Nim : 836986359
Strategi penyampaian pengajaran IPs, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu
tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga
masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini
disebut "The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum" (Mukminan,
1996:5). Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut :
Menurut jean piagiet usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional
konfrik . oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat
membangkitkan siswa misalnya, penggalang waktu belajar tidak terlalu panajang dan yang
tidak kalah pentngnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa . ciri utama atau
karakteristik pembelajaran ilmu pengatahuan social menurut kokasih (dalam suprya, DKK
2006 : 8) :
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat
monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin
ilmu-ilmu sosial
seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan
Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan
interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan
yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan
dengan
Dari paparan materi diatas maka kami dapat simpulkan bahwa, IPS eseumlah
mata p sejbgai mata pelajarab yang merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran
sosial yang
mengajarkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan kepada siswa untuk memahami
lingkungan dan masalah-masalah sosial disekitarnya, serta sebagai bekal untuk melajutka
pendidikan ke jenjag yag lebih tinggi. Yang bertujuan pendidikan IPS adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial
untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri
aspek-aspek berikut :
Bilangan
Geometri
Pengukuran
Pengolahan data
Kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan bahkan inventif peserta
didik perlu secara sengaja dibina dan dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, mata
pelajaran bahasa Indonesia menjadi wadah strategi.
a. belajar bahasa lebih mudah terjadi jika bahasa itu disajikan secara holistik nyata,
relevan,bermakna, serta fungsional jika bahasa itu disajikan dalam konteks dan dipilih
peserta didik untuk digunakan,
Dinyatakan pula bahwa sesuai dengan teori belajar, perkembangan kognitif serta
perkembangan bahasa pada anak usia lima sampai dengan delapan tahun atau anak kelas
awal SD mempunyai karakteristik sebagai berikut:
kemampuan kognitif dan bahasa anak usia tersebut telah memadai untuk belajar
dalam situasi yang lebih formal,
sesuatu lebih mudah mereka pahami jika diperoleh melalui interaksi sosial dengan
mengalaminya secara nyata dalam situasi yang menyenangkan,
situasi yang akrab, dilandasi penghargaan, pengertian, dan kasih sayang, serta
lingkungan belajar kondusif dan terencana sangat membantu proses belajar yang
efektif (Akhadiah,
1994: 8-5). Kenyataan itu menuntut agar guru sebagai pengelola pembelajaran dapat
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dan pendekatan pembelajaran yang
bermuatan keterkaitan atau keterpaduan sehingga membuat anak secara aktif terlibat
dipadukan atau dikaitkan dengan mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, atau Matematika.
b. Dari berbagai pendapat para ahli dan rambu-rambu pembelajaran Bahasa
Indonesia
,
c. Guru sebagai model dalam berbahasa (membaca dan menulis) selama proses
pembelajaran berlangsung serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan
balik yang positif. Kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dipengaruhi berbagai
faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pendekatan dalam proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses tersebut menyangkut materi ajar yang
digunakan, kegiatan guru dan peserta
didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan
bahan ajar, alat dan lingkungan belajar serta cara dan alat evaluasi dan kesesuaian
dengan
Jenis tes objektif yang banyak digunakan orang adalah tes jawaban benar -salah ( true-
false), pilihan ganda (multiple choise), isian (kompletion) dan penjodohan (matching)
Tes benar-salah
Bentuk tes terdiri dari sebuah pernyataan yang mempunyai dua kemungkinan benar
atau salah.
Contoh:
B – S bahasa Indonesia termasuk rumpun ustronesia (ingtan)
B- S kalimat ‘anak itu sellu pakai hem ‘ adalak kalimat gabung bertingkat bertingkat
dengan kalimat menduduki fungsi objek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan
benar –salah.
Pernyataan jangan mengutip apa adanya ( kutipan secara verbatim )dari buku karena
akan menimbulkan kecenderungan siswa menghafalkan buku secara verbalistis.
Jumlah pernyataan yang benar dan yang salah haruus seimbang, separuh benar dan
separuh salah, untuk mengatasi adanya kemungkinan siswa yang hanya menjawab
benar
Penentuan skor siswa dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan rumus
tanpa tebakan, S=R S: skor, dan R (right= jawaban betul). Jadi, untuk memperoleh skor
siswa kita hanya menghitung jumlah jawaban yang betul. Rumus tebakan, S=R-W
(wrong/jawaban salah). Jadi, kita menghitung jawaban betul kemudian dikurangi
jawaban yang salah. Kelebihan tes benar-sala
Baikuntukmengkur recall Dapat mencakup bahan yang luas Mudah untuk sekoring dan
mudah
menyusunnya Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal tidak lama Instrksi
mudah dipahami Kelemahan tes benar-salah Ada kemungkinan terjadi tebakan Untuk
mengukur hal-hal yang tes book Saran-saran penyusunn tes benar –salah Hindari
bentuk kalimat atau ungkapan seperti yang terdapat pada buku teks atau bacaan
Hindari penggunaan kalimat yang luas dan umum Usahakan jumlah soal yang benar
dan yang
salah seimbang
Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling banyak dipergunakan dalam
dunia pendidikan.tes pilihan ganda terdiri atas sebuah pernyataan atau kalimat yang
belum lengkap yang kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat
digunakan untuk melengkapinya dari sejumlah “pelengkap” tersebut, hanya satu yang
tepat, yang lain merupakan pengecoh ( distractors). Kelebihan dan kelemahan tes
objektif pilihan ganda tak berbeda halnya dengan kelebihan dan kelemahan tes objektif.
Hanya saja tes objektif pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
tingkat tinggi (pemahaman, analisis dan sintesis), yaitu dengan memberikan sebuah
pernyataan kasus, dan pilihan jawaban berupa pemecahan kasus tersebut.
Fortofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa, penilaian fortofolio pada dasarnya adalah
penilaian pada karya-karya siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semua tugas
penulisan yang dikerjakan siswa dalam jangka waku tertentu. Misalnya satu semester
dikumpulkan lalu dilakukan penilaian. Sebagai mana ditunjukkan dalam tugas-tugas
menulis dan atau tes isai dalam penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia. Siswa
diharapkan untuk berunjuk kerja secara aktif, produktif, lewat bahasa tulis. Kemampuan
menulis tersebut merupakan salah satu setandar kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa.
wawancara
Teknik wawancara diperlukan guru untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih
lanjut tentang hal-hal yang dirasa guru kerang jelas informasinya sebelum menentuknan
teknik dan alat penilaian penulis soal perlu menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian
dan KD yang hendak diukur. Setelah menentukan tujuan penilaian dan pokok bahasan
yang sangat penting, langkah berikutnya adalah menentukan jumlah soal setiap pokok
bahasan atau materi dan penyebaran soalnya . untuk mempermudah dalam
pelaksanaannya,