Anda di halaman 1dari 6

NAMA: Reza Arminsyah

NIM: 105401117419
KELAS: PGSD 3 F
Hakikat IPA (SAINS)
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah
sains. Kata sains iniberasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang
berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris,kata sains berasal dari kata
science yang berarti”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga dengan
natural science.Dalam kamus Fowler (1951), natural science
didefinisikan sebagai: “systematic and formulated knowledge dealing
with material phenomena and based mainly on observation and
induction” ( yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam
didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun
dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan
dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi ).Sedangkan
dalam Purnel’s : Concise Dictionary of Science (1983) tercantum
definisi tentang IPA sebagai berikut : “Science the broad field of
human knowledge, acquired by systematic observation and
experiment, and explained by means of rules, laws, principles,
theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah
pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara
observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan
bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-
teori,danhipotesa-hipotesa.Dapat disimpulkan dari pengertian diatas,
bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang
gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan
hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian
kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan
pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup
dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.
Pembagian Hakikat IPA
Di dalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya :
1. IPA sebagai Produk
IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli
saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data,
konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari
kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep,
prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah :
• Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-
benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi
dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang
dapat dibuktikan kebenarannya. Misal : Air membeku dalam suhu
0°C.
• Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta
yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal : Makhluk
hidup dipengaruhi oleh lingkungannya.
• Prinsip IPA adalah generalisasi ( kesimpulan ) tentang hubungan
diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat
berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat
tentative ( belum pasti ). Misal : udara yang dipanaskan memuai,
adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian.
Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan.
• Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun
juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian –
pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam
bersifat lebih kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.
• Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-
fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling
berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang
berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori meteorologi
membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana
kabut dan awan terbentuk.
2. IPA sebagai Proses
IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli
saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi
adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-
peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam
memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan.Melalui proses
ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya
berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah.
Didalam suati penyelidikan ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan,
diantaranya :
1) Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan panca indra.
2) prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan
kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang
telah diperoleh.
3) Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah
diperoleh dari hasil pengamatan.
4) Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman. Tahap-
tahap penelitian:
5) Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada
perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang
diteliti.
6) Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara
tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.
7) Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.

3. IPA sebagai Sikap Ilmiah


Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap,
dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan,
seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin
usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap
ilmiah.
Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat
dikembangkan pada anak SD yaitu: Sikap ingin tahu, . Sikap ingin
mendapatkan sesuatu yang baru, Sikap kerja sama, Sikap tidak putus
asa, Sikap tidak berprasangka, Sikap mawas diri, Sikap bertanggung
jawab, Sikap berpikir bebas, Sikap kedisiplinan diri, Adapun Sikap
ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi yang
sekarang lebih dikenal sengan karakteristik adalah : Jujur, Teliti ,
Cermat,
Hakikat IPA semata-mata tidaklah pada dimensi pengetahuan.
Dengan dimensi inilah IPA hakikatnya mentautkan antara aspek
logika-materil. Tujuan dari IPA itu sendiri sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tujuan dan
lingkup pelajaran IPA sebagai berikut (dalam Windhari, 2013:16-17).
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.Pendidikan
IPA merupakan salah satu aspek pendidikan dengan menggunakan
IPA sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya,
dan tujuan pendidikan sains khususnya. Menurut Suastra (Widiantari,
2012) IPA atau sains tidak hanya mencangkup kumpulan fakta
(produk ilmiah) saja, tetapi juga mencangkup tentang sikap ilmiah
dan proses ilmiah (metode ilmiah). Ketiga komponen tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
a. Sikap ilmiah misalnya hasrat ingin tahu, kerendahan hati, sikap
keterbukaan, jujur, pendekatan positif terhadap kegagalan, dan
sebagainya. Sikap ilmiah merupakan perilaku ilmuwan yang mereka
ikuti dalam penelitian-penelitian ilmiah.
b. Proses ilmiah merupakan ketrampilan berpikir (thinking skill) yaitu
suatu proses yang dilakukan oleh ilmuwan yang sering disebut sebagai
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah metode yang biasanya diikuti
oleh ilmuwan dalam memecahkan suatu masalah.
c. Produk ilmiah adalah konsep, prinsip, dan teori ilmiah. Dasar
pembentukan produk sains adalah data observasi yang dapat ditiru.
Konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang relevan
dan yang dapat digeneralisasikan. Teori adalah suatu generalisasi
prinsip-prinsip ilmiah yang berkaitan, dan yang menjelaskan segala
tentang ilmiah.
Pokok bahasan IPA adalah alam dengan segala isinya. Hal-hal yang
dipelajari adalah sebab akibat atau hubungan dari kejadian-kejadian
yang terjadi di alam. Karena aktivitas dalam IPA selalu berhubungan
dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan ketrampilan,
kerajinan, dan ketekunan, maka materi dalam pelajaran IPA tidak
cukup diberikan sebagai kumpulan pengetahuan saja, tetapi
menyangkut cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah.
KESIMPULAN
Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala
alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang
teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita
bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan
diri terhadap hal-hal tersebut.Hakikat sebagai produk dan proses tidak
bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai
hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan
pengamatan ilmiah.
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ,
sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan
keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-
konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-
masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai