NIM : 11190240000018
A. PENGERTIAN
2. Pengertian Teknologi
Teknologi menurut KBBI adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teknologi juga merupakan proses, metode dan pengetahuan yang diterapkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.3 Teknologi sangat erat hubungannya dengan Ilmu
Pengetahuan (Scince) dan Ilmu Teknik khususnya yang dianggap termasuk bidang
“engineering”. Jadi, teknologi dalam hakekatnya meliputi pengetahuan yang
sistematik disertai dengan penerapan hasil pengetahuan sebagai kegiatan dalam
perkembangan masyarakat.4
1
Kbbi.kemdikbud.go.id. Sains. Diakses pada tanggal 21 Maret 2020. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sains,
p.3
2
Dictionary.com. Scince. Diakses pada tanggal 21 Maret 2020. https://www.dictionary.com/browse/science,
p.2
3
ED Tittel, Schaum Outline: Teori dan Soal Computer Networking (Jaringan Komputer) (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2004)
4
Sumitro Djojohadikusumo: Teknologi dan Penataan Ekonomi Internasional
3. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, istilah “filsafat”, yang merupakan padanan kata falsafah
(bahasa Arab) dan philosophy (bahasa Inggris), berasal dari bahasa Yunani
(philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata
philos dan Sophia. Kata philos berarti kekasih, bisa juga berarti sahabat. Adapun
Sophia berarti kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti pengetahuan. Jadi secara
harfiah philosophia berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan.
Oleh karena itu, telah di-Indonesiakan menjadi “filsafat”.5 Maka dapat disimpulkan
filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dari realitas yang
ada serta meraih kebenaran yang asli dan murni dengan mengandalkan akal budi.
7
Wattimena, Reza A.A, Filsafat dan Sains Sebuah Pengantar (Jakarta: Grasindo, 2008) h.107-108
8
Burhanuddin, Nunu, Filsafat Ilmu (Jakarta Timur: Kencana, 2018) h. 16
9
Taufik, Ahmad, Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Pengetahuan (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2016) h.8
KESIMPULAN
Sains menurut KBBI adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu
observasi, penelitian dan uji coba yang mengarah pada penetuan sifat dasar atau
prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari dan sebagainya. Teknologi menurut
KBBI adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. filsafat adalah ilmu yang
berupaya untuk memahami hakikat alam dari realitas yang ada serta meraih kebenaran
yang asli dan murni dengan mengandalkan akal budi.
Filsafat Ilmu adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar atas
berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahauan, landasan dan hubungannya dengan
segala segi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
ED Tittel, Schaum Outline: Teori dan Soal Computer Networking (Jaringan Komputer)
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004
NIM : 11190240000018
Aristoteles lahir di Stagira di sebelah utara Yunani pada tahun 384. Ayahnya adalah
dokter pribadi Amyntas II, raja Macedonia. Aristoteles merupakan salah satu dari tiga
tokoh kunci filsafat kuno, Bersama dengan Plato dan Socrates. Pada umur 18 tahun ia
mendaftarkan diri pada akademi Plato dan tinggal di situ hingga meninggalnya Plato pada
tahun 347 SM. Ia kemuadian pergi ke Assos di Asia Kecil dan selama lima tahun
berikutnya berkerja sama dengan sekelompok kecil sarjana dalam topik-topik filsafat dan
biologi, dan dua tahun berikutnya ia habiskan di Mitylene di Lesbos. Kendati ia hidup dan
berkerja hampir dua ribu lima ratus tahun yang lalu, namum pemikirannya masih sangat
penting dan relevan hingga sekarang. Ia adalah murid Plato tetapi bukan sebagai pengikut
yang tidak kritis. Ia secara luas menulis tentang logika, fisika, sejarah alam, psikologi,
politik, etika, dan seni. Ia juga dipandang sabagai bapak pelopor empiris. 10Dikemudian
hari, dia juga menjadi guru dari Alexander Agung. Aristoteles wafat pada 322 SM, pada
umur sekitar 61 atau 62 tahun.
Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok belasan, yaitu:
a) Logika
b) Filsafat Ilmu
c) Psikologi
d) Biologi
e) Metafisika, oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologi.
f) Etika
g) Politik dan Ekonomi.
Nasiban, Ladidlaus, Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya (Jakarta:
10
Grasindo) h.30-31
2. Peran Ilmiah Aristoteles
Aristoteles barang kali merupakan orang serba bisa pertama dan terbesar sepanjang
sejarah. Dia telah menulis banyak sekali hal, dari sekarang hingga sterilitas, dari spekulasi
mengenai sifat dasar jiwa hingga meteorology, puisi dan kesenian, bahkan hingga ke tafsir
mimpi. Aristoteles dianggap telah melakukan perubahan (kecuali Matematika yang
dikuasai oleh pemikiran Plato). Yang lebih penting dari semua itu, Aristoteles juga
dianggap sebagai peletak fondasi pertama dalam bidang logika. Aristoteles mempunyai
suatu minat yang kuat terhadap kepraktisan dan keilmiahan. Hal inilah yang membuatnya
memandang gagasan-gagasan Plato dari suatu sudut pandang yang semakin lama semakin
realistis. Plato percaya bahwa dunia tertentu yang kita serap disekitar kita sebenarnya
hanyalah penampakan-penampakan. Realitas yang sebenarnya terletak dalam suatu dunia
ide-ide yang berupa bentuk-bentuk. Objek tertentu dari dunia yang kita serap itu hanya
bisa mendapatkan realitasnya dengan berperan serta dalam dunia ide-ide tersebut.
Apabila pendekatan Plato terhadap dunia secara hakiki bersifat religius, pendekatan
Aristoteles cenderung ilmiah, hal inilah yang membuatnya ragu untuk menyatakan bahwa
dunia sekitar kita, sebagai sesutau yang tidak nyata. Walau begitu, tetap saja ia
meneruskan pembedaan terhadap segala sesuatunya sebagai substansi yang primer dan
sekunder. Tetapi Aristoteles menyetujui anggapan Plato bahwa ilmu pengetahuan
berbicara tentang yang umum dan tetap. Ilmu pasti tidak berbicara entang segitiga ini atau
itu, tetapi tentang segitiga pada umumnya. Salah satu alasan penting mengapa Plato
menerima ide-ide ialah justru untuk memperjamin kemungkinan adanya ilmu
pengetahuan. Maka dari itu muncullah pertanyaan: jika tidak ada ide-ide, bagaimana
mungkin adanya ilmu pengetahuan?. Kita singgung pendapat Aristoteles yang biasanya
disebut “teori bentuk-materi”. Ia berpendapat bahwa setiap benda jasmani terdiri dari dua
hal, yaitu bentuk dan materi. Marilah kita menjelaskan maksudnya dengan bertitik tolak
dari suatu contoh sederhana yaitu sebuah patung. Setiap patung terdiri dari bahan tertentu
dan bentuk tertentu. Bahan ialah misalnya kayu atau batu. Bentuk ialah biasanya bentuk
kuda, bentuk Napoleon dan lain sebagainya. Bentuk tidak pernah lepas dari bahan dan
bahan tidak pernah lepas dari salah satu bentuk. Sebelum kayu ini mempunyai bentuk
kuda umpanya, niscaya sudah ada bentuk lain (misalnya bentuk pohon).
Nah menurut pendapat Aristoteles setiap benda jasmani mempunyai bentuk dan
materi. Tetapi yang dimaksudkannya bukannya bentuk dan materi yang dapat dilihat,
seperti halnya dengan patung tadi, melainkan bentuk dan materi sebagai prinsip-prinsip
metafisis. Dua prinsip ini tidak bisa ditunjukkan dengan jari, tetapi harus diandaikan
supaya kita dapat mengerti benda-benda jasmani. Dengan itu kiranya sudah jelas bahwa
buat Aristoteles ilmu pengetahuan dimungkinkan atas dasar bentuk yang terdapat dalam
setiap benda konkret. Teori Aristoteles yang diuraikan di atas, kemudian hari sering kali
dinamakan “Hilemorfisme”. Teori hilemorfisme menjadi dasar juga untuk pandangan
Aristoteles tentang manusia. Bertentangan dengan Plato, ia menekankan kesatuan
manusia.
Sejak awal abad 13 pengajaran di Universitas Paris dipengaruhi oleh karya-karya
filsafat yang baru ditemukan. Dari pihak gereja beberapa kali dilarang untuk membahas
karya-karya Aristoteles dalam kuliah. Tetapi larangan ini tidak dapat menghindarkan
bahwa pengaruh Aristoteles dan filsuf-filsuf Arab semakin bertambah. Perkembangan
yang sama terdapat juga di Universitas Oxford. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
semua teolog dipengaruhi oleh Aristotelisme yang baru saja timbul dalam dunia barat,
tetapi di antara mereka dua aliran dapat dibedakan. Aliran lain mencari jalan-jalan baru
atas dasar filsafat Aristoteles.11
Kalau kita mengatakan bahwa Aristoteles telah menemukan logika, maka itu tidak
berarti bahwa dalam filsafat sebelumnya tidak terdapat sesuatu pun tentang logika. Dalam
ajaran Elea, kamu Sofis, Sokrates, dan Plato pasti sudah ada unsur-unsur yang
dipergunakan Aristoteles dalam menyusun logikanya. Dengan mengatakan bahwa
Aristoteles mempunyai jasa besar dalam menemukan logika, yang kita maksudkan ialah
bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Aristoteles memberikan suatu uraian
sistematis mengenai logika. 12
Kemudian, salah satu ilmu yang juga dikaji oleh Aristoteles adalah Retorika. Retorika
dapat didefenisikan sebagai kemampuan menemukan alat-alat persuasi yang tersedia pada
setiap keadaan yang dihadapi; fungsi ini hanya dimiliki oleh seni retorika. Seni lain
mengajarkan atau memaparkan sesuatu sesuai subjek bahasannya, misalnya, ilmu
kedokteran mengajarkan tentang sehat dan tidak sehat, geometri tentang sifat-sifat ukuran,
aritmetik tentang angka-angka, demikian halnya dengan cabang seni lain. sementara
retorika dipandang sebagai kemampuan menemukan alat-alat persuasi pada hampir semua
11
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat (Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 1998) h. 33
12
Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani: dari Thales ke Aristoteles (Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota
IKAPI), 1999) h.168
subjek bahasan yang dihadapi; karenanya, dikatakan bahwa berdasarkan karakter
teknisnya, retorika tidak terkait pada golongan subjek ilmu tertentu.13
Di abad ke-21 ini mungkin sains Aristoteles telah banyak yang ketinggalan dan hanya
dipelajari sebagai minat sejarah belaka. Kesalahan-kesalahannya telah dibongkar sejak
masa Copernicus dan Galileo, yang telah mengemukakan hasil temuan-temuan mereka.
Pada abad ke-14 kritik terhadap teori fisika Aristoteles, bersama dengan munculnya
pemikiran-pemikiran baru, telah memuncukan penjelasan dan hipotesis baru dalam fisika,
membuat sains Aristoteles tidak banyak diperhatikan lagi.14
KESIMPULAN
Aristoteles merupakan seorang ahli filsafat atau Filsuf Yunani Kuno yang hidup pada
tahun 384-322 SM. Aristoteles lahir di Stagira dan merupakan anak dari dokter pribadi
seorang Raja yaitu Raja Amecodia. ia berguru pada Plato selama 20 tahun, tetapi dalam
banyak hal ia berbeda pendapat dengan gurunya. Tetapi Aristoteles menyetujui anggapan
Plato bahwa ilmu pengetahuan berbicara tentang yang umum dan tetap.
Aristoteles dikenal karena karya dan pemikirannya dalam bidang fisika, biologi, etika,
politik, music, bahasa, dan puisi. Pada usia 40 tahun beliau menjadi guru Alexander Agung.
Aristoteles juga mewariskansistem logika yang mendasari pengambilan kesimpulan dalam
dialektika dan matematika. Dalam banyak hal, Aristoteles lebih membumi dibandingkan
Plato. Terkait dengan itu, Aristoteles menolak konsep ketakterhinggaan, karena menurutnya
semua objek di alam semesta ini bersifat terhingga. Bagi Aristoteles, sesorang dapat melukis
sebuah garis sepanjang-panjangnya, tetapi tidak ada garis yang tak tehingga panjangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aristoteles, Retorika(Seni Berbicara (Yogyakarta: Penerbit BASABASI, 2018) h. 17
13
Sahrul Mauludi, Aristoteles: Inspirai Untuk Hidup Lebih Bermakna (Jakarta: Penerbit PT Alex Media
14
Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani: dari Thales ke Aristoteles Yogyakarta: Penerbit
Kanisius (Anggota IKAPI), 1999
Sahrul Mauludi, Aristoteles: Inspirai Untuk Hidup Lebih Bermakna Jakarta: Penerbit PT
Alex Media Komputindo, 2016
BAB III: Sejarah Sains dalam Tradisi Barat dan Islam: Relasinya dengan Agama
Bab ini akan membahas sejarah sains di Barat, dari periode Yunani, Romawi,
Pertengahan hingga periode modern dan kontemporer, dimana kini kita hidup. Sesuai judul
buku, sains akan dihubungkan dengan kesesuaian dan pertentangannya dengan agama.
Selanjutnya, nanti akan dijelaskan sejarah sains dalam Islam, dari periode klasik Islam,
hingga periode modern, dimana Ummat Islam mengalami kemunduran dalam bidang sains
empiris dan teknologi.
A. Sejarah Sains di Barat: Dari Periode Yunani, Pertengahan, Hingga Kontemporer
1. Periode Yunani dan Romawi
Dalam sejarah Barat, kelahiran dan pertumbuhan sains pertama terjadi di Yunani sekitar 5
abad SM. Sebelum periode ini, manusia di Barat alam pemikirannya masih bersifat
mitosentris. Misalnya, gempa bumi terjadi dipandang karena Dewa Bumi sedang
menggoyangkan kepalanya.
Dan hal ini dimulai munculnya Thales (624-546 SM). Ia adalah sebagai orang pertama yang
berfikir mengeni alam secara rasional. Menurut Thales alam bersal dari air. Thales
menggunakan akal dalam mencari jawaban. Dalam literatur ilmu kesehatan misalnya disebut
bahwa ada sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air. Otak dan darah adalah dua organ
penting yang memiliki kadar air di atas 80%. Anaximandros (w. 540 SM), alam baginya
berasal dari substansi pertama yang kekal, tidak terbatas, dan tidak dapat diamati pancaindra
dan itu berarti udara. Ia menegaskan udara merupakan sumber segala kehidupan, dimana
manusia saja akan mati tanpa udara. Heraklitos (w. 480 SM), menurutnya alam berasal dari
api. Apilah yang mengubah kehidupan. Besi sekalipun biasa diubah menjadi senjata seperi
pedang. Parmenides (w. 450 SM), jika Heraklitos menyebut alam berubah, alam bagi
Parminedes adalah diam. Bergeraknya alam bersifat semu. Alam disebutnya diam, karena
alam itu satu, yaitu ada, dan yang ada itu hanya satu.
Jika pada masa sebelumnya antara ilmu dan agama masih hidup berdampingan, ilmu
mendukung agama seperti tampak dalam pemikiran Paraminedes. Karena pada masa
berikutnya di Yunani lahir kaum sofis yang memiliki banyak pengikut. Ini dimulai dari
adanya Protagoras ( w. 411 M). Baginya manusia merupakan ukuran kebenaran dan semua
kebenaran adalah relative. Socrates (w. 399 SM) kemudian tampil dalam sejarah Yunani
untuk menyelesaikan kemelut kekacauan berfikir kaum sofis dan masyarakat kaum sofis dan
masyarakat elite Yunani. Ia memperkenalkan metode dialog (belajar dengan istrinya) yang
dikenal dengan dialketika. Dengan itu ia tampil melawan kaum sofis. Ia dengan lantang
menyebut bahwa kaum sofis tidak seluruhnya benar.Yang benar, sebagian pengetahuan
bersifat umum, dan sebagiannya lagi bersifat khusus. Metode dialektik itu, membuat Socrates
berkesimpulan, dasar dari riset adalah pengujian. Meski perlawanan Socrates membuat kaum
Sofis kalap, mereka membawa Socrates ke pengadilan yang dikuasai para hakim kaum sofis.
Ia dituduh meracuni anak muda dengan pandangannya yang menolak kalim-klaim kaum
sofis. Di pengadilan, Socrates melakukan pembelaan Panjang, akan tetapi Socrates tetap
dikenakan hukuman mati.meski jasadnya telah meninggal, pemikirannya terus hidup dan
berkembang. Diantaranya di tangan Plato (w. 347SM). Plato membagi alam pada dua bagian:
alam kenyataan dan alam ide. Alam kenyataan dalam bentuk apa pun adalh turunan dari
alam ide yang lebih rendah dan lebih buruk. Alasannya karena realitas yang ada di alam ide
bersifat substansi, dan alam ide juga bersifat universal.
Akibat lanjutan logis dari gagasan filsafat atau pandangan ilmiahnya itu, menurut
Plato, ilmu pengetahuan adalah hasil dari pengamatan atas realitas di bawah bimbingan jiwa.
Dalam teori demokratis pun plato sering disebut sebagai tipologi ilmuwan politik yang
memiliki ketidak percayaan yang akut terhadap rakyat biasa. Ia sepertinya masih trauma
dengan kaum sofis yang berasal dari kalangan bawah, menjadi murid Socrates yang membuat
gurunya itu mati. Kemudian, usaha Plato dilanjutkan muridnya meski tidak semua
pandangannya sama dengan pandangan Plato. Muridnya bernama Aristotheles (w. 322 SM).
Ia adalah orang pertama yang melakukan klasifikasi ilmu, yang dalam bahasanya disebut
filsafat. Menurutnya, filsafat terbagi dua: filsafat toritis yang terdiri dari logika, metafisika,
dan politik. Lalu Psikis yang terdiri dari etika, ekonomi, dan politik. Namun, ia berbeda
dengan gurunya, karena Aristotheles mementingkan metode induktif. Ia bahkan menentang
teori idealismnya Plato.salah satu murid Aristotheles adalah Alexander Agung.
1. Periode Barat Pertengahan
Periode pertengahan barat ditandai dengan lahir Neoplatonisme, sintesis filsafat (sains) dan
agama, sebuah sintesis antara pemikiran rasional/ empiris Plato, Aristoteles, Mazhab Stoa, dan
Misistisme, yang juga memandang bahwa yang baik adalah yang rohani, sedangkan yang
jasmani adalah buruk. Filsafat semakin mengarah menjadi metafisika. Sementara sains,
filsafat, dan politik sudah mulai tersisih. Sebabnya anatara lain Kekaisaran Romawi sudah
mulai runtuh, dan dimulainya perkawinan antara politik dengan agama katolik. Fenomena ini
ditandai dengan Constantius Akbar (306-337 M) yang telah memindahkan ibu kota Romawi
dari Roma ke Konstantinopel, kini salah satu kota di Turki, dan ia resmi menjadi seorang
Nasrani. Periode ini, berdasarkan tokoh ilmuan/filosuf ditandai dengan munculnya Plotinius
(204-270 M), lebih awal ketimbang keberadaan Constinius. Pemikiran Plotinius dalam sejarah
sains dunia secara umum, belakangan berpengaruh terhadap pertumbuhan filsafat dan sains
pada masa klasik Islam (abad ke-7-13 M). pengaruh Plotinius tampak terutama pada sebagian
aliran peripatetisme, aliran yang dikembangkan oleh Aristotheles yang meyakini ukuran
kebenaran adalah rasionalitas, termasuk di dalamnya empirisitas, terutama aliran illumininsme
Islam. Untuk aliran Peripetik, tampak pada al-Farabi dan Ibnu Sina. Pada al-Farabi, pengaruh
Plotinius tampak dari pemikiranemanasi Islamnya. Sedangkan illuminasionisme tampak dari
para filosuf seperti Suhrawedi dan para sufi muslim seperti al-Ghazali dan khususnya Ibnu
Arabi.
2. Periode Barat Modern: Dari Bermusuhan ke Koeksistensi
Periode modern Barat ditandai dengan keyakinan dan praktik bahwa manusia, dalam bahasa
sebagian tokohnya, mampu memproduksi ilmu pengetahuannya sendiri, tidak menjadi objek
pengetahuan ilahi, sebuah pernyataan dengan nada kesombongan. Jika pada masa pertengahan
sebelumnya, mengandalkan Alkitab sebagai sumber otoritas dalam persoalan ilmu, barat
modern ditandai dengan manusia yang memproduksi ilmu pengetahuan. George Ritzzer dan
Barry Smart dengan mengutip Adam Ferguson menyebut masyarakat modern Barat adalah
masyarakat ilmu pengetahuan. Dalam sejarah awal modern Barat, perspektif di atas berawal
pandangan Roger Bacon (w. 1294 M) yang menekankan pentingnya sains dan percobaan.
Barat pun kemudian memasuki periode Renaissans (1440-1540) dengan slogan: kapitalis
dalam ekonomi, klasik dalam seni dan sastra, dan ilmiah (rasional dan empiris) dalam
pendekatan kepada alam. Sejarah sains periode modern Barat juga berakar pada Reformasi
Gereja yang dikenal dengan Protestanisme karena protes atas keyakinan Katolik yang tidak
sesuai dengan semangat akla dan pengalaman empiris. Gerakan ini dilakukan oleh Martin
Luther (w. 1546), John Calvin (w 1564), dan Zwingli (1531). Periode modern Barat dalam
sejarah ilmu pengetahuannya juga ditandai dengan tokoh Galileo Galilei. Ia menolak klaim
Gereja yang geosentris.
Aksiologi adalah bagian dari filsafat ilmu (ilmu yang membahas ilmu) yang mengkaji
kegunaan/manfaat ilmu pengetahuan. Dilihat dari perspektif aksiologi, ilmu pengetahuan dan
teknologi modern telah berperan mengubah wajah dunia sebelumnya. Manfaat/kegunaannya
untuk masyarakat modern di hampir setiap bidang kehidupan tak bisa disangkal oleh siapa
pun. Sebagai kalangan Barat, bahkan, memandang sains dan teknologi modern sebagai
messiah baru, menggantikan Tuhan/agama. Kegunaan sains modern adalah: memudahkan
kehidupan manusia, terutama dalam melakukan banyak pekerjaannya mengambil banyak
peran yang sebelumnya dipercayakan pada agama (mitologi); mengubah secara drastic
gambaran manusia tentang dunia; bahkan juga mengatur pola kerja dan hubungan baru antar
manusia. Ada banyak akibat negative juga dari sains dan teknologi odern. Para Saintis di
Barat pun umumnya menjadi atheis, dan konflik antara sains dan agama, hingga sekarang, tak
terelakkan. Karenanya Einstein, pernah berkata “Ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama
tanpa ilmu adalah lumpuh” dan Ia juga pernah berkata “Seandainya saya tahu bahwa Jerman
tidak berhasil membuat bom itu”. Ia pun pernah menyampaikan pendapatnya yang lain terkait
aksiologi ilmu dan teknologi modern saat berada di tangan para penguasa, bahwa kekuasaan
tanpa kebijaksanaan sangat berbahaya.
Yuval Noah Hariri, menurutnya sains dan teknologi modern hasil perkawinannya
dengan kekuatan politik, terutama kekuatan politik imperial yang berawal dari
nasionalisme/chauvinisme (keunggulan ras eropa ) dan juga kapitalisme (kekuatan modal)
global. Pandangan Hariri di atas agaknya bisa dirujuk pada misalnya fenomena ancaman
nuklir. Ancaman ini cukup untuk menghancurkan manusia beberapa kali ketimbang bom
atom. Belum lagi ancaman serangan ultraviolet sinar matahri akibat menipisnya lapisan ozon
sebgai pelindung akan melahirkan hujan asam yang merusak hutan-hutan dan perairan.
Ancaman serangan ultraviolet sinar matahari akibat menipisnya lapisan ozon itu berawal dari
pemanasan global (global warming. Isu ini dimunculkan para ilmuwan sejak tahun 1960-an.
Diantara dampak negative dari pemnasan global itu, terjadilah perubahan iklmi. Di wilayah
tropis, musim hujan dan kemarau pun tidak lagi beraturan. Pemanasan global juga
mengakibatkan melelhnya es di kutub, karena memanasnya suhu bumi, sehingga permukaan
air laut mengalami kenaikan. Akibat pemnasan global, di Paris, Prancis, seorang gadis kecil
yang lucu bernama Jean, berumur tiga tahun, meninggal dunia. Ia tersengat udara amat penas
yang kala itu menyergap Prancis. Meski berada di mobil ber-AC yang diparkir di depan
sebuah mall yang ditinggal ibunya. Ia mengalami dehidrasi. Dehidrasi menjadi penyebab
terdekat yang membuatnya meninggal dunia.