Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau
Sains, antara lain sifat sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat
seperti bila akan menjadi seorang ilmuan. Ada tiga alasan perlunya
The activity of questioning and exploring the universe and finding and
1
gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis.
Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep,
sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan
dapat disimpulkan bahwa sains selain sebagai produk juga sebagai proses
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pernyataan di atas selaras dengan
pendapat Carin yang menyatakan bahwa sains sebagai produk atau isi
dan pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan
kesimpulan yang betul (truth). Jadi IPA mengandung tiga hal: proses,
didalam sains. Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu
yang harus dilakukan dan diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau
2
mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan spesial,
sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan
sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah.
Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal,
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang
3
metode ilmiah yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah
dijelaskan diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences
(ilmu fisik), dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences
embriologi, mikrobiologi.
tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang
sehingga semboyan " Sains hari ini adalah tekhnologi hari esok" merupakan
semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan
4
teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya
mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya
teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan
eksperimen.
dan pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan
kesimpulan yang betul (truth). Jadi IPA mengandung tiga hal: proses,
di Sekolah Dasar. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains
satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah. Usman
5
Samatowa mengemukakan empat alasan sains dimasukan dikurikulum
yaitu:
baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai
b. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan
keseluruhan.
6
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di
pun menjadi sempit karena hanya pada ruang kelas saja. Sehingga perlu
7
untuk dapat memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya,
akan terjadi melalui negosiasi makna antara siswa dengan guru dan siswa
MIPA berdasarkan budaya memerlukan interaksi aktif dari siswa dan guru
dengan satu metode saja yaitu DECAFA (Dengar, Catat, Hafal) menjadi
budaya. Bisa saja misalnya belajar MIPA sambil memasak, atau belajar
dinilai melalui beragam tekhnik dan alat ukur, siswa pun mengekspresikan
menghadapi tes, tetapi sangat baik dalam mengarang atau menulis prosa,
8
atau bahkan dalam menggambar kartun/komik. Siswa diberi kebebasan
guru memang harus mengetahui titik awal ketika belajar dan titik akhir
belajar setiap siswa per individu. Sementara itu, upaya siswa menunjukkan
dengan berbagai cara wujud media. Misalnya dengan poster, puisi, lukisan,
komik strip, catatan harian, laporan ilmiah penelitian pribadi, ukiran, patung,
dan lain-lain.
IPA sebagai ilmu terdiri dari produk dan proses. Produk IPA terdiri
atas fakta (misalnya: orang menghirup udara dan mengeluarkan udara dari
hidungnya, biji kacang hijau muncul hipokotil dan epikotilnya dan akan
bertambah panjang ukurannya saat ditanam pada kapas yang disiram air),
teori, (misalnya: teori evolusi, teori asal mula kehidupan), hukum dan
9
a. Menegidentifikasi dan menentukan variabel tetap/bebas dan variable
berubah/tergayut,
digunakan.
hipotesis.
berkomunikasi seperti :
10
b. Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan,
yang dihadapi, maka rangkaian proses ilmiah itu menurut Towle menjadi
11
c. Melakukan pengukuran (measurement skill),
juga harus didasari oleh sikap ilmiah seperti sikap antusias, ketekunan,
menurut Piaget,Carin dan Sund, sebagian besar pada taraf transisi dari fase
konkrit ke fase operasi formal, maka diharapkan sudah mulai dilatih untuk
mulai mampu berpikir abstrak. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMP
12
Jika hal seperti itu dibiasakan maka hasil belajar yang dapat
alasan pembenar yang paling kuat. Selain itu, proses IPA juga mencakup
melakukan observasi,
13
yang ada, mengkomunikasikan (baik secara verbal, dalam
IPA bukan pada banyaknya konsep yang harus dihafal, tetapi lebih kepada
melalui metode ilmiah dan sikap ilmiah, dan peserta didik dapat melakukan
14
Dalam tahap perkembangannya, peserta didik SMP berada pada
tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut
yang lebih kurang sama dengan usia peserta didik SMP, merupakan ‘period
of formal operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada peserta didik
input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat peserta didik .
Pembelajaran IPA akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu
(1993), yaitu:
fungsional),
15
2. Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut),
tentang realitas),
sendiri dan
karakteristik keilmuan IPA akan dapat berkembang pesat dan bila dapat
dimanfaatkan oleh guru IPA untuk berlatih mengeksplorasi gejala alam, baik
konsep IPA.
16
2. Perkembangan Aspek Psikomotor
a. Tahap Kognitif
lambat. Ini terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar untuk
melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini peserta didik sering membuat
b. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini, seorang peserta didik membutuhkan waktu yang lebih
yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam
lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Dan
17
karena waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih pendek, gerakan-
c. Tahap Otonomi
Pada tahap ini, seorang peserta didik telah mencapai tingkat autonomi
yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap
untuk memikirkan
afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Bloom memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi
atas lima tataran afektif yang implikasinya dalam peserta didik SMP lebih
mereka
c. Bisa menilai
18
d. Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem,
apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat
Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku peserta didik yang
meliputi:
ego.
19
juga harus mempertimbangkan penalaran formal yamg berbeda-beda yang
dimilki oleh siswa. Hal ini dapat dilaksanakan dengan baik bila informasi
tentang penalaran formal siswa sudah dimiliki oleh guru. Piaget menyatakan
20
Perilaku umum tersebut diungkapkan dalam sains sebagai
interaksi.
1989.
21
mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu
tekhnologi.
kurikulum yang berlaku. Padahal, dalam membahas IPA tidak cukup hanya
menekankan pada produk, tetapi yang lebih penting adalah proses untuk
membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum. Oleh karena itu,
keterampilan, sikap dan nilai limiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Tuhan YME. Tujuan IPA secara umum adalah agar
22
teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam
kehidupan seharihari.
dan pendekatan. Dalam hal ini, pendekatan yang paling sesuai dengan
menerima informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai
yang memiliki satu kelas atau objek-objek kejadian atau hubungan yang
23
perlu mengenal anak didik dan bakat khusus yang mereka milki agar dapat
dengan tujuan pendidikan. Sikap yang terbentuk pada diri siswa terhadap
pelajaran itu, dan bagaimana cara guru menyampaikan mata pelajaran itu.
lambat laun siswa berada dalam kondisi belajar yang berkesan baik dan
Jika mata pelajaran tersebut adalah IPA maka akan terbentuklah sikap yang
memancar keluar.
b. Menurut Wynne Harlen dalam Hendro Darmodjo dan Yenny Kaligis, ada
9 aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD yaitu
24
5. Sikap tidak berprasangka (open mendidness),
konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan
tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di
masyarakat. Dalam hal ini, Hidayat dan Poedjiadi berpendapat sama bahwa
belajar IPA melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada kaitannya dengan
IPA dan Teknologi dirasakan lebih dekat, dan belajar IPA melalui isu-isu
yang paling utama, yang dilakukan dengan memunculkan isu sosial di awal
pembelajaran dan guru sebelumnya sudah memiliki isu yang sesuai dengan
konsep yang akan diajarkan. Adalah suatu kekeliruan apabila seorang guru
dalam buku teks kepada anak-anak didiknya. Hal ini disebabkan apa yang
25
tersurat di dalam buku teks itu baru merupakan satu sisi atau satu dimensi
meningkatkan sikap siswa yang semula kurang baik menjadi lebih baik dan
sehari-hari seperti: (a) Tukang minuman yang sedang membuka tutup botol,
(b) Ayah yang sedang mencabut paku di dinding, (c) Tukang minyak tanah
yang sedang memindahkan drum besar dari bawah ka atas truk, dan (d)
Paman yang sedang memindahkan lemari yang besar dari ruang tamu ke
dalam kamar
KESIMPULAN
proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan
26
• Pembelajaran IPA masih didominasi oleh penggunaan metode
baik itu dalam bidang tekhnologi maupun pada bidang yang lainnya
PENDIDIKAN
masyarakat.
Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan
berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi
27
dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka
sebelum kelahiran.
Pendidikan dasar
Pendidikan menengah
Pendidikan tinggi
Jalur pendidikan
Pendidikan formal
Pendidikan nonformal
28
banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di
semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan
belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan
fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB,
BPPNFI, dan lain sebagainya.
Pendidikan informal
Jenis pendidikan
Pendidikan umum
Pendidikan kejuruan
Pendidikan akademik
Pendidikan profesi
29
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau
menjadi seorang professional
Pendidikan vokasi
Pendidikan keagamaan
Pendidikan khusus
30
15 10
16 11 Sekolah menengah atas/Sekolah kejuruan
17 12
18
19
Akademi/Institut/Politeknik/Sekolah tinggi/Universitas
20
21
(1) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991
).
(2) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan ( McLeod, 1989 ).
(4) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 )
(6) Dalam arti luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai
32
usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik
jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si
anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan
Harahap, 1981 ).
33
a. pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-
kondisi aktual dari individu yang belajar dab lingkungan belajarnya;
34
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori
pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana
soyogyanya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah
tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Teori pendidikan
disusun seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari
praktek pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif
memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada
hakekatnya untuk mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.
35
Menurut Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan bukanlah
antara pengajaran dengan pendidikan tetapi antara pengajaran sebagai
suatu profesi dengan pendidikan.
3. Fungsi Pendidikan
1. Konsep Belajar.
36
c. Sikomotorik yaitu kemepuan yang mengutamakan keterampilan
jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan
kreativitas.
2. Respon si belajar,
37
Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne
38
6. belajar konsep-konsep (Concept Learning) yaitu corak belajar yang
menentukan ciri-ciri yang khas yang ada dan memberikan sifat
tertentu pula pada berbagai objek.
Ada tiga aspek perkembangan intelektual yang diteliti oleh Jean Piaget
yaitu :
2. Isi, yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon
yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau masalah yang
dihadapinya.
39
Belajar Menurut Pandangan Carl R. Rogers
40
mengenal lingkungan yang terdiri atas 6 macam kemampuan yang
disusun secara hirarki dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis
dan penilaian; domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan
emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi
lima macam kemampuan emosional disusun secara hirarki yaitu
kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan
karakterisasi diri; domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan
motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari :
gerakan repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan
jasmani, gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
41
belajar dokelas atau menggunakan hasil ujian prestasi yang berpusat
pada mata pelajaran.
2. Teori Belajar
Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar
menurut pandangan psikologi yaitu teori disiplin mental, teori
behaviorisme dan teori cognitive gestalt-filed.
b. Teori Behaviorisme
42
respon, dan menekankan kepentingan latihan. Tokoh yang
mengembangkan teori ini adalah Thorndike yang mengemukan tiga
prinsip aatu hukum dalam belajar yaitu : belajar akan berhasil apabila
individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut,
belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan ulangan, dan belajar
akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang
baik.
43
teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau
bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.
e. Prinsip-prinsip Belajar
44
maka hubungan itu diperkuat, Spread of effect yaitu emosional yang
mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama
pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru, law
of exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat
dengan latihan dan penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil
belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
45
Menurut Rusyam cara dan teknik mengatasi kesulitan belajar
adalah : menetapkan target belajar, menghindari saran dan kritik
yang negatif, menciptakan situasi belajar, menyelenggarakan
remedial program, dan memberi kesempatan agar peserta didik
memperoleh pengalaman yang sukses.
46