Anda di halaman 1dari 15

TUGAS DASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA

Disusun Oleh
Eisty Delima : Mardiani : (06111411011) (06111411014)

Mata Kuliah Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran Fisika

Dosen Pembimbing M. Yusuf , S.Pd , M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat hidayah dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah Hakekat Pembelajaran Fisika dalam Mata Kuliah Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran Fisika dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak luput kami ucapkan terima kasih kepada teman teman sekalian dan Dosen Pembimbing Bapak M. Yusup, S.Pd.,M.Pd . Dalam makalah ini kami akan membahas HAKEKAT PEMBELAJARAN FISIKA sekiranya tulisan ini mampu membantu proses belajar dan mengajar di dalam kelas, sehingga tercipta keadaan lingkungan belajar yang kondusif dan berkualitas tinggi. Makalah jauh dari kata kesempurnaan, maka kami memohon bantu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Penulis

HAKEKAT PEMBELAJARAN FISIKA


PENDAHULUAN Pendidikan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Bentuk pengajaran dan pelatihan dapat berupa ilmu pengetahuan, bahasa dan budaya. Dimana kebudayaan manusia yang dinamis dan serat perkembangan seharusnya terjadi sejalan dengan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Dalam pembelajaran fisika tidak dapat dilepaskan oleh perkembangan zaman karena pada dasarnya fisika adalah ilmu pengetahuan yang selalu beriringan dengan perkembangan teknologi. Fisika sebagai ilmu pengetahuan telah berekmbang sejak awal abad ke 14. Fisika bersama- sama dengan biologi, kimia serta astronomi tercangkup dalam kelompok ilmu ilmu alam (natural sciences)atau sering disebut science. Oleh karena itu, ruang lingkup kajiannya juga terbatas hanya pada dunia empiris, yakni hal hal yang terjangkau oleh pengalaman manusia. Dalam fisika, alam dan dunia menjadi objek , yang satu sama lainnya mengalami kertekaitan dengan kompleks. Sains atau ilmu pengetahuan alam pada dasarnya merupakan abstarksi dari aturan atau hokum alam yang disederhanakan. Penyederhanaan ini memang diperlukan sebab kejadian alam yang sebenarnya sangat kompleks. Sehingga tujuan dasar setiap ilmu termasuk fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori , hukum, kaidah , asas yang dapat diandalkan (suriasumantri, 1982 :19) Dalam makalah ini kami akan membahas masalah bagaimana hakikat dari pembelajaran fisika itu sendiri dan nilai apasaja yang terkandung didalamnya. 1. Pengertian Hakekat Pembelajaran Fisika Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sebenarnya (sesungguhnya). Hakekat pembelajaran adalah Hakekat adalah kenyataan yang kegiatan belajar mengajar, pada

hakekatnya mengajar suatu proses usaha sadar yang dilakukan secara terus menerus melalui

bermacam macam aktivitas pengalaman untuk mencapai pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Perubahan hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan perubahan pemahaman , pengetahuan , sikap dan tingkah laku , daya penerimaan dilain lain aspek yang ada diindividu siswa. Pembelajaran merupakan proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Menurut Corey (yusuf hadi miarso,1986 :195) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkugan seseorang secara sengaja dikelolah untuk memungkinkan dia turut serta dalam tingkah laku tertetnu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep , prinsip maupun hukum hukum fisika sehingga dalam proses pembelajaran harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Fisika sebagai ilmu merupakan landasan pengembangan teknologi sehingga teori teori fisika sangat membutuhkan tingkat kecermatan yang tinggi. Oleh karena itu , fisika berkembang dari ilmu yang bersifat kualitatif menjadi ilmu yang bersifat kuantitatif. Menurut Wospakrik ( 1993 :1) fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap berbagai gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya . Lebih lanjut dikatakan bahwa semua proses fisika ternyata dapat dipahami melalui sejumlah hukum alam yang bersifat dasar. Fisika sering juga disebut IPA (sains) , dan menurut para ahli pengertian IPA sebagai berikut :
a. Richard P. Feyman Feyman adalah seorang fisikawan murni yang memiliki latar belakang pendidikan IPA atau berpengalaman dalam mengajarkan IPA. Ia mengemukan pandangannya tentang IPA sebagai berikut: IPA (Sains) adalah pengetahuan yang dikembangkan dan dibangun oleh diri sendiri berdasarkan pengalaman sendiri, IPA itu sebenarnya tidak diajarkan tetapi dibangun oleh diri sendiri. Oleh karena itu IPA harus dapat mengembangkanrasa ingin tahu yang besar, rasa percaya diri, dapat bertindak arif dan bijaksana serta dapat menggunakan akal sehatnya

b.

Imre Lakatos

Imre Lakatos seorang filsuf mengemukan bahwa IPA adalah pengetahuan tentang fakta atau data yang dipercaya berdasrkan hasil pengujian. Pengetahuan dapat dikatakan sebagai sians apabila pengetahuan itu dapat diamati, ada faktanya, dan dapat diuji kebenaran ilmiahnya.

c.

George F Kneler IPA atau Sains adalah upaya manusia yang dilakukan dengan sungguh-sunguh untk memahami

dunia. Usaha yang sungguh-sunguh itu adalah dalam melakukan usahanya untuk menggunakan metode ilmiah yang sudah teruji kevalidannya.

d. Jhon Ziman Ziman dan Kneler memisahkan anatara sains, agama, dan filasafat. Tetapi Ziman memandang aspek lain , yaitu teknologi. Menrut Ziman, sains merupakan hasil kecerdasan manusia yang dilakukan secara sadar, dina hasilnya terdokumentasi dengan baik keaslian sejarahnya dalam ruang lingkup dan isi yang terdefinisi. Sains sangat berkaitan dengan pikiran logis, akademis, dan praktis. Setiap fasilitasnya menntun kita pada pemahaman yang tajam pada fokusnya. Ia memandang sains sebagai berikut: 1. Sains adalah penguasaan dunia atas lingkungannya. 2. Sainsa adalah suatu pengetahuan yang memepelajari tentang materi dunia. 3. Sains adalah metode eksperimental 4. Sains berusaha menuju kepada kebenaran melalui penyimpulan logis dari hasil pengamatan empiris.

e.

Davis Sains merupakan organisasi pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berupa

penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi yang ada di alam.

f.

Jenkins dan Whitefield Sains merupakan rangkaian konsep yang saling berhubungan yang dikembangkan dari hasil

eksperimen dan observasi serta sesuai untuk eksperimen dan observasi berikutnya g. Chalmers Sains didasari hal-hal yang dilihat, didengar, diraba, dan lain-lain. Sains bersifat objektif dan dapat dibuktikan Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang diperoleh melalui metode yang didasarkan observasi.

h.

Sund dan Trowbrige

Sains sebagai body of knowledge yang dibentuk melalui proses inkuari yang terus menerus, yang diarahkan oleh masyarakat yang bergerak di bidang sains. Sains lebih dari sekedar pengetahuan (knowledge). Sains merupakan upaya manusia meliputi operasi mental, keterampilan dan strategi memanipulasi dan menghitung, keingintahuan, keteguhan hati, ketekukan dalam menyingkap rahasia alam. Secara operasional sains memiliki makna: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sekumpulan pengetahuan Suatu proses pencarian Suatu sarana pengembanga nilai-nilai Suatu sarana untuk mengenal dunia Suatu sarana untuk mengembangkan hubngan sosial Suatu hasil konstruksi manusia Bagian dari kehidupan manusia

Pembelajaran fisika adalah bagian dari pembelajaran ilmu alam. Ilmu alam secara klasikal dibagi menjadi 2 bagian yaitu 1) ilmu ilmu fisik (physical sciences) yang objeknya zat, energy, dan transformasi zat dan energy, 2) ilmu ilmu bbiologi (biological sciences) yang objeknya adalah makhluk hidup dan lingkungan , (cambel, 1946:7). Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu Hamid(sulistyono,1998:12), adalah sebagai berikut: 1. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional. 2. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi-kondisi dan situasi belajar Fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari

Sehingga dapat disimpulkan Hakikat fisika 1. menurut Beiser (1962: v), Physics, like any other science, involves the active of pursuit of knowledge, and it contains many elements besides its basics concepts. 2. Menurut Karso (1993: 71), fisika merupakan ilmu yang lahir dan dikembangkan melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis lewat eksperimen, pengajuan kesimpulan, dan pengajuan teori atau konsep.

Dan pada umumnya, Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi
Dari makna-makna tersebut, sehingga kita menyimpulkan bahwa sains pada hakekatnya terdiri atas aspek : 1. Produk , merujuk pada sekempulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, teori, hukum

Contoh fakta : matahari terbit dari timur ke barat , pelangi terdiri dari beberapa warna Contoh Konsep : usaha, impuls, dan momentum Adanya juga konsep yang terdefinisikan seperti: Pemuaian (perubahan wujud) Contoh prinsip: Benda yang memiliki massa jenis lebih besar dari pada massa jenis fluida maka akan tenggelam

1. Proses proses sains merujuk pada proses-proses pencarian sains yang dilakukan para ahli serong disebut science as the process of inquiry IPA memiliki sesuatu metode, yang dikenal denga scientifik method atau metode ilmiah, yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti:

a. b. c. d.

Mengenal dan merumuskan masalah. Mengumpulkan data. Melakukan percobaan atau penelitian. Melakukan pengamatan.

e. f. g.

Melakukan pengukuran. Menyimpulkan. Mengkomunikasikan pegetahuan atau melaporkan hasil penemuan.

Untuk melakukan metode ilmiah diperlukan sejumlah keterampilan sains yang sering disebut science processes skills. Proses sains meliputi mengemati, mengkalsifikasi, menginfer, memprediksi, mencari hubungan, mrngukur, mengkomunkasikan, mermuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengontrol variabel, menginterpretasikan data, menyimpulkan.

3.

Sikap Selain menggunakan metode ilmiah, para ilmuwan IPA perlu pula memiliki sifat ilmiah

(scientific attittudes), agar hasil yang dicapainya itu sesuai dengan harapannya. Sikap-sikap tersebut antara lain: Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sikap ingin tahu Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru Sikap kerja sama Sikap tidak putus asa Sikap tidak berprasangka Sikap mawas diri Sikap bertanggung jawab Sikap berpikir bebas Sikap kedisiplinan diri

Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi: 1. 2. 3. Jujur Teliti Cermat

Sikap dalam metode ilmiah : a. Obyektif terhadap fakta atau kenyataan. Objektif berdasarkan KBBI adalah mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi . Secara Umum Objektif adalah Sebuah sikap dikatakan objektif ketika sikap tersebut didasarkan pada ukuran-ukuran/parameter yang telah ditetapkan. Jika sebuah sikap

tidak didasarkan pada parameter yang telah ditetapkan, yaitu hanya berdasarkan perasaan suka maupun tidak suka saja, sikap tersebut disebut sikap subjektif. Contoh : Seseorang ketika melakukan pengukuran misalnya menggunakan jangka sorong hasil pengukuran nya adalah 0,25 cm maka harus menyampaikan hasil yang sebenarnya yaitu 0,25 cm tanpa menambahi atau mengurangi

b. Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan. Contoh : Ketika melakukan praktikum pengukuran maka kita tidak dapat hanya mencoba 1 kali dan langsung menarik kesimpulan akan tetapi harus dicoba untuk beberapa kali agar data yang didapat akurat dan terpercaya.

c.

Berhati terbuka, Maksud artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain,

sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu bertentangan dengan pendapatnya sendiri. Contoh: Dalam kegiatan menghitung kita tidak dapat langsung menilai bahwa hasil yang di dapat orang lain salah, hanya karena berbeda dengan hasil yang kita peroleh

d.

Dapat membedakan antara fakta dan pendapat. Fakta dan pendapat adalah hal yang berbeda. Fakta adalah sesuatu yang ada, terjadi dan

dapat dilihat atau diamati. Sedangkan pendapat adalah hasil proses berfikir yang tidak didukung fakta. e. Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan atas fakta.

Contoh: Seseorang mengatakan bahwa hasil perhitungan adalah 7,8 newton hanya karena yang menghitung adalah orang yang pintar maka kita langsung mempercayai bahwa jawaban yang disampaikan adalah benar, padahal belum tnetu tanpa melakukan atau melihat fakta yang ada.

f. g.

Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka. Tidak percaya akan takhayul

Contoh:

Misalnya dalam zaman kuno bahwa turunnya hujan karena dewa dewa sedang bersedih , akan tetapi setelah dibuktikan secara sains, bahwa proses terjadinya hujan akibat adanya penguapan air air yang ada dipermukaan bumi yang naik menjadi awan, karena tumpukkan awan yang berlebihan membuat awan tersebut mengkristal menjadi titik titik air yang disebut hujan

h. Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah. Contoh: Ilmuwan Thomas Alva Edison, ia telah melakukan percobaan untuk menemukan lampu sebanyak 100 kali, ini membuktikan bahwa ia sangat tekun dan sabar.

i.

Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk diselidiki,

dikritik dan disempurnakan. Contoh: Seseorang yang menuliskan sebuah judul penemuan dan telah mencoba meneliti maka harus melakukan publikasi dan siap menerima sebuah komentar atau saran jikalau hasil penelitian tidak falid maka harus menerima semua karena pada dasarnya sains harus terbukti dan akurat

j.

Dapat bekerjasama dengan orang lain.

Contoh: Seperti percobaan yang dilakukan didalam sebuah laboratorium yang didalam terdiri dari banyak orang , maka satu sama lain saling membantu dan berkerja sama agar hasil percobaan efektif dan akurat

k.

Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu masalah atau gejala yang

dijumpainya. Contoh:

4.

Aplikasi Aspek aplikasi merujuk pada dimensi aksiologis Fisika sebagai suatu ilmu, yaitu penerapannya

pengetahuan tentang fisika dalam kehidupan. Untuk menerapkan pengetahuan fisika dalam kehidupan diperlukan kemampuan untuk: a. mengidentifikasi hubungan konsep FISIKA dalam penggunaannya dengan kehidupan sehari hari

b. c. d.

Mengaplikasikan pemahaman konsep FISIKA dan keterampilan FISIKA pada masalah riil Memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada alat-alat rumah tangga Memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis pada media masa.

2. Nilai-nilai IPA
Bila kita meninjau kembali tentang hakekat IPA yang dipaparkan di atas ternyata bahwa IPA mempunyai nilai-nilai kehidupan dan pendidikan. Nilai-nilai IPA dalam berbagai segi kehidupan itu adalah:

1.

Nilai praktis

Tidak diragukan lagi bahwa IPA mempunyai nilai praktis, dimana hasil-hasil penemuan IPA, baik secara langsung atau tidak langsung dapatdigunakan dan dimanfaatkan manusia dalam kehidupan seharihari. Contohnya:alat elektronik dan teknologi, ini adalah contoh yang paling banyak hasil penemuan IPA. Perkembangan dan kemajuan teknologi mengandalkan hasil teknologi mengandalkan hasil penemuan IPA. Demikian pula IPA, memanfaatkan hasil teknologi untuk memecahkan masalah-masalah dan memperoleh penemuan-penemuan baru (contoh: komputer, mikroskop elektron, dan sebagainya). Tidak disangsikan lagi bahwa IPA dan teknologi saling membutuhkan, saling mengisi dan saling membantu untuk bisa terus berkembang.

2.

Nilai intelektual IPA dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan untuk memecahkan masalah-masalah, bukan saja masalah yan berkaitan dengan IPA, tetapi masalah-masalah lain yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Ilmu sosial dan ekonomi banyak menggunakan metode ilmiah dalam mmecahkan masalahmasalahnya. Metode ilmiah memberikan kemampuan dan keterampilan kepada manusia untuk dapat memecahkan masalah. Kemampuan ini ternyata memberikan kepuasaa khusus kepada manusia. Oleh karena itu IPA dengan metode ilmiahnya mempunyai nilai intelektual.

3.

Nilai sosial politik- ekonomi Negara yang IPA dan Teknologinya maju akan mendapat tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonominya. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dsb mendapat kedudukan penting dalam percaturan dunia. Indonesia pernah merintis penggunaan teknologi canggi dengan

pembuatan pessawat terbang di IPTN, dan pada waktu iti , negara kita pun mulai diperhitungkan oleh dunia dan membawa dampak terhadap nilai sosial, politik, dan ekonomi.

4.

Nilai keagamaan Ada yang berpendapat bahwa apabila seseorang belajar IPA dan Teknologi terlalu mendalam, maka orang itu akan melakukan hal-hal yang menjurus ke arah negatif, misalnya ingkar kepada Alla SWT.. Pendapat ini nampaknya tidak semua benar, karena banyak para ilmuwan IPA yang dahulunya kurang percaya terhadap Agama, sedikit demi sedikit bahkan ada yang sangat mendalami Agama. Mereka ilmuwan masih belum bisa mengungkapkan semua fenomena alam yang ada di Bumi dan Jagad Raya ini, mereka manusia memiliki kemampuan terbatas. Mereka menyadari bahwa ada yang menciptakan dan mengatur segala keteraturan yang ada di Jagad Raya ini, dan mereka ilmuwan pun semakin yakin dan percaya bahwa ada yang mengatur semua itu yakni Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Seorang ilmuwan yang beragama akan semakin tebal keimannya, karena kepercayaan terhadap agama tidak hanya didukung leh dogma-dogma, melainkan juga oleh rasio yang ditunjang oleh segala pengamatan yang merupakan manisfestasi kebesaran Allah. Pernyataan yang terkenal yang diungkap oleh ilmuwan besar, seperti Albert Einstein adalah Science without religious is blind and religious without science is limp

5.

Nilai pendidikan Dalam abad kemajuan IPA dan teknologi ini diperlukan warganegara warganegara yang melek IPA dan Teknologi Namun sangat disayangkan, masyarakat kita masih banyak yang belum melek IPA dan Teknologi ini. Untuk memecahkan masalah ini merupakan salah tugas pendidik IPA. Guru IPA memiliki tugas untuk membelajarkan siswa dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan IPA saat ini, yaitu menciptakan warganegara yan sadar akan IPA dan Teknologi. Menurut De Boer (1991:177) orang yang sadar sains adalah orang yang dapat menggunakan konsep konsep sains, keterampilan proses sains dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari bila ia berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya dan ia juga memahami hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat, termasuk aspek aspek perkembangan sosial dan ekonomi. Orang yang sadar teknologi menurut M.J. Dyrenfurth (1971) dalam Benny Karyadi (1997:1) dan Poedjiadi (1996:7) mempunyai ciri-ciri : (1) tahu menggunakan dan memelihara produk teknologi; (2) sadar tentang proses teknologi; (3) sadar akan dampak yang ditimbulkan oleh teknologi terhadap manusia dan masyarakat; (4) mampu mengadakan penilaian tentang proses dan produk teknologi; (5) serta mampu menghasilkan teknologi alternatif yang sederhana. Lebih lanjut lagi Poedjiadi (1997:4) merumuskan bahwa sadar sains dan teknologi adalah orang yang memiliki karakteristik: (1) menguasai konsep-konsep sains dan teknologi yang akan meningkatkan kemampuan orang tersebut untuk berpartisipasi secara efektif di

masyarakatnya; (2) mampu berpartisipasi, memelihara, dan peduli terhadap kemungkinan dampak negatif dari produk teknologi; (3) kreatif dalam menghasilkan dan memodifikasi produk-produk yang dibutuhkan masyarakat; dan (4) sensitif serta peduli terhadap masalah-masalah lingkungan dan dapat membuat keputusan sehubungan dengan nilai-nilai. Dari uraian di atas, diharapkan melalui pendidikan IPA diharapkan massyarakat dapat mehami IPA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Persoalan banjir, erosi, gizi rendah, kesehatan, dan lain-lain adalah contoh dari ketidakpedulian terhadap IPA dan Teknologi. Oleh karena itu IPA memiliki peranana yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh karena itu Tujuan pendidikan IPA di SD diarahkan untuk: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

3.

Tujuan Pendidikan IPA Pendidikan dimaknai sebagai proses yang di dalamnya seseorang mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, kemampuan, sikap, nilai, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di masyarakat di mana ia hidup. Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA : produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif. Tujuan pendidika sains dewasa ini mencakup lima dimensi, yaitu dimensi:

a.

Pengetahuan dan pemahaman (scientific information)

Dimensi ini mencakup belajar informasi spesifik seperti : fakta, konsep, teori, hukum dan penyelidikan pengetahuan sejarah sains

b.

Penggalian dan penemuan (exploring and discovering; scientific processes) Dimensi ini beruhubungan dengan penggunaan proses-proses IPA untuk mempelajari bagaimana ahli IPA bekerja dan berpikir . Keterampilan yang harus diajarkan mencakup: mengamati, mendeskripsikan,

mengklasifikasi dan mengorganisasikan, mengkomunikasikan , berhipotesis, menguji hipotesis, menginterpretasikan data, dsb Penggunaan keterampilan psikomotor

c.

Imaginasi dan kreativitas Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan memvisualisasikan atau menghasilkan gambaran mental Mengkombinasikan objek dan gagasan dengan cara-cara baru Memecahkan masalah dan teka-teki Menghasilkan ide/gagasan yang tidak biasa

d.

Sikap dan nilai Pengembangan sikap-sikap positif terhadap IPA, ahli IPS, guru IPA, dan diri sendiri Pengembangan kepekaan dan penghargaan kepada orang lain Mengekspresikan perasaan dengan cara yang konstruktif Mengambil keputusan dengan didasari oleh nilai-nilai individu, sosial, dan isu-isu lingkungan

e.

Penerapan Mampu mengidentifikasi hubungan konsep ipa dalam penggunaannya dengan kehidupan sehari-hari; memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada alat-a;at rumah tangga ; memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis pada mass media (Sumber A new Taxosomy of Science Education )

PENUTUP

tujuan dasar setiap ilmu termasuk fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori , hukum, kaidah , asas yang dapat diandalkan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga bisa mengwujudkan sikap-sikap ilmiah kepada siswa dan siswa dapat

memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran IPA hingga bisa mencapai tujuantujuan dari pembelajran IPA tersebut.

Daftar pustaka

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Di unduh pada http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan/mirip pada tanggal 8 - 9 2013 Diunduh pada http://my.opera.com/alanankara/blog/2013/05/08/hakekat-dan-tujuanpembelajaran-fisika pada tanggal 8 - 9 -2013 Diunduh pada http://.forum.upi.edu/index.php?topic=15689.0 pada tanggal 9-9-2013 Diunduh pada http://mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195-hakikat-pelajaran-fisika.html pada tanggal 9-9-2013 Diunduh pada http://butoncerdas.blogspot.com/2012/11/hakekat-fisika-dalam-pembelajaran.html pada tanggal 9-9-2013 Diunduh pada http://psbfisika.blogspot.com/2012/04/hakikat-pembelajaran-fisika-hari-hari.html pada tanggal 10-9-2013

Anda mungkin juga menyukai