Anda di halaman 1dari 6

JIPFRI, Vol. 1 No.

1 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah


Halaman: 23 - 28
Mei 2017

SEJARAH DAN FILSAFAT SAINS SEBAGAI PENDEKATAN DALAM


PENGAJARAN FISIKA PADA KONSEP ARCHIMEDES

Arini Rosa Sinensis1*


1ProdiPendidikan Fisika STKIP Nurul Huda
Jl.Kotabaru Sukaraja, Buay Madang, Kab. Oku Timur
* E-mail: arini@stkipnurulhuda.ac.id

Abstrak
Artikel ini mengeksplorasi hubungan antara Sejarah dan Filsafat sains dalam menjelaskan konsep hukum archimedes
dalam pengajaran fisika. Melalui pengajaran sejarah fisika seorang pendidik dapat memberikan informasi bagaimana
suatu konsep fisika ditemukan, melalui sejarah fisika juga dapat menjadi pembelajaran untuk menjadi ilmuan, karena
pengetahuan berdasarkan pengalaman ilmuan fisika. Sejarah fisika dan filsafat sains saling berkaitan yaitu filsafat
dapat dipahami dengan sungguh-sungguh jika refleksi tentang sejarah ilmu pengetahuan telah dipahami sebelumya.
Tinjauan filsafat sains berdasarkan pada ontologi, epistemologi dan aksiologi sebagai landasan pengembangan ilmu
dalam pendidikan fisika dapat memberikan kontribusi yang positif dalam mengajarkan fisika. Selain itu dengan
pemahaman filsafat sains dapat menumbuhkan interaksi sosial peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
Kata kunci: Sejarah fisika, Filsafat sains, Pengajaran Fisika

PENDAHULUAN menemukan bahwa hanya sebagian kecil siswa


terlibat dengan pembelajaran aktif atau
Filsafat ilmu pegetahuan memiliki pemecahan dalam pada masalah dunia nyata
perbedaan dengan sejarah ilmu pengetahuan. dalam sebagian besar kasus, praktek khas
Dengan kata lain, filsafat dapat dipahami adalah dalam penyampaian informasi dari
dengan sungguh-sungguh jika refleksi tentang dosen (DeHaan, 2005).
sejarah ilmu pengetahuan telah dipahami Pendekatan filosofis adalah cara
sebelumya. Oleh karena itu, sangatlah penting pandang atau paradigma yang bertujuan untuk
bagi kita untuk meilihat bagaimana proses menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah
perkembangan ilmu pengetahuan dalam mengenai sesuatu yang berada di balik objek
konteks historisnya sehingga kita dapat formalnya. Dengan kata lain, pendekatan
memperoleh pemahaman yang umum dan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan
menyeluruh tentang proses perkembangan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang
ilmu pengetahua tersebut. Penting juga dalam nampak. Pendekatan filosofis untuk
memahami isu-isu utama filsafat dan ilmu menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan
pengetahuan. Khususnya, ada isu utama dalam aspek-aspek kehidupan manusia,
tentang filsafat alam dan bagaimana termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak
perkembangan serta perubahannya selama hanya melahirkan pengetahuan baru,
lebih dari 2500 tahun sejarahnya (Wattimena, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan.
2009) Filsafat pendidikan adalah filsafat terapan
Mengingat pedagogi kaitannya dengan untuk memecahkan masalah-masalah
disiplin epistemologi tampaknya mengundang pendidikan yang dihadapi. John Dewey (1964)
harmonisasi belajar dan mengajar dalam fisika berpendapat bahwa filsafat merupakan teori
dengan sifat pengetahuan dan proses umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai
karakteristik penciptaan pengetahuan dengan suatu sistem berpikir akan menjawab
tujuan untuk meningkatkan pembelajaran siswa persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat
(Sin, 2013). Sebuah survei di Amerika Serikat filosofis dan memerlukan jawaban filosofis pula

p-ISSN 2549-905X|e-ISSN 2549-9076 STKIP Nurul Huda


ARINI ROSA SINENSIS

Artikel ini membahas tentang sejarah dan individu dan warga negara. (Sin,2013).
filsafat sains sebagai pendekatan dalam
pembelajaran dan pengajaran fisika. Filsafat Kajian Sejarah Fisika Tentang Archimedes
sains yang dibahas ditinjau dari ontologi, Archimedes (287-213 BC) adalah salah
epistemologi dan aksiologi pada konsep satu filsuf yunani kuno yang dipandang sebagai
archimedes serta penerapannya dalam ilmuan hebat sebelum munculnya ilmu
pengajaran fisika. pengetahuan modern melalui karya Issac
Newton. Konon, pada waktu ia mandi
menmukan rumus fisika yang telah lama ia
PEMBAHASAN pikirkan dan kemudian berteriak, “ Eureka,
eureka”. Archimedes telah menemukan sebuah
Menempatkan Konteks Mengajar Fisika prinsip, bahwa tingkat kemurnian substasi
Dalam hal ini, kajian komprehensif dari
adalah sama di manapun substansi berada.
kemajuan dalam fisika (Thacker, 2003)
Setiap penambahan kedalam substansi
mencatat bahwa kurikulum dan kursus telah
tersebut akan mengubah berat keseluruhan.
didesain dengan peningkatan pemahaman
Tumpahan air merupakan cara sederhana
konseptual dan keterampilan kognitif yang
untuk mengetahui hal tersebut.
diperlukan untuk memahami dan menerapkan
Dengan mengetahui sejarah fisika maka
konsep-konsep fisika, lingkungan pengajaran
sangat memudahkan pendidik dalam mengajar,
yang menarik dan situasi (seperti “kehidupan
dan akan membuat pengetahuan peserta didik
nyata”). Strategi “keterlibatan Interaktif” diklaim
bertambah bahkan memungkinkan bisa
lebih efektif daripada metode tradisional dalam
menemukan penemuan-penemuan baru yang
meningkatkan pemahamannya siswa pada
bisa memperbaiki penemuan sebelumnya.
konsep yang sulit (Hake, 2002). Peningkatan
Karena perkem-bangan konten fisika dari
belajar siswa melalui partisipasi dalam
masa kemasa setelah mengikuti kegiatan
demonstrasi kelas sebagai lawan dari
sejarah fisika maka kita akan mengetahui
pembelajaran pasif (Crouch et al, 2004).
bahwa konten masing-masing ilmu fisika
Membangun prinsip - prinsip konstrukti-
sangan berkaitan dengan konten lainnya.
vis, untuk memberikan peningkatan kesem-
patan bagi siswa untuk mendiskusikan sifat dan Kajian Filsafat pada Konsep Archimedes
isi pengetahuan. Setelah pendidikan sains
Dasar Ontologi
pada akhir abad kedua puluh, konstruktivisme
Ontologi adalah analisis tentang objek
diakui bahwa berarti selama interaksi siswa
materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau
dengan lingkungan dan menganjurkan
benda-benda empiris. Ontologi membahas
pengalaman aktif dengan dunia fisik (Matthews,
tentang hakikat apa yang ingin dikaji
1997). Upaya reformasi dalam pedagogi fisika
(Suriasumantri, 2010). Objek telaah dari
telah dikenal dengan “penelitian pendidikan
hukum archimedes ada dua yaitu objek
fisika” didorong oleh kesenjangan yang
material dan objek formal. Obyek material
diidentifikasi antara hasil belajar siswa dan
adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
pemahaman konseptual yang sebenarnya.
penyelidikan, seperti fluida, dan massa jenis
Konten, transmisi pengetahuan dan akuisisi,
adalah obyek material hukum archimedes.
pemahaman konseptual, pengembangan skill
Adapun obyek formalnya merupakan metode
generik, penilaian, pelatihan penelitian, dan
untuk memahami obyek material tersebut,
sebagainya. Integrasi pertimbangan
seperti pendekatan induktif dan deduktif. Dalam
epistemologis (Filsafat sains) pengajaran fisika,
perspektif ini bahwa hukum Archimedes pada
lebih lanjut untuk kesenjangan yang diamati
prinsipnya memiliki dua obyek substantif (Fakta
antara proses ilmu pengetahuan dan praktek-
dan kebenaran)
praktek konstruktivis sosial. Untuk
Objek kajian dalam hukum Archimedes
pemahaman pengembangan konseptual, dan
merupakan fakta. Fakta adalah pengamatan
perolehan keterampilan tidak hanya untuk karir
yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta
ilmiah tetapi juga untuk pembangunan sebagai
dalam prosesnya kadang kala dapat menjadi

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 24


ARINI ROSA SINENSIS

sebuah ilmu namun juga sebaliknya. Fakta


Fa  gV (1)
tidak akan dapat menjadi sebuah ilmu
manakala dihasilkan secara random saja. dengan: Fa (gaya tekan), 𝜌 (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟),
Namun bila dikumpulkan secara sistematis V= Volume air, g= gravitasi bumi
dengan beberapa system serta dilakukan
secara sekuensial, maka fakta tersebut mampu
Dasar Epistemologi
melahirkan sebuah hukum atau bahkan ilmu.
Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang Epistemologi dalam Pengajaran fisika
Pengajaran tentang epistemologi ilmu
beragam, bergantung dari sudut pandang
mendapatkan penekanan meningkat dalam
filosofis yang melandasinya. Contoh fakta yang
kurikulum sekolah (AAAS, 1995; Matthews,
dikaji atau dibahas dalam hukum Archimedes
1994). Namun, penelitian berbasis kelas telah
adalah seperti tumpahnya air dalam baskom
menunjukkan bahwa saat ini tidak ada secara
yang penuh ketika dimasukkan suatu benda.
luas didirikan pengetahuan profesional dan
Kebenaran/keadaan benar itu berupa
keahlian dalam pengajaran berkaitan dengan
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh
mengajar tentang epistemologi ilmu
sebuah pendapat dengan apa yang sungguh
pengetahuan). Sangat mungkin bahwa guru
merupakan halnya/faktanya". Menurut teori ini
sains menanggapi meningkatnya penekanan
dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan
pada isu-isu epistemik dalam kurikulum akan
benar itu berupa kesesuaian [corres-pondence]
sangat bergantung pada sumber daya.
antara arti yang dimaksud oleh suatu
Epistemologi diperlukan dalam kurikulum
pernyataan dengan apa yang sungguh-
pengajaran fisika antara lain dalam
sungguh terjadi merupakan kenyataan atau
hubungannya Pengetahuan apa yang harus
faktanya. Kebenaran hukum Archimedes sudah
diberikan dan bagaimana cara memperoleh
terbukti secara korespondensi, koherensi,
pengetahuan dan cara menyempaikannya
performatif, pragmatic, dan proposisi. Hukum
seperti apa? Semua itu adalah epistemologinya
Archimedes merupakan suatu kebenaran
pendidikan. Epistemologi ditandai dengan
karena bunyi hukum tersebut/teori Archimedes
perilaku di mana siswa mencoba untuk mencari
telah tebukti secara ilmiah dan sesuai dengan
tahu fenomena tentang dunia fisik. Perilaku
keadaan alamiah sutau benda. (Lebe, 2015)
yang terkait dengan akal termasuk membuat
Berikutnya keterhubungan antar objek
koneksi ke dunia nyata atau pengalaman hidup,
kajian Archimedes dengan hukum Archimedes
koordinasi beberapa representasi, mengingat
itu sendiri adalah : Ketika sebuah benda
solusi, dan menyelesaikan masalah sebagai
tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat
salah satu yang masuk akal untuk
cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas
memecahkan.
(gaya apung) pada benda, di mana besarnya
gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat
Epistemologi konsep Archimedes
zat cair yang dipindahkan. Epistemologi atau teori pengetahuan
ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan,
pengendalaian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai
pengetahuan yang dimiliki mula-mula manusia
percaya bahwa dengan kekuatan
pengenalanya ia dapat mencapai realitas
sebagaimana adanya (Endraswara, 2015).
Epistemologi dapat didefenisikan juga sebagai
cabang filsafat yang mempelajari asal mula
atau sumber, struktur, metode dan sahnya
Gambar 1. Penjelasan Hukum Archimedes
(validitas) pengetahuan. Epistemologi sebagai
subbidang filsafat yang bersangkutan dengan

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 25


ARINI ROSA SINENSIS

pengetahuan, khususnya apa yang kita tahu sederhana untuk megukur berat dirinya
dan bagaimana kita tahu itu. Hofer dan Pintrich sendiri. Metode yang sama dapat digunakan
(1997) menyebut ulasan ini dua dimensi untuk mengukur kandungan emas di dalam
sebagai sifat pengetahuan (Percaya apa mahkota)
pengetahuan) dan sifat atau proses 2) Untuk validitas hukum Archimedes dapat
mengetahui (bagaimana seseorang untuk dilakukan dengan prinsip konfirmasi dengan
tahu). Ulasan Dimensi ini mewakili referensi penjelasan lengkap sebagai berikut: Fungsi
dalam megoreksi pengetahuan fisika dan Ilmu adalah untuk menjelaskan,
metode untuk penciptaan dan validasi. memprediksi proses dan produk yang akan
Lebe (2015) Persoalan-persoalan dalam epis- datang atau memberikan
temologi hukum archimedes adalah: pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat
1) Apakah hukum archimedes itu ? ditampilkan sebagai konfirmasi absolute
2) Bagaimanakah Archimedes dapat dengan menggunakan landasan : asumsi,
menemukan hukum Archimedes ? postulat atau axioma yang sudah dipastikan
3) Bagaimanakah validitas Hukum benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan
Archimedes itu dapat dinilai ? sebagai konfirmasi probabiliti dengan
Langkah dalam epistemologi hukum menggunakan metode induktif, deduktif,
Archimedes antara lain berpikir deduktif dan reflektif. Dalam Ontologi dikenal
induktif. Berpikir deduktif memberikan sifat pembuktian priori dan posteriori.
yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan Untuk memastikan kebenaran
bersifat konsisten dengan pengetahuan yang penjelasan atau kebenaran prediksi
telah dikumpulkan sebelumnya. Secara Archimedes, dapat didasarkan pada dua aspek
sistematik dan kumulatif pengetahuan inilah yaitu Aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
yang disusun setahap demi setahap dengan Dalam hal konfirmasi, sampai saat ini dikenal
menyusun argumentasi mengenai sesuatu ada tiga teori konfirmasi, yaitu :
yang baru berdasarkan pengetahuan yang 1. Decision Theory
telah ada. Secara konsisten dan koheren maka Teori ini menerapkan kepastian berdasar
ilmu mencoba memberikan penjelasan yang keputusan apakah hubungan antara
rasional kepada objek yang berada dalam hipotesis dengan evidensi memang
fokus penelaahan. memiliki manfaat actual
Berikut akan dijawab keempat 2. Estimation Theory
pertanyaan diatas, sehingga dasar epistimologi Menetapkan kepastian dengan memberi
hukum Archimedes dapat ditunjukkan secara peluang benar-salah dengan
jelas: menggunakan konsep probabilitas.
1) Hukum Archimedes adalah hukum yang 3. Reliability Analysis
membahas tentang perilaku suatu benda Menetapkan kepastian dengan
yang mengalami gaya ketas ketika berada mencermati stabilitas evidensi (yang
dalam suatu fluida. mungkin berubah-ubah karena kondisi
Berdasarkan kisah yang diabadikan sejarah atau karena hal lain) terhadap hipotesis.
fisika. (Tugas archimedes pada waktu itu Hukum Archimedes telah melewati
adalah menentukan apakah sebuah tahapan konfirmasi, dan terbukti bahwa
mahkota dibuat dari emas murni atau tidak. hukum Archimedes merupakan suatu
Berat mahkota tersebut sama dengan berat hukum yang valid dan merupakan hukum
emas yang telah disediakan sebelumnya. Ia fisika dan bagian dari ilmu pengetahuan.
mau mengukur kandungan emas di dalam
mahkota tersbut untuk mengukur Dasar Aksiologi
kandungan emas di dalamnya. Dengan Aksiologi merubapakan cabang filsafat
memperhatikan jumlah air yang keluar dari ilmu yang mempertanyakan bagaimana
bak mandi setelah ia masuk kedalam bak manusia menggunakan ilmunya (Endraswara,
tersebut, ia telah menemukan metode yang 2015). Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 26


ARINI ROSA SINENSIS

bersifat normatif dalam pemberian makna konsep Archimedes adalah aliran filsafat
terhadap kebenaran atau kenyataan seperti realisme dan empirisme. Karena itu dalam
yang dijumpai dalam kehidupan, yang pelaksanaan pembelajaran fisika yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti berkaitan dengan materi hukum Archimedes
kawasan sosial, kawasan simbolik ataupun fisik tentunya melalui pendekatan realistis dan
material. Aksiologi sebagai ilmu pengetahuan pendektan empiris. Adapun implikasi dalam
yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya pembelajaran fisika adalah sebagai berikut:
ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. 1. Metode pembelajaran yang sesuai adalah
Aksiologi menjawab, untuk apa hukum metode ekperimen atau demonstrasi.
archimedes yang berupa ilmu itu digunakan, 2. Guru hanya sebagai pembimbing saat
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan proses pembelajaran berlangsung
tersebut dengan kaidah-kaidah moral? 3. Sumber pengetahuan/informasi
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah dalam mempelajari hukum Archimedes
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana adalah “pengalaman” siswa serta
kaitan antara teknik prosedural yang dibuktikan melaui ekperimen secara
merupakan operasionalisasi metode ilmiah langsung oleh mereka sendiri.
dengan norma-norma moral? 4. Buku sumber hanya sebagai pendukung
Ada banyak dasar aksiologi dari hukum dari hasil percobaan yang siswa buktikan,
archimedes yang sangat bermanfaat bagi artinya ada pembuktian secara real oleh
kehidupan manusia, karena tujuan siswa.
diciptakannya hukum archimedes ini adalah 5. Pembelajaran fisika berlangsung
untuk memberikan manfaat dan kemudahan secara aktif oleh aktifitas siswa dan siswa
dalam kehidupan manusia. Beberapa diantara diberikan keempatan seluas-luasnya.
aplikasi hukum archimedes yang
mempermudah manusia antara lain: Manfaat pengajaran fisika dengan Filsafat
pembuatan kapal selam dan kapal laut. Sains
Terdapat keutungan atau manfaat dalam
Kesemuanya itu merupakan nilai aksiologi
mengajarkan filsafat sains sebagai berikut:
hukum archimedes. Hukum archimedes bukan
a. Menciptakan kebiasaan menganalisis
hanya sebua teori kontekstual namun memiliki
segala sesuatu dalam hidup seperti yang
banyak nilai aplikatif yang menjadikan alasan
diajarkan dalam metode berfilsafat, akan
yang kuat bahwa pernyataan archimedes
menjadikan seseorang cerdas, kritis,
merupakan suatu hukum dan bagian dari ilmu
sistematis, dan objektif dalam melihat dan
penegetahuan yang telah terbukti secara
memecahkan masalah dalah kehidupan
empiris.
sehari-hari
Archimedes , memiliki tiga tujuan
b. Melatih peserta didik untuk mampu
mendasar: untuk lebih integrasi sejarah ilmu
meningkatkan kualitas berfikir secara
pengetahuan dan teknologi dengan satu sama
mandiri, mampu membangun pribadi yang
lain; untuk menyelidiki sejarah teknis, sosial
berkarakter.
dan praktis dari perkembangan tertentu dalam
c. Memberikan dasar-dasar semua bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi; dan akhirnya,
kajian pengetahuan, memberikan
membawa sejarah ilmu pengetahuan dan
pandangan yang sintesis atau
teknologi ke dalam filsafat ilmu. Secara
pemahaman atas hakikat kesatuan semua
keseluruhan, Archimedes akan menarik bagi
pengetahuan dan kehidupan manusia
sejarawan, filsuf, dan ilmuwan, serta orang-
lebih dipimpin oleh pengetahuan yang
orang dalam bisnis dan industri yang berusaha
baik.
untuk memahami bagaimana ilmu
d. Menemukan kebenaran tentang segala
pengetahuan dan industri.
sesuatu dengan menggunakan pemikiran
secara serius. Belajar filsafat merupakan
Implikasi dalam Pembelajaran Fisika
Aliran filsafat yang mempengaruhi salah satu bentuk latihan untuk
memperoleh kemampuan memecahkan

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 27


ARINI ROSA SINENSIS

masalah, menemukan akar persoalan Diakses melalui


yang terdalam, menemukan sebab dari http://eduarduslebe.blogspot.co.id/
suatu permasalah.
Matthews, M. R. (1994). Science teaching: The role
of history and philosophy of science.
PENUTUP Psychology Press.

Matthews, M. R. (1997). Philosophy and


Pengajaran fisika tidak hanya tentang constructivism in science education
peningkatan hasil belajar fisika akan tetapi lebih (Special Issue).
menenkankan pada bagaimana konsep
pengetahuan fisika terbentuk, proses Sin, C. (2013). Epistemology, Sociology, and
Learning and Teaching in Physics.
pengetahuan dialami oleh peserta didik dan
Science Education: Wiley Online Library.
aplikasi berdasarkan nilai moral sebagai
pencapaian dalam pendidikan karakter. Melalui Suriasumantri. S J. (2010). Filsafat Ilmu
pengajaran fisika dengan memperkenalkan Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
sejarah dan filsafat sains dapat menjembatani Pustaka Sinar Harapan.
pengetahuan dan mengkonstruk pengetahuan
Thacker, B.A. (2003). Recent advances in
tentang konsep fisika. classroom physics. Reports on Progress in
Physics, 66(10), 1833 – 1864.
UCAPAN TERIMAKASIH
Wattimena A, AR. (2009). Filsafat sains
Ucapan terimakasih ditujukan kepada (Sebuah pengantar). Grasindo: Jakarta.
bapak Dr. Harry Firman, M.Pd sebagai Diakses melalui
pembimbing dalam membantu mengoreksi dan https://books.google.co.id/books.
memberikan saran perbaikn dalam
menyelesaikan artikel filsafat ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Crouch, C. H., Fagen, A. P., Callan, J. P., &


Mazur, E. (2004). Classroom
demonstrations: Learning tools or
entertainment? American Journal of
Physics, 72(6), 835 – 838.

DeHaan, R. L. (2005). The impending


revolution in undergraduate science
education. Journal of Science Education
and Technology, 14 (2), 253 – 269.

Endraswara, S. (2015). Filsafat Ilmu (Edisi


Revisi). CAPS : Yogyakarta.

Hake, R. (2002). Lessons from the physics


education reform effort. Conservation
Ecology, 5(2), 28.

Hofer, B. K., & Pintrich, P. R. (1997). The


development of epistemological theories:
Beliefs about knowledge and knowing and
their relation to learning. Review of
educational research, 67(1), 88-140.

Lebe, E. (2015). Aliran Filsafat yang


Mempengaruhi Konsep Fisika (Mekanika).

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 28

Anda mungkin juga menyukai