Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
BERAT JENIS DAN MASSA JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

Oleh
KELOMPOK IV
1. Novia Puji Lestari (161810201056)
2. Azizatur Rohmah (161810201057)
3. Dimas Sony Santoso (161810201061)
4. Pratidina Debora Putri (161810201062)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berat jenis pada sebuah benda adalah gaya yang bekerja pada benda itu
karena pengaruh faktor gravitasi bumi dan gaya massa benda. Berat jenis zat
cair adalah perbandingan suatu materi sekaligus harga mutlak zat-zat ringan
dan air. Berat jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa gram
beratnya 1 cm3 zat itu. Massa jenis merupakan suatu perbandingan antara
massa benda atau zat dengan volume atau zat. Massa jenis suatu zat adalah
bilangan yang menyatakan massa zat itu dibagi dengan volumenya. Hubungan
hukum Archimedes dengan berat jenis adalah setiap benda yang terendam
seluruhnya atau sebagian di dalam fluida mendapat gaya apung berarah ke atas
yang besarnya sama dengan berat fluida yang massa benda dapat dipindahkan
oleh benda ini.
Pengukuran massa benda dapat dilakukan menggunakan neraca. Neraca
setiap jenisnya memiliki masing-masing ketelitian. Menentukan volume benda
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan bentuk bendanya.
Benda yang bentuknya beraturan dapat dilakukan menggunakan rumus yang
sesuai. Benda yang bentuknya tidak beraturan, pengukuran volumenya
dilakukan dengan cara memasukkan benda ke dalam gelas ukur yang sudah
diisi air kemudian diamati.
Pengetahuan tentang massa jenis sangat penting dalam praktikum.
Pengetahuan tentang massa jenis dan berat jenis akan selalu digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yautu
kapal selam yang dapat terapung dan tenggelam di air.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang timbul dalam praktikum ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan hukum
Archimedes?
2. Bagaimana menentukan berat jenis zat padat dengan menggunakan hukum
Archimedes?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami untuk menentukan massa jenis zat cair dengan
menggunakan hukum Archimedes.
2. Mengetahui dan memahami unuk menentukan berat jenis zat padat dengan
menggunakan hukum Archimedes.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam praktikum ini yaitu mengetahui massa jenis
zat cair dan berat jenis zat padat. Massa jenis zat cair yang didapat dari
praktikum ini yaitu minyak goreng dan gliserin sedangkan berat jenis yang
didapat yaitu aluminium, kuningan, dan kayu. Manfaat lain yang didapat
yaitu mengetahui aplikasi dari hukum Archimedes yang banyak dijumpai
dalam berbagai peralatan misalnya hydrometer, kapal laut, kapal selam, dan
balon udara.
BAB 2. DASAR TEORI

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.


Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda. Satu zat berapapun massa dan volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama(Sears dan Zemansky, 1985).
Menurut Giancolli (1989), massa adalah jumlah partikel yang terkandung
dalam suatu zat. Massa merupakan salah satu ciri dari suatu zat. Satuan
Internasional (SI) massa adalah kilogram (kg). Massa jenis merupakan hasil bagi
antara massa dengan volume. Nilai massa jenis suatu benda adalah tetap, tidak
bergantung pada massa maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya.
Massa jenis relatif adalah nilai perbandingan massa jenis yang kegunaannya untuk
mengetahui massa jenis zat. Massa jenis relatif tidak memiliki satuan. Konsep
massa jenis sering digunakan untuk menentukan dengan tepat jenis suatu zat atau
benda apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh yaitu dalam industri
pesawat terbang dibutuhkan suatu zat (bahan) yang kuat tetapi ringan, maka
digunakan aluminium sebagai badan pesawat karena aluminium lebih ringan
massanya daripada besi. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah sebagai
berikut :

= ....(2.1)

dimana :
= massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
v = volume (m3)
Menurut Giancolli (1989), berat jenis adalah perbandingan relatif antara
massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Berat jenis suatu benda
adalah suatu gaya yang bekerja pada benda tersebut yang dipengaruhi gaya
gravitasi bumi dan massa benda tersebut. Berat suatu benda dipengaruhi gaya
gravitasi bumi dimana benda tersebut berada. Rumus untuk menentukan berat
jenis adalah sebagai berikut :

s= .....(2.2)

dimana :
s = berat jenis (N/m3)
w = berat benda (N)
v = volume benda (m3)
Benda padat jika dimasukkan ke dalam air akan mengalami peristiwa
yang berbeda-beda, diantaranya :
1. Tenggelam
Menurut Kanginan (2002), benda dikatakan tenggelam jika benda
tersebut turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda lebih besar dari
berat jenis air. Contohnya yaitu batu, besi, dan tanah. Benda yang tenggelam,
berlaku :
FA < w .....(2.3)
dimana,
FA = gaya apung (N)
w = berat benda (N)
Gambar benda yang tenggelam sebagai berikut :

Gambar 2.1 Benda Tenggelam

(Sumber: Kanginan, 2002)


2. Terapung
Menurut Kanginan (2002), benda dikatakan terapung jika benda
dipermukaan air karena berat jenis benda lebih kecil daripada berat jenis zat
air. Contohnya adalah gabus, tutup botol, kayu, dan kapal laut. Benda yang
terapung, berlaku :
FA > w .....(2.4)
dimana,
FA = gaya apung (N)
w = berat benda (N)
Gambar benda yang terapung sebagai berikut :

Gambar 2.2 Benda Terapung


(Sumber: Kanginan, 2002)
3. Melayang
Menurut Kanginan (2002), benda dikatakan melayang jika benda itu
berada diantara permukaan dasar air karena berat jenis benda sama dengan
berat jenis air. Contohnya adalah kapal selam, penyelam, dan telur ayam yang
melayang dalam air garam. Benda yang melayang, berlaku :
FA = w .....(2.5)
dimana,
FA = gaya apung (N)
w = berat benda (N)
Gambar benda yang melayang sebagai berikut :
Gambar 2.3 Benda Melayang
(Sumber: Kanginan, 2002)
Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang dapat dijelaskan
berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup
sebagian atau seluruhnya dalam zat cair, bekerja gaya apung (FA). Dengan
demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja dua buah gaya yaitu
gaya berat (w) dan gaya apung (FA)(Agusni, 2015).
Salah satu hukum hidrostatistika adalah hukum Archimedes yang
menyatakan bahwa setiap benda yang berada dalam satu fluida maka benda itu
akan mengalami gaya ke atas, yang disebut gaya apung, sebesar berat air yang
dipindahkannya. Hukum ini bukan suatu hukum fundamental karena dapat
diturunkan dari hukum newton juga. Jika rapat fluida lebih kecil daripada rapat
massa balok maka agar balok berada dalam keadaan seimbang maka volume zat
cair yang dipindahkan harus lebih kecil daripada volume balok. Artinya, tidak
seluruhnya berada terendam dalam cairan atau benda mengapung. Agar benda
melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume
balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat massa benda(Tipler, 2001).
BAB 3. METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan berat jenis
dan massa jenis zat cair dan zat padat adalah :

1. Timbangan : untuk menimbang massa benda padat ataupun cair.


2. Zat padat : objek percobaan yang akan diuji.
3. Zat cair : objek percobaan yang akan diuji.
4. Tabung gelas ukur : untuk mengukur volume zat cair.
5. Jangka sorong : mengukur benda padat.

3.2 Desain Percobaan


Adapun desain percobaan pada praktikum berat jenis dan massa jenis zat
cair dan zat padat ini adalah :

Menentukan massa jenis zat cair

Aquades

M M
M M

Aquades
zat cair

Gambar 3.1 menetukan massa jenis zat cair

(Sumber: Tim Penyusun, 2016)


Menentukan berat jenis zat padat

w wzp wp

Wzp

wp

Gambar 3.2 Menentukan berat jenis zat padat

( Sumber: Tim Penyusun, 2016)

3.3. Langkah Kerja


Adapun langkah kerja yang akan dilakukan pada praktikum berat jenis dan
massa jenis zat cair dan zat padat adalah :
A. Menentukan Massa Jenis Zat Cair ( )
1. Benda M ditimbang diudara.
2. Benda M didalam air ditimbang.
3. Benda M didalam zat cair lainnya ditimbang.
4. Langkah 1-3 diulangi sebanyak 3 kali.
5. Langkah 1-4 diulangi untuk zat cair yang berbeda.

B. Menentukan Berat Jenis Zat Padat ( BJzp> BJair )


1. Zat padat di udara (W) ditimbang.
2. Zat padat didalam air (Wzp) ditimbang.
3. Langkah 2 diulangi sebanyak 3 kali.
4. Langkah 1-3 diulangi untuk zat padat yang berbeda.

C. Menentukan Berat Jenis Zat Padat ( BJzp< BJair )


1. Zat padat diudara (W) ditimbang.
2. Zat padat didalam air ditimbang (Wzp).
3. Pembenam didalam air (Wp) ditimbang.
4. Zat padat dan pembenam didalam air ditimbang.
5. Langkah 1-4 diulangi sebanyak 3 kali.

3.4 Analisis Data


Adapun metode analisis yang digunakan pada percobaan berat jenis dan
massa jenis zat cair dan zat padat adalah :
a). Massa jenis zat cair ( )


= 2 =

( )
=


=

.
= =
.

2 2 2
2 2
2 2
2
=| | | | + | | | | + | | || + | | ||2

2
+| | ||2

1
|| = ; | |= ; | |=
2 2

1
| | = ; | |=
2

( ) ( )
= = ( )
( )

2 2 2
2 2
2
=| | | | + | | | | + | | | |2

2
+| | | |2

( ) ( )
|| = ( ; | | = (
)2 )
2

( )
| | = ; | | =

(
)2
= = =
( 1)

2
( )
=
( 1)

b). Berat jenis zat padat ( > )


=


=
( )

=
( )
2 2
2
1 2

= | | | | + | | | |2
( )2 ( ) ( )2

2
( )
= =
( 1)

c). Berat jenis zat padat ( > )


=
1 + 2


=


=
( )

=
( )

2 2
2
1 2
2
= | 2
| | | + | 2
| | |
( ) ( ) ( )

2
( )
= =
( 1)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.4.1 Menentukan massa jenis zat cair (zc)
Massa Aluminium mr(g) m(g)
mu(g) 50,7 51,2 51 51,6 0,07
ma(g) 45,3 45 45,1 45,1 0,007
mg(g) 43,2 43 43 43 0,004
mm(g) 45,4 46 45,7 45,7 0,03

Zat I(%) K(%) AP


Gliserin 1,26 0,06778 0,06778 99,9322 2,269283 1,26 0,06778
minyak 0,84 0,00778 0.92596 99,99222 3,033424 0,84 0,00778

Massa Kuningan mr(g) m(g)


mu(g) 58,4 58,2 58,5 58,4 0,007
ma(g) 51,2 51,7 51,4 51,4 0,02
mg(g) 49 49 49 49 0
mm(g) 52,5 52,9 52,2 52,5 0,01

Zat I(%) K(%) AP


Gliserin 1,26 0,00778 0,617284 99,99222 3,209515 1,26 0,00778
minyak 0,84 0,02111 0.02111 99,97889 2,599768 0,84 0,02111

Massa Kayu mr(g) m(g)


mu(g) 5,5 5,7 5,7 5,6 0,004444
ma(g) 0,7 0,8 0,4 0,6 0,004444
mg(g) 0,9 0,9 0,7 0,8 0,004444
mm(g) 0,4 0,5 0,8 0,5 0,004444
Zat I(%) K(%) AP
Gliserin 1,26 0,004444 0,352734 99,99556 3,452553 1,26 0,004444
minyak 0,84 0,014444 1,719572 99,98556 2,764578 0,84 0,014444

4.1.2 Menentukan berat jenis zat padat (BJzp > BJair)

Benda mu(g) mru(g) ma(g) mrg(g) BJ BJ


58,7 58,567 51 51,23 7,62 0,155
Kuningan

58,5 58,567 51,5 51,23 8,36 0,187


58,5 58,567 51,2 51,23 8,01 0,172
51,9 51,93 45,5 45,5 8,11 0,037
Aluminium

51,9 51,93 45,5 45,5 8,11 0,037

52 51,93 45,4 45,5 8 0,036

5,5 5,5 0,8 0,8 1,17 0


Kayu

5,5 5,5 0,8 0,8 1,17 0


5,5 5,5 0,8 0,8 1,17 0

I(%) K(%) AP BJ BJ
2 98 3 7,62 0,155
2,2 97,8 3 8,36 0,187
2,1 97,9 3 8,01 0,172
0,5 99,5 3 8,11 0,037
0,5 99,5 3 8,11 0,037

0,4 99,6 3 8 0,036

0 100 18 1,17 0
0 100 18 1,17 0
0 100 18 1,17 0
4.1.3 Menentukan berat jenis zat padat (BJzp < BJair)

Benda ma(g) mra(g) BJ BJ I(%) K(%) AP BJ BJ


1,0 0,8 1,2 0 1,6 x 10-5 100 17,8 1,2 0
Kayu

0,5 0,8 1,1 0 1,6 x 10-5 100 17,75 1,1 0


1,0 0,8 1,2 0 1,6 x 10-5 100 17,79 1,2 0
45,5 45,1 4,44 0,155 3,48 96,5 2,458 4,44 0,155
Pembenam

44,5 45,1 4,178 0,187 4,47 95,5 2,348 4,17 0,187


45,3 45,1 4,431 0,172 3,87 96,1 2,411 4,43 0,172
43 43,2 5,669 0,037 0,65 99,3 3,184 5,66 0,037
Gabungan

43,3 43,2 5,4 0,037 0,685 99,3 3,163 5,4 0,037


43,3 43,2 5,07 0,036 0,7 99,3 3,15 5,07 0,036

4.2 Pembahasan

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Massa
jenis suatu benda semakin tinggi maka semakin besar pula massa dibagi setiap
volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki
massa jenis berbeda dan satu zat berapapun massa dan volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Percobaan pertama adalah percobaan yang bertujuan
untuk menentukan massa jenis menggunakan hukum Archimedes. Zat cair yang
ingin diketahui massa jenisnya yaitu minyak goreng dan gliserin. Menghitung
massa jenis dari zat cair tersebut dengan cara menghitung berat benda di udara
kemudian di zat cair tersebut. Gaya dalam zat cair dihitung dengan faya apung
(FA) dan gaya zat cair (FZC). Percobaan yang telah dilakukan mendapatkan hasil
bahwa massa jenis minyak goreng dan gliserin sesuai atau mendekati literatur.
Hasil yang didapat dari percobaan yaitu massa jenis minyak goreng sebesar
0,84g/cm3 dan massa jenis gliserin sebesar 1,26g/cm3. Berdasarkan hasil
percobaan terbukti bahwa semakin besar massa jenis maka semakin ke dalam
benda yang tenggelam dan semakin kecil massa jenis maka semakin dangkal
benda tenggelam.
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni. Berat jenis suatu benda adalah suatu gaya yang
bekerja pada benda tersebut yang dipengaruhi gaya gravitasi bumi dan massa
benda tersebut. Percobaan kedua yaitu menetukan berat jenis dari zat padat. Zat
padat yang digunakan yaitu aluminium, kayu, dan kuningan. Berat jenis benda
pada literatur yaitu aluminium sebesar 2,7g/cm3, kuningan sebesar 8,4g/cm3, dan
kayu sebesar 0,47g/cm3. Percobaan yang telah dilakukan terdapat perbedaan yang
terlalu besar pada berat jenis aluminium dan sedikit besar pada berat jenis kayu.
Ketidaksesuaian hasil yang didapat karena faktor kesalahan dalam melakukan
pengukuran dan ketidaktelitian dalam menggunakan alat.

Percobaan ketiga yaitu menentukan berat jenis zat padat atau benda (BJ zp <
BJair). Berat jenis apabila semakin berat benda atau semakin ke dalam benda akan
tenggelam maka massa benda akan semakin ringan atau kecil. Sehingga berat
jenis yang diperoleh pada benda yang telah diberi pembenam akan menghasilkan
berat jenis kurang dari berat jenis air (BJzp < BJair).
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang duperoleh dalam percobaan kali ini yaitu :

1. Menghitung massa jenis zat cair menggunakan hukum Archimedes yaitu


dengan cara menghitung berat benda di udara kemudian di zat cair
tersebut.
2. Menghitung berat jenis zat padat menggunakan hukum Archimedes yaitu
dengan cara menghitung berat benda di udara kemudian di air.

5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan sebaiknya dibutuhkan ketelitian dalam
mengukur atau menimbang massanya. Baik saat mengukur di udara maupun
di zat cair. Hal tersebut bertujuan agar hasil data yang didapatkan tidak
berbeda jauh dari literatur.
DAFTAR PUSTAKA

Agusni, A. 2015. Fisika Dasar Tentang Penerapan Hukum Archimedes. Aceh:


Politeknik Indonesia Venezuela.
Giancolli. 1989. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, M. 2002. Fisika. Jakarta: Grafinda.
Sears, F. W., Zemansky, M. W. 1985. Fisika Untuk Universitas Jilid 1. Bandung:
Bina Cipta.
Tim Penyusun. 2016. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: Universitas
Jember.
Tipler. 2001. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai