Serway,
Raymond A. dan Jewett, John W., 2009). Untuk membuktikan
hubungan antara tekanan dan massa jenis amatilah persamaan berikut
ini.
F
P=
A
𝑚𝑔 ρV𝑔 ρAhg
P= = = = ρgh
A A A
Dari persamaan yang ada didapatkan bahwa nilai dari tekaanan
sebanding dengan massa jenis atau tekanan berbanding lurus dengan
massa jenis zat cair, dan dengan kedalaman di dalam zat cair.
Persamaan diatas menyatakan tekanan disebabkan oleh zat cair itu
sendiri. Jika diberikan tekanan eksternal di permukaan zat cair, maka
tekanan ini harus diperhitungkan. (Giancoli, 2001)

3. Tekanan dan Kedalaman


Tekanan berbanding lurus dengan kedalaman yang dilewati oleh
suatu benda, semakin tinggi atau dalam suatu benda maka tekanna
untuk benda tersebut akan semakin besar. Seperti yang diketahui oleh
para penyelam, tekanan air bertambah seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Demikian pula, tekanan atmosfer berkurang seiring dengan
bertambahnya ketinggian(Serway, Raymond A. dan Jewett, John W.,
2009)
P adalah tekanan yang dikerjakan oleh benda cair pada permukaan
bagian bawah sampel, dan tekanan pada permukaan dibagian atasnya
adalah P0. Oleh karena itu, gaya yang bekerja ke atas yang dikerjakan
oleh cairan di luar sampel pada bagian bawah tabung adalah P0A. Oleh
karena massa cairan di dalam tabung adalah M=Ρv=ρAh, maka berat
cairan pada silinder adalah Mg=ρAhg. Begitu juga tabung yang berada
dalam kesetimbangan, maka gaya netto yang bekerja padanya harus nol.
Dengan memilih arah ke atas sebagai arah y positif, maka, (Serway,
Raymond A. dan Jewett, John W., 2009).

∑ 𝐹 = 𝑃𝐴𝑗̂ − 𝑃0 𝐴𝑗̂ − 𝑀𝑔𝑗̂ = 0


𝑃𝐴 − 𝑃0 𝐴 − 𝜌𝐴𝑔ℎ = 0

3
𝑃𝐴 − 𝑃0 𝐴 = 𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑃 = 𝑃0 + 𝜌𝑔ℎ

Artinya, tekanan P pada kedalaman h di bawah suatu titik di dalam


cairan yang tekanannya P_0 adalah lebih besar sebanyak ρgh. Jika
cairannya berhubungan langsung dengan atmosfer dan P_0 adalah
tekanan di permukaan cairan, maka P_0 adalah tekanan atmosfer.
(Serway, Raymond A. dan Jewett, John W., 2009)

4. Pengukuran tekanan
Monometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
monometer berentuk tabung terbuka, dimana tabung berbentuk U yang
sebagian diisi dengan zat cair, biasanya air raksa atau air. Tekanan P
yang terukur dihubungkan dengan perbedaan tinggi h dari dua
ketinggian zat cair dengan hubungan persamaan " P =ρgh" adalah
(Giancoli, 2001).
P =P0 + ρgh

Dalam percakapan sehari-hari, kata “tekanan” dan “gaya” hampir


memiliki arti yang sama . akan tetapi dalam mekanika fluida, kedua
kata tersebut melambangkan besaran yang berbeda dengan karakteristik
yang berbeda pula ( Kanginan, 2013). Tekanan fluida bekerja tegak
lurus terhadap setiap permukaan dalam fluida, tidak perduli ke arah
mana permukaan itu menghadap. Karena itu tekanan tidak memiliki
arah yang merupakan besaran skalar. Sebaliknya, gaya merupakan
besaran vektor dengan arah tertentu.. (Giancoli, 2001)

5. Hukum Utama Hidrostatik


Hukum hidrostatis berbunyi pada kedalaman yang sama tekanan
yang didapatkan oleh benda cair adalah sama, hal ini dapat kita lihat
ketika kite melubangi botol pada ketinggian yang sama maka air akan
keluar dan air yang keluar akan memiliki panjang nilai yang sama hal
inilah yang di kenal dengan hukum utama hidrostatis.

B. Hipotesis
1. Jika semakin tinggi kedalamannya maka tekanan hidrostatis yang
dihasilkan akan semakin besar.
2. Jika posiis selang berubah-ubah maka tekanan hidrostatis disetiap posisi
selang akan tetap sama besar.

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Metode Praktium
Metode praktikum kali ini menggunakan metode percobaan karena
terdapat variabel yaitu variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel
respon.

B. Tempat, Waktu, dan Tanggal Praktikum


1. Tempat : Laboratorium IPA Lantai 2 Gedung C12 Jurusan
IPA FMIPA Unesa
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tanggal Praktikum : Senin, 19 Maret 2018

C. Alat dan Bahan


1. Alat.
a. Dasar statif 2 buah
b. Batang statif pendek 1 buah
c. Batang statif panjang 2 buah
d. Balok pendukung 1 buah
e. Selang plastik lunak 1 buah
f. Pengukur tekanan air 1 buah
g. Pemegang U manometer 2 buah
h. Silinder ukur 100 ml 1 buah
i. Pipa plastik 1 buah
j. Siring/ jarum suntik 50 ml 1 buah
k. Mistar 1 buah
2. Bahan
a. Air 1000 ml

D. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel Manipulasi : Kedalaman benda dan posisi ujung selang
Definisi Operasional : Pada percobaan ini variabel yang
dimanipulasi adalah kedalaman benda dan
posisi ujung selang. Kedalaman benda yang
digunakan adalah 3 cm, 6 cm, dan 9 cm
sedangkan posisi ujung selang yang
digunakan adalah posisi ke atas, ke bawah
dan ke samping
2. Variabel Kontrol : Volume air dan Jenis air

5
Definisi Operasional : Pada percobaan ini variabel yang dikontrol
adalah volume air sebanyak 4 ml dan jenis
air yang digunakan adalah aquades
3. Variabel Respon : tekanan hidrostatik, perubahan tiggi u
manometer (∆h)
Definisi Operasional : pada percobaan ini dihasilkan nilai tekanan
hidrostatik yang dapat diketahui dari
perubahan tinggi atau ketinggian benda.
E. Rancangan

Batang statif

Selang

U manometer

Aquades

Gelas kimia
Dasar statif

Gambar 1 . Rangkaian alat untuk tekanan hidrostatik

6
F. Alur Percobaan

ALAT

 Dirangkai sesuai dengan gaambar pada rancangan

AIR

 Dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 1 liter

UJUNG SELANG

 Diatus posisi yakni keatas


 Dimasukkan ke dalam gelas kimia dengan kedalaman3
cm, 6 cm dan 9 cm

U manometer

 Diukur perbedaan tekanan permukaan air dengan


masing- masing ke dalaman yang berbeda

PERBEDAAN
TEKANA UAP AIR

 Diulangi dengan posisi selang ke bawah dan kesamping


dengan kedalaman yang berbeda yaitu 3 cm, 6 cm dan 9 cm

HASIL

7
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Praktikum


Tabel 4.1 Gambar hasil Percobaan Tekanan Hidrostatik

Perbedaan Ketinggian air


untuk P (Pa) N/m2
Posisi Ujung kedalaman (cm)
NO
Selang
3 6 9 3 6 9

1 Ke atas 2 4 6 196 392 588

2 Ke bawah 1 3 5 98 294 499

3 Ke samping 3 5 6 294 492 588

B. Pembahasan
Dari percobaan yang telah kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut.
Pada posisi ujung selang keatas, perbedaan ketinggian air dengan kedalaman
3cm, 6cm, dan 9cm berturut-turut adalah 2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Pada posisi
ujung selang ke bawah, perbedaan ketinggian air dengan kedalaman 3cm,
6cm, dan 9cm berturut-turut adalah 1cm, 3cm, 5cm. Sedangkan pada posisi
ujung selang kesamping, perbedaan ketinggian air dengan kedalaman 3cm,
6cm dan 9cm berturut-turut adalah 3cm, 5cm dan 6cm.
Dari hasil praktikum tersebut, terlihat bahwa nilai perbedaan ketinggian
air, jika semakin tinggi kedalaman selang, maka semakin tinggi pula
perbedaan ketinggian air yang dihasilkan. Dari perolehan perbedaan
ketinggian air tersebut didapatkan nilai tekanan hidrostatik dengan posisi
ujung selang keatas dengan kedalaman 3cm, 6cm, 9cm berturut – turut adalah
196 N/m2 , 392 N/m2, 588 N/m2; posisi ujung selang kebawah dengan
kedalaman yang sama adalah 98 N/m2, 294 aN/m2, 499N/m2, sedangkan pada
posisi ujung selang kesamping dengan ketinggian yang sama adalah 294
N/m2, 492 N/m2, 588 N/m2. Dari data tersebut menunjukkan bahwa jika
semakin besar kedalaman maka tekanan hidrostatik yang diberikan akan
semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu kedalaman
atau ketinggian suatu benda didalam zat cair mempengaruhi besarnya
tekanan hidrostatis yang sesuai dengan persamaan P = ρ.g.h , dalam artian P

8
adalah tekanan hidrostatik ρ adalah massa jenis zat cair, g adalah percepatan
gravitasi, dan h adalah ketinggian. Dari rumus diatas dapat kita ketahui bahwa
ketinggian berbanding lurus dengan tekanan hidrostatik jika semakin besar
nilai h (ketinggian) maka semakin besar pula P (tekanan hidrostatik) yang
dihasilkan.
Pada posisi selang yang berbeda dihasilkan perbedaan ketinggian air yang
tidak sama besar nilainya dengan kedalamannya. Hal ini tidak sesuai dengan
teori yaitu tekanan hidrostatik disebabkan oleh zat cair itu sendiri, dimana di
dalam zat cair yang diam tidak terjadi tegangan dan besar tekanan pada suatu
titik didalam zat cair adalah sama besar ke segala arah.

C. Diskusi
Dari hasil praktikum yang kami lakukan sesuai teori karena kedalaman
atau ketinggian suatu benda didalam zat cair mempengaruhi besarnya
tekanan hidrostatis yang sesuai dengan persamaan P = ρ.g.h , dalam artian P
adalah tekanan hidrostatik ρ adalah massa jenis zat cair, g adalah percepatan
gravitasi, dan h adalah ketinggian. Dari rumus diatas dapat kita ketahui bahwa
ketinggian berbanding lurus dengan tekanan hidrostatik jika semakin besar
nilai h (ketinggian) maka semakin besar pula P (tekanan hidrostatik) yang
dihasilkan.
Dan tidak sesuai teori karena pada posisi selang yang berbeda dihasilkan
perbedaan ketinggian air yang tidak sama besar nilainya dengan
kedalamannya. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang berbunyi tekanan
hidrostatik disebabkan oleh zat cair itu sendiri, dimana di dalam zat cair yang
diam tidak terjadi tegangan dan besar tekanan pada suatu titik didalam zat
cair adalah sama besar ke segala arah. Ketidaksesuaian dalam melaksanakan
praktikum ini disebabkan karena kurang telitinya kami dalam mengukur
kedalaman dan ketinggian air tersebut sehingga hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan hipotesis atau teori yang ada.

D. Jawaban Pertanyaan
1. Rem hidrolik dan lift hidrolik merupakan alat yang menggunakan Hukum
Pascal. Jelaskan!
Jawab :
Cairan yang digunakan adalah sejenis fluida yang memiliki
ketahanan tinggi. Sistem pengereman hidrolik bekerja berdasarkan hukum
pascal yang berbunyi “tekanan yang diberikan pada zat cair didalam
ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar dan
sama rata”. Hal menunjukan ketika pedal rem ditekan, tekanan itu akan
diteruskan ke aktuator rem dengan besar sesuai gaya penekanan pengguna
terhadap pedal rem. Hal inilah yang menjadi dasar prinsip kerja rem
hidrolik.

9
2. Sebuah tabung kimia berisi air setinggi 8 cm, kemudian minyak 2 cm (ρ
minyak = 0,80 gr/cm3). Hitung tekanan yang dialami dasar tabung oleh
fluida diatasnya?
Diketahui : h air = 8 cm = 0,08 m
h minyak = 2 cm = 0,02 m
ρair = 1 gr/cm3 = 103 kg/m3
ρminyak = 0,80 g/cm3 = 8.102 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Ditanya : P …?
Jawab :
P = ρair . g . hair + ρminyak . g . hminyak
= 103 × 9,8 × 0,08 + 8 × 102 × 9,8 × 0,02
= 784 + 156,8
= 940,8 N/m2

Jadi, tekanan yang dialami dasar tabung oleh fluida di atasnya adalah
sebesar 940,8 N/m2

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada praktikum tekanan hidrostatik dapat disimpulkan bahwa pada
suatu kedalaman tertentu, tekanan zat cair yang dihasilkan sama besar ke
segala arah.posisi selang yang berbeda-beda tidak mempengaruhi tekanan
zat cair yang dihasilkan, apabila kedalaman yang dihasilkan sama, zat cair
akan menghasilkan tekanan tang sama kesegala arah. Untuk hasil tekanan
yang dihasilkan sudah sesuai teori yaitu apabila semakin dalam
kedalamannya maka tekanan hidrostatik yang dihasilkan akan semakin
besar, hal ini dapat dibuktikan pada table dan grafik diatas, dan dapat
dibuktikan melalui rumus tekanan hidrostatik yaitu 𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ dimana nilai
P atau tekanan sejajar dengan nilai h atau ketinggian. Ketika ketinggian (h)
bernilai besar, maka tekanan (P) yang diberikan juga semakin besar. Pada
praktikum yang kelompok kami lakukan sudah sesuai dengan teori yang ada
karena semakin besar kedalaman suatu benda, maka tekanan yang
dihasilkan semakin besar pula. Untuk hasil posisi selang yang berbeda
dihasilkan perbedaan ketinggian yang tidak sama besar nilainya dengan
kedalamnnya. Hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu tekanan hdrostatik
tidak disebabkan oleh zat cair itu sendiri, dimana didalam zat cair yang diam
tidak terjadi tegangan dan besar tekanan pada suatu titik didalam zat cair
adalah sama besar ke segala arah.

B. Saran
Saran yang diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah untuk
mengurangi adanya kesalahan pengukuran maka praktikan harus lebih hati-
hati dan teliti dalam melakukan pengukran karena hal tersebut berpengaruh
terhadap hasil percobaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Praktikum Fisika Elastisitas dan Hukum. Hooke. (online)


http://www.slideshare.net/AdindaKhairunnisa/laporan praktikum-
fisika-elastisitas-dan-hukum-hooke. diakses pada 3 Maret 2018.

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/ MA Kelas X. Cimahi: Erlangga.

Mulyaningsih, Sri .2007. Tim Fisika Dasar I. Surabaya : Unesa University Press.

Serway, Raymond A. dan Jewett, John W. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik.
Jakarta: Salemba Teknika

Tim. 2015. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya : Pendidikan Sains Unesa.

Tripler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

Young, Hugh D dkk. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.

12
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Rangkai alat sesuai prosedur, Letakkan selang dengan 3 posisi yang


didalam pipa sudah berisi air berbeda, yaitu keatas, kebawah, dan
kesamping, kemudian masukkan kedalam
gelas kimia yang berisi air

Hitung perbedaan
ketinggian air

13
B. Perhitungan
1. Posisi selang ke atas
a. kedalaman 3 cm.
Diketahui : h = 2 cm
P = 1000
g = 9,8

Ditanya :P…?

Jawab : P = pgh

= 1000 x 9,8 x 2

= 196

b. kedalaman 6 cm.
Diketahui : h = 4 cm
P = 1000
g = 9,8

Ditanya :P…?

Jawab : P = pgh

= 1000 x 9,8 x 4

= 392

c. ketinggian 9 cm.
Diketahui : h = 6 cm
P = 1000
g = 9,8
Ditanya :P…?
Jawab : P = pgh
= 1000 x 9,8 x 6
= 588

2. Posisi selang kebawah


a. Kedalaman 3 cm.
Diketahui : h = 1 cm
P = 1000
g = 9,8
Ditanya : P … ?
Jawab : P = pgh
= 1000 x 9,8 x 1
= 98

14
b. Kedalaman 6 cm
Diketahui : h = 3 cm
P = 1000
g = 9,8
Ditanya : P … ?
Jawab : P = pgh
= 1000 x 9,8 x 3
= 294
c. Kedalaman 9 cm.
Diketahui : h = 5 cm
P = 1000
g = 9,8

Ditanya :P…?

Jawab : P = pgh

= 1000 x 9,8 x 5

= 499

3. Posisi selang kesamping


a. Kedalaman 3 cm
Diketahui : h = 3 cm
P = 1000
g = 9,8

Ditanya :P…?

Jawab : P = pgh

= 1000 x 9,8 x 3

= 294

b. Kedalaman 6 cm
Diketahui : h = 5 cm
P = 1000
g = 9,8
Ditanya :P…?
Jawab : P = pgh
= 1000 x 9,8 x 5
= 492

15
c. Kedalaman 9 cm
Diketahui : h = 6 cm
P = 1000
g = 9,8
Ditanya :P…?
Jawab : P = pgh
= 1000 x 9,8 x 6
= 588

16

Anda mungkin juga menyukai