Anda di halaman 1dari 13

4

Momentum dan Impuls

A. Deskripsi

Pada bahasan fisika tentang gerak lurus, dimana gerak dinyatakan dengan besaran kecepatan
dan percepatan. Ternyata ada pula besaran lain yang dapat digunakan untuk menyatakan gerak,
yaitu mv. Besaran ini disebut momemtum linier, dan sangat bermanfaat untuk membahas gaya-
gaya yang bekerja dalam waktu yang sangat pendek. Modul Ini diawali dengan momentum
linier sebuah benda, hukum kekekalan momentum linier dan tumbukan.

B. Relevansi
Konsep momentum dan impuls besaran yang berhubungan dengan massa benda dan kecepatan
benda. Setiap benda yang bermassa dan bergerak pastilah mempunyai momentum, namun
ketika benda diberikan gaya sesaat maka akan ada perubahan momentum karena kecepatan
benda berubah. Aplikasi momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari adalah 1) ketika
tongkat pemukul menghantam baseball. Dalam keadaan bersentuhan baseball memberikan
gaya sangat besar pada bola 2) ketika bola jatuh dari ketinggian tertentu dan akhirnya
bersentuhan dengan lantai kemudian memantul kembali, 3) prinsip kerja gerak roket dan
pesawat jett, 4) ketika peluru lepas dari senapang 5) permainan bilyar, 6) permainan golf serta
aplikasi aplikasi lain. Dalam mempelajari teori momentum dan impuls ini mahasiswa harus
telah memahami tentang kinematika dan dinamika partikel, karena konsep ini dalam
pembahasan aplikasi momentum dan impuls akan berkaitan dengan, gerak lurus berubah

1
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
beraturan, gerak dalam dua dimensi serta gerak parabola. Untuk pembahasan materi
selanjutnya konsep ini juga akan dapat dihubungkan dengan gerak harmonic sederhana.

C. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep momemtum
linier dan tumbukan dan memecahkan persoalan-persoalan tentang momentum linier dan
tumbukan tersebut, antara lain :
1. Membedakan tentang konsep momentum dan impuls
2. Membedakan peristiwa tumbukan lenting dan tidak lenting dari makna kosfisien
restitusi
3. Menggunakan hukum kekekalan momentum dan energy kinetik dalam menyelesaikan
permasalahan tumbukan.
4. Menentukan pusat masa benda suatu benda dan system beberapa benda

4.1 Momentum Linear

Momentum linier adalah massa kali kecepatan linier benda. Jadi setiap benda yang
memiliki kecepatan pasti memiliki momentum. Momentum linier adalah besaran yang
berhubungan dengan kecepatan dan massa suatu benda. Dalam mekanika klasik, momentum
(dilambangkan dengan p) didefinisikan sebagai hasil perkalian dari massa dan kecepatan,
sehingga menghasilkan vektor.
 
P = mV (4.1)

Sedangkan arahnya dapat ditulis dalam bentuk komponen;komponen vektor r


 
Px = m.Vx
(a)
 
Py = m.V y (b) (4.2)
 
Pz = m.Vz (c)

Hubungan momemtum dengan gaya dikemukakan oleh Isaac Newton dalam karyanya yang
terkenal, Principia :

2
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
“ Perubahan momentum benda tiap satu satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang
bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut “.
Secara matematis pernyataan tersebut dituliskan sebagai :
 dp
F= (4.3)
dt
Dengan kata lain, persamaan (3) merupakan hukum Newton II dalam bahasa momentum, yaitu
:

 dp d  dV 
F= = (mV ) = m = ma
dt dt dt
Dan dapat ditulis sebagai:
 
dp = Fdt (4.4)
Bila persamaan (4) diintegrasi untuk selang waktu Δt = t2 – t1
   t2 
p = p2 − p1 =  Fdt (4.5)
t1

Integral gaya terhadap selang waktu bekerjanya gaya disebut Impuls gaya I
( ). Dengan
demikian, impuls adalah :

 t2  
I =  F dt = p (4.6)
t1

Dengan kata lain Impuls gaya sama dengan perubahan momentum benda. Pernyataan ini

dikenal sebagai teorema impuls dan momentum, Teorema ini sangat berguna pada persoalan

gaya yang bekerja sesaat, contohnya pada peristiwa tumbukan. Satuan impuls sama dengan

satuan momentum yang dalam SI adalah kg m/detik.

Momentum sesudah gaya impuls bekerja dan mv0 adalah momentum gaya impuls
bekerja. Dengan demikian mvt-mv0 menyatakan perubahan momentum p . Jadi rumus
tersebut dapat dinyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan
perubahan momentum yang dialami benda. Perubahan momentum p adalah momentum
sesudah impuls bekerja mvt dikurangi momentum sebelum impuls bekerja mv0.
I = p = pt - p0 = mvt – mv0 **
Dikenal sebagai teorema impuls-momentum.

3
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Contoh 4.1

Sebuah bola massa 0.2 kg dipukul pada waktu sedang bergerak dengan kecepatan 30 m/det.
Setelah meninggalkan pemukul, bola bergerak dengan kecepatan 40 m/det berlawanan arah
semula. Hitung impuls pada tumbukan tersebut !

Jawab :

Impuls = F . t = m (v2 - v1)

= 0.2 (-40 - 30)

= -14 N det, Tanda( - ) berarti negatif arah kecepatannya


berlawanan dengan arah datangnya bola

4.2 Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum linier dirumuskan sebagai :

“Bila resultan gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol, momentumnya

tetap/kekal.”

 t2   
I =  F dt = 0 = mV2 − mV1
t1
(4.7)

 
Dengan demikian, P1 x = P2 x
(a)
 
P1 y = P2 y
(b) (4.8)
 
P1 z = P2 z
(c)

4
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Hukum Kekekalan momentum merupakan hukum yang paling mendasar dalam mekanika.

Bandingkan dengan hukum kekekalan energi mekanik. Energi mekanik hanya kekal bila

bekerja gaya yang konservatif, sedangkan hukum kekekalan momentum tetap berlaku

bagaimanapun gayanya.

4.3 Tumbukan

Pada peristiwa tumbukan, bekerjalah impuls gaya, yaitu gaya yang bekerja hanya sesaat.
Impuls gaya ini timbul karena adanya interaksi dari dua benda dan gaya interaksi timbul secara
bersama-sama. Menurut hukum Newton III, gaya-gaya interaksi ini besarnya sama, namun
arahnya berlawanan karena merupakan aksi – reaksi.
Bila dua buah benda yang massanya m1 dan m2 bertumbukan. Bila F12 adalah gaya pada
m1 oleh m2 dan F21 adalah gaya pada m2 oleh m1, perubahan momentum sebelum dan sesudah
tumbukan :

 t2

P1 =  F12 dt (4.9)
t1

 t2 
P2 =  F21 dt
t1

 
F12 = − F21, (4.10)
 
P1 = −P2
,akibatnya
 
P1 + P2 = 0
(4.12)
Perhatikan Gambar ini !

Sebelum tumbukan Sedang tumbukan


v1. V2.
F1 F2
m2 m2 m1
Setelah tumbukan
m2
5
V1.2 V2.2 Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Yennita-

m1
Gambar 4.1. Tumbukan sentral
  
Bila momentum sistem P = P1 + P2 ,
Dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan momentum sistem karena peristiwa tumbukan
sama dengan nol, atau momentum total sistem sebelum dan sesudah tumbukan konstan (tetap).

Untuk tumbukan sentral, persamaan (12) dapat dituliskan sebagai:


   
m1V1.2 − m1V1.1 + m2V2.2 − m2V2.1 = 0
   
m1V1.2 + m2V2.2 = m1V1.1 + m2V2.1 = 0


V1.2 = Kecepa tan partikel 1 setelah tumbukan

V1.1 = Kecepa tan partikel 1 sebelum tumbukan

V2.2 = Kecepa tan partikel 2 setelah tumbukan

V2.1 = Kecepa tan partikel 2 sebelum tumbukan

Untuk tumbukan tidak sentral, perhatikan gambar berikut !


V2’

v1 V2
Ø
m1 m2

V1’
(a) Sebelum tumbukan (b) Setelah tumbukan

Gambar 4.2. Tumbukan tidak sentral

Untuk tumbukan tidak sentral, persamaan (4.12) dapat ditulis sebagai :

6
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
   
m1V1. x + m2V2 x. = m1V '1. x + m2V '2 x. = 0 (14)
   
m1V1 y. + m2V2 y. = m1V '1 y + m2V '2 y = 0


V '1x. = kecepa tan partikel 1 menurut sumbu x setelah tumbukan

V '1 y . = Kecepa tan partikel 1 menurut sumbu y setelah tumbukan

1. Tumbukan Elastik Sempurna

Tumbukan elastik sempurna didefinisikan sebagai tumbukan yang bercirikan


momentum total sistem dan energi kinetik total sistemnya tetap. Dengan demikian, pada
tumbukan elastik sempurna berlaku:
   
m1V1.1 + m2V2.1 = m1V1.2 + m2V2.2 = 0

   
1 m1V1.1 + 1 m2V2.1 = 1 m1V1.2 + 1 m2V2.2 = 0
2 2 2 2

Sebagian buku menyatakan bahwa dua benda yang bertumbukan lenting sempurna, bila
ditinjau dari sifat keelastisannya :
′ 𝑣′
𝑣𝐴− 𝐵
𝑒= −
𝑣𝐴 −𝑣𝐵

Keterangan : e = koefisien restitusi. Dimana 𝑒 = 1


Koefisien restitusi e secara umum dinyatakan sebagai derajat berkurangnya kecepatan benda
setelah terjadi tumbukan atau didefinisikan pula sebagai nilai negatif dari perbandingan beda
kecepatan kedua benda sesudah dan sebelum tumbukan. Disini berlaku hukum kekekalan
energi dan kekekalan momentum. Jadi, di dalam penyelesaian soal yang berhubungan dengan
tumbukan lenting sempurna, harus menggunakan dua persamaan, yaitu persamaan Hukum
Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik

Contoh 4.2

Bola bilyar dengan massa m yang bergerak dengan laju v bertumbukan dengan bola kedua yang

massanya sama dan sedang dalam keadaan diam (v2=0) berapa laju kedua bola stelah tumbukan

dalam keadaan lenting sempurna.

7
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Penyelesaian
Karena
𝑣1 = 𝑣 𝑑𝑎𝑛 𝑣2 = 0
𝑚1 = 𝑚2 = 𝑚 maka hukumkekekalan momentum menghasilkan
𝑚𝑣 = 𝑚𝑣1′ + 𝑚𝑣2′
𝑣 = 𝑣1′ + 𝑣2′ (*)

karena m saling meniadakan, 𝑣1′ dan 𝑣2′ tidak diketahui, sehingga kita menggunakan
persamaan 𝑒 = 1 sehingga :
𝑣 = 𝑣2′ − 𝑣1′ (**)
(*) = (**)
𝑣1′ + 𝑣2′ = 𝑣2′ − 𝑣1′
2𝑣1′ = 0
𝑣1′ = 0
𝑣 = 𝑣2′ − 𝑣1′ karena 𝑣1′ = 0 maka :
𝑣 = 𝑣2′ − 𝑣1′
𝑣 = 𝑣2′
𝑣2′ = 𝑣
dari peristiwa sebelum tumbukan diketahui v1= v dan v2=0 dan setelah tumbukan 𝑣1′ =
0 dan 𝑣2′ = 𝑣. Bila dihentikan oleh tumbukan dan bola kedua mendapat kecepatan awal
dari bola 1. ini berlaku nilai bola bermassa sama.

2. Tumbukan Elastik Sebahagian


Tumbukan elastis sebahagian terjadi apabila energi kinetik total sebelum tumbukan dan
sesudah tumbukan tidak lagi sama, ini berarti ada kehilangan energi kinetik benda dalam proses
tumbukan tersebut.
Disini hanya berlaku hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku hukum kekekalan
energi kinetik. Jika dibandingkan dengan tumbukan lenting sempurna didapatkan bahwa
kecepatan setiap benda setelah bertumbukan, pada tumbukan lenting sebahagian menjadi lebih
kecil. Hal ini disebabkan pada saat terjadi tumbukan, ada energi kinetik yang hilang, misalnya
berubah menjadi kalor.

8
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Konsep tumbukan lenting sebagian dapat diterapkan pada pemantulan sebuah bola yang
jatuh ke lantai, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.4
Khusus untuk benda yang jatuh ke tanah dan memantul ke atas lagi maka koefisien
restitusinya adalah: e = h'/h
Koefisien Restitusi elastis Sebagian adalah 0 < e < 1
Keterangan : h = tinggi benda mula-mula
h' = tinggi pantulan benda

Contoh 4.3

Sebuah bola dengan massa 0.1 kg dijatuhkan dari ketinggian 1.8 meter dan mengenai lantai,
kemudian dipantulkan kembali sampai ketinggian 1.2 meter. Jika g =10 m/det2. Tentukanlah:
(a). impuls karena berat bola ketika jatuh,
(b). koefisien restitusi

Penyelesaian
Saat bola jatuh ke tanah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Ep = Ek

m g h = 1/2 mv2 : v2 = 2 gh : v= 2gh

impuls karena berat ketika jatuh:

I = F . t = m . v

= 0,1 2 g h = 0,1 210.1.8 = 0,6 N det.

b. Koefisien restitusi:

e= h' / h = 1.2 / 1.8 = (2/3)

3. Tumbukan tidak elastik


Pada tumbukan tidak elastic, kedua benda akan bersatu setelah tumbukan dan bergerak dengan
kecepatan yang sama, seperti terlihat pada Gambar 4.3

V1 V2
V’

m1 m2
9
m1 + m2
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
(a) Sebelum tumbukan (b) Setelah tumbukan

Gambar 4.3. Tumbukan tidak elastik sempurna

Tumbukan tidak elastik sempurna didefinisikan sebagai tumbukan yang momentum total

sistemnya tetap, sedangkan energi kinetik total sistem tidak tetap.

Setelah terjadi tumbukan, kedua benda akan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang

sama (V2) sehingga persamaan 13 menjadi :


  
m1V1.1 + m2V2.1 = (m1 + m2 )V2.

Setelah tumbukan, benda melakukan gerak yang sama dengan satu kecepatan v',

Kekekalan momentum dan energi juga bisa diterapkan pada tumbukan dua atau lebih
dimensi dan sifat vektor momentum sangat penting. Dari tumbukan yang tidak berhadapan
dimana sebuah partikel yang bergerak disebut proyektil, menabrak partikel kedua yang diam
(target).

m1 p1

m1 … m2 1’

2’
m2 p2

Gambar 4.4 Partikel 1 (proyektil) bertumbukan dengan partikel 2 (target) mereka berpencar
setelah tumbukan dengan momentum p’1 dan p’2 dengan sudut ’1 dan ’2.
Dari gambar menunjukkan partikel 1(proyeksi m1) yang berjalan sepanjang sumbu x
menuju partikel 2 (target m2) yang pada awalnya diam. m1 menabrak m2 dan berpencar dengan
sudut ’1 dan ’2, berturut-turut yang diukur relatif terhadap arah awal m1 (sumbu x).

Pada arah x : m1v1 = m1v’1 cos ’1 + m2v’2 cos ’2

10
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Tidak ada gerak awal pada arah y, komponen yang dari momentum total adalah nol.
m1v’1 sin ’1 + m2v’2 sin ’2 = 0

3. Pusat Massa
Dengan gerak benda menunjukkan bahwa walaupun sebuah benda berotasi, atau ada
beberapa benda yang bergerak relatif satu dengan yang lainnya. Satu titik yang bergerak dalam
lintasan yang sama dengan yang dilewati partikel jika mendapat gaya yang sama.
Pusat massa didefinisikan sebagai berikut:

x2

x1

m1 m2
xpm

Gambar 4.5: pusat massa antara dua partikel berada pada garis penghubung antara kedua
massa.

Berdasarkan gambar diatas, dengan m1 dan m2, kita gunakan sistem koordinat sehingga
kedua partikel berada pada sumbu x pada posisi x1 dan x2. pusat massanya adalah xpm
dinyatakan :
m1 x1 + m2 x 2
Xpm =
m1 + m2

m1 x 2 + m2 x 2
Xpm =
M
Keterangan : M = m1 + m2 adalah massa total sistem.
Pusat massa berada pada garis yang menghubungkan m1 dan m2, jika kedua massa
adalah sama, Xpm berada ditengah antara keduanya.
m( x1 + x 2 )
Xpm =
2m
x1 + x 2
Xpm =
2

11
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
Jika satu massa lebih besar dari yang lain, misalkan : m1 > m2, maka pusat massa lebih dekat
ke massa yang lebih besar.
Pusat gravitasi sebuah benda adalah titik dimana gaya gravitasi bisa dianggap bekerja.
Gaya gravitasi bekerja pada semua bagian atau partikel pada benda.

Rangkuman
Momemtum dapat didefinikan sebagai besaran vektor yang besarnya merupakan
hasil kali massa dan kecepatannya, dan “ Perubahan momentum benda tiap satu satuan
waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan
gaya tersebut “.impuls gaya, yaitu gaya yang bekerja hanya sesaat. Impuls gaya ini timbul
karena adanya interaksi dari dua benda dan gaya interaksi timbul secara bersama-sama.
Menurut hukum Newton III, gaya-gaya interaksi ini besarnya sama, namun arahnya
berlawanan karena merupakan aksi – reaksi.

D. Tes Formatif
1. Sebuah bola massanya 200 gram dijatuhkan bebas dari ketinggian3 meter di atas lantai.
Setelah sampai di lantai bola dipantulkan kembali dan mencapai ketinggian 2 meter.
Tentukan momentum bola sebelum tumbukan.

2. Dua buah bola massanya m1= 1 kg dan m2 = 0,5 kg bertumbukan. Kecepatan bola 1=
6 m/detik arah ke kanan dan kecepatan bola 2 = 4,5 m/detik ke kiri. Jika tumbukan tidak
lenting sempurna, tentukan kecepatan partikel setelah tumbukan.

3. Sebuah balok kayu yang massanya 4 kg digantungkanpada seuntas tali. Sebuah peluru
ditembakkan kearah balok hingga bersarang didalamnya. Akibatnya balok
menyimpang setinggi 50 cm dari posisi semula. Bila massa peluru 0,02 kg, hitunglah
kecepatan peluru sebelum mengenai balok.

4. Sebuah mobil I yang massanya 2000 kg melaju ke utara dengan kecepatan 30 m/detik
bertabrakan dengan mobil II yang massanya 1600 kg melaju ke timur dengan kecepatan
15 m/detik. Jika sebuah mobil saling menempel setelah tabrakan. Tentukan kecepatan
dari kedua mobil setelah tabrakan.

12
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)
5. Dua pemain sepatu es (ice skater), laki-laki 100 kg dan perempuan 60 kg mula-mula
diam dan saling berhadapan pada suatu lantai es beku (gesekannya dapat diabaikan).
Sepuluh detik setelah keduanya saling mendorong, mereka terpisah sejauh 80 m.
Berapa jauh perempuan itu bergerak dalam waktu itu
6. Udara yang dibawa oleh angin dengan kelajuan 100 km/jam menumbuk sebuah dinding
bangunan dengan debit 4,5 x 104 kg/s. Hitung gaya yang dikerjakan oleh udara pada
dinding, dengan anggapan udara dihentiken oleh dinding
7. Dua troli A dan B masing-masing 1,5 kg bergerak saling mendekat dengan vA= 4 m/s
dan vB= 5 m/s. Jika kedua troli bertumbukan tidak lenting sama sekali maka kecepatan
kedua troli sesudah bertumbukan adalah...
8. Sebutir peluru bermassa 10 g ditembakkan menuju sebuah bandul balistik bermassa 2
kg. Peluru terbenam dalam balok setelah tumbukan dan sistem naik ke suatu ketinggian
maksimum 20 cm. Kelajuan awal peluru adalah...

9. Sebuah partikel α menumbuk inti oksigen yang mula-mula diam. Partikel α


dihamburkan dalam arah 640 dari arah gerak semula, dan inti oksigen terpental dengan
sudut 510 pada sisi yang lain dari arah gerak semula. Berapakah perbandingan laju
partikel α terhadap laju inti oksigen ? Massa inti oksigen tersebut empat kali massa
partikel α

10. Sebuah granat yang diam tiba-tiba meledak dan pecah menjadi 2 bagian yang bergerak
dalam arah yang berlawanan. Perbandingan massa kedua bagian itu adalah m1:m2=1:2.
Jika energi yang dibebaskan adalah 3x105 joule,maka perbandingan energi kinetik
pecahan granat pertama dan kedua adalah...

13
Yennita- Fisika Sekolah 1 (Mekanika)

Anda mungkin juga menyukai