PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) merupakan pondasi awal dalam menciptakan siswa-
siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya merupakan penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berimplikasi pada kegiatan pembelajaran IPA
di sekolah. Pembelajaran IPA haruslah memuat hakikat sains yang terdiri dari produk, proses dan
sikap.
Hakikat sains terdiri dari tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Ketiga
komponen tersebut menjadi suatu keutuhan dalam proses belajar mengajar. Hendaknya guru dapat
memberi pemahaman bagi siswa apa makna dari hakikat-hakikat pembelajaran IPA. (Sayekti and
Kinasih 2018) menjelaskan bahwa dalam suatu pembelajaran guru tidak dapat memisahkan konten
dalam suatu kegiatan belajar. Sejalan dengan itu, (Anjarwati et al. 2022) menjelaskan bahwa seorang
guru sains dituntut untuk mempunyai gambaran yang jelas dan tepat tentang apa itu sains, sebab
keyakinan tentang sains akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana seorang guru mengajarkan sains.
Pembelajaran IPA akan sangat bermakna ketika proses pembelajaran itu dimengerti dan
dipahami oleh siswa, apa sebenarnya dari hakikat pembelajaran IPA tersebut. Pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep IPA, fenomena dan peristiwa-peristiwa alam dapat diamati di sekitar
lingkungannya, melalui proses percobaan. Kegiatan proses tersebut menjadikan siswa memiliki sikap
saintis dalam diri siswa secara berkelanjutan. Sikap saintis/ilmiah harus dipupuk dari sejak awal agar
menjadikan mereka sebagai saintis yang sejati. Pada saat siswa melakukan proses inkuiri, siswa dituntut
untuk dapat bersikap jujur, terbuka, dan memiliki rasa tanggung jawab. Penanaman nilai ini harus
dipahami dan menjadi dasar dalam bersikap siswa pada kehidupan sehari-harinya. Artinya, ketiga unsur
dari hakikat sains tersebut menjadi suatu keutuhan dalam proses pembelajaran IPA.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata Natural Science Education secara
singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah, berhubunga dengan alam atau bersangkut paut
dengan alam, sedangkan science adalah pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara
harfiah dapat diartikan ilmu yang mempelajari pristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA
merupakan ilmu yang telah diuji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Dengan kata lain,
metode ilmiah merupakan ciri khusus yang menjadi identitas IPA (Abdullah A. dan Eny R., 2011:8)
dan juga disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Singkatnya IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam
semesta dengan segala isinya (Dewi and Effendi 2018)
Dalam perkembangannya, science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) saja. Penggunaan kata sains sebagai ganti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini
perlu dipertegas untuk membedakannya dari pengertian social science, educational science, political
science, dan penggunaan kata science lainnya.
Menurutu Abruscato (1992:6) sains dipandang dari berbagai segi, yaitu: 1) Sains adalah
proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang dunia sekitar, 2) Sains adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, dan 3) Sains dicirikan oleh nilai-nilai
dan sikap para ilmuan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.
Dengan kata lain, sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh
pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiataan tersebut. Sains didasarkan pula pada pendekatan
empirik dengan assumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang semata-
mata tidak bergantung pada metoda kausalitas tetapi melalui proses tertentu. Misalnya, observasi,
eksperimen, dan analisis rasional. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah seperti berlaku
obyektif dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data akan melahirkan penemuan-
penemuan baru yang menjadi produk sains.
Dalam memahami alam (proses sains) dan pengetahuan yang dihasilkan adalah fakta, konsep,
prinsip dan teori (produk sains). Karena IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya
sebagai proses. Dan harus didukung oleh sikap ilmiah berupa keyakinan akan nilai yang harus
dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan alam.
Hakikat IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan ilmuwan dan
sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitis.
Adapun produk IPA adalah:
1. Fakta IPA
2
Fakta merupakan produk sains yang paling dasar. Fakta diperoleh dari hasil observasi secara
intensif dan kontinu atau terus menerus, secara verbal fakta adalah pernyataan tentang benda yang
benar-benar ada atau peristiwa yang sungguh terjadi. Contoh produk sains yang merupakan fakta
adalah: Gula rasanya manis, air membeku pada suhu 0° C, merkurius adalah planet terdekat dengan
matahari, ular termasuk golongan reptilian, dll.
2. Konsep IPA
Konsep dalam sains dinyatakan sebagai abstraksi tentang benda atau peristiwa alam. Konsep
juga diartikan sebagai suatu definisi atau penjelasan. Konsep juga merupakan suatu ide yang
mempersatukan fakta-fakta sains yang saling berhubungan.
Contoh produk sains yang merupakan konsep adalah hewan berdarah dingin, gas, satelit, air,
semua zat tersusun atas partikel-partikel ; benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan ; materi
akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energy.
3. Prinsip IPA
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip
merupakan kumpulan sejumlah besar fakta atau menjelaskan saling keterhubungan sejumlah fakta.
Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa
contoh. Menurut para ilmuan prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek atau
kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative.
Contoh produk sains yang merupakan prinsip ialah udara yang dipanaskan memuai, adalah
prinsip yang menghubungkan konsep-konsep udara, panas, dan pemuaian. Prinsip ini menyatakan
jika udara dipanaskan maka akan memuai. Contoh lainnya yaitu semakin besar kuat cahaya, hasil
fotosintesis semakin banyak. Selain itu larutan yang bersifat asam bila yang dicampur dengan
larutan yang bersifat basa akan membentuk garam yang bersifat netral.
4. Hukum IPA
Hukum sains adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannnya yang meskipun sifatnya
tentative tetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relative
lama. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari :
Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian.
Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable.
Contoh dari hukum IPA:
Teori Atom menjelaskan bagaimana kekekalan massa baik sebelum reaksi maupun sesudah
reaksi kimia terjadi.
Teori Geosentrik alam semesta yang menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanya
merupakan bagian dari segala dan tidak berklaku lagi.
Untuk mendapatkan produk sains seperti tersebut diatas para ilmuan melakukan kegiatan yang
dikenal dengan proses sains. Oleh karena itu sains sebagai suatu produk tidak bisa lepas dari sains
sebagai suatu proses.
5. Teori IPA
3
Teori adalah generalisasi tentang berbagai prisip yang dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena alam.teori juga dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori
tersebut. Contoh produk sains yang merupakan teori adalah :Teori Meteorologi memprediksi kapan
akan mulai musim penghujan atau menjelaskan mengapa terjadi gelombang tsunami.
4
ini berkembang pesat. Misalnya saja dalam peningkatan kesehatan, penyediaan energi, dan
perkembangan industri.
IPA sebagai teknologi digunakan untuk mempersiapkan siswa untuk menjalani kehidupan di
era perkembangan IPTEK, sehingga dapat memecahkan masalah atau menemukan kejadia baru.
Pengembangan media pembelajaran. Prezi adalah contoh IPA sebagai teknologi. Hasil fotosintesis
berupa amilum degan teknologi dapat dijadikan bermacam-macam produk teung, makanan dll.
1. Informasi Umum
5
2. Capaian Pembelajaran (CP)
Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk
energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya).
3. Kegiatan Pembelajaran
A. Simpulan
Dalam pembelajaran IPA di SD sebaiknya peserta didik memiliki keingintahuan yang tinggi sebagai
titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atas percobaan. Kegiatan-kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan dan menanamkan konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk
memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Demikianlah yag dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun demi
sempurnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
7
DAFTAR PUSTAKA
Anjarwati, A., I. Setyawati, N. A. Wijaya, and ... 2022. “Meningkatkan Pengetahuan Peserta Didik Mengenai
Perubahan Wujud Benda Pada Mata Pelajaran IPA.” … Sains Dan Teknologi 1(2):60–66.