Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH DASAR-DASAR SAINS KELOMPOK 1

HAKEKAT SAINS

Oleh :
Faimat Sholihin
Nadila Fitriyani
Dosen Pengampu : Dr. Mawardi, M.Si

PRODI PETERNAKAN
DEPARTEMEN AGROINDUSTRI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 MATERI
BAB 3 PENUTUP

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Hakikat sains meliputi produk sains, proses sains, dan sikap ilmiah sains. Sains tidak
hanya semata-mata berorientasi pada produk saja melainkan juga bagaimana proses yang harus
ditempuh untuk menghasilkan produk tersebut, dan bagaimana sikap positif dapat terbentuk
melalui proses yang dilalui. Merujuk pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran sains memberikan pengalaman belajar secara langsung dan bermakna.
Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Pembelajaran bermakna sesuai
dengan definisi literasi saintifik.
Literasi saintifik menjadi hal yang sangat penting yang harus dikuasai oleh siswa,
sehingga siswa mampu membangun kompetensi dalam belajar. Kompetensi siswa dapat
dibangun berdasarkan pengetahuan sains yang dapat diamati oleh siswa sehingga akhirnya
membentuk keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pada zaman prasejarah, saran dan pengetahuan disampaikan dari generasi ke generasi
selanjutnya dalam bentuk tradisi lisan. Sebagai contoh, domestikasi jagung untuk pertanian telah
berusia sekitar 9.000 tahun yang lalu di Meksiko selatan, sebelum perkembangan sistem
penulisan. Demikian pula, bukti arkeologi menunjukkan perkembangan pengetahuan astronomi
pada masyarakat yang pra-buta-huruf.
Perkembangan penulisan memungkinkan pengetahuan untuk disimpan dan
dikomunikasikan lintas generasi dengan ketepatan yang jauh lebih besar. Dikombinasikan
dengan perkembangan pertanian, yang memungkinkan untuk surplus makanan, menjadi
memungkinkan bagi peradaban awal untuk berkembang, karena lebih banyak waktu yang bisa
dicurahkan untuk pekerjaan-pekerjaan lain selain untuk bertahan hidup.
Banyak peradaban kuno mengumpulkan informasi astronomi secara sistematis melalui
pengamatan yang sederhana. Meskipun mereka tidak memiliki pengetahuan tentang struktur fisik
sebenarnya dari planet-planet dan bintang-bintang, banyakpenjelasan teoretis yang diajukan.
Fakta dasar tentang fisiologi manusia dikenal dibeberapa tempat, dan alkimia dipraktikkan
dibeberapa peradaban. Pengamatan yang cukup tentang flora dan fauna makrobiotik juga telah
dilakukan.
BAB 2
MATERI

A. Pengertian Sains
Secara bahasa, sains berasal dari bahasa Latin yaitu “scientia” yang artinya adalah
pengetahuan. Sementara itu, dalam bahasa Inggris, sains dikenal sebagai “science”. Dari
pengertian tadi, kemudian muncul kata “sains” yang selanjutnya digunakan juga dalam bahasa
Indonesia.
Dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sains memiliki
beberapa pengertian, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan pada umumnya
2. Pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya
adalah biotani, fisika, kimia, geologi, zoologi, dan sebagainya; ilmu pengetahuan
alam.
3. Pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji
coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang
diselidiki, dipelajari, dan lain sebagainya.
Pengertian sains menurut para ahli :
1. Albert Einstein berpendapat bahwa sains adalah sebuah bentuk upaya atau
kegiatan yang memungkinkan dari berbagai variasi atau pengalaman indrawi,
mampu membentuk sebuah sistem pemikiran atau pola pikir yang secara rasional
seragam.
2. Menurut Wigner, arti sains merupakan gudang atau penyimpanan pengetahuan
tentang gejala-gejala alam yang juga mencakup pengetahuan tentang dunia
alamiah yang diperoleh dari interaksi indera dengan dunia tersebut.
3. Romano Hare mengungkapkan definisi sains sebagai kumpulan teori yang telah
diuji kebenarannya dan menjelaskan tentang pola-pola dan keteraturan maupun
ketidakteraturan dari gejala yang diamati dengan seksama.

Kesimpulan berdasarkan pendapat para ahli, bahwa sains adalah sebuah bentuk upaya atau
kegiatan untuk menyimpan dan mengumpulkan pengetahuan mengenai dunia alamiah yang
didapatkan dari pengalaman indrawi lalu diuji kebenarannya.

B. Dimensi-Dimensi Sains
Sains dan pengajaran sains lebih diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang ilmiah. Ada
tiga dimensi sains yang penting. Pertama muatan sains (content of science) yang berisi berbagai
fakta, konsep, hukum, dan teori-teori. Dimensi inilah yang paling banyak dipikirkan orang
apabila berbicara pertama kali tentang sains, dan ini sangat penting sekali karena merupakan
pokok dari ilmu pengetahuan.yang menjadi objek kajian ilmiah manusia.
Kedua adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah dari aktivis
sains. Proses dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan sains biasa disebut dengan
keterampilan proses sains (science proccess skills). Keterampilan proses inilah yang digunakan
setiap ilmuwan ketika mengerjakan aktivitas-aktivitas sains. Karena sains adalah tentang
mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka
keterampilan ini dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan
persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya. Jadi, mengajarkan
keterampilan proses sains pada siswa sama artinya dengan mengajarkan keterampilan yang
nantinya akan mereka gunakan dalam kehidupan keseharian mereka.
Ketiga merupakan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. Dimensi
ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya daya imajinasi seseorang, juga antusiasme
yang tinggi untuk mengajukan pertanyaan dan memecahkan permasalahan. Sikap lain yang juga
harus dimiliki seorang ilmuwan adalah sikap menghargai terhadap metode-metode dan nilai-nilai
di dalam sains. Metode-metode sains yang dimaksud di sini meliputi usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan menggunakan bukti-bukti, kemauan untuk mengakui pentingnya
mengecek ulang data yang diperoleh, dan memahami bahwa pengetahuan ilmiah dan teori-teori
berubah sepanjang waktu selama informasi-informasi yang lebih banyak dan lebih baik
diperoleh.

C. Fungsi Sains Dalam Kehidupan


Menurut hasil survei, sebanyak 87 % masyarakat secara global percaya bahwa kita
membutuhkan sains untuk menyelesaikan masalah dunia, dan sebagian besar dari mereka juga
percaya bahwa masa keemasan ilmu sains akan datang. Mereka yang tertarik pada pengetahuan
sains, percaya bahwa kemajuan sains akan bermanfaat bagi generasi mendatang, sains akan
menyelesaikan masalah utama dunia, dan sains akan membantu mereka hidup lebih lama dan
lebih sehat.
Dalam kehidupan, sains memiliki fungsi yang penting sebagai pusat perkembangan
peradaban manusia. Sains dapat sebagai alat untuk mengungkapkan fakta-fakta yang belum
diketahui oleh manusia melalui percobaan-percobaan yang berdasarkan teori-teori terdahulu
yang sudah dikumpulkan. Sains juga bisa menjadi alat manusia untuk dapat bertahan hidup,
seperti perkembangan ilmu rekayasa gentik sehingga padi dapat panen dalam jangka waktu yang
relatif pendek dari pada saat sebelum dikenalnya ilmu tersebut. Sains sebagai alat untuk
perkembangan ilmu teknologi, seperti berawal ditemukannya tenaga uap, lalu listrik, kemudian
kecerdasan buatan dan akan terus mengalamai peningkatan. Serta sains sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan dipermudahnya semua akhtifitas manusia.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang
lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu
dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang
punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi
Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai
berbagai gejala alam.
Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode
“menemukan sendiri”. Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat
dikemukakan suatu masalah demikian”. Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?” Anak diminta
untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
Bila sains diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains
tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. Mata pelajaran ini mempunyai:
nilai–nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara
keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai