Anda di halaman 1dari 63

III

Analisis Selama
Pengumpulan Data

Pada bal, ini dibahas metode-metode untuk analisis data kualitatif yang
terutama sang at bermanfaat
selama proses pengumpulan
data
berlangsung. Sebagian besar metode analisis dapat digunakan selama
pengumpulan data, sudah barang tentu - metode-rnetode ini secara
khusus akan banyak menolong.
Sebenarnya mengapa analisis dilakukan selama pcngumpulzn data?
Beberapa peneliti kualitatif menghabiskan energinya untuk pengumpulan data selama berminggu-rninggu, berbulan-bulan, atau
bahkan bertahun-tahun, kemudian meninggalkan lapangan penelitian
untuk "rnengkaji seluruh catatan-catatannya."
Kami berpendapat
bahwa tindakan ini merupakan suatu kesalahan yang serius. Tindakan
ini mengabaikan peluang mengumpulkan data baru untuk mengisi
kesenjangan, atau menguji hipotesis baru yang muocul seLama anal isis;
hal itu cenderung mengurangi hasil yang sering disebut dengan istilah
"hipotesis tandingan"
yang mempermasalahkan
bias dan asumsiasumsi peneliti yang sudah rutin, dan hal itu mcmbuat analisis menjadi tugas yang sangat besar dan berlebihan sehingga rnenyurutkan
rnotivasi peneliti dan juga mengurangi kualitas penelitian yang
dihasilkan.
Dengan memperkirakan segi-segi yang telah dikemukakan di muka
dapat diduga bahwa: AnaJisis selama pengumpulan data memberikan
kesempatan pada peneliti lapangan untuk pulang balik antara
memikirkan tentang data yang ada dan menyusun strategi guna mengumpulkan datayang seringkali kualitasnya lebih baik -; hal itu
dapat rnenjadi suatu koreksi yang sehat bagi hal terselubung yang tidak
terlihat sebelumnya dan membuat anal isis sebagai suatu usaha yang
terus berjalan dan hidup, yang dikaitkan dengan pengaruh kuat dari
penelitian
lapangan.
Lagi pula, analisis yang terus-rnenerus
memungkinkan adanya hasillaporan scmentara yang merupakan suatu
bagian dari sebagian besar kajian kebijakan dan evaluasi. Dengan
demikian model ideal bagi pengumpulan dan analisis data adalah
sebuah model yang jalin-menjalin di antara keduanya sejak awal. Kun-

73

74

Ana/isis Data Kuaiitatif

jungan lapangan dilakukan secara berkala dan diselang-seling dengan


. saat diadakannya pengumpulan data serta penyajian data, untuk
penarikan kesimpulan-kesimpulan,
.dan . pengujian
kesimpulankesimpulan itu - baik melalui analisis yang lain dalam pengadaan
data besar maupun melalui babak baru pengumpulan data. Sekali lagi
kami ulangi di sini bahwa, sifat-sifat interaktif dan daur analisis data
kualitatif telah dibahas pada Bab I.
Pada bab ini dibahas enam metode utama yang sangat bermanfaat untuk analisis selama pengumpulan data, bersama-sama dengan
tujuh segi tambahannya. Sebagaimana telah kami tunjukkan, rnasingmasing dari metode-metode utama itu dikemukakan dalam format
berikut:
Nama me/ode.
Masakm ana/isis. Masalah,

kebutuhan, atau kesulitan yang dihadapi


oleh seorang penganalisis data kualitatif, yang menjadikan metode itu
sebagai alat pemecahan masalah yang sangat bermanfaat.
Gamba ran singkat. Metode apa dan bagaimana metode itu bekerja.
Ilustrasi. Secara lebih terinci, sebuah "kasus mini," yang menunjuklean bagaimana metode itu dikembangkan dan dipergunakan. Biasanya,
bagian ini mempunyai keanekaragaman
subpokok bahasan, seperti
"mengembangkan format," "memasulci data," dan "menganalisis da,

ta".

Keanekaragaman -,Pendekatan-pendekatan
kan
sinLasas-asas umum yang sama. Karya

yang menggunaparaalternatif
peneliti lainnya dikutipdi

. Saran. Meringkas komentar-komentar


mengenai penggunaan metode,
dan memberi petunjuk untuk menggunakannya secara-tepat.
Waktu yang diperlukan. Estimasi pe.rkiraan untuk membimbing peneliti
(hal ini tentu saja beragam sesuai dengan pokok permasalabao~ keahlian
peneliti, permasalahan-permasalahan
penelitian yang akan dipeeahkan,
jumlah situs, dan sebagainya).

t.

Metode-metode tambahan digambarkan

:dalam .kotak-kotak,
biasanya pad a satu atau dua halaman. Tujuantlya memberi kesan tentangmetode-rnetode yang sederhana dan dapat digunakan serta dapat
member! keuntungan dalam hubungannya dengan metode utama yang
sedang dibahas. Formatnya beragam, tetapi biasanya mencakup suatu
pernyataan singkat mengenai permasalahan yang akan dipeeahkan oleh
metode itu, ditambah suatu peragaan ataupenjelasan
singkat, dan
penyimpulan saran.

Asumsi-asumsi komi mengenai "data."

"

Metode-metode yang
dilukiskan dalam bab ini dan berikutnya beranggapan bahwa peneliti

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

lapangan
lapangan
lapangan,
peristiwa
fokuskan

75

telah mengumpulkan informasi dalam bentuk catatan-catatan


yang ditulis tangan, atau catatan-catatan
yang didikte di
atau (tetapi lebih jarang) reka.nan-rekarnan audio tentang
dalarn latar lapangan. Dalam seluruh kasus ini kami mempad a kala-kala
sebagai bentuk dasar di mana data

ditemukan.'

Selanjutnya kami beranggapan bahwa data mentah dan data kasar


(catatan-catatan
lapangan yang masih belum tersusun, pita-pita
rekarnan hasil yang didiktekan, rekarnan-rekaman secara Jangsung)
bisa diolah lagi sebelum siap untuk dianalisis. Catatan-catatan lapangan harus diubah ke dalam bentuk "tulisan-tulisan," baik melalui pengetikan ataupun pendiktean. Suatu tulisan adalah hasil yang dapat
dimengerti oleh siapa pun, tidak hanya oleh peneliti lapangan. T rlisan
ini dapat dibaca, dikode, dan dianalisis dengan menggunakan metode- .
metode yang akan kita bicarakan. Catatan-catatan lapangan yang masih
kasar itu sendiri biasanya sebagian dapat dirnengerti, dan berisikan
singkatan-singkatan tulisan yang bersifat pribadi. Tulisan-tulisan itu
juga merupakan garis besar saja. Dapat diperkirakan bahwa caratancatatan lapangan mengenai suatu wawancara pada umurnnya berisikan
setengahnya atau kurang dari isi yang sebenamya. Narnun, suatu tulisan
biasanya menarnbahkan kembali beberapa bagian isi yang terlewatkan,
karena catatan-catatan lapangan yang masih kasar, ketika ditelaah kernbali, menstimulasi peneliti lapangan agar mengingat kembali hal-hal
yang pemah dikatakan tetapi temyata tidak ada daJam catatan. S udah
barang tentu, penambahan-penambahan
seperti ini haruslah diber tanda guna menghindari bias.
.
. Demikian pula, catatan-catatan yang didiktekan tidak siap u ntuk
dianalisis, tetapi biasanya harus dialihtuliskan ke dalam bentui: tuLisanyang tersusun rapi dan biasanya disunting oleh si peneliti lapa igan
agar supaya menjadi akurat , sebelum siap untuk digunakan.
Pada akhirnya, rekaman-rekaman
peristiwa di lapangan h irus
secara utuh dialihtuliskan (jika tujuannya untuk memiliki suatu rekaman lengkap dad pernbicaraan dan peristiwa-peristiwa lainnya yang
dapat didengar), atau diproses dengan suatu cara (misalnya, peneliti
lapangan mendengarkan
rekaman,
membuat catatan,
menyeleksi
kutipan- kutipan, membuat penilaian-penilaian, dan sebagainya).
Oleh karena uu, pada metode-rnetode yang ditelaah berikut ini,
kami memfokuskan pada kala-kala sebagai medium dasarnya, dan
kami beranggapan bahwa kata-kata yang diliput telah diperhalus saw
langkah lebih maju dari bentuknya pad a waktu kegiatan pengumpulan
data (catatan-catatan kasar, rekaman-rekaman),
sehingga menjadi
jelas bagi pembaca dan penganalisis yang mana pun.
Sekarang, marilab kita bicarakan metode-metode ini. Metode-

,.....

'_"'_"

----_._------

76

Analisis Data Kualitatif

metode disusun secara kasar dari hasil pengumpulan data awal sampai yang terakhir, dari bentuk yang sederhana sampai bentuk yang
kompleks. Memulai dengan lembar ringkasan kontak, suatu cara yang
sederbana untuk meringkas data yang terbatas oleh waktu, Selaqjutnya kami meneruskan melalui pengkodean aras pertama, kode-kode
pola atau aras kedua, dan proses penjabaran dan yang disebut secara
lebih umumsebagai "pembuatan memo. Pada saat data tertumpuk,
makin banyak pertemuan ana/isis situs dan ringkasan 'situs yang bersifat semen tara menjadi semakin penting untuk dipahami.
II

UI.A LEMBAR RlNGKASAN

KONTAK

, Masalah Ana/isis
Sesudah kontak lapangan yang intensif selama (satu sampai
beberapa hari) secara lengkap dilakukan, dan catatan-catatan lapangan
ditulis dalam bentuk yang sistematis, sering diperlukan waktu dan saat
untuk menimbang-nimbang. Apa tema pokoknya, masalah-masalah,
dan perrnasalahan-permasalahan yang tampak selama kontak ini7 Tanpa mawas (refleksi) seperti ini, orang akan sangatmudah
tenggelam
pada tumpukan rincian data' yang mengacaukan.'
Selain itu,
mengkomunikasikan segi-segi penting mengenai suatu kontak dengan
rekan sejawat sangatperlu dalam proyek apa pun yang melibatkan
lebih dari seorang peneliti lapangan.
Gambaran Singkat
Ringkasan kontak adalah satu lembar kertas yang berisikan
serangkaian hasil pemfokusan 'dan peringkasan
permasalahanpermasalahan mengenai suatu kontak lapangan tertentu. Peneliti
lapangan menelaah catatan-catatan-lapangan
yang ditulis .dan' menjawab secara singkat setiap pertanyaan
guna mengembangkan. ringkasan yang menyeluruh tentang segi-segi utama dalam kontak itu.:

. :. .

~'"

Ilustrasi

Menentukan bentuk pertanyaan. Yang utama di sini >a4alah


memaparkanapa
yang anda (atau sejawat anda) perlukanuntuk
mengetahui secara cepat mengenai suatu kontak lapangan terteiitu (yang
mungkin telah mernbengkak dari beberapalembar- sampairatusarr'
halaman atau lebih catatan-catatan
lapangan yang ditUus):"'d.an
pertanyaan-pertanyaannya
itu menentukan tempat intisari data dalam
kontak tersebut. Beberapa kemungkinan pertanyaan yang dapat diaiukan adalah sebagai berikut:
:.

,,,

Ana/isis Setama Pengumpulan Data

77

Orang-orang, peristiwa-peritiwa, at au situasi-situasi yang dilibatkan?


Apa tema-tema dan masalah-masalah utama dalam kontak itu?
Permasalahan penelitian mana yang di dalam kontak itu menjadi
pusatnya?
Hipotesis-hipotesis, spekulasi-spekulasi, atau pun perkiraan-perkiraan
baru mengenai situasi-situasi lapangan apa yang dikiaskan oleh kontak?
OJ rnanakah seyogianya peneliti lapangan memusatkan tenaganya selama kontak, dan jenis informasi macam apa yang seharusnya dicari?

Membuat lembar isian pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan


seyogianya disusun dalam satu lembar halaman kertas (menggunaJcan
satu helai kertas secara bolak-balik tidak menguntungkan),
dengan
ruang untuk jawaban-jawaban peneliti lapangan. Mengidentifikasi informasi pada situs, kontak, peneliti lapangan, dan tanggal juga harus
dimunculkan dalam lembar itu.
.

Memasuki data. Suatu lembar ringkasan kontak biasanya paling


tepat diisi segera setelah catatan-catatan lapangan yang ditulis lengkap
ditelaah dan dikoreksi oleh peneliti lapangan. Sampai tingkat itu orang
rnempunyai suatu pandangan yang mengkombinasikan nalar yang ada
dengan telaah reflektif rnengenai apa yang telah berlangsung dalam
kontak, Kita dapat melibatkan catatan reflektif kita sendiri (lihat Kotak
III.B.a), juga masalah-rnasalah
yang belum terjawab untuk kontak
berikutnya.
Pada sisi lain, menunggu sarnpai suatu kontak dikodekan secara
lengkap atau menyeluruh mungkin merupakan tindakan yang sangat
terlambat. Selain itu, proses pengkodean biasanya menambah adanya
begitu banyak firasat dan buah pikiran tentang kontak ringkasan dari
apa yang semula ada dalam catatan menjadi hilang atau mengalami
distorsi.
Data pada lembar ringkasan kontak pada dasarnya merupakan
ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat yang oleh peneliti lapangan
dianggap sebagai jawaban yang layak terhadap pertanyaan-pertanyaan
dalam lembar isian, setelah tulisan-tulisan lengkap tentang kontak
ditelaah. Membuat catatan sementara tulisan sedang ditelaah akan sangat membantu. Menyusul kemudian petikan-petikan dari contoh ilustrasi lernbar isian yang telah terisi (Bagan Sa). Perlu dikemukakan
bahwa pertanyaan kedua dan keempat dad lembar isian ini dikernbangkan di sekitar fakta bahwa peneliti rnasuk ke dalam situs dengan
suatu susunan pertanyaan yang dimaksud secara terfokus, suatu
pendekatan yang sangat bermanfaat manakala waktu peneliti terbatas.
Inforrnasi yang diperoleh diringkas, kemudian pertanyaan-pertanyaan
baru diajukan untuk kunjungan berikutnya. Beberapa pertanyaan ini
muncul dari Jatar beJakang permasalahan pcnelitian ~"sebenarnya.

78

Ana/isis Data Kualitatif

bagaimana
pertanyaan
(misalnya,
dukannya

para pengguna memandang suatu inovasi?") dan beberapa


lain dirangsang oleh data yang terkumpul selama kunjungan
Reilly, seorang guru bahasa Inggris, "jatuh dari kedusebagai ketua").

Menggunakan data .. Lembar yang sudah terisi dapat digunakan


dalarn beberapa cara: (1) memberi pedoman perencanaan bagi kontalc berikutnya; (2) menganjurkan pembuatan kode-kode yang direvisi
atau sarria sekali baru (Jihat seksi-seksi berikut); (3). memperlancar
komunikasi dan koordinasi bilamana kajian melibatkan lebih dari
seorang peneliti lapangan; (4) reorientasi diri pada kontak bilamana
karena suatu alasan mulai bekerjakembali pada penulisan; (5) sebagai
dasar bagi analisis data itu sendiri (lembar-lembar ringkasan sejumlah
kontak itu sendiri dapat dikodekan dan dianalisis).
'
Biasanya sangat membantu apabila melarnpirkan satu salinan lembar isian ringkasan pad a halaman atas tulisan, sehingga dapat dilihat
langsung bersama data yang diringkas, Selain itu, tergantung pad a tujuannya, seringkali berguna kalau'diedarkan fotokopi lembar isian
telah terisi pada peneliti lapangan atau sejawat lainnya, dan juga
menyusun suatu berkas situs, dengan seluruh lembar isian ringkasan
kontak bagi situs itu. .

yang

Variasi

Lembar-Iembar ringkasan kontak, seperti yang dikemukakan di


atas, dapat digunakan dalam cara yang lebih sistematis dan kurang
terbuka, dengan menerapkan kode-kode pada lembar-lembar- -itu.
Sebuah petikan penjelasan dapat dilihat pada Bagan Sb. Di sini penganalisis mempunyai sebuah dattar kode (yang disebut "tema-tema"
atau "aspek-aspek"), ang digunakan untuk "keadaan-keadaan yang
menonjol" dalam tulisan.
.
Masih ada kemungkinan lain yang terlibat 'dalam .meayediakan
peIiilaian pad a seperangkat dimensi yang sarna, melalui sejumlah.kontalc. Bagan Sc menunjukkan suatu petikan penjelasan dari kajian mengenai kajian sekolah ka.mi yang baru. Tipe lembar ringkasan kontak
ini meliputi banyak abstraksi, dan bergerak cukup jauh dari data )casar
semula. Betapapun, jika istilah-istilah dibatasi.seeara tepa! (diperlukan
sebuah "karnus istilah") dan jib catatan-catatan
dibubuhkan -di
sebelah Kanan, -maka akan mcmbantu memberikan gambaran yangjelas dalam memberikan.suazu pandangan yang menyeluruh dari suatu
kontak tertentu. Paling baik jika istilah-istilah diguaakan bersamasama dengan lembar-lembar ringkasan seperti yang telah kami
tunjukkan.

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

79

Saran
Lembar isian ringkasan kontak tampaknya seperti lebih berupa bentuk pikiran sederbana. Lembar ini merupakan suatu cara yang praktis
dan cepat untuk menangani reduksi data tahap awal, tanpa harus
kehilangan inforrnasi dasar (tuJisan) apa pun yang mcnjadi acuannya.
Lembar ringkasan kontak menangkap refleksi-refleksi dan kesan-kesan
berpikir; sekaligus menyimpan data dalarn "kornputer alarni" - pikiran peneliti - dan mcnggunakannya untuk rcflcksi dan analisis yang
lebih jauh, yang tidak hanya dilakukan oleh pencliti lapangan tetapi
juga oleh yang lain-lain.
Buatlah lembar-Iembar isian ringkasan kontak scderhana. Fokuskan
pada persoalan-persoalan penting. Lembar isian yang menyulitkan
menuntut berlebihan, dan rnemusingkan, setelah satu atau dua kali
digunakan harus disederhanakan. Kebutuhan yang mendasar memiliki
sebuah instrumen yang mernudahkanpeneliti
lapangan untuk membuat suatu sintesis/pencarian yang cepat dari seluruh kontak yang
terjadi.
Selama beberapa kali penggunaan awallembar isian itu sangatlah
tepat bekerja dengan orang lain yang membaca tulisan dasar itu, dan
dengan leJuasa mengisi sebuah lembar isian ringkasan. Dengan cara
itu, kita dapat me1uruskan bios atau pcnyclcksian sistcmatis yang cukup
scrius bagi korcksi yang dipcrlukan. Peril! kemampuan untuk mcnyandarkan diri pad a ringkasan-ringkasan,
mcyakini sccara nalar bahwa
hal itu merupakan suatu ringkasan dari seluruh tulisan yang ada.
Waktu yang Diperlukan
Mengisi lembar isian ringkasan kontak dengan baik perlu waktu
sebanyak yang diperlukan untuk membaca/menclaah
tulisan, lebih
kurang satu jam untuk melaksanakan pengisiannya. Jika waktu yang
diperlukan lebih banyak, itu berarti bahwa lembar isian sangat
kompleks atau rumit.
III.A.a

Lembar (sian Ringkasan Dokumen

Para peneliti lapangan seringkali memperoleh dokumen-dokumen


dari situsnya, yang menyebar secara luas (agenda-agenda pertemuan,
laporan-Iaporan
evaluasi, artikel-artikel surat kabar, anggarananggaran, brosur-brosur, menu-menu makan siang, notulen pertemuaa,
jadwaI kegiatan - daftar ini tidaklah berarti tanpa ada akhirnya walai
daftar itu sangat panjang). Dokurnen-dokurnen itu acapkali berkepan
jangan dan secara khusus mcmerlukan pcnjelasan, dan -juga .pe
ringkasan. Orang mcmbut uhkan kcsadaran yang jclas reman,
signifikansi atau ani pcnting dokurncn itu: yang rnenunjukkan pad;

80

Ana/isis Data Kualitatif

Bagan 5a
Lembar Isian Ringkasan Kontak: Ilustrasi
Tipe konlak:
Kunjungan_X
Telepon

I.

(dengan

siapa?)

atau

lema-lema

Isu-isu

Situs TindaJe
TanailK"onlak28
- 29/11179
TanUal
hari inJ l8/12179
Ditulis oleh _...:B~L:::.T:..

pokok

apakah

yang

anda

temukan

dalam

kontak

ini?

Saling mempengaruhi di antara yang paling ketat diatur oleh ketentuan, yaitu kurikulum
"tanpa campur tangan guru," yaitu lipe "atas-bawah" dengan kurikulum yang ditulis
secara aktual oleh guru-guru itu sendiri,
Pemisahan antara "para pengawal"
(karyawan
tata usaha) dengan yang "empunya
rumah" (para guru clan ketua jurusan) berhadap-hadapan
dengan yang anda fokuskan.
Koordinator-koordlnator
merupakan
penerimaan
2.

kurikulum
daerah 'sebagai
pengambil
keputusan
sekolah be1kenaan dengan hubungan penelitian.

Meringkaskan
informasi yang anda peroleh (atau yang tidak diperoleh)
pertanyaan sasaran yang Anda lontarkan dalam kontak ini
Pertanyaao
Sifat-sifa!

yang

pada setiap

Informasi

inovasi

Program membaca yang ditentukan (41 tabun


bahasa (nggris,1 tahun masing-rnasing untuk
matematika
dan i1mu alam).

Sejarah perkembangan

inovasi

Dikonseptuausasi

oleh Koordinator

Kuriku-

lum, Ketua Jurusan Bahasa


lnuris dan
wakil; ditulis oleli guru-guru
pada musim
panas; direvisi oleh guru pada musim panas
berikutnya
Struktur

organisasi

la~

da~ pengujian

dengan

TangguD& jawab kepala sekolah'dan karyawan


tata usaha terhadap disiplin;
ketua-ketua

sekolah

jurusan
Demografi

merupakan

pim pin!ln

kependidlklJ n

Konflik-konflik- rasial dalam tabun ~an terakhir; 60 .. populasi PaWl kulit-hitam; amat
ditekankan
pada diJiplin dan menceph
menyusupnya
Chicago ..

Tanggapan

guru lerhadap

inovasi

siswa-slswa

dan

Kaku,
terstruktur,
awalnya; sekarang.

'nondaerah

dari

sebapinya

pada
bahwa

mcreIca'mmyatakan

mereka menyenanainyalPERLU

MEMPE~-

LUASNYA
Jalanoya

penelitian

Sangat balk; banya


guru-guru

3.

Adakab hal lain lagi yang aoda temukan sebagai


memperjelas atau penting dalaJ1.l kontak im?
Kecermatan

pengembangao

clan latihan inovasi.

masalab ",eterbawan;
untuk bekerja sarna

tidak dituntut
sesuatu

yang menoniol; menarik;


'

8T

Ana/isis Selama Pengumpulan Data


Keterpaduannya'
oleh koordinator

dalam kurikuJum daerah,


kurikulum daerah.

Daya laban awal terhadap

dan dilaksanakaii

seperti yang direncanakan

siCat positif seperti pedoman-pedoman

yang telah ditentukan

(seperti yang dilaporlcan


oleh penerima program) ketika dipertentangkan dengan
kesediaan dan persetujuan
mereica saat ini untuk menerima inovasi (sekali lagi, seperti
yang dilaporkan
oleh penerima program).
4.

Pertanyaan
sasaran
bahan pertimbangan

baru (yang masih tinggai)


untuk kontak berikutnya

apa yang alean anda


dengan situs ini?

lontarkan

guna

Apakah
para penerima
program
sungguh-sungguh merasakan inovasi? Jika mereka
menerimanya
dengan sunggub-sungguh,
catatan-catatan apalcah yang bisa dilihat mengmai perubaban dari daya taban awal?
SiCat dan jumlah

jarmgan

di antara

para penerima

Sejauh manakah
perhatian
yang diberilcan
menerima inovasi itu (Tindale Baral).
Pengaruh
'ke dalam

kepada

program

inovasi.

sekolah

lanjutan

terhadap siswa yang bukan penerirna program


kelas-kelas bahasa Inggris yang biasa.

lainnya

yang

inovasi yang dikelornpokkan

Informasi mengenai guru-guru maternatika yang "keras kc:pala" pada mulanya karena
gagasan mereka tidak didengar
- - siapakah merck a itu? Sifat khusus situasinya?
Pemecahannya?
Kecerangan rind tentang tugas guru bidang studi dengan
ngembangan
kurikulum inovasi.
Tindak lanjut fentang "turunnya
ri Reilly.

dari jabatan

ketua"

bidang membaca

seorang

untuk pe-

guru bahasa Inggris teo-

Pembicaraan
mengcnai kebutuhan-kebutuhan
tcrpendam demi terjadinya pengamanan
guru-guru angkatan lama seperti Reilly dan Kennedy yang menimbulkan
isu adanya
ancaman yang mungkin muncul dari alas (daerah) jika rnereka tidak mcnerapican inovasi secara tepat , Sejauh manakah desakan yang dilakukan oleh Crowden. lealaupun
ada?
Mengilcuti sebuah

tim scpanjang

Berbicara

Tuan Macduff

dengan

PERHATIKAN:

hari selama perjalanan,


dalam

bahasa

perencanaan,

dan scbagainya.

Inggris.

Konseleuensi dari makan di kafetaria sekolah


lama empat atau lima bulan berileutnya ...

dua hari serninggu seHentilean

kita situs yang ternyata penting.


Hal itu membantu
menciptakan
dan melengkapi
sebuah lembar
ringkasan dokumen, yang dapat dilampirkan pada dokumen yang dirujuknya, Kotak III.A.a menunjukkan
gambaran mengenai hal ini. Lernbar isian ini meletakkan
dokumcn
dalam konteks,
menjelaskan
signifikansi,
dan rnemberikan
ringkasan isi yang singkat. Perhatikan
kornentar reflektif peneliti Japangan,
yang diletakkan
daJam tanda
kurung ganda.

, 82

Analisis.Data Kuatltatif

Bagan 5b,
, ,\."
Lembar lsian Ringkasan Kontak: Ilustrasi dengan T~m~-tema yang Dikode
LEMBAR ISIAN RINGKASAN KONT AK
".

SI'RJS
Tipe konlak: Pertemuan I(~I''''~ ,k'klldllSiapa, kelompok apa
Telp.
Dengan siapa, oleh siapa
Inf. Int.

if..,!;, Ah

vI, ;"

tempat

tIri'i'TaJ

tempat

tanggaI

~"'''''T

AI~

PcnsJtOde'ttMI
Oikodc Ii/f1i1

t.a.o&Pl

'

"

_
Dengan siapa, ,oleh siapa

t.~K~.4

tempat

tangga!_

J. Ambil keadaan-keadaan

yang paling menonjol daJam konlak. Beri'nomor secara urut


pada lembaran ini dan caw nomor halaman di mana adalc~)'&n8
!D~cul,.Beri
nomor pada teks dalam tulisan. Lampirlcan tema atau aspek pida m,asing,~ing:keadaan deqgan HURUF BESAR. Ciptakan tema-tema yanga tidak dapat dlterapkan pada
tema yang ada dan berilah asterik (0). Kornentar-kornentar dapat jup diberi'kan dalam
kurung ganda.

I, Ken rnelaporkan keputusan Dewan Pengurus: Persetujuan .mengenai .rencana


penetapan rayon yang baru (pcnundaan yang disengaja sampai selesal pemilihan),

'ljc

Jr,.,.j!'
/

2, Keputusan-keputusan star harus tdab Sdes8i dibuat dienjeiana'tanggal30

5iifF /h4WlI{'/)~N

f((1'f6!'JP( 4rA

mercka

~da '

April.

" ,:

3. Guru-guru sey~ianya, mendapat tugas di luar ketentuan jenjans kCp8ngkatan


jika mereka dipindahkan.

4, Guru-guru pernbantu yang akan disebarkan di seluruh sekolah - - 3 untuk Itl;


3 untuk 1t2, 2 untuk 113, J untuk 114 (meliputi 9 kelas) ...

S!;4~

..

z_

;;'64~~ ~~

/('ENJ)ltI.A/lcNr~"Wt/'l

'. ' ,

-.

S. Guru-guru beragam kemauannya dalam memadukan ~nak-analc yans ierdidik


secara khusus ke dalam ruang-ruang kda.s rnereka - - beberapa orar.g guru
merupakan "orang yang menjengkelkan."
, " .' ,,', " " :,; ',". I
,,'J .

Z.

6, Ken menunjukkan bahwa daftar-dattar tups guru Y&n8'bemrat ~entara telah


bocor sejak pertemuan sebelwnnya yana ICCUa terurat ia men)'CAlkan hal mi.

"

t'

"

/h4#1!l'h(#

s.

P,(lIl,t/lu1t

.'

KKlt;"J-fItW

'.

.>

'.

;',:

"j: ..

I ,'L"

;.. ';:;'.'

i .

7. Ken menyatakan "guru-guru' bertindak


'seolah-ol"h
:mercka.
m~mlli~"hak.
.
I',

I,

".\.
"
" . ' memuiuskan siapa yang hanis dipindahlain" (mereka ikan membUA!huru-~
dan
.

sebagain ya).

",.'

':; '" '

Ana/isis Setama Pengumpulan Data


p.(fa,q.."

K1-I<f<If.rl4-+.v / ~t<lIllV('rrCN

8. Kepurusan yang cksplisit/lcr~clubung


"Itulah
(dikemukakan
oleh Ken. disetujui oleh Ed).

83

Nl?rt:A.//~AI'G+V
keputusan

yang

buar'

kami

dan Brown
l..

9.

Kepala sekolah serta Ken, John.

"perempuan
SIAl'

sependapat

bahwa lbu Epstein adalah

seorang

jalang."

/,yAJ<l1jn#

~~I)T~

f)A('"

"4

10. Kesetaraan dari 10 orang guru akan harus dipindahkan


(III mempunyai
bihan 7\.1.
mempunyai kelebihan 20..112 memerlukan
8, 113 memerlukan
t!CNCA#" ((T"~ ~.(~tl1"'MN / HANVl 'VN 1/"'< r ....
II. Ken rnemutuskan unruk lidak rnengatakan pada guru-guru sebeturn
(sekarang) mengenai perpindahan
("karena
nanti kami akan direrapkan

accompli '1.

kelc2).

waktunya
pada fall

84

Analisis Data Kuatitatif

Bagan Sc
Lembar Isian Ringkasan Kontak: Ilustrasi dengan Pengukuran
Deegan memperlakukan kontalc inl scbagai suatu keseluruhan,
tingkari.lah pernyataan
(-pemyataan) yang benar (-benar) tepal untuk masing-masing tema. Jangan dibuat-buat.
GunakanJah kotak di bawah kata "tak pasti" jika memang relevan. Tambahkan komentar
di .sebelah kanannya jika diperlukan,
.
'.

Gayaloerencanaan
I. Rencana untuk

implementasi

TAlC PASTI CATATAN

Eksplisit

Cukup

rancangan

2. Kesesuaian
3. Refleksivltas

Telah dicari_Cukup

Pengelolaan

Jangka

waktu

panjang

tertutup undata

bL..._

~"~~w

o 14-qJ 1-<:-0'

CUkup~
~

(JdaS)
S. Tujuan-tujuan
untuk sekolah

oVU~t-..

Iten~

terbuka un(uk data


4.

Cukup

I)

Tidak

Persetujuan Cukup
Icesepakatan

jelas

"r

Tidak ada
persetujuan

bukan kesepakatan

_.
Nyala, ter-~RelOris,
leait dengan
tindakan

tidak

terwt dengan tindakan

......---.Eksp1isit~~p~t

~P'

Ditegaskan
lagi

Ditinggalkan

-..:::::::::.;-

6. Perencanaani Ja1inan-jalinan Implementas]


Para perencana-peR!lcana $Cbagai sualU subsistem
I. Komitmen

Tinggi ~endah

.~ -~~
o

3. Orientasi

kerja

2. Orientasi
Orientasl

Cukup--.Rendah
Inovatif

kependidilcan

4.

~'!V

soslo-

emoslonal
S. Pembaaian kerja

l"...v_"-~,

CuIcUP~jSi~

,~

C!.!!D-----.Culcup-Perbedaan
ti~

Cukup

Rendah
.Perbedaan
rendab

I~t~asi~ntegrasi

IlJlUl

rendab

O~,(-~~
I!!I ~....,(.:T

~. ~--7~_

,,-2:. ~

r.:.;,

"

Ana/isis

Selama Pengurnputan

Data

85

Kotak m.A.a
Lembar Isian Ilchtisar Dokumen: Penjelasan

LEMBAR

DOKUMEN

Tempat:~
Dokumen : 2_
Tanggal terima atau diambil:
Feb. 13
Nama atau uraian dokumen:
The Buffalo Oembar mingguan)
Kejadian atau kontrak, jilca ada, dengan dolcumen disertakan:
Penjelasan Paul tentang
funqsi tim admin.

Tanggal : Feb. 13

Arti penting dokumen:


Memberikan jadwal untuk semua kejadian dr daerah dalam semtnggu
Mewujudkan koordinasi, meliputi 2 sekolah sekaligus.
Ikhtisar singkat mengenai isi:
Jadwal segala sesuatu, mulai dari perpeloncoan pemain bola basket murid
perempuan sarnpai "Minggu Sababat Rahasia" di Sekolah Dasar.
Termasuk juga seal-seal "Tahukah karnu" program IPA (digabungkan pada
berita IPA).
Dan uraian tentang bagairnana kerja sarna tim (siapa yang ikut tim, pejremuan teratur menoenai soal apa saja. rnemben kerja ("mts: "kami
menciptakan tujuan pribadi dan rnemantau kernajuan" .. "Kami menqkoordinasikan usaha K12. dan semua program. "Karm menyetujui seleksi star.")
Tanggapan terakhir: "Inilah sistem manajemen personel kami."
Juga menyinggung 26 PEDOMAN OPERASIONAL (Dokurnen 16).
Saya menduga bahwa uraian admin. tidak ada dalam setiap minggu perlu mencek ini.)

INI MENYULlTKAN
BAGI HUBUNGAN
KHUSUS (mis:
agenda pertemuan, kliping koran dibicarak.an dalam wawancara, dsb.), buatlah
kopi lembaran dan sertakan pendapat. Kalau tidak, masukkan 'dalam arsip
dokumen.

. JIKA DOKUMEN

86

Analisis Data Kualitatif

Lembar-Iembar isian ringkasan dokumen juga dapat dikodifikasi,


tidak hanya untuk kepentingan analisis berikutnya, tetapi juga untuk
membantu dalam rangka mendapatkan kern bali seeara eepat apabila
dokumen diperlukan. Untuk penelaahan metode-metode analisis
dokumen yang lebih tepat (termasuk juga analisis isi), lihat Bailey
(1982), dan juga Holsti (1968, 1969) serta Krippendorff (l980b).
III.B

KODE DAN PENGKODEAN

Masalah Ana/isis
Bekerja dengan kola-kala. Sebuah masalah yang kronis dalarn
penelitian kualitatif ialah bahwa penelitian itu terutama diIakukan
dengan menggunakan kata-kata, bukan dengan angka-angka, Katakata lebih padat dibandingkan angka-angka, dan biasanya merniliki
makna-makna ganda. Hal inilah yang rnembuat lebih sulit untuk
bekerja dengan rnenggunakan kata-kata. Yang lebih sulit lagi,
ialah kebanyakan kata-kata tidak rnempunyai makna keeuali jika anda melihat ke belakang atau rnenunggu kata-kata lainnya. Ambil contoh, kala ganti "ia" pada kalirnat pertarna di atas. Atau misalnya,
kata benda board (bahasa Inggris) yang berarti dewan, namun mempunyai arti lain jika diungkapkan dalam kalimat "The board is" on
the fence" (dalam ungkapan ini board 'berarti papan tulis). Kita
dihadapkan pada dua arti yaitu selembar kayu atau sebuah badan yang
mernbuat keputusan.
Sebaliknya, angka-angka biasanya kurang meragukan dan dapat
diproses dengan lebih singkat. Tidak mengherankan,
bahwa
kebanyakan peneliti lebih senang bekerja dengan angka-angka sematamata, atau kata-kata yang mereka kumpulkan dialihkan ke dalam bentuk angka-angka sesegera mungkin,
Walaupun demikian, kami berkali-kali telah membantahnya. di
dalam buku ini babwa walaupun kata-kata mungkin lebih tidak pasti
dibandingkan dengan angka-angka, namun kata-kata memungkin1can
mernberikan .. deskripsi padat," seperti yang dikemukakan oleh Geertz
(1973). Artinya, kata-kata lebih memberikan makna'daripada angkaangka, dan yang seyogianya, dikaitkan pada selutuh analisis data.
Mengubab kata-kata menjadi angka-angka, kemudian membuang katakata tersebut, akan menirnbulkan tindakan tercela pada peneliti. Salah
satu di antaranya adalah bahwa sifat utama kata-kata karena adanya
beberapa kelebihan daripada yang lain. Sudah barang tentu, ini
rnerupakan salah satui hal saja yang terdapat dalam kata-kata, dan
tentunya bukan rnerupakan hal yang terpenting. Dengan memfokuskan
semata-mata pada angka-angka perhatian kita tergeser dari substansi
kepada hitungan, dan dengan demikian menghilangkan keseluruhan

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

87

mama lrualitatifnya;
seseorang pertarna-tama
akan lebih baik
mengawali kerja dengan menggunakan
angka-angka dan dengan
demikian menghcmat waktu,
Demikian juga, apabila angka-angka yang berasal dari kata-kata
menjadi tidak bermakna, biasanya tidak ada cara yang sangat
memuaskan untuk membuatnya lebih dimengerti dengan jalan membuat iebib banyak angka-angka, yang seluruhnya telah tersedia.
Pemecahan alas masalah ini, seperti yang akan kita libat pada bab
berikutnya, adalah tetap mempertahankan kata-kata dan angka-angka
yang terkait tetap bersama dalam seluruh analisis. Secaia esensial, antara kata-kata dan angka-angka terkait satu sarna lain yang jujur secara
analitik.
Kala yang Berlebihan. Kata-kata yang digunakan oleh penganalisis
kualitatif biasanya dalam bentuk catatan-catatan lapangan tertulis dan
aneka ragam dokumen yang berisikan kata-xata. Kata-kata cenderung
terkurnpul dengan cepat selama pengumpulan data. Jangka waktu dua
minggu di satu situs lapangan penelitian dapat menghasilkan lebih
kurang 300 sampai dengan 400 halaman catatan lapangan terketik,
sekalipun dengan beberapa tindakan pengekangan. Segala sesuatu tampak penting, terutama pada awalnya, dan penganalisis ingin mengumpulkanlsemua-nya. Apa yang pada mulanya tampak sederhana segera
akan menjadi lebih kompleks dan harus dihaluskan. Petunjuk-petunjuk
baru akan muncul dan memerlukan pengecekan. Seluruh persoalan
ini menjadikannya makin bertarnbah besar. Bahayanya, pada akhir
pengumpulan data ipenganalisis akan kewalahan karena adanya data
yang lebib banyak dari yang dapat diproses. Dan lagi, teks naratif dari
catatan-catatan lapangan sangat sulit untuk digunakan pada saat
analisis. Teks itu tersebar dalam berpuluh-puluh balarnan, tersusun
dalam urut-urutan, bukan dalam bentuk topik, dan-biasanya kurang
terpadu. Kemudian akan sulit untuk mendapatkan kern bali kata-kata
yang paling bermakna untuk merangkai kata-kata secara padu, serta
mereduksigundukan kata-kata itu menjadi bentuk satuan-satuan yang
dapat dianalisis. Bagaimana kita dapat mengatasi persoalan ini?
Gambaran. Singkat
Cara yang biasa dilakukan untuk memecahkan persoalan itu ialah '
dengan memberi kode pada catatan-catatan lapangan, hasil observasi,
dan bahan-bahan arsip. Kode merupakan singkatan atau simbol yang
diterapkan pada sekelompok kata-kata - acapkali yang berupa kalimat
atau paragraf dari catatan-catatan lapangan yang ditulis - agar dapat
menghasilkan kata-kata itu. Kode-kode merupakan kategori-kategori.
Kode-kode biasanya dikembangkan dari permasalahan penelitian,
hipotesis, konsep-konsep 'kunci, atau tema-tema yang penting. Kode- '

88

A nalisisData Kualitatif

kode itu adalah peralatan yang mengorganisasi don menyusun kembali'kata-kala sehingga memungkinkan penganalisis dapat menemukan
dengan cepat, menarik, kemudian menggolongkan seluruh bagian yang
berhubungan dengan permasalahan khusus, hipotesis, konsep, atau
tema. Penggolongan menciptakan tempat diadakannya
analisis.
.

Ilustrasi
. Tipe-tipe kode. Misalkan seorang penganalisis tertarik, sebagaimana
kami ketika melakukan kajian mengenai peningkatan sekolah, pada
alasan-alasan mengapa dipilih suatu praktek kependidikan yang baru.
lni mungkin satu-satunya atau salah satu di antara beberapa permasalahan penelitian yang ditentukan dalam sebuah kajian. Peneliti
seperti biasanyaakan
mulai dengan menanyai para iIiforman di"lapangan . penelitian, mengapa mereka atau orang-orang, lainnya
memutuskan. mengadakan uji coba praktek itu. Sebuah penggalan
catatan lapangan mengenai hal itu mungkin seperti ini:
,
Saya menanyainya
apa perlunya program baru ini, dan ia meniawab bahwa
siswa-siswa yang masuk kelas 9 tingkai kemampuannya
dua tahun Iebib rendab daripada tingkat kemampuan,
yang dituntut pada usia itu, dan b~:""a
kurilcuJum lama tidak efektif, MelaIui pengujian (Uji Membaca dati Neison)
diketahui .babwa kemajuan a.lcademik se1ama tabun ajaran sepuluh bulan: siiwa- .
siswa
meningkat lima sampai enam bulan saja. .'
':
'

hanya

, Dengan asumsi bahwa penganalisis melihat kemungkinan jmtuk


menerapkan suatu sistem singkatan untuk petikan itu, bisa juga diambil
kode "MOT" untuk "motivasi" , Kode itu ditulis di sebelah kiri margin .
di samping petikan itu (disebelah kanan margin dapat digunakan untuk komentar; lihat Kotak 1II.'B.b), Bilamana penganalisis meng-'
inginkan sedikit tanda pembedaan, misalnya kode untuk membedakan
motivasi guru dengan motivasi karyawan tata usaha, maka.k\_ta dapat
membuat kode Iainnya yaitu "MOT -TU, Atau barangkali pengan~sis
' ingin mengkhususkan jangka waktu atau masa motivasi itu muncul,
(misalnya masa "penerimaan" mung kin dapat ditulis "MOT/PEN"):
Atau juga. ingin meliput seluruh yang dikemukakan di atasdengan
menuliskan "MOT-TV/PEN,"
Kode-kode itu deskriptif; kode-kode deskriptif tldak memhCrilCaIi
. interpretasi, tetapi sekedar pertanda suatu kategori gejata pacul"sUatu
penggalan teks. Penggalan yang sama; tentunya dapat ditangani dengan lebih interpretatif. Kita angga~ saja bahwa oleh karena pc:;n~liti.
lapangan mempunyai banyak siasat mengenai dinimik-a setempat;
sesuatu yang lebih kompleks, Icbih banyak jaringan motif-uieidf rahasia'
ann muncul. Beberapa orang mungkin telah m!=ngambil p~c'k bU",itU tenitama ~
dapat meow perbatian mereka sendiri,rdan'dc!npn i
~Pfljkian dapat mempromosikan apa y~ diin8inJcan.JCita pu,Ii'd81)at ,

Analisis Selama Pengumpulan Data

89

menentukan motif-motif resrni, sebagaimana pcnggalan yang telah


dikemukakan di atas, dan motif-motif pribadi atau motif-motif
terselubung. Penggalan itu selanjutnya dapat diberi kode "MOT-RES"
(untuk motif pejabat) dan "MOT-PRI" untuk penggalan-penggalan
lain.
Kelompok kode yang ketiga bahkan lebih bersifat inferensial dan
eksplanatori. Pokok pikirannya di sini menunjukkan bahwa suatu penggalan catatan lapangan rnenjelaskan leitmotiv atau pola yang telah
diurai olch pcnganalisis selagi mcnguraikan rnakna peristiwa lokal serta
hubungan-hubungan.
Kode-kodc ini dapat ditulis - LM (leitmotiv)
POL (pola), TE (lema), JSB (jalinan sebab-akibat) - dan akan mencakup kata yang menunjukkan lema atau pola. Kode-kode itu pad a
umumnya digunakan pada kegiatan berikutnya, pada waktu pengumpulan data, kctika pola-pola sudah menjadi jelas.
Berikut ini adalah sebuah contoh. Dalam penelitian lapangan tentang inovasi kependidikan, muncul penggalan sepcrti di bawah ini:
Tetapi ia (Tuan Walt) menyatakan tidak tahu sampai sebanyak itu mengenai
apa yang sebenarnya terlibat dalam Program SCORE-ON. la berpendapat
bahwa "program itu merupakan kombinasi banyak hal." Laboratorium sumber
tampak digunakan di pagi hari untuk program FACILE, yaitu program yang
banyak diketahui oleh Tuan Walt. ... Pada siang hari, Ny. Hampshire
menggunakan laboratorium untuk kepcntingan program SCORE-ON.
Tuan Wall mengatakan bahwa ini rncrupakan program yang berbeda, dan
oleh karena itu penggunaanya pun harus berbeda.

Penggalan itu tampaknya tidak ada masalah untuk diletakkan


secara deskriptif, dan inilah cara peneliti lapangan melihatnya selama
wawancara tahap awal. Namuri, wawancara dan observasi sebab-akibat
yang kemudian dilakukan memberikannya penampilan yang berbeda.
Agaknya terdapat usaha adu kekuatan yang sengit antara golongangolongan atau "tim-tim" di kantor wilayah - yang oleh si peneliti
dimisalkan sebagai stoples yang penuh ular berbisa dan orang pun berjajar untuk mendapatkan naungan dari masing-masing kelompok.
Tuan Walt berada di bawah naungan program FACILE, bukan di
bawah naungan program SCORE-ON; kedua program tersebut
memang sedang bersaing untuk memperoleh dana dan kedudukan
sebagai pengawas. Oleh karena itu, penggalan tersebut diberi kode
TIM-POL.
Penjelasan-penjelasan
ini menunjukkan kepada kita tiga hal penting mengenai kode. Pertama, kode-kode bisa berada pada aras yang
berbeda dalam analisis, merentang dari yang deskriptif sampai yang
inferensialnya lebih tinggi. Kedua, kode-kode itu dapat terjadi pada
waktu-waktu yang berbeda selama anal isis; beberapa kode dibual dan
digunakan pada tahap awal, sedangkan yang lainnya muncul bela-

90

Ana/isis Data Kualitatif

kangan pada umumnya kode-kode deskriptif muncul lebih dahulu


sedangkan kode-kode inferensial muncul kemudian.
Akhirnya, dan yang paling penting, dapat dikemukakan bahwa
kode-kode merupakan penyingkatan; kode-kode memuat banyak bahan
di dalamnya, yang memungkinkan terjadinya analisis. Kode TIM-POL.
misalnya, mengisyaratkan suatu tema yang memberi kejelasari kepada
banyak data lainnya - membuat data menjadi mudah dimengerti,
mengarahkan jalinan sebab-akibat, dan berfungsi sebagai faktor
statistik dalam pengelompokan bagian yang berbeda-beda ke dalam
bentuk keseluruhan yang lebih bennakna dan terpadu.
' '
Membuat kode. Satu metode - yang kami anggap Iebih baik yaitu yang memuat satu "daftar await! kode sebelum kita melakukan
penelitian lapangan. Daftar itu disusun berdasarkan kerangka konseptual, daftar permasalahan penelitian, hipotesis, wilayah masalah, dan
variabel-variabel kunci yang dijadikan amatan penelitian. Dalamkajian peningkatan sekolab yang kami lakukan, misalnya, kami
mengkonseptualisasikan sebagian dari proses inovasi dalam kajian
sebagai salah satu "transformasi timbal-balik" di an tara inovasi itu
sendiri, para penggunanya, dan ruang kelas atau sekolah penerima.
Guru-guru mengubah karakteristik dari praktek-praktek baru itu. Pada
gilirannya, praktek-praktek itu mengubah guru-guru dan memodifikasi
susunan tugas mengajar di ruang kelas, dan yang pada gilirannya pula
mempengaruhi banyaknya inovasi yang digunakan, dan seterusnya.
Selanjutnya, marilab kita mulai dengan kode utama "TR" untuk
menunjukkan proses transformasional yang telah kita hipotesiskan,
dengan beberapa subkode -:- "TR-PEGUN" (perubahan-perubahan
pengguna), "TR-KELAS" (perubahan-perubahan ruang kelas), "TRORO" (perubahan-perubahan
organisasi), "TR-IN" (perubahanperubahan dalam inovasi) - untuk menandai penggalan-penggalan
data dalam rnasing-masing kelompok variabel.
"'
Daftar awal dapat mencakup 80 sampai 90 kode; jumlab lni dapat
diingat dengan baik oleh penganalisis dalam jangka waktu ~ndek, ,
tanpa mengacu pada daftar konstan yang lengkap - jika: dat Itu'
memiliki landasan dan struktur yang jelas. Akan
... baik
,' jad in ya
. .
.- daftar itu dalam satu lembaran tersendiri
jik a kita masukkan
' ,.
guna'memudahkan
acuan. Lihat contoh Bagian 6a, yang terdiri dariJ kolom. Kolompertama berisi label deskriptif singkat kategori umum dan kode-kode individual, Kolom ked,ua, menunjakkan ~kode~ico4~;,~~n~olom ''ketiga ,
merupakan kunci untuk kode ' pada permasalahan' penelitian atau '
subpermasalaban yang berasal dari kode-kode it~.
-",
'\,.
Sekurang-kurangnya terdapat dua metodelain, yang sama-sama
bermanfaat, untuk mengembangkan kode. Yang pertama, ~~eliti yang
lebih induktif mung kin tidak ingin membuat kode sebelumnya ten-

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

91

tang data apa pun sampai data itu terkumpul, dilihat bagaimana
kumpulan-kumpulan itu berfungsi di dalam konteksnya, dan sudah
dapat menentukan ada berapa jumlah ragamnya. Semua ini secara esensial merupakan pendekatan grounded yang empirik, yang diprakarsai oleh Glaser (1978), dan pendekatan ini banyak dilaksanakan dengan
menggunakan cara seperti yang dikemukakan di atas. Data memperoleh
bentuk yang tepat sesuai dengan kode-kode yang mewakilinya, dan
kita akan mendapatkan lebih ban yak dari kode-kode yang penggunaannya tidak memusingkan daripada kode-generik-untuk-banyakpenggunaan yang dihasilkan dari daftar awal yang siap pakai.!
Penganalisis lebih terbuka wawasannya dan lebih sensitif terhadap
konteks.
Yang ditawarkan di sini yaitu bahwa penggalan-penggalan terdahulu
bisa memiliki kode yang berbeda dengan penggalan-penggalan yang
datang kemudian. Atau, untuk menghindari hal ini, mungkin segala
hal harus dicatat pada saat skerna yang disusun Icbih crnpiris muneu!.
lni berarti bahwa waktu pengkodean lebih mcnycluruh, dan ketidakpastian yang lebih jauh lagi mengenai pertautan kcrangka pengkodean.
Risiko lainnya yaitu bahaya dari penemuan yang begitu banyak pertautannya dengan data selama pengkodean ulang penggalan-penggalan
yang terdahulu ..:.._peninjauan kembali secara restrospektif diperlukan
dalam pekerjaan inL
Pilihan kedua, membagi cara di an tara dua pendekatan itu, yaitu
membuat skema pencatatan umum untuk kode-kode yang bukan
berspesifikasi khusus tetapi menunjuk pada kawasan-kawasan umum
di mana kode-kode harus dikembangkan secara induktif. Lofland
(1971), misalnya, mengemukakan bahwa kode-kode dalam kajian apa
pun bisa berkaitan dengan sejumlah gejala berikut, yang bergerak dari
aras yang paling sempit sampai pada aras yang sangat luas:
(1)

(2)

(3)
(4)
(5)

(6)

tindakan-tindakan: tindakan dalam situasi yang sementara dan terjadi


hanya dalam beberapa detik, menit , atau jam
aktivitas: tindalcan dalam suatu latar dengan waktu yang lebih lama hari, minggu, atau bulan ....:y. ang merupakan unsur-unsur signifikan
dari keteeiibatan m.musia
makna-makna: hasil ungkapan verbal dari para peserta yang membatasi
dan mengarahkan tindalcan
partisipasi: keterlibatan manusia secara menyeluruh dalarn, at au adaptasi terhadap, situasi atau latar yang sedang diteliti
hubungan-hubungan:
saling hubungan antara beberapa pribadi yang dipertimbangkan secara serempak
.
latar-latar: seluruh latar yang dikaji diterima sebaaai unit analisis.

Selanjutnya dikemukakan bahwa kode-kode pada setiap aras dapat


statis atau juga dinamis, yang memfokus pada perubahan-perubahan

92
sepanjang waktu.
Skema pencatatan lainoya dikemukakan oleh Bogdan dim Biklei
(1982). yang membagi kode-kode dalam car a berikut:
(I) latar/konteks: informasi umum mengenai keadaan ~keUling
(2) pembatasan situasi: bagaimana orang-orang mernbatasi latar lOpik
(3) perspektif: cara-cara berpikir, berorientasi.
,
(4) cara berpikir tentang man usia dan objek: lebih terinci daripada yan:
dikemukakan
di atas
(5) proses: urutan, arus, perubahan-perubahan .waktu
(6) aktivitas: jenis perilaku yang terjadi secara teratur.

Bagan 6a
Ilustrasi Oaf tar Awal Kode
POKOK.POKOK INOVASI

PITUJU

3.1

PI:
PI:
PI:

PI
PI-ORG

3.1.1
3.1.1

PIUBAH/KEL

3.1.4

PIUBAH/ORO
PI PENT

.3.1.5.
3.1.2

PI ..PEGUN PRATEM

3.1.3.3.-4.3.5

PIBANGPRO

3.1.1.3.3.3.3.3 .

KONTEKS EKSTERNAL

KE(PRA)(TEM)

3.2.3.i.3 .

.ICE:

DEMOGRAFI
Dalam wilayah. petsond sekolah
Oi luar wilayah. petsond
nonsekolah

KEOEM
KEDAR-OEM

.3.2.3.3.3.3 .

KELARDUK

3.2.3.3.3.3.4

PERSETUJUAN
Dalarn wilayah. personel sekolah
Oi tuar wllayah. persond
nonsekolah

KE-SETUIU
ICEOARSETUJU

3.2.3.3.3.3.4
3.2.3.3.3.3 .

IKLlM

1CElll

:3.2.3.3.p

Oalun wilayah. persond sekolah


Oi luar willy.h. personel
nonsekolah

KEOARIKL
KELARIKL

.'3.2.~.3.3.3 .

PI:
PI:
PI:
PI:

ICE:

KE:

TUJUAN
ORGANISASI
PERUBAHAN TERSIRAT
KELAS
PERUBAHAN TERSlRAT
ORGANISASI
KEPENTINGAN PENGGUNA
PENILAIAN PENGGUNA
(AWAL)
PENGEMBANGAN PROGRAM
(lv.C)

KELARSETUJU

..

. 3.n.3.3.3.4
.

3:2.3.3.3.3 .

KONTEKSINTERNAL

KJ (PRA) TEM

3.1.3.3.3 .

KI:
KI:
KI:
KI:
KI:

KJKAR
KJNORM
KJRAH
KIPROSEO

3.2:2.3 .. 3.5
3.2.2.3: . q.s
3.2.1
3.1.1.3.l4.3.3.i4

Kl-SUAI

3.2.2

PP

3.2.3.3

KARAKTEJlISTI K
NORMA DAN OTORJTAS
SEJARAH INovASI
PROSEDUR ORGANISASI
KESESUAIAN INOVASI'()R
GANISASI

PROSES PENERIMAAN

Ana/isis Seiama Pengumpu/an Data


PP:

KRONOLOGI PERISTIWA
VERSIRESMI
KRONOLOGI PERIS"tIWA
VERSIRAHASIA
01 DALAM/DILUAR
KETERPUSATAN
MOTIF
KECOCOKAN DENOAN
PENOOUNA
RENC"NA
KESI"P"N
PERISTIWA KRITIS

93

PPKRON/UM

3.2.4.3.2.1

PPKRON/UM
PpLAM/LAR
ppPUS
PPMOT

3.2.0.3.1
3.2.2
3.2.6

PP-COK
PPRENC
I'PSIAI'
PPKRIT

3.2.7
3.3.3
3.3.4.3.2.1
3.3.1

3."

TRKRON/' JM

3.4.1.3.4.2.3.4.3

TRKRON/PRI

3.4.1.3.4.2.3.".3

nAWAL

3.4.1.3.".2.3.4.3

TRLAMIN

3.".1

TRPRAIUORG

3.0

TRIKLlORG

3.0

TRKEL

3.4.2

n'K,EP
nMAS
TRKRIT
TREKS

3.4.2.3.4.3
3.".1
3.4.1.3.4.2.3.4.3
3,0

TR-KIRA

3.4.1.3.4.2.3.4.3

nt.RENe

3.4.1.3.".2.3.< .3

KONFIOURASI BARU DAN HASIL


AXHIR

KOBA

3.S

KOBA:
KOBA:

KOBASTABIN/KEL

3.S.1

KOBASTAt/PEOUN

3.S.2

KOBA-SILI
KOBA-SIU
KOBASIU
KOBASILI

3.S."

PP:
PP:
PP:
PP:
PP:
PP:
PI':
PP:

DINAMIKA SITUS DAN TRANSFORMASI


TR:
TR:
TR:
TR:
TR:
TR:
TR:
n:
n:
TR:
TR:
TR:
TR:

KOBA:

KOBA:

KRONOLOGI PERISTIWA
VERSIRESMI
KRONOLOGI PERISTIWA
VERSIRAHASIA
PENGALAMAN PENOOUNA
SAAT AWAL
. PERU BAHAN DALAM
INOVASI
PENGARUH TERHADAP
PRAKTEX ORGANISASIONAL
PENGARUH TERHADAP
IKLlM OROANISASIONAL
PENGARUH TERHADAP
PRAKTEX RUANO KELAS
PENOARUH 'rnRHADAP
KONSTRUK PI!NOOUNA
MASALAH IMPLEMENTASI
PERISTIWA KRITIS
INTERVENSIEKSTERNAL
PENJELASAN 8AOI
TRANSFORMASI
PEMECAHAN MASAL .H
PROGRAM

STABIUSASI KELAS INOVASI


STABILISASI PE:ULAKII
PENOOUNA
HASIL ARAS-PERTAMA
PENOOUNA
Positif dan neptif
Teranlisipasi dan lat luanlisipasi
Kombinasi (bilamana scsual)

PEOUN
PEOUNI + .PEOUN/A.TA
PEOUN/A +. A -,
TA+. TAMETA HASIL PENGOUNA
KOBAMETA PEOUN PO$ilif
dan ncplif
KOBAMET A PEOUN/ ... Tuantisipasi dan lidat
leranlisipasi
KOBAMETA PEGUN/A, TA
Kombin ... i (bilamana scsuai)
KOBAMETA PEGUN/A+. A-.
TA+,TA-

3.2.5

94
KOBA:

KOBA:
KOBA:
KOBA:
KOBA:
KOBA:

KOBA:

KOBA:

KOBA:
KOBA:

Analisis Data Kualitatif


PENGARUH SAMPINGAN
DAN PENGGUNA
P05itif d&n negatif
Tcrantisipasi dan lak Icr&nlisipasi
Kombinasi (bilamana sesuai)
INSTITUSIONAlISASI KELAS
STABllISASJ ORGANISASI
INOVASI-ORCANISASI
STABILISASI PERJLAKU
OROANISASIONAL
INSTITUSIONALISASI
OROANISASI
HASIL ARAS-PERTAMA
ORGANlSASIONAL
Posilif dan neBalif
Tcrantisipasi dan Ilk teranrisipasi
Kombinasi (bilamana sesuai)

KOBASAMPING
KOBASAMPINC
KOBASAMPINC
KOBASAMPINC

3.S.S

KOBASTABIN/ORG

3.5.6

KOBASTAB/ORC

3.5.7

KOBA(NST IORO

3.5.8

KOBASILI
KOBASILI
KOBASILI
KOBASILI

3.5.9

ORO
OROI + .ORO/A, TA
ORO/A +, A-.
TA+. TA-

KOBA.META
KOBAMETA
KOBAMETA
KOBAMETA

PENGARUH SAMPINGAN
DAN ORGANlSASIONAL
Posilif dan nel'lif
Tcranlisipasi dan Ilk rerantisipas!
Komblnasi (bilamana sc.suai)

KOBASAMPINC
KOBASAMPINO
KOBA-SAMPINO
KOBA-SAMPINO

ORO
ORG! +.ORO/A. TA
ORG/A+, A-,
TA+, TA-

LOKASI
ATURAN. NORMA
ORIENTASI
TIPE
PENOARUH
PENILAlAN OLEH RESIPIEN
JALINAN

JALTNAN SEBAB AKlBAT YANG MUNctJL


SA:
SA:
SA:

SA:

JARINGAN
ATURAN
POL;' BERULANG
Di daJam silUS
Antanitw
KELOMPOK EXSPLANATORJ
~clil!)
(responden)

3.5.9

ORG
ORGI +. ORG/A, TA
ORG/A+. A-.
TA+, TAKOBALUAS INST/ORG
KOBA-REDUKSI/ORG

BANTUAN EKSTERNAL DAN INTERNAL (KODEKODE TERPlSAH


SEBAYA/PEER, ADMINIS'rRA TlF)
.
BANT:
BANT:
BANT:
BANT:
BANT:
BANT:
BANT:

3.5.5 (3.5.2)

KOBAINST/KEL

METAHASIL
ORGANISASIONAL
P05ifil dan nelltif
Ter&nlisipasi dan Ilk Icranlisipa.si
Kombinasi (bilaman. scsuai)

PERLUASAN INSTlTUSIONAL
RlIDUKSI ORGANISASIONAL

PEGUN
PEGUNI + PEGUN/A. TA
PECUNIA + , ATA+,TA-

BANTLOK
8ANTATUR
BANT-ORJ
BANT-TIPE
BANT-ARUH
BANT-NlLAI
BANT-JALIN

3.5.9 (3.S.7)

3.5.8
3.S.8

UNTUK EKSTERNAL,
3.6.1
3.6.1
3.6.2
3.6.3
3.6."
3.6.5
3.6.6

SA
SA-RING
SA-ATUR
SA-POL
SAPOLILAM
SA-POLILAR
SA-ElCSPL
SASITtjS-EKSPL

PERTANYAAN

TANYA

TANYA: KJUTAN
TANYA: TEKATEKI

TANVA-!
TANYA-?

N.A
'N:A
N.A
N.A
N.A
.1

N.A
N.A

N.A
N.A

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

95

(7) peristiwa: akrivitas-aktivitas


yang khusus
strategi: cara-cara menyelesaikan sesuatu
(9) hubungan don struktur $0$;0/: pola-pola yang secara tidal< resmi diberi
(8)

bat.asan
(10) metode: permasalahan penelitian yang terkait.

Skema-skema seperti ini akan rnembantu peneliti untuk rnempertimbangkan berbagai kategori di mana kode-kode hams dikembangkan,
setiap penelitian yang mana pun, sudah barang tentu, bisa mernfokuskan pad a beberapa kategori saja.
Merevisi kode. Untuk semua pendekatan pengkodean - diberi
batasan sebelumnya, berpedoman pada skema pencatatan, atau diberi
batasan sesudahnya - kode-kode akan berubah dan berkembang
seirama dengan pengalaman lapangan yang terus berjalan. Para peneliti
dengan menggunakan daftar awal mengetahui bahwa kode-kode akan
berubah; terdapat lebih ban yak kode-kode yang berkembang melebihi
harapan sernula yang sebelumnya kita bayangkan, dan tidakbanyak
peneliti lapangan yang sedemikian bodohnya untuk menghindari dari
kenyataan seperti itu.
Lebih jauh lagi, ada beberapa kode yang tidak jalan, dan yang basi
terbuang, dalam arti tidak ada catatan-catatan lapangan yang sesuai
dengan kode-kode itu, atau cara kodc-kode itu bergerak untuk
memilah-milah gejala bukanlah seperti gejala-gejala yang muncul secara
empiris. Keadaan ini mengbaruskan kita bertindak lebih jauh Lagidalam
menyusun kode atau mengubah aras kode-kode itu.
Sebaliknya, kode-kode lain mungkin tumbuh dengan subur, bahkan
terlalu subur. Terlalu banyak penggalan mendapatkan kode yang sarna
- masalah yang sangat sering terjadi. Keadaan seperti itu mengundang
kita untuk menjabarkan kode ke dalam subkode, yang merupakan tindakan penyelamatan jika memang diperlukan.
Walaupun demikian, kode-kode lain masih tetap akan muneul
selama pengumpulan data. Kode-kode ini mempunyai landasan empiris yang lebih baik dan terutarna memuaskan si peneliti yang telan
menyingkap faktor seternpat yang penting. Kode-kode ini juga
memuaskan para pernbaca, yang melihat bahwa peneliti terbuka untuk menerima hal-hal yang tampak pada situs, lebih daripada sekedar
memaksakan untuk menjadikan data cocok dengan kode-kode yang
telah ada sebelumnya.
Pentingnya Struktur. Meskipun demikian, apakah kode-kode tercipta dan direvisi pada tahap awal atau akhir, pada dasarnya kurang
penting jika dibandingkan dengan pertanyaan apakah kode-kode
memiliki urutan secara konseptual dan struktural. Kode-kodc hendaknya bcrhubungan satu sarna lain dalam pcrtautan secara padu, dan
pcnting untuk bahan kajian; kode-kode itu hendaknya rnenjadi bagian

96

Ana/isis Data Kualitatif

dari suatu struktur yang berpengaruh. Penambahan


yang dianggap
menguntungkan, menghilangkan atau penarnbahan kode-kode yang
rnakin rnenurnpuk dan mungkin hasilnya akan berupa keranjang sampah, dan pad a gilirannya rnenjadi anaJisis yang tidak berbentuk, dan
benar-benar oportunistik. Keadaan ini membuat kode-kode menjadi
sangat sulit untuk diingat dan digunakan;
pencarian kembali dan
oeneoreanisasian materi ini menjadi berat dan sulit.
Bagan 7 rnerupakan suatu ilustrasi dari satu gugus kode yang tidak
terstruktur. Bagan ini dipetik dad suatu kajian kreasi sekolah-sekolah
baru (Miles et 01., 1978). Kajian ini dikernbangkan secara induktif',
dan setelah dua tahun jumlah kode terus rnenjamur. Satu-satunya
struktur yang ada adaJah pernilihan dari 175 kode yang berbeda ke
daJarn em pat bingkai utama (pelaku formal dan informaJ, proses, dan
aspek-aspek dari sekolah baru); kode-kode itu disusun secara alfabetis
hanya di dalarn masing-masing bingkai, Skema ini rnenunjukkan bahwa
kode-kode rnenjadi serna kin sulit untuk diingat dan digunakan; akhirnya akan rnenjerumuskan kita pada jurang keputusasaan menghadapi
suatu rangkaian 28 kategori yang lebih umum dan yang rneliputi
"kesesuaian,"
"pengelolaan waktu," "dukungan
sosio-politik,"
"komunikasi internal," dan scjenisnya. Skema yang ditunjukkan ini
dapat dibandingkan keuntungannya dengan struktur, konseptual yang
rnendasari skerna pengkodean yang ditunjukkan pada Bagan 6; yang
penyusunannya difokuskan pad a kesatuan-kesatuan
variabel, yang
dapat dengan mudah diingat dan digunakan, dan rnengarah langsung
pada analisis kita.!
Batasan kode. Apakah kode-kode dikhususkan sebelumnya at au
dikembangkan sarnbil jalan, mutlak diperlukan pembatasan operasionaJ yang jelas, sehingga kode-kode itu dapat diterapkan secara
konsisten oleh seorang peneliti mandiri sepanjang waktu, dan dengan
demikian peneliti.berganda akan mernikirkan gejala yang sarna ketika
mereka mengkode. Suatu kode biasanya rnerupakan istilah tunggal
- "insentif;" "iustitusionalisasi," "jalinan" - yang memberi kesan
mama yang, berbeda pada penganalisis yang berbeda. Karena kodekode akan rnengarahkan perolehan kembali dan organisasi data guna
kepentingan analisis, kode-kode hendaknya demikian tepat dan
maknanya dipaharni bersama di antara sesama penganalisis, Pembatasan kode akan membantu memperlancar kedua hal tersebut.
. Langkah-langkah mekanis dari perolehan kernbali data yang sesungguhnya bukanlah merupakan isu yang minor (lihat Bagian IIl.B.c untuk
yang berkaitan). Bagian-bagian berikutnya dan bab-bab selanjutnya
juga berkaitan dengan penggunaan "potongan" data yang diperoleh
kembaJi dalam analisis.

97

Anulisis Selama Pengumpulan Data


Bagan 7

Ilustrasi Daftar Kode yang Kurang Terstruktur (petikan)


Ptlaku

P.'lInco"aonl
/>ro$u Imp(~lInl(1$/

Formal

218

akomului

lAl

alokasl

(kanlor

puJal)

311

aklivilas
anuaran

(dacrah)

masa dcpan

359
)02

anuan.n

(sckolah)

pcTmCanaan

369
342

lA3

peoelltian
identlnkasl wrnberdaya

210

inalasi

ahli khosus
ahli (sekolah)

211

bayanpn

128
129

anilek

cakrawala

dewan

penyanlun

(dllCl'ah)

231
2.$1

102

dewan

pmyanlun

(puIat)

ru

127

kelompek

penasihet

118

kepale

119
112

kcpaJa sekolah (lain)


or,.nisasi
,ukarda
pejabat

Stlkol:1h BaI1l

pennan

121
122

12.$ JU!U
101 karyawan

As(Nk~k

IUmbcfdaya

hubun,an

mcrci

3SO

)'IlII ~

biban

309
312

248

investesi

241

Iteseltsamaan

cknra

aras tahapan
aluran-aturan

kurikuler

siswa

dasar penJC:iornpekan
siswa
c1isiplin
evaluasi (dan sekolah)

361 jalinan

waktu

anlaroraanisasional

131
130
103
130

seltolah

pendiri
pcndudulc
peneliu- (lain)

120

peneliti

112
131

pen,hubun,
penJual

123

penyoltonl
j)Cl\)'Oltolll

us

IlA
136
126

(fokus)

komunikasi

kooptasl

368
346

229
240
233

pcmbent u kan cIasar kdtua

(formal)
304 Itomunikui
)oS komuniltasi (informal)
360 konlrol komunikasi

2S<I
232

153
(pUSlt)
(dacrab)

slswa
tim pcnpjar
waltH seriltal

Inll

Massa

pcmbcolultan
pcn;bualan
pcmbullan

kdompolt
ltcbijakan
kcpulusan
kompldcsiw

203

pcnadolaan

konflilc

2.$1

pcQJClolaan
pasti

)'IlIa lidak

352

221

pcreneanun

228

perencanun/jalinan
implemaltasi

media

113

pelaksana

IS1
IS3

pemimpin
pcmimpin
emosional)

opini
(sosio-

2S2

pcrluasan
bcrasam

IS4

pemimpin

(Iu,a,)

242

pcroldtan

lSI

pendukun,

238

ISS
111

perin lara

239
21S

rananpn
ulan,
rcfiekslvilas

354 mctode pcnpjaran


372 pasokan
3S6
312

pemanfaatan

waklU

pcmbasian

wliayah

320

pcmbalasan

kelompok

341

pcmbatasan

peranan

301
319

pcrndiharaan

batas

321

pengaruh

pcriIaItu

dalam

perjuan,an

pemcrinlahan

luglS

kekuasaan
kelompek

)'aU'

370

344
367

sumbcrdaya

308

kemilraan
pen,crahan
sl,wa
pcnllunaan
ruang
pen88unalln
staf
pcnaumpulan
daialumpan
balik
penjurus.n

suksesi lujuan

201

1InUWI' jawab

34S

siswaI evaluasi
pcn\l&asan
.

2J6

Idtanan peranan
uraian lujuan (basil siswa)

311
371

pcraJatan
sdekli sis

uraian

341

selcksi staf

303

sentlmen

tungan)

lujuan

(keun-

konflik

penaelompokan

310
349

212
214

(informal)

306 pcnaelolaa.a
31S

206

kuriltulum
layanan makenan
layanan pcnoncl si,wa

pcnierahan

208. peo.ipisanmcrai
lA9 peu;.dwalan
,..aklu
1J11 peranc:anpn

156

perenca na

307
314

peopwalan
pcnadolaan

selterj.

inli

evaluator
kclompek

leerahasi .. n
366
34~ keuotun,an

204

246

231

152
106

jalinan komunilas
sckolah
ltallkleristik
slswa
learakteristik
naf

mobilisasl ~ai
model perencana.an
peiatihan

lOS
209

sun

(SA)

Informal
107 anUOta

365

pentahapan

kolcklif

98

Ana/isis Data Kualitatif

Perencsnoan/

Proses Implcmurlasi

Pelaku

21S

uraian lujuan (mal~i


..)'In& ada pa~a sistem)

3S3
3SS

sWU$!lwp din
lcmoloai (Yana beroricn
lui

DOnWwa)

3S7
316

tujul.ll

(basil WWI)

318

1ujuan

(UuntW1pD)

311

tuiuan (mum YI.III adl

transfonasi

pada aislem)
SESUDAH MENGKODE.
L1HATLAH
PADA DAFrAR
PROSES DANASPEX.
DA (0) P"DA
KATAKATA
KUNCI YANG PALING
PENTING
(MAKSIMUM
'Baai pclaku yana benar-benar
lidak hadir,

hadir pada SUI konlak.linakllrilah

1~lapj" di~rbinCQngkQn

dalam

kODIak. berilah

landa

nomornya.

DAN BERI TAN


- 6).

BiJamana scorang pclaku

Ir.uruna pada

kata lr.uncinYI.

Bagan 6b menunjukkan petikan dari daftar pembatasan bagi kodekode yang dikemukakan pada Bagan 6a. Pembatasan seperti ini ten:
tu saja akan meningkat/memfokus
lebih jauh lagi pada saat penelitian berjalan. Walaopun demikian, karni ingin menegaskan bahwa
struktur konseptual, baik yang dikhususkan sebelumnya maupun 'yang
berkembang, harus mendasari pembatasan-pembatasan.
Dalam kajian
sekolah baru, kami telah mengembangkan pembatasan-pembatasan
yang agak jelas, operasional, dan dapat digunakan dengan handal.
Tetapi kode-kode itu sebagai suatu keseluruhan mempunyai bentuk
intelektual yang kecil, dan oleh karenanya kurang membawa hasil.
Penamaan kode. Satu saran singkat: Beri sebuah nama pada suatu
kode yang sangat erat kaitannya dengan konsep yang digambarkannya. Bilamana. anda .mempunyai istilah "motivasi," kode yang
diberikan seharusnya MOT dan bukannya. misalnya, AIM atau INS
. (untuk insentif). Janganlah menggunakan angka-angka, misalnya 162,'
29, atau 29A. Rasionalnya, karen seorang penganalisis harus mampu melihat kembali pada konsep asaJnya secepat mungkin, tanpa Iiams
menerjemahkan
kode ke dalam konsep.i. Juga. penting . untuk
diperhatikan ialah bahwa pembaca berikutnya ~ ternan satutim.atau
penganaJisis Icedua - dapat melakukan hal yang sama: " '~'.'"

Pengkodean ganda. Pengkodean bisa lebih tajam lagi jika dua


peneliti mengkode seperangkat data yang sama dan membahas
kesulitan-kesulitannya sejak awal. Ketidaksepakatan'di antara mereka
menunjukkan bahwa pembatasan harus diperluas ata.u sehalilmya barus
diubah. Waktu yang digunakan .oleh anggota:-anggota clari suatu tipl
penelitian untuk pekerjaan yang seksania ini bukanlah sia-sia, tetapi
benar-benar merupalcan upaya untuk men<iapatlcan basil yang meng.,giring pada peneJiti pada suatu pandangan bersama dan" jeJas tentang
kode-kode yang menandai dan blok-blok data ~ana yang paling tepat

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

99

Bagan 6b
Pembatasan Kode-kode yang Dipilih dari Bagan 6a
Dinamika Situs dan Transformasl - TR
Kronologi peristiwa versi
resmi:
TR-KRON/uM
Kronologi

peristiwa versi

rahasia:
TR-KRON/PRI

Kronologi peristiwa selama tahap awat dan selama


berlangsungnya implementasi, scbagaimana
dikemukakan
oleh para pengguna, learyawan tu atau responden
lainnya, dan yang memberi kesan altan <a) suatu
sltenario yang berlandaskan kesepakatan tetapi
berbeda dengan skenario 'versi umurn atau (b)
cawan-catatan yang beragam dari peristiwa-peristiwa
yang sarna.
,

Pengalaman pengguna saet


awal:
TR-AWAL

Emosi, peristiwa, masalah atau Iceprihatinan, penilaian yang dibuat oleh guru dan administrator selama
enam bulan pertama implemc:ntasi.

Perubahan dalam inovasi:


TR-LAMIN

Modifiltasi-modifikasi yang dilaporkan dalam komponen-komponen praktek atau program baru, di


pihalc guru dan karyawan TIl, selama tahap awat dan
selama ber~gsungnya implementasi.

Akibat pada kegiatan org&1'isui


TR-PRAK/ORG

Dampak kegiatan atau program baru tc:rhadap:


<a) perencanaan antarorganisasi, pemantauan, dan
susunan pekerjaan sehari-hari (antara lain,
penyusunan staf, penyusunan jadwal, penggunaail
sumber, leornunilcasiantarstaO dan (b) prakte.1eantarorpnisasi (antara JaiJi, hub~ya
dengan kantor da~ah, dc:Wan ~yantun
sekolah, masyarabt,
dan persatuan orang tua murid).

Pengaruhnya pada iklim organisasi


TR-lKL/ORO

Penpruhnya pada keaiatan


<Ii nwlg leelas:
TR-KEL
Pengaruhnya pada penuuna
pelabalUl:
TR-KEP

Kronologi peristiwa selama tahap awaJ dan selama


berlangsun8nya irnplementasi, scbagaimane yang .
dikemukakan oleh para pengguna, learyawan TIl atau
respond en llinnya.

Indelts diunpalc pelalcsanaan lcesiatan atau program baru pada hubungan norma iastirusi dan hubuogan

antarpribadi, termasuk juga akibatnya pada bidang


kekuasaan dan pengaruh, jcringan sosial, prioritas
institasional guna meilginvestasilcan walctu dan
energ],
.
Inde1ts dari cIampale peIaksanaari lcqiatan atau program
baru tetbadap kegialan rutin dan biasa dUalculcan.di
dl ruang kelas (perencanaan pengajaran dan
pengelolaan).
.
.
IDdeks dari dampale pelaksanaan kegiatan at au
program baru terhadap pc:rsepsi. sibp. motif, ~umsi
atau teori penpjaran. pembelajaran. stau pengeloiaan oleh IUru dan learyawan ru {an tara lain citra
profesionaJ, pen&ertian yang telah <Ii~njau kembali

Ana/isis Data Kualitatif

J()()

_Dinamik Situs dan Transformasi - TR


mengenal hal-hal yang meneutukan prcstasi alaU c(isiensi, si~ap-silcap lain terhadap murid, leja_t,
anaIOta sur lain, pendirian terhadap pralctclc-pr:.ktelc
inovatif lainnya).
atati keprihatinan Yar18 berkaltan dengan
implementasi pada arns pribadi, rUlJ1I kelu,
orlanisasi, atau di luar orpnlwi,
termuuk at.uanIlla.san yang mendorolli munculnya kesulitan alaU
keprihltinan itu.
Kesulitan

Masalah implement.asi:

TR-MAs

iintuk kodeitu.
. Pengkodean ganda tidak semata-mata menarnbah kejelasan pem-,
batasan, tetapi juga merupakan alat pengecekan reliabilitas yangtepat.
Apakah dua orang pengkode, yang bekerja secara terpisah, sepakat
mengenai luasnya blok data yang dapat dikode? Apakah mereka menggunakan kode yang sarna untuk blok data yang sarna? Jika tidak
sepakat, mereka akan terperosok pada .analisis yang berbeda -.Atau
penganalisis lintas situs yang bekerja sendirian dengan menggunakan
catatan lapangan yang dikode secara aneb oleb para peneliti yang
berbeda segera akan kebingungan.
.
.
Saran yang paling baik eli sini ialah bahwa seluruh anggota tim
penelitian lapangan seyogianya mengkode ..bagian demi bagian, 5 sam- .
pai 10 halarnan gugus catatan-catatan lapangan pertama, kemudian
menelaah isinya. Ketika mengerjakan ini, kita tidak lalu mengharapkan
sejai awal tingkat reliabilitas yang lebih baik daripada 70 persen dengan
menggunakan antarpengkode rum u.s berikut:
.'

, ,
.

';:-,

reliabilitas

jumlah kesepakatan
selurub jumlah kesepakatan
. tambah y~g tidak sepakat

.'.

.....

;', .
':;'.. :.:.": ..

Setiap pengkode tentu mempunyai pilihan sendiri.c--'. ilbli' s'o'siolpgi


k~lompolc ~~.~ 'y~~g"
oleh "ahli psikologi dipan&ng sebagai intrapribadi, dan - oleh '.8)ill
psik!)lo'gi sosial sebagai antarpribadi -;,darJ masing-masing pan~
biasanya mempunyai alasan masing-masing, khususnya sCOagf,U 'kode-'

m~~dang 'kode-kode pada arF-orgaJ?is3si

Pafia'

.kode': inferensial .. Menjelaslcan perbedaan-perbedaan'


ini jug~"aOa
gunanya; setiap penganalisis cenderung
lebih WDwi{j;ada
waktu meligkodekan data berikutnya agar dapat-memperoleh. pan-

berP.andanicin

':~..

.'

'

'

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

101

dangan terpadu dengan ternan sejawat saingannya mcngenai data yang


pada mulanya seperti hanya dapat dikodekan dengan satu cara.
Dernikian pula, dapat disarankan
kepada pengkode untuk
mengkode ganda dua belas halarnan pertama dari catatan lapangan,
sekali mengkodekannya seketika itu juga, dan sekali lagi (terhadap
lembaran yang tidak terkode) pada hari berikutnya. Apakah konsistensi
internal ini cukup baik?' Di sini kita harus mcncari keandaJan yang
lebih tinggi dan kode - kode ulang permulaan - mendekati pengkodean 80"0 dlbandingkan dengan kesepakatan antarkode. Akhirnya,
baik intra maupun antarpengkode hendaknya ditingkatkan pada tingkat
9OOfo.
Aras rincian. Bagaimana sebaiknya pengkodean dilaksanakan?
Jawabannyatergantung pada penelitiannya. Beberapa analisis linguistik
mempersyaratkan pengkodean baris demi baris, bahkan kata demi kata.
Lebih khusus Jagi, kode-kode dapat diterapkan untuk satuan-satuan
yang lebih luas - kalirnat-kalimat, "penggalan-penggalan"
kalimat
yang kait-mengkait atau paragraf daJam catatan-catatan
lapangan
tertulis.
Yang penting ialah bahwa peoeliti mempunyai pandangan yang jelas
tentang apa yang dimaksud dengan unit anaJisis yang dibuatnya. DaJam
penelitian kami selama ini, biasanya telah membatasi suatu unit analisis sebagai penggalan kaJimat atau beberapa kalimat, dan telahrnenggunakan cara berpikir berikut: Menetapkan satu kode yang paling tepat
di antara beberapa kode yang diturunkan dari satu permasaJahan
penelitian tertentu. Misalnya, rnasing-masing bagian, seperti yang
dikemukakan pada halarnan 88, rnenggunakan satu kode tersendiri,
yaitu kode yang Jebih baik pada waktu dipandang ada dua kode yang
baik, dan yang me1iput ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan
dengan kode satunya yang lebih sempit. Blok data mana pun - sebuah
anak kalimat, kalimat, atau paragraf - biasanya bisa diberi bahan
lebih daripada satu kode. Walaupun demikian, bilamana arnbang batas
setiap blok menumpuk dengan kode rangkap, peneliti akan menghadapi
kesulitan pada saat menelaahcatatan-catatan
itu untuk penganalisisan
aras situs. Masalah ini akan lebih ringan jika digunakan komputer untuk mengatasinya (Becker, Gordon, dan LeBailly, 1984); pengkodean
berganda sebenarnya bermanfaat daJam kajian-kajian eksploratori,
karena dapat mencatat berbagai hal.
Langkah yang tepat dapat diambil guna pengkodean rangkap
bagian-bagian baik dengan kode deskriptif maupun dengan kode inf~nsial. Keduanya itu berhak untuk dipanJang sebagai dua aras ana(isis yang harus ada. Ingatlah bahwa kode-kode inferensial tidak harus
menjadi bahan yang tidak ada habis-habisnya untuk dibahas. Peng- '
analisis rnencari lembaran yang bisa mernberi penjelasan, bukanmen-

102

Analisis Data Kualitatif

cari s.egala hal.


Demikian pula, kode-kode itu sendiri tidak harus dibuat berlebihan
Pada penelitian yang lain, kami bereksperimeu dengan pengkodeai
yang bersegi ganda. Misalnya, jika suatu bagian menunjukkai
karyawan TV yang membantu pemecahan masalah kepada guru-gur:
'yang menganggap bantuan itu bermanfaat, kodenya adalah PEN/PM
0/ + . lni akan membuat kode-kode sulit untuk diamati dan sanga
membingungkan untuk mengelompokkannya selama penulisan tahai
akhir. Tampaknya, dua atau tiga segi dalam suatu kode tungga
merupakan batas kemarnpuan daya pikir untuk memprosesnya secar:
efisien.
.
Akhirnya, tidak semua bagian dar; catatan-catatan harus dikode
Catataa-catatan lapangan lazirnnya berisikan banyak bahan yang ter
buang - bahan yang tidal: berbubungan dengan permasalahan peneli
tian, baik yang ditentukan sebelumnya atau yang akan muncul. Ad:
sejenis data yang sepele atau kurang berguna. Tujuan kita adalab me
ngurangi jumlah yang terbuang namun tidak la1u menganggap tidal
berguna sarna sekali.
Waktu untuk mengkode. Ini merupakan satu masalab yang pen
ting. Beberapa penganalisis menyediakan waktu pengkodean pada a'khi
pengumpulan data. Kami berpendapat tindakan ini salah besar
sekallpun dilakukan oleh para peneliti yang berorientasi induktif
Mengapa kami berpendapat demikian?
Pada dasarnya, pengkodean yang lambat akan 'melemahkat
analisisnya. Pengkodean bukan semata-mata suatu tindaken untuk
"memperolehdata
yang siap" untuk analisis, tetapi merupakan tin
dakan untuk mengendalikan
pengumpulan
data yang" sedan,
berlangsung selama penelitian. Singkatnya, pengkodeaii'merupakar
suatu langkah dari analisis yang berlanjut." ?en'elitian )apangar
kualitatif harus berulang-ulang; seorang 'peneliti .yang telah: mel ampaui situs hendaknya membuka jalan ke .arah suatu Pembtn~
kernbali pandangan dan instrumentasinya untuk lilngkah Oeiintnya.
Danlagiv pengkodean adalah sukar dan ~akim pikircW; ~engKh
dean bukanlah pekerjaan yang cukup lnenyenangxan 'sepirti k8Iau
memperoleh bahan yang baitc di lapangan. Mencoba mela1cUkan peng,
. kodean seluruhnya satu kali saja mendorong perieliti: bekerja;>ti~ rapi
cepat marah, menjadi kelelahan dan mengkotaic-kotakkaii:'s'ehingg~
merusak kualltas data.
:_,. :'
':' ... . 'v ' '- , - ..' .

kite

Sa~u at~an sederhana yang ~nti;,g Uri.~~.di~.i~~:~t~:)ien.


daknya :se.nanti~a mengkode gug~~n catatan lilpapS~_Jerdah~h:
sebelum 'I_ll~~angkab ke situs ber:ikutnya. ~pabila P,enClj#?ling'gal
beberapa minggu pada situs penelitian, catatan-catatan yang'diJieroleh
.

."

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

103

hendaknya dikirimkan secara teratur ke ternpat analisis guna kepentingan alihtulis dan pengkodean. Rencana ini dapat saja menjadi gagaJ
karena timbunan pekerjaan pengkodean dan kelambatan pengetikan,
transkrip, namun pengkodean terus-menerus merupakan rencana yang
benar.
Mengkodekan catatan-catatan lapangan sementara anda masih
daJam proses pengumpulan data akan mengungkap sumber-surnber
bias yang potensiaJ dan nyata, dan secara meny.eluruh, menyusun agenda bagi langkah pengumpulan data berikutnya. Data yang kabur dan
tidak lengkap-dapat dipecahkan kembali pada saat berikutnya.
Yang lebih penting yaitu bahwa oleh karena kekuatan pokok penelitian lapangan terletak pada munculnyapeta peneliti tentang apa yang
terjadi dan faktor penentu yang paling kuat yang akan muncul, maka
peralatan apa pun yang menekankan lebih banyak pembedaan dan integrasi pada peta itu merupakan suatu investasi yang tepat.

Saran
Kode-kode merupakan aJat pemberi label data dan alat kern bali
ke data yang efisien. Kode-kode itu memberi kekuatan dan
mempercepat anaJisis. Untuk menjabarkan dan menggunakan kodekode itu agar sangat rnenguntungkan, kami menawarkan beberapa
petunjuk.
Penciptaan kode sebclum melakukan penelitian lapangan sangatlah
membantu; haJ ini akan mendorong penganalisis untuk secara langsung
mengaitkan permasaJahan penelitian atau minat konseptual dengan
datanya. WaJaupun demikian penganalisis harus siap untuk mengubah
kode bilamana tampak tidak dapat diterapkan, sangat berlebihan,
secara empiris sangat rawan, atau terlaJu abstrak. Seorang peneliti dapat
juga meneliti dengan lebih induktif', menunggu catatan-catatan
lapangan untuk menyarankan label-label yang lebih terarah secara empiris, Bagaimanapun, seorang peneliti tidak harus menunggu terlaJu
lama atau terlaJu sering mengubah kode-kode.
Pastikanlah bahwa seluruh kode tersusun daJam suatu struktur,
bahwa kode-kode itu berkaitan dengan atau berbeda dari yang Jainnya, dalam kerangka penelitian yang bermakna dan layak-kaji.
Janganlah begitu saja menambahkan, rnenggeser , atau membentuk
ulang kode-kode bam.
Usahakan kode-kode secara sernantik terkait dengan istilah yang
ditandainya. Janganlah rnenggunakan angka-angka sebagai kode.
Catatlah
kode-kode
pada lembar kcrtas tersendiri
guna
mernudahkan acuan.
. _.
Batasilah kode-kode secara operasional dan usahakan agar semua
penganalisis memahami pembatasan-pembatasan itu dan mampu 'secara

104

A no/isis Data Kuo/itol(f

cepat mengidentifikasi bagian yang cocok dengan pernbatasan iru.


Secara biasa, gunakan kode tersendiri untuk suatu bagian.Pengkodean rangkap atau berganda diperlukan bilamana suatu bagian ber-.
rnakna secara deskriptif rnaupun inferensial.
Pengkodean ganda catatan yang sarna sangat penting untuk penelitian yang dilaksanakan oleh lebih dari seorang peneliti dan sangat
berguna bagi peneliti yang bekerja sendirian (kerjakan tanpa henti
pengkodean dan pengkodean ulang sampai 90 persen sebclum rnenapak
selanjutnya).
.
Pengkodean tidak dapat ditunda sampai akhir penyaringan data.
Penelitian kualitatif sangat tergantung pada analisis, yang berlanjut ,
dan pengkodean merupakan suatu alat yang tepat untuk menentukan
analisis itu.
Waktu yang Diperlukan
Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kode-kode dan
pembatasan-pernbatasan awal, tentu saja, tergantung pada banyaknya
kode yang andakembangkan pada saat memulai, dan pad a kejelasan
kerangka konseptual dan permasalahan penelitiannya. Untuk daftar
dan pernbatasan awal seperti yang telah dikemukakan, paroh pertama
memerlukan waktu dua hari penuh - satu hari untuk kode-kode dan
satu hari lagi' untuk pernbatasan-pembatasannya. Perbaikan-perbaikan
dan penyempurnaan memerlukan waktu tarnbahan dua hari.
Pengkodean itu sendiri memerlukan jumlah waktu yang beragam,
tergantung pada struktur konseptual dan kompleksnya kode, kualitas
catatan-catatan lapangan, dan kemampuan pembuat kode. Beberapa
hitungan yang khas dapat dikemukakan di sini, didasarkan atas
pengalaman kami.
.
Suatu haJaman catatan lapangan tertulis yang mempunyai ruang
tersendiri dari sekitar 45 garis, Dengan taksiran kasar diperkirakan
terdiri dari 8 sampai 10 kode. Dua atau tiga hari perjalanan lapangan
biasanya menghasilkan 40 sampai 80 halarnr.n seperti ini, sekalipun
peneliti sangat disiplin. Pengkodean setiap halaman berjalan sekitar
5 sampai 10 menit bilamana kode-kode sudah dihafal; pad a waktu
memulai rnungkin kita memerlukan waktu lebih kurang lQ sampai 15
menit. Dengan demikian, pengkodean "yang tidak berpengalaman"
dari suatu gugus data seperti dikemukakan di atas barangkali
memerlukan waldu 2 hari; selanjutnya, dapat dikerjakan dalam tempo lebih kurang satu kali satu hari. Apabila rnenggunakan waktu lebih
daripada ini, pertanda adanya satuan-satuan analisis yang terlalu teliti,
terlalu banyak pengkodean rangkap, terlalu banyak kode, dan suatu .
struktur konseptual yang lemah.
Pengkodean adalah pekerjaan yang melelahkan. Sering dirasakan

Analisis Selama Pengumpulan Data

105 .

"waktunya lebih panjang daripada kenyataannya." Sangatlah membantu jika digunakan catatan tepi (libat Kotak II.B.b) tentang jenis
yang sedang atau menarik dan bukan sekedar penjajagan penerapan
kode-kode yang membosankan. Kadang-kadang beralih pada tugas
yang saling berhubungan, seperti berargumentasi dengan pengkode Lain,
menulis memo (Iihat Bagian III.D), atau menulis catatan-catatan mengenai apa yang harus dicari pada kunjungan situs berikutnya, juga
dapat membantu.
III.B.a

Catatan Reflektif

Catatan-catatan
lapangan yang masih kasar (coretan dan catatan
yang ada dalam catatan anda pada saat anda mengamati suatu situasi
atau berbicara
dengan
seseorang)
sebagaimana
yang telah
dikernukakan, harus dialihkan ke dalam bentuk tulisan, suatu alih tulis
yang dapat dibaca dengan jelas oleh siapa saja.
Saat mengerjakan pencatatan, baik diketik atau didiktekan, godaannya yaitu terus bekerja sepanjang waktu, mengubah catatancatatan ke dalam suatu bentuk laporan yang terpadu. Godaan-godaan
seperti itu menghilangkan sumber yang penting, yaitu: refleksi-refleksi
dan komentar peneliti lapangan terhadap isu-isu yang muncul selama
proses pengkodean.
Saar suatu penulisan sedang dikerjakan, refleksi dari beberapa haJ
biasanya menerobos ke alam sadar, misalnya:

seperti apa hubungannya


dengan responden itu
pemikiran kembali atas makna yang dikatakan oleh responden
meragukan mengenai kualitas data yang sedang direkam
suatu hipotesis baru yang menerangkan
apa yang sedang terjadi
suatu catatan dalam hati untuk mengikuti suatu perrnasalahan
lebih jauh
lagi dalam kotak berikutnya
kiasan-kiasan yang bersilangan ten tang sesuatu hal dalam bagian data yang
lain
perasaan sendiri mengenai apa yang sedang dikatakan dan dilakukan
perluasan atau pengurangan
sesuatu yang dikatakan atau dilakukan.

Ketika hal scperti ini muncul dalam pikiran anda, sangatlah tepat untuk segera memasukkannya langsung ke dalam tulisan. Aturan yang
tepat adalah menandai catatan itu dengan tanda kurung ganda, untuk menandakan bahwa catatan itu tatanan yang berbeda dengan data
yang diberi komentar. Pada Kotak I1I.B.a dikemukakan beberapa contoh mengenai ini bagi pembaca-pernbaca lain. Catatan sepcrti itu
menambah makna yang substansial. Dan biasanya, itu semua
merupakan alar bantu selama pengkodean, karena sering mengarah
pad a permasalahan yang lebih dalam dan mendasar yang pantas men("

......

"

.......

......

_----..,.

106

Ana/isis DOlo Kualitatif

Kotak

Ill.Bra

Catatan Reflektif: Contoh


Mike bergurau, "mungkin
saya dapat bertindak seperti seorang
senior." Sambil berkata ia menirukan gerak dan lagak seniomya
Staf ini rupa-rupanya
tidak melctakkan persoalan siswa pada ternpatnya, sekalipun mereka tidak dapat menolak gurauan semacam
ini - selanjutnya lebih daripada ini.I)
Jim menunjukkan
bahwa mereka secara tidak resmi Lelah
melakukan analisis data kehadiran dan berkata "Saya mernasrikan
bahwa itu efektif'," (yaitu BF.RUSAHA dengan meningkatkan
derajat
kehadirannya)
Bagi saya ini cukup lemah dan kurang jelas.)
John terus menjelaskan
bahwa selama semester kedua, ia melakukan
kegiatan yang hampir serupa, yaitu "sama sekali
tidak banyak"
Penolakan
ini diambil secara informal oleh Jim. Saya kira, dalarn
suatu percakapan dengan saya. ltu merupakan
semacam pelecehan, dan
barangkali merupakan
penyimpangan
dari kenyataan bahwa ia sering
tidak ada di tempat , yang pada saar itu ia
mungkin mampu membantu
dengan memberi masukan masalah dalam
program itu sendiri.j)

dapat perhatian analitik.


Catalan: Teknik catatan reflektif) itu dapat juga digunakan
sementara anda membuat catatan lapangan yang masih kasar.
Melakukan hal seperti itu, kenyataannya, sangat meningkatkan kegunaan catatan lapangan; orang sadar secara serempak terhadap
peristiwa-peristiwa
dalam SilUS~ perasaannya
sendiri, reaksinya,
wawasannya, dan interpretasi yang diberikannya, seperti yang telah
dikemukakan oIeh Patton (1980). Lihat Bogdan dan Biklen (1982),
yang membagi catatan reflektif ke dalam bentuk analisis, metode,
dilema etis, kerangka pikiran, dan yang berkaitan dengao pengujian.
In.B.b Catatan Pinggir
Sebagaimana yang telah kami kemukakan, pengkodean mungkin
membosankan dan menjemukan, jika kita terjebak untuk bekerja seper-

Ana/isis Se/ama Pengumpulan 'Data

107

ti mesin yang memilih penggaJan-penggalan


data dan memberinya labellabel kategori. Perasaan yang membosankan
itu biasanya merupakan
pertanda bahwa anda telah berhenti berpikir. Satu cara menjaga sikap
yang bijaksana
pad a pengkodean
adalah dengan catatan
pinggir.
Catatan ini analog dengan catatan reflektif (lihat Kotak II1.B.a).
Ketika pengkodean berlangsung, yaitu jika anda tetap saja dan tidak
bekerja secara rutin, gagasan-gagasan dan reaksi-reaksi
pada makna
dari apa yang sedang anda lihat akan terus-menerus
terpelihara
dengan baik. Gagasan-gagasan
ini penting karena menyarankan
penafsiran baru, arahan, dan hubungan-hubungan
baru dengan bagian lain
dari data - dan biasanya mengarah pad a kerja analitik, seperti kodekode terpola yang dibahas pada bagian berikut , dan pcncatatan (Bagian
III.D) yang mengarah lebih jauh lagi kc dalarn analisis.
Misalnya, apabila anda berkaidah,
kodc-kodc ditulis di garis tepi
sebelah kiri, ada baiknya untuk mclctakkan
catatan praanalitik
dari
seluruh jenis di sebelah kanan garis tepi. Kotak III .B.b menunjukkan
beberapa contoh mengenai ini. Catalan pinggir , seperti juga catatan
reflektif', menambah rnakna dan kejelasan pada catatan lapangan.
Catatan pinggir juga menunjuk pada permasalahan
penting bahwa satu
kode tertentu mungkin hilang atau kabur. Kcadaan seperti ini dapat
rnengisyaratkan
diadakannya
peminjaman
kcmbali pengkodean.

DI.B.c

Menyimpan

dan Mendapatkan

Kembali

Teks

Kode-kode adalah label-label kategori, tetapi bukan sistem arsip.


Setiap kajian penelitiao memerlukan suatu cara yang sistematis untuk menyimpan data lapangan yang sudah dikode, dan cara untuk mendapatkan kembali data itu bilamana dibutuhkao
selama pelaksanaan
analisis.
Seperti halnya aspek-aspek kehidupan yang lain, cara yang paling
sederhana tidak senantiasa yang terbaik. Kemudian,
apabila aoda
ingin mendapatkan
kembali, misalnya seluruh penggalan yang sudah
diberi kode dan yang bcrkaitan dcngan "rnotivasi."
telitilah mclalui
catatan lapangan berkode MOT untuk mcngctahui apa yang and a miliki, sambil rnernbuat catatan saar anda mernbaca dan jika perlu catatlah
nomor-nornor halaman, dcngan dcmikian and a dapal rncrnpcrolchnya
kembali kalau dianggap perlu. Hal ini akan bcrjalan lancar jika catatan
lapangan tidak terlalu banyak jumlahnya,
yaitu yang sering tidak efisien dan makan waktu.
Secara umurn, mempertimbangkan
struktur
dasar dari sistem
penyimpanan
dan perolehan kernbali anda ada hikmahnya.
Levine
(1982) telah memberikan pedoman yang komprchensif
beserta contoh-

108

Ana/isis Data Kualitatif

Kotak II1.B.b

J\'?
I'

~\ff'

Catalan

Pinggir:

Contoh

Jim rnelihat sepintas pada saya kemudian


menyuruh Dawn, pembantunya,
pergi dan mengecek
anak-anak di aula. Saya bertanya ada apa sebenarnya, dan ia menjelaskan "kami tidak membebaskan
mereka sarnpai lonceng bcrbunyi,"
can bahwa
beberapa siswa telah keluar dari aula sekalipun
lonceng ganri pelajaran berikutnya belum berbunyi.
. . .

filJflJ

Terkadang

kelompok dihimpun secara bebas dari topik ke IOPik.pf7<


Tema tertentu berulang, terrnasuk kecenderungan
Mary untuk meyakinkan kembali dua orang lain,

bahwa hanya hubungan komunitas bagi mereka akan ;:O,Jf"/~ I.)


mudah melaksanakannya,
dan sarannya yang tegas
&. fCf<A
untuk tidak mernberikan tugas-tugas "profesional"
pada pembantu-pembantunya.
Banyak saran yang
~ 1..)".1'1 S
dicari dati Mary. Akhirnya, tidak tampak adanya
suat~ perencaoaan
yang khusus at au pembuatan
.(JtI.J;IJ.f.t4N
keputusan tentang prosedur khusus atau secara rinci ~;)(.
menerangkan
tentang apa yang akan terjadi.
0

-rr~y~.

sini
kali
bisa
nya
bali,

Saya kira hal itu berlangsung di


seperti yang telah dikatakan oleh Mary pertama
nA-.
dari beberapa kali pertemuan: "Saya masih tetap ~CT'7/~"Jj
dihubungi,"
yang menyiratkan
bahwa sebenar1(81 B.JIr(-i
ia tidak akan pergi, ini tidak dapat ditarik kernia lllasih bisa dijumpai.)

John menyatakan bahwa terdapat lebih banyak


-rcn;..
anak perempuan daripada anak laki-laki, dan
Ipt'Nr~t(I/N
menyarankan
"haruskah kami melangkah pad a hari
~/oII'k..:._
pertama?"
seakan-akan melontarkan
diskusi
t1<:
mengenai cara mernulai program. Tetapi ini tidak
rnendapatkan
tanggapan segera.

contoh yang berkaitan dengan asas-asas ilmu pengetahuan informasi


yang terliput dalam pembuatan bentuk fisik, pembuatan
indeks
(pengkodean) data, lintas-rujukan, pengabstrakan, dan (suatu persoalan
yang tidak remeh) pemberian nomor halaman. Marilah kita bahas
secara singkat dua hal yang disebut pertarna.

Analisis Selama Pengumpulan Data

109

Pembuatan formal fisik. Banyak kernungkinan lain di samping


metode "buku catatan/berkas"
tunggal. Salah satunya adalah penggalan yang dikode di alas kartu-kartu. Catatan lapangan yang sudah
diberi kode dapat difotokopi, dibagi ke dalam penggalan-penggalan,
dan setiap penggalan dilampirkan pada kartu berukuran 5 x 8. Kartukartu dapat diarsipkan dengan kode. Jika ini dilakukan, kartu harus
juga menunjukkan situs, tanggal, nomor halaman, dan sebagainya
sehingga anda dapat dengan mudah kembali pada isi penggalan.
Ketiadaan makna penggalan-penggalan yang terisolasi merupakan
masalah yang penting di sini.
Apabila kartu-kartu McBee berguna bagi penggalan-penggalan,
kartu-kartu itu dapat dipotong pinggirnya, sehingga subgugus kartu
dapat dicabut dengan mudah. Ini memungkinkan, misalnya rnenernpatkan semua penggaJan yang berkodc MOT dan beberapa kode lainnya, barangkali kode yang mempunyai aras lebih tinggi, seperti POL
dalam contoh kami. Atau potongan-potongan
pinggir dapat juga
diberikan bagi responden-responden khusus (karyawan TU, guru, dan
sebagainya).
Kita dapat juga menggunakan berkus-berkas arsip yang dibedabedakan. Lofland (1971) mengemukakan dua tipe arsip. "Arsip biasa"
menyusun catatan-catatan
lapangan ten tang orang-orang,
latar,
peristiwa, proyek, kelompok, atau kategori-kategori yang masuk akal
lainnya, agar anda tidak harus mencari jauh-jauh melalui catatan
Japangan kunjungan situs yang lengkap untuk menemukan, misal saja, apa yang sedang dilakukan kepala sckolah (Iihat juga Levine, 1982).
"Arsip analitik" berisikan potongan penggalan-penggalan catatan
lapangan. Setiap arsip analitik berisikan bahan mengenai beberapa
masalah, tema, kode at au gugus kode yang utama. Arsip-arsip analitik
baru dapat muncul pada saat penelitian lapangan berlangsung, acapkali
melalui "memo-memo" (lihat Bagian III.D). Bahan-bahan dalam satu
arsip dapat disilangacukan dengan yang lainnya. Buku catatan lernbaran Jepas juga dapat digunakan.
Bogdan dan Biklen (I 982)"juga menyarankan agar berkas-berkas
disusun dengan kode-kode tersendiri, dan menyatakan bahwa analisis
bermanfaat untuk mengelompokkan/menyusun
kernbali/rnenghubungkan penggalan-penggalan data, barangkali di atas pap an berpaku
payung. Tentang hal survei yang menarik mengenai prosedur untuk
penyimpanan dan perolehan kern bali catatan lapangan, dapat dilihat
pada tulisan Balton (1982).
Kartu-kartu dan berkas-berkas arsip dapat dikerjakan dengan baik
jika jumlah situs sedikit dan pengumpuJan datangnya tidak meluas.
Tetapi akan menjadi makin sulit dan makan waktu ban yak jika data

110

Ana/isis Data Kualitatif

yang dikumpulkan
membengkak.
Cara yang tepat untuk
menyirnpan dan memperoleh kembali leks dengan cepat adalah menggunakan
komputer. Werner (1982) mengemukakan
bahwa penggunaan
kornputer mikro untuk rnencatat dan mengkode catatan-catatan
lapangan
secara langsung di lapangan benar-benar
praktis. Tentang berbagai
pendekatan
yang menggunakan
komputer untuk menyimpan
dan
memperoleh
kembali leks dapat dilihat pada kumpulan
artikel yang
cukup berbobot, yang disunting oleh Conrad dan Reinharz (1984), Palton (1980, him. 301 - 302), Dow (1982), scrta Sproull dan Sproull
(1982), dengan pengolahan
program TEXTAN
yang juga mernpermudah penganalisisan
leks baris dcmi baris. Scdangkan
untuk rembahasan
yang baik mcngcnai satu pencrapan
penyimpanan
dan
perolehan kembali data yang diprogram
rnelalui komputer
dalarn
cakupan yang luas, lihat Stern (1977) dan Yates (1977).
Masalah utarna yang harus kita hindari pada waktu pengembangan
suatu pendekatan
yang 'rnenggunakan program kornputer adalah (a)
menjadi berbelit-belit misalnya - menempatkan
penggalan kode-kodc
bcrganda dan kompleks, hanya karena rncndaparkannya kcmbali kodc
kodc itu mcnjadi dcmikian
mudah, dan lupa bahwa hal ini makan
waktu pengkodean
yang banyak, dan (b) terlalu rinci dan membuang
peranan kontcks. Kauri t clah mclihat , misulnya suatu program Y.ll1g
menghasilkan
sepcrti ini kctika diminta untuk memperoleh
kembali
baris-baris kala "kepala sekolah,'
keluar dengan posisi kala sebagai
berikut:
622 KEPALA SEKOLAHNYA
YAITU JOHN NEUMANN.
BUKAN OIA
673 KEP ALA SEKOLAH TET AP OIAM, TET API SAY A TIDAK
Y AKIN SEPERTI
ITU
SOl KEPALA
SEKOLAH
SECARA
LUAS
DIANGGAP
SEBAGAI
PEMBERI
DUKUNGAN
PADA
USAHA
ITU
TETAPI
998 KEPALA SEKOLAH TINGGAL OI KANTOR, HAL YANG
TIDAK PERNAH
TAMP AK BEGITU
443 KELOMPOK
YANG BERTUGAS
SEPAKA T BAHW A
KEPALA SEKOLAH
AKAN IKUT
999 DAN APA PUN YANG AKAN TERJADI
THOMPSON
SEBAGAI KEPALA SEKOLAH
MUNGKlN
~'Il
Hasil saringan ini ialah bahwa kita tidak akan pernah dapat mernahami semantiknya,
apalagi konteks peristiwa yang menyebabkan
kala yang diperoleh kembali muncul.
Penyebaran
komputer-mikro
yang demikian cepal dan perangkat
lunak "word processing"
yang terkait menjurus ke keputusan langkah

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

III

selanjutnya dalam kemampuan menyimpan dan memperoleh teks kembali (belum lagi anaJisis); siapa saja yang merencanakan suatu kajian
lapangan hendaknya secara seksarna memperhatikan apa yang tersedia
sebelum rnenentukan kartu-kartu dan berkas-berkas arsip.
Pembuatan indeks. Levine (1982) menjelaskan bahwa "pembuatan indeks" merupakan istilah generik, yang meliputi tiga proses yaitu
(a) membatasi kategori-kategori yang jelas (kode-kode), (b) menyusun
kode-kode ini ke dalam suatu struktur dengan rnenggunakan "bahasa
indeks," dan (c) menempatkan kode-kode itu pada tempat yang tepat
sesuai dengan dasar datanya. Dengan demikian, "pembuatan indeks"
merupakan inti kegiatao penyimpanan dan perolehan kembali teks;
sistem pembulatan indeks yang rapi dan teratur memerlukan pemikiran
dan mcmberi pula hasil yang bagus, tetapi harus hati-hati jika hendak meringkas data, penyajian, dan penarikan kcsimpulan.
Untuk menghindari kekaburan semantik, marilah kita mengarahkan
pikiran scbentar pada daftar isi, yang juga disebut "indeks." Di situ
kami perlihatkan hanya daftar ternpat-tempat di mana dapat diternukan
data potongan yang khusus. Daftar seperti itu sci ring merupakan satu
bagian yang berguna dari keseluruhan sistcm "pembuatan indeks."
Umparnanya, kartu-kartufile dapat disiapkan, satu untuk setiap kode.
Setiap kartu memiliki catatan untuk setiap kcjadian dari penggalan
kode dalam catatan-catatan
lapangan, dan terdapat pula nomor
halaman serta nomor baris (hal ini memerlukan penggunaan kertas
yang belum bernomor). Untuk pencarian ketcrangan memang agak
lambat .dengani cara ini, penggunaannya yang terbaik ialah untuk
pokok-pokok data keeil. Sementara peneliti menambahkan indeks pada
bagian rnuka tiap bidang yang penting dari catatan lapangan (Dobbert, 1982).
Daftar isi tentu saja dengan mudah danat dibuat melalui 'programprogram komputer mikro yang tersedia (misalnya, GETSTUD. BAS;
W.A. Firestone, komunikasi pribadi, 1983), yang dapat membantu
melengkapi catatan lapangan.

m,c

PEMBUATAN KODE POL A

Masalah Ana/isis
Dengan mengetahui seperangkat kode yang jelas dan masuk akal
dan kejadian-kejadian yang digambarkan dalarn catatan lapangan,
bagaimana peneliti dapat bergerak pada aras kedua yang lcbih umum,
yang barangkali lebih bersifat menjelaskan? Memberi nama atau mengelompokkan seperti yang biasanya kita lakukan tidaklah cukup. Kita
perlu memahamipola-pola, terjadinya pengulangan-pengulangan,
dan

112

AIII1/isis

Data Kualitati'

sebab-musababnya. Seperti yang telah dikernukakan oleh Kaplan (1964)


bahwa yang rnendasari suatu penelitian adalah upaya pencarian peneliti
akan adanya "kcbcraturan-kcbcraturan
yang dapat bcrulang."
Gambaran Singkat
Kode pola adalah kode eksplanatori
atau inferensial,
yang mengidentifikasi kemunculan lema, pola, atau penjelasan yang menegaskan
situs kepada penganalisis.
Kode-kode poia berfungsi untuk menarik
banyak bahan ke dalarn unit-unit analisis yang lebih irit dan bermakna.
Kode-kode poia merupakan
sejenis meta-kode.
Pengkodean aras pertarna adalah cara untuk mengelompokkan
ringkasan ke dalam sejumlah kecil lema dan konstruk
yang tajam. Bagi
peneliti kualitatif,
teknik yang digunakannya
ini analog dengan teknik kluster dan teknik analitik faktor yang digunakan
dalam analisis statistik. Peneliti kuantitatif
melakukan
penelitian dengan gugusgugus variabel yang rneletakkan
orang-orang ke dalam keluargakeluarga yang diwarnai oleh perilaku atau ucapannya (analisis Q), atau,
sebagai alternatif', mengelompokkan
tindakan-tindakan dan persepsipersepsi seperti ini melalui informan (anal isis R).4
Bagi pcnganalisis kualitatif, pcngkodcan pola memiliki ernpat fungsi
penting, yaitu:
Mengurangi jumlah data yang besar menjadi unit-unit analitis yang lebih
kecil.
(2) Membawa peneliti ke dalam kegiatan analisis selama pengumpulan data,
sehingga pengumpulan data berikutnya dapat lebih terfokus.
(3) Membantu peneliti membangun pew kognitif, suatu skerna yang berkembang guna memahami apa yang sedang terjadi di ternpat penelitian.
(4) Bilarnana beberapa peneliti terhimpun dalam penelitian kajian kasus invidual, pengkodean pola member; landasan untuk penganalisisan lintassitus. dengan rnemunculkan terna-tema umum dan proses sebab-akibat.
(I)

llustrasi
Empat fungsi itu dapat dijelaskan ketika kita membahas bagaimana
kode-kode
pola itu dimunculkan,
bagairnana
bentuknya,
dan
bagaimana
peneliti lapangan menggunakan
fungsi-fungsi
itu pada
waktu pelaksanaan
pengumpulan
data.

Memunculkan kode-kode pola. Pekerjaan


ini mudah, bahkan
kadang-kadang
terlalu mudah. Seperti halnya perjalanan hidup seharihari, peneliti perlu mengurangi atau menyalurkan
rangsangan
yang
dit.erimanya dalam jumlah penggalan yang lebih kecil dan dapat dikode,
disimpan, dan ditemukan kembali dengan cara mengingat. Sudah sejak penelitian lapangan
awa! peneliti rnencari benang merah yang
mengaitkan
penggalan-penggalan
data menjadi satu. Misalnya, jika

Analisis Selama Pengumpulan Data

J 13

dua atau tiga orang informan mengatakan secara tcrpisah bahwa


mereka membenci keputusan yang dibuat oleh pimpinannya, kita
mungkin dihadapkan pad a beberapa gejala yang berbeda, yaitu suatu
konflik, faktor iklirn pengorganisasian, atau subkelornpok pekerja yang
tidak puas. lnterpretasi apa pun mengenai hal ini melibatkan penyisihan dan pemenggalan data (fungsi 1, di atas). Sekelumit data pertama ini juga menggiring; mereka, menyarankan pada peneliti mengenai
variabel-variabel yang mungkin penting untuk diperiksa, faktor-faktor
yang mungkin diperhitungkan tentang persepsi dan perilaku setempat lainnya (fungsi 2, di atas). Melihat data "tidak menyenangkan
dengan cara-cara alternatif ini juga membantu peneliti memahami
observasi yang. sampai kini penuh teka-teki dan kejutan. Beberapa penggalan ini masuk bersamaan ke dalam alur awal tempatnya untuk
diarahkan semakin lebih terinci (fungsi 3), Akhirnya, jika peneliti
lapangan lain dalam kajian situs ganda ternyata menjumpai kumpulan
data tidak menyenangkan yang serupa atau, alternatifnya, sarna sekali
tidak mcnemukan keputusan yang tidak mcnyenangkan di situs yang
seharusnya "lebih tidak menyenangkan," kita dapatkan benang merah
perbandingan lintas-situs yang pertama (fungsi 4),
Bahayanya ialah terlalu cepat terpancang ke dalam pemberian nama
sebuah pol a dan beranggapan bahwa anda memahaminya, kernudian
memasukkan nama itu pada data yang tidak begitu cocok. Pengakhiran
analitik secara dini sukar diubah, sebagian karena acapkali penganalisis
tidak menyadari apa yang terjadi (penganalisis' kedua meskipun
demikian, membaca catatan lapangan). Pemolaan berlangsung cepat
karena kami terbiasa melakukannya dan memproses informasi seperti itu.! Caranya di sini adalah dengan menggunakan penggalanpenggalan makna yang lepas, siap untuk mencair dan membentuk kembali penggalan-penggalan makna itu ketika data rnewujud
sebaliknya, rnenetapkan pola-pola terbaik guna pengecekan-silang tanpa pandang bulu, dan menyisihkan yang lebih lemah sampai inferman dan observasi yang lain memberi data lapangan yang secara empiris lebih meyakinkan.
II

Seperti apa wujud kode po/a itu. Kode pol a biasanya berkisar pada
empat ringkasan, yang acapkali saling berhubungan,
yaitu: tema,
sebab/penjelasan, hubungan antara orang, dan konsep yang lebih teoretis. Di bawah ini ada beberapa contoh yang diambil dari satu penelitian baru-baru ini, dengan kode-kode yang ditulis dalam huruf besar.
Tema:
POL (pola): Seluruh pcnyelia (supervisor) tarnpak berlaku baik, kebapakan
ketika berbicara tentang para karyawan (star "saya," orang-orang "saya,"
pegawai muda "saya"), tetapi para karyawan mengambiJ ungkapan yan~

J 14

4,.,llisis DOlO Kualitatif


sangat birokratis sesuai dengan

"pimpinan").
ATUR: Anda tidak

berbicara

istilah resmi ("kantor,"

sungguh-sungguh

"orang

tentang

aras,"

masalah atau

keberhasilan anda di ruang rata usaha.


POLILAR (lema yang ada, yang juga muncul pada SilUS lain): Tampaknya
lebih rendah menerima proyek-proyek baru di kalangan
yang lebih mudah atau dalam jalur kejuruan.

siswa-siswa

Sebab/Penjelasan:
EKSPL unsur peranan berganda dari "guru yang suka membantu"

kelas

rarnpaknya

mcnjadi

unsur penting kebcrhasilan.


EKSPL/SITUS (penjelasan informan): Proyek-proyek terbaik adalah proyek
yang meramu rancangan pelaksana yang terbaik ,
MET (meta fora): Gagasan tentang "jenjang" karier - orang melaksanakan
proyek ini untuk bisa keluar dari beberapa
alih ke pekerjaan dan tempat lain.

pekerjaan

dan ternpat,

ber-

Hubungan Antara Orang:


RING (jaringan sosial): Perkurnpulan
rison,

dukungan-dan-uang:

A. Becker, P. Har-

V. Wales.

Konstruk Teoretis:
PSD (proses sosial dasar seperti dikemukakan

oleh Glaser, 1978): Berunding


atau tawar-menawar
tampak merupakan cara untuk membuat keputusan;
model konflik lebih masuk akal daripada model rasional-teknologis.

Menggunakan kode po/a do/am ana/isis. Sekurang-kurangnya ada


tiga cara untuk menggunakan kode pola. Pertama, kode pola ditarnbahkan dalam bentuk sementara pada daftar kode, dan mencoba pada
gugusan catatan lapangan atau dokumen tertulis berikumya untuk
melihat apakah kode pola itu coeok.
Berikutnya, kode pola yang paling bisa diharapkan ditulis dalam
bentuk memo (lihat bagian berikutnya) yang berkembang sejalan
dengan signifikansi kode. Ini rnembantu penulis memperoleh tema atau
konstruk yang jclas, mcmbantu para pcneliti lain berpikir secara surnatif
rnengcnai gugusan data yang dimilikinya, serta membuat energi analitik
alas situs berjalan mutus.
Akhirnya, kode pol a terkontrol pad a giliran pengumpulan data
berikutnya. Ini secara luas merupakan proses infereosial. Si penganalisis
mengadakan uji lapangan tema atas informasi baru, melakukan pro- sedur berandaikata (andaikata pola dilaksanakan, peristiwa lain akan
terjadi, atau tidak akan terjadi), atau memerilcsa penjelasan tandingan.
Apa yang biasanya terjadi bukanlah bahwa kode pola itu dilalaikan,
tetapi lebih didasarkan pada terpenuhinya persyaratan yang dituntut;
persyaratan-persyaratan
yang telah terpola secara khusus. Misalnya,
peran "Tidak ada percakapan serius di ruang pegawai" dapat diolah

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

1J 5

dalam kasus-kasus konflik, krisis, atau mensosialisasi anggota-anggota


baru. Penjelasan semacarn ini menciptakan parameter yang lebih tepat
. untuk memverifikasi pola dan rnemperkokoh validitas eksternalnya.
Variasi

Jika kode pola umum (seperti ATUR) banyak digunakan,


membantu
terciptanya
subkode yang menjelaskan
memungkinkan memperolehnya kern bali dengan mudah:

hal itu
isi dan

ATUR: INF-Aturan-aturan
tentang perilaku informan.
ATUR: UM-Aturan-aturantentang
perilaku dalam law 'umum.
ATUR: KERJA-Aturan-atufan yang ri~ci teatang bagaimana,tugas kerja for- .
mal harus dilaksanakan.
.

Hendaknya bersikap terbuka terhadap gaga san penciptaan tipekode pola


TANYA!, yang artinya ialah pertanyaan mengenai sesuatu yang tidak
terduga yang mungkin terjadi pada situs. Adanya kejutan merupakan
peristiwa penting dalam penclitian lapangan, dan karni ingin
menelusurinya dalam catatan kami.

tipe kode pola baru. Misalnya, kami mengembangkan

Saran
Pengkodean pola penting sekali untuk langkah berikutnya di atas
(atau di bawah) pasang surut dan arus yang cepat peristiwa-peristiwa
dalam situs. Itu seharusnya secara teratur dilakukan ketika gugusan
awal dan kode-kode aras pertama sedang diterapkan.
Hindarilah pemaksaan penggunaan kode-kode pola, dengan
berpura-pura bahwa oleh karena kode-kode pola itu kode aras-meta
pada prinsipnya dapat diterapkan pada setiap penggal data yang telah
siap dengan kode aras pertama.
Berapa jumlah kode pola, dan kapan dilakukan? Ini sebagian besar
merupakan persoalan gaya analitis. Beberapa penganalisis merupakan
pengkode pola yang terpancang kaku, sementara yang lainnya lebih
berhati-hati. Ada penganalisis yang lebih suka mengembangkan kodekode pola pada saat sangat dini, kemudian memeriksa dan
mengkualifikasi kode-kode itu; ada yang dengan mantap bergerak
secara induktif dan menunggu sampai data cukup terkumpul agar dapat
mendukung suatu pola konstruk yang lebih pasti. Hal yang penting
ialah bahwa kode-kode pola merupakan prasangka: Ada di antaranya
yang berjalan baik, tetap: kebanyakan tidak demikian.
Dengan mernpertimbangkan pengalaman karni baru-baru ini, penganalisis sebuah situs biasanya memulai dengan 3 - 4 kode selama
dilakukan analisis awal, kemudian meluaskan kode-kode itu sampai
sejumlah satu lusin, dan akhimya kembali turun sampai tema itu men-

,r----------------------

116

Ana/isis Data Kualitatif

jadi setengah lusin lema (mungkin berbeda atau ditafsir kembali).


Pengkodean pola merupakan proses yang menyenangkan secara intelektual, dan perasaan karni benar, yaitu bahwa kode-kode yang bertahan terhadap serangan genear tekanan jumlah pada situs. dan
usaha-usaha lain untuk menyingkirkannya akan menjadi temp at bertaut konsep yang oleh penganalisis dijadikan tempat bagian analisis
yang paling benar.
Waktu yang Diperlukan
Mengembangkan dan menerapkan kode-kode pola rnerupakan
bagian terpadu dari pengkodean aras pertama; kegiatan-kegiatannya
terjadi bersamaan. Melakukan penglcodean pola, seeara dini, bisa
rnakan waktu 5 - 10 pcrsen dari waktu pcngkodcan seluruhnya; selanjutnya agak berlebih, bilarnana penganalisis semaJcin asyik dalam membuat data yang bisa rnasuk akal.
UI.D MEMBUAT MEMO
Masa/ah Ana/isis
Penelitian lapangan demikian menariknya, dan pengkodean
biasanya begitu banyak menyerap tenaga, yang dapat membuat anda
keasyikan dan kewalahan dengan membanjirnya: keterangan rinei;
kutipan yang kokoh, kepribadian yang menonjol dari informan kunei, gambar-gambar sindiran pada papan buletin gang, dan gosip setelah
pertemuan penting. Anda lalu lupa berpikir untuk membuat pengertian yang lebih dalam dan lebih umum mengenai apa yang terjadi dan
mulai menjelaskannya dalam suatu eara yang secara konseptual 'saling bertautan. Catatan reflektif, catatan pinggir, dan pengkodean pola,
semuanya selangkah lebih jauh dari yang langsung menuju yang lebih
umum. Namun, bagaimana ini dilakukan, secara lebih khusus?
Gambaran Sing kat
Kami hampir tidak dapat rnelakukan lebih baik daripada yang
didefinisikan Glaser (J978): "(Sebuah memo adalahJ tulisan yang
diteorikan dari gagasan tentang kode-kode dan bubungan-hubungannya
saat gagasan itu ditemukan oleh penganalisis selama pengkodean ...
itudapat berupa sebuah kalimat, paragraf, atau beberapa halaman
... hal itu sesaat menguras penggagasan si penganalisis yang didasarkan
atas data yang barangkali sedikit merupakan elaborasi konsep."
Memo-memo, sesungguhnya, selalu konseptual. Memo tidak
sekedar melaporkan data, tetapi memo rnengikat serpihan-serpihan
data yang berbeda bersama-sama dalam satu kelompok, ataupun memo

A nahsis Selama Pengumpulan Data

JJ7

menunjukkan bahwa satu serpihan data tcrtentu merupakan suatu contob dati konsep umum.
Ilustrasi
Berikut ini memo yang ditulis waktu kajian peningkatan sekolah,
yang menunjukkan segi-segi pembuatan memo yang berbeda. Kami
akan mengornentarinya berikut ini.
Memo pertama, A, menanggapi memo yang lebih awal dari ternan
sejawat yang menyarankan
konsep dengan "struktur terbuka" dan
disesuaikan dari bidang psikologi kognitif. Perhatikan, bahwa penulis
memo (a) bertujuan menjelaskan gagasan; (b) mengikatnya dengan
informasi dari situs; dan (c) mcmbedakan gagasan itu dari kode-kode
yang telah ada.
A. Tentang "strulttur terbuka" 6 Maret, 1980
Gagasan anda tentang struktur yang dapat bertahan lama (secara khusus
digabungkan
dengan keterarnpilan yang bisa dipelajari, prosedur, dan
scbagainya) pada aras organisasional yang akan rnernberi kemudahan penerimaan inovasi, saya kira, merupakan hal yang bermanfaat. Karni harus mencarinya. Pada Perry-Parkdale demikian banyak program pernerintah yang
konsepnya jelas-jelas ada pada aras daerah, sekurang-kurangnya untuk meraih
dana. Pada aras pembangunan terdapat pengalaman terdahulu dengan
program-program
pengalaman kerja. program-program
peragaan, dan
sebagainya.

"

Konsep FIT-ORO yang rawan bukanlah itu: yang menyiratkan beberapa


kesesuaian. Apa yang kami bicarakan di sini lebih merupakan kemampuan
aktif. Saya menyarankan suatu label yang dapat mcnerima bahwa 'apa yang
menjadi masaJab di sini bukan semata-rnata suatu struktur atau mekanisme,
tetapi prosedur kerja, arus dan teknik atau keterarnpilan yang berkaitan. Isyarat
bagi anda untuk memecahkannya adalah manakala anda rnengetahui bahwa
orang-orang itu bcrada dalam pengaruh yang mcnegaskan pada anda bahwa
"kami tahu bagaimana menangani itu semua."

Memo B di bawah ini, merupakan contoh dari memo "yang


memancang tempat" - yang selalu berrnanfaat jika suatu gagasan
muncul.
B. Memo: Proses perbandingan

19/3/80

Mengenalkan program baru yang tidak syak lagi mendorong adanya proses
perbandingan, khususnya perbandingan-untuk-alternatif (Iihat FACILE dan
SCORE ON). Hanya ingin menentukan tempat untuk gagasan ini-akan
banyak bermunculan.

Memo C eli bawah ini, agak lebih teliti, pembahasan terpadu, mengumpulkan data bersama dari banyak situs dan merumuskan kernbali data itu eli seputar persoalan pola-pola karier. Memo C muncul

118

Analisis Data Kualitatif

melalui pengurnpulan data, rnernbuka jalan untuk rnasuknya tambahan


penting bagi ukuran hasiJ kaj'an, dan (dalam paragraf terakhir) menggalakkan cara pengumpulan data yang.khusus berdasarkan topik.
C. Memo: Pola karier

2212/80

Dalam ani umum, orang-orang yang sedang melakukan inovasi dalam keadaan
transisi; mereka berada dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya
lewat proyek . . .
Ke mana seharusnya orang-orang beranjak? Mereka bisa beranjak
-ke alas: dari ruang kelas menuju peran administratif atau supervisi atau
ke bidang adrninistrasi yang lebih tinggi. Inovasi merupakan gerakan yang
lebih cepat daripada menunggu orang lain bergerak rnaju atau kembali pada
suatu derajat, Hal itu menempatkan anda pada jarak penglihatan dan
penernpatan yang baik, Jika hal itu dilembagakan, anda terlembaga dengannya dalam peran baru. Hal itu juga, lebih halus dibandingkan dengan
memperoleh promosi dcngan rnelangkahi atasan anda lebih mudah dirasakan daripada harus pindah untuk naik pangkat.

-ke luar:dari tugas mengajar dengan mencari keringanan pada pekerjaan parr-time atau pekerjaan yang lebih longgar. Proyek ini cenderung
menjadi marginal. terkelola secara longgar (walaupun proyek Tindaie berjalan sebaliknya), transisi dengan mudah. Ini juga memungkinkan bagi
perubahan urutan, sebagaimana dalam pola ke atas-dan-ke-luarnya Cary
yang mungkin karena mengikuti Plummet.
=kedalam: program-program remedial kurang terpilih terhadap mandat
resmi. Program remedial memberi peluang pada layanan umum seperti pendidikan bagi orang-orang yang berlatar-belakang berantakan. Guru bantu
dapat memperoleh kedudukan menjadi guru yang berakta: orang-orang
dari bidang bisnis atau seni dapat rnasuk menjadi golongan marginal atau
dunia eksperimental dan secara bertahap beralih ke dalamjabatan perananyang lebih resmi.
Pada situs "saya," inovasi melayani tujuan dua orang guru yang beralih ke
dalarn peran penyelia ("guru bantu"). Seorang sekarang telah menjadi koordinator Gelar I. Administrator pada situs ini (Masepa) sekarang kedudukannya mantap dan siap untuk promosi, karena ia telah berhasil (telah ditugaskan
ECRi). Oi Banestown, guru bantu beralih toke dalam;" guru laboraiorium
kepala rnelakukan apayang dilakukan oleh guru Mas<.'padengan Gelar I: Ia
memperoleh paroan yang lain dari pekerjaannya dalarn sektor yang sama,
Dengan cara demikian dijadikan "spesialis" dan siap untuk pindah "ke atas"
seperti pembinanya, yaitu penyelia merubaca meningkat ke "alas," ke dalarn
.POSadministrasi yang lebih tinsgi. Guru laboratorium la.innya pindah (kernbali) toke dalam" dan tidak-mengajar dengan ked:.adukan part-time.
Semuanya ini sangat tentatif, tapi hal itu bisa membuat kita memfokus pada
dimensi ini, yang secara tidak terikat scdang disarnpaikan oleh 2 - 3 orang dari
kami. Terutama pantas untuk tetnp melacak: arab, seperti yalll kami catat dan
beri kode, tentaog darimana orang-orang ctaUUlg dan dl mana mereka, atau

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

119

mereka diperkirakan mau rnelangkah ke mana. Saran saja ialah menuju setiap
informan:
-sedilcit lebih Iangsung. mengapa ia mdakukan ini, dalam arti peranan dan
j)CTUbahan peranan.
-apa
yang diharapkan
hendak dilakukan dalam waktu 2 - 3 tahun.
-bilamana
ia merasakan berada dalam suatu masa transisi.

Memo berikutnya, D. merupakan suatu contoh dari gagasan yang


mendorong peneliti pada saat-saat awal pengumpulan data. Ternyata,
gagasan khusus ini tidak jelas mau menuju ke mana pun: Konsep
"kasus rriukjizat" tampak tidak banyak menjelaskan rnanakala diikuti
lebih jauh.
.
D. Tentang

"kasus

mukjizat

It

19 Maret 1980

Sekarang kami telah melihat beberapa kali ten tang eerita anak itu
rnungkin, prestasi, rendah, dan sebagainya) yang diubah oleh program
lebih baik dalam suatu cara yang ajaib (misalnya: kunjungan
Masepa
Mungk:in ada semacam harapan yang suei: Keajaiban-keajaiban
program
menciptakan pengkaidahan.
Cerita-eerita kcberhasilan
mengenai hasil
ram merupakan suatu bcntuk pcngabsahan yang prirnitif. Meneerilakan
tang keberhasilan dengan frekuensi yang tinggi mungkin menunjuk:kan
tidak aman yang mendasarkan tentang goyah atau rendahnya program di
sekolah atau kurikulumnya.

(tidak
agar
I).
akan
progtenrasa
dalam

Memo E dan F. tentang "peristiwa barornetrik,"


melukiskan
bagaimana konsep-konsep yang dibuat sebelumnya dapat bermanfaat
dan menjelaskan suatu gagasan. Memo itu mengikat gagasan dasar
dengan peristiwa situs. dan dengan sistem pengkodeannya. Hal itu juga
menunjukkan pentingnya penggunaan memo sebagai dialog di antara

star.
E. "Peristiwa

barometrik

" 19 Maret

1980

Kami kadang-kadang
dapat melihat peru bah an yang jelas/dapat
diidcntifikasikan dalam kondisi (iklim) sistem itu. Ini rnengingatkan.karni
pad a istilah
Lewis- tentang "wilayah ketidakpastian,
ketidakstabilan
atau konsep Redel
tentang "dinamika peristiwa fokus. " Peristiwa itu memiliki sifat membentuk
masa depan. Sesudah itu semuanya tidak sama; kedudukan sistem akan menjadi berbeda. Atau hal itu akan menuju ke suatu tahapan pengembangan
baru.
Peristiwa-peristiwa
adalah "pembuka
dalam pendahuluan"
dan memenuhi
fungsi jalinan (transisional) pada waktunya nanti.
It

Pelaku-pelaku kunci dalam peristiwa itu membcrikan petunjuk: Kawasan apa


atau'subsistern apa yang dipengaruhi oleh peristiwa itu? Misalnya, kehadiran
Nona Spies pada Seminar (Banestown) adalah sejenis kegiatan perbatasan,
suatu perist{wa penting yang menautkan sistem sekolah dengan sumber-sumber
informasi profesional yang eksternal, belum lagi "inspirasi.
It

Mengembalikan

memo pad a peristiwa

barornetrik

4/4/80

120

Ana/isis Data Kualitatif

Saya kira gagasan itu sangat tepat, Bcnar sekati bahwa memang ada perubahan
Ix:'al xcxudahuya dakuu hdX:lap .. vektor dari subsistent. Kode PP-KRIT dun
TRKRIT
mernbantu
melancarkan
hal ini. Kami dapar bertahan
pad a
pendekatan diakronis, sekalipun sambil melaksanakan beberapa perbandingan

lintas-bagian.

Memo-memo hams ctiberi tanggal, diberi judul dengan konsep kunci


yang sedang dibahas, dan berhenti pada ternpat-tempat tertentu dalam
catatan lapangan, pad a pembahasan anaJisis situs sebelumnya, atau
pad a ringkasan situs.
Memo harus diarsipkan di bawah konsep yang berkenaan dengan
itu, dan dipisahkan dari arsip data. Selama kajian berjalan khususnya sebagai kajian yang benar-benar induktif - memo akan
bertambah banyak, dan memo-memo itu sendiri dapat ctipilih ke dalam
kategori-kategori yang lebih komprehensif (lihat Glaser, 1978:87).
Membuat memo membantu si penganalisis bergerak dengan mudah
dari data ke aras konseptual, menyaring dan rnemperluas kode lebih
jauh, mengembangkan kaiegori-kategori kunci, dan menunjukkan
hubungan kategori-kategori itu, serta membangun diri ke arah teori
peristiwa yang lebih terpadu, proses, dan hasil pada situs.
Membuat memo sangat penting bilamana anda sedang menggunakan pendekatan 'yang benar-benar induktif, pendekatan "teori
grounded, " seperti yang dilakukan Glaser, tetapi membuat memo sarna
pentingnya
karena alasan-alasan lain, bilamana anda mengawali
dengan suatu kerangka awal. Tanpa membuat memo, ada kecil kesempatan untuk memahami betapa memadainya kerangka orisinal itu, dan
di mana kerangka itu perlu diperbaiki.
Keragaman

Memo dapat juga ditu'is (1) pada apa yang menimbulkan Landa
tanya atau yang tidak terduga tentang suatu situs; (2) sebagai hipotesis
pengganti d~am menanggapi memo orang lain; (3) untuk mengusulkan
kode pola baru yang khusus; (4) untuk mengintegrasikan
segugus
catatan pinggir atau reflektif yang telah dibuat berdasarkan catatan
lapangan tertulis; (5) manakala si penganalisis tidak mempunyai suatu
konsep jelas daJam pikirannya, tetapi terus saja berusaha keras untuk menjelaskannya; (6) sekitar metafora umum yang menyusun observasi tersendiri (lihat Bagian VILA.S).
Dapat juga terjadi adanya tipe memo yang berbeda untuk tabapan
kajian yang berbeda. Misalnya, Lee dan kawan-kawan. (1981: B43)
telah menggambarkan penggunaan memo "jurnal wawasan" - satu
halaman atau kurang, mungkin disimpan dalam kartu format-arsip
- untuk tahapan kajian yang datang kemudian, ketika orang secara

Analisis Selama Pengumpulan Dolo

J2J

khusus mengejar sintesis dan perbandingan


lintas-kasus. Hal itu dapat
melibatkan
pola lintas-situs,
"gagasan
cemerlang,"
irnplikasi kebijakan, dan gagasan untuk sintesis berikutnya. Jurnal wawasan itu sendiri dapat dikode untuk pencarian lebih lanjut.

Saran
Sekali lagi kami mengacu pada Glaser (1978: 83 - 92). Saran kami
merupakan perpaduan dari pengalarriannya
dengan pengalaman
karni
sendiri.
. (1) Senantiasa berilah prioritas untuk membuat memo. Bilamana
ada gaga san muncul, HENTIKANLAH
apa pun yang sedang anda
lakukan dan tulislah memo. Tulislah itu: tidak usah menghiraukan
susunannya walau tidak seindah prosa atau bahkan tidak baik susunan
tata bahasanya.
Libatkan renungan anda seluruhnya, bahkan hal-hal
yang terselubung dan samar. Berikan keleluasaan pada anda sendiri
untuk berpikir bebas. Jangan melakukan sensor terhadap diri sendiri.
(2) Membuat memo harus mulai segera setelah data lapangan pertarna mulai muncul, dan biasanya terus berlanjut sampai teks laporan
final. Sepcrti halnya kode-kode yang sebaiknya harus sudah agak mantap pad a pertengahan
atau dua pertiga dad scluruh langkah pengumpulan nata, konsep-konsep
dasar yang dirujuk oleh memo kemudian
atau segera sesudah itu mulai jelas pad a saat si penganalisis rnendekati
apa yang disebut oleh Glaser "kejenuhan"
(bukan penjelasan data yang
signifikansinya
baru). Membuat
memo benar-benar
memberi sumbangan pada pengembangan/perbaikan
sistern pengkodean.
(3) Usahakan agar memo "bisa beragam."
Berilah judul memo
itu dengan konsep dasar, dan tandai atau garisbawahi konsep-konsep
lain yang dibahas selama pembentukan
teks pad a memo. Seperti data
yang dikode, data dapat disimpan dan dicari dengan menggunakan
bermacam ragam metode (lihat Bagian Il.B.c).
(4) Sekali lagi, memo-memo
adalah berkenaan
dengan gagasan.
Sekedar rnenceritakan contoh-contoh
data tidaklah cukup. Data harus
dirujuk , tetapi persoalannya
menempatkan
data itu -dalam kerangka
konseptual
yang lebih luas/lebih
dalam/lebih
tinggi.
(5) Menulis memo menyenangkan.
Perhatikanlah
waktu agar
rnerasa senang dalam proyek.

Waktu yang Diperlukan


Setiap memo apa pun biasanya hanya mernerlukan waktu beberapa
menit saja. Bahkan mensir-tesiskan banyak data, seperti memo C dalam
contoh kami, tidak perlu makan waktu lebih dari setengah jam. Memo
hanyalah cara yang cepat untuk menangkap proses pikiran yang terjadi pada waktu pengumpulan
data, pengurangan data, penyajian data,

122

Analisis Data Kuaiifatif

penarikan kesimpulan,
Ill.D.I

pengujian kesimpulan,

dan penulisan final.

Meogembaogkan Proposisi

Boleh dibilang membuat memo rnenjanng


pikiran-pikiran
penganalisis yang mengambang, dan sangat berharga karena alasan
itu. Pada saat kajian berjalan, kebutuhan yang lazim adalah
merumuskan dan menyusun pikiran peneliti ke dalarn suatu gugusan
penjelasan.yang terpadu. Satu cara untuk melaksanakan itu melibatkan
pengernbangan proposisi, atau gugusan pernyataan yang terkait, yang
mencerminkan temuan dan kesimpulan dari kajian.
Ilustrasi yang baik rnuncul dalam laporan Stearn dan kawan-kawan
(1980). Mereka mengkaj122 situs sekolah yang mengimplementasikan
undang-undang khusus tentang pendidikan yang bani (PL 94-142).
Lima orang peneliti lapangan menyiapkan laporan kajian kasus untuk rnasing-masing
situs. Tetapi bagaimana
menggambarkan
keumuman, mencatat perbedaan, dan mengembangkan penjelasanpenjelasan yang kokoh dan yang melingkup seluruh 22 situs?
Anggapan Stearn dan kawan-kawan benar bahwa banyak 'materi
semacam ini yang bermanfaat berada dalam pikiran peneliti lapangan,
dan memerlukan pendekatan yang cerdik dan teliti untuk menjolok
materi, menjelaskannya, mensintesiskannya, dan rnemverifikasikannya. Proses itu bahkan mernpunyai tujuh langkah penting yang dikelola
oleh tiga orang penganalisis yang secara pribadi telah mengunjungi
seluruh situs.
(1) Setiap peneliti lapangan rnernbuat daftar pernyataan tidak
terstruktur yang ia "ingin lihat pada laporan final." Contoh:
WaJaupun guru-guru menghabiskan banyak waktu membuat rencana pendidikan individualisasi bagi siswa pendidikan yang khusus, mereka tidak
merasakan manfaat rencana itu dalam kehidupan sehari-hari.

Pernyataan lain dicari kembali dari dokumen dan catatan perternuan


staf, yang seluruhnya berjumlah 1500. Satu pemyataan setiap kartu.
(2) Yang 1500 itu dikurangi melalui pemilihan dan reduksi salinan
sarnpai berjurnJah WOO.
(3) Yang lebih umum, pernyataan abstrak tetap dipertahankan (N
= 250), serta gugusan keterangan khusus disisihkan untuk. penggunaan lebib lanjut.
(4) Ke-250 kartu itu dipilih ke dalarn "asumsi," "ternuan," dan
"kesimpulan,"
dan dibagi ke dalam 30 kategori umum. Para
penganalisis menyajikan 30 perangkat kartu pada dinding untuk rnelihat
antarhubungannya,
juga dengan mernpertimbangkan
kebutuhankebutuhan informasi dari pemirsa laporan mereka, mereka mengembarigkan garis besar kerja untuk bagian-bagian temuan dari laporan.

Anahsts

Sc/(//lIU

Pengumpulan Data

123

(5) Langkah berikutnya adalah verifikasi. Pcnganalisis mengernbangkan sebuah daftar draft usulan dari 250 kartu itu untuk ditelaah
peneliti lapangan. Contoh:
Darnpak terbesar dari hukum
tugas baru untuk yang tua.

pad a aras sekolah

selama ini adalah

Usulan itu didaftar dalam tahapan yang tersusun di bawah setiap judul dari yang 21 judul itu.
(6) Para peneliti lapangan menguji daftar proposisi (33 halaman),
dengan mengomentari betapa benarnya sctiap proposisi itu, kondisi
atau persyaratan apa yang perlu ditambahkan, dan rnenyatakan "tidak tahu" atau "tidak dapat diterapkan"
jika perlu. Ini dilakukan
pada dasar situs-derni-situs, yang menghasilkan 22 laporan untuk setiap 21 kategori.
(7) Staf penganalisis menu tis laporan tcmuan untuk masing-masing
dari 21 kategori itu, dengan hanya menggunakan situs bilamana relevan dan data valid tersedia, dan membuang tcmuan yang memusingkan atau mcmbingungkan. Mcrcka mengccck kembali daftar kedudukan semula dan karakteristik situs untuk penjelasan lebih jauh, dan
juga rnencatat penjelasan-penjelasan
yang muncul pada waktu langkah final.
Ilustrasi Stearn dan kawan-kawan merupakan sebuah contoh yang
baik dari pendekatan .induktif menuju pcngembangan proposisi dengan usaha perlindungan terhadap tindakan rnengakhiri sebelum waktunya atau tidak sah. WaJaupun rnereka dihadapkan dengan dasar data
yang sangat luas, pendekatan itu tentu saja dapat digunakan pada aras
apa pun, sampai pada kasus individual.
Karni juga harus mencatat bahwa proposisi dapat juga dipraspesifikasi lebih tajarn mengcnai bentuknya (bukan isinya), Misalnya, proposisi dapat dibuat dcngan cara bcrikut:
X ada (karen a suatu perangkat pelaku, situs, dan sebagainya
yang khusus), atau
X ada k ..rena ... , at au
Dengan adanya X, rnaka akan diikuti adanya Y. (" Jika ... maka
... "), atau
X perlu 'tetapi tidak cukup bagi ter iadinya Y, ataupun
X menyebabkan Y.

Akhirnya, walaupun i1ustrasi ini menggarnbarkan pengcmbangan


proposisi pada tahapan kajian yang datang kernudian, hal itu dapat
digunakan dengan sangat produktif kalau dipakai lebih dini, sesudah
putaran pertama atau dua kali kunjungan situs. Menulis satu proposisi pada kartu, memasang kartu pad a dinding, kemudian mengelompokkannya, dapat membantu star peneliti dapat melihat agak lebih

124

Analisis Data Kualifatif

jelas bagaimana pemahaman persiapan mereka, sebagai suatu pemandu


untuk analisis langkah berikutnya dan pengumpulan data lebih lanjut.

III.E. PERTEMUAN ANALISIS SITUS


Masalah Ana/isis
Dalam kajian apa pun yang mempunyai situs (kasus) berganda dan
lebih dari seorang anggota star penelitian, makna dari apa yang terjadi pada masing-masing situs cenderung meningkat menjadi lemah dalam campuran penelitian lapangan, catatan tertulis, pengkodean, dan
analisis pendahuluan lainnya. Bahkan peneliti lapangan (para peneliu lapangan) yang banyak mengetahui tentang situs tertenru dapat rnemperoleh secara berlebihan dan kehilangan prespektif. Dalam kajian
dengan kontak lapangan yang intensif, pengkodean cenderung lamban, dengan demikian biasanya ada timbunan catatan tertulis yang
tidak terkode. Bagaimana seorang staf peneliti dapat cepat dan ekonom is rnemahami apa yang terjadi dalarn situs, dan mengusahakan
tetap tahu perkernbangan, serta mengembangkan konstruk yang dimiliki bersama untuk membimbing analisis berikutnya.
Gambaran Singkat
Pada pertemuan analisis situs, peneliti atau para peneliti yang paling akrab dengan situs dengan anggota staf lain bertemu untuk meringkas kedudukan arah dari peristiwa-peristiwa pada situs. Pertemuan
itu diarahkan oleh serangkaian rnasalah, dan catatan-catatan dibuat
atas jawaban-jawaban terhadap masalah selama pertemuan berjalan.
Ilustrasi
Pad a kajian penciptaan sekolah baru (Miles dan kawan-kawan,
1978)' yang melibatkan enam situs, kami ingin sedapat-dapatnya tetap berpegang pad a peristiwa-peristiwa hangat dalam perencanaan dan
implementasi masing-rnasing sekolah baru. Kami juga meneari penjelasan dan hipotesis, dan kami pun benar-benar merasakan bahwa
skema pengkodean yang terlalu rumit dan berlebihan perlu diperbaiki.
Menyusun pertemuan. Kami menetapkan gagasan pertemuan analisis situs yang harus diadakan untuk masing-masing enam situs secara bergiliran. Untuk membantu memfokuskan dan mengelola pertemuan, perlu adanya bentuk peneatatan, yang muneul dalam bentuk
yang diringkas seperti di bawah ini.

Analisis Selama Pengumpulan Data


Tanggal

Bentuk Pertemuan Analisis Situs


Situs:
Pencatat

125
_

_
_

Kehadiran Pertemuan

I. TEMA UTAMA.

KESAN, PERNYATMN
RINGKASAN
tentang apa yang terjadi dalarn situs. Komentar-komentar
rnengenai kedudukan perencanaan/sistem
implementasi secara umum.
2. PENJELASAN,
SPEKULASI. HIPOTESIS tentang apa
yang terjadi dalam situs.
3. PENJELASAN ALTERNATIF. LAPORAN MINORITAS.
KETIDAKSEPAKA TAN tentang apa yang terjadi dalam
situs.
4. LANGKA'~ SELANJUTNY A BAGI PENGUMPULAN
DATA: masalah lanjutan, tindakan khusus, tujuan umum
yang harus ditempuh oleh penelitian lapangan.
5. IMPLlKASI untuk PERBAlKAN, PEMBARUAN SKEMA
PENGKODEAN.

Bentuk yang sesungguhnya, tentu saja, harus berisi masalah semacam


itu yang menyebar lebih dari tiga atau empat halaman untuk mernbuka ruang tempat pengambilan catatan.
Mengumpulkan data. Dalam penggunaan bentuk itu, pertemuan
bisa menguntungkan bila dimulai dengan sebagian besar peneliti (para peneliti) lapangan yang paling terlibat dan yang melaksanakan pembahasan butir 1, tema utarna. Yang lain menanyakan sesuatu untuk
mendapat penjelasan. Pencatat mengikuti diskusi itu, membuat caratan di bawah judul itu, dan kalau perlu meminta penjelasan lebih jauh.
Sering pernbahasan melompat jauh ke depan pada rnasalah yang
timbul belakangan (misalnya, suatu tema yang mengisyaratkan adanya penjelasan), dan si pencatat mcmasuki data itu di bawah judul
yang tepat. Segi-scgi atau butir-butir di bawah rnasing-rnasing 'judul
seharusnya dibcri nomor untuk bisa ditandai dan mernbantu acuan untuk hal itu keuka pembahasan.
Jika kelompok tidak bergerak pada masalah yang lebih belakangan, si pencatat harus meminta mereka melakukannya demikian.
Pencatat harus rneringkas catatan-catatan dari waktu ke waktu untuk meyakinkan bahwa pembahasan sedang diikuti dengan seksarna.
Menggunakan- data. Fotokopi biasanya harus dibuat untuk seluruh anggota staf penelitian; fotokopi itu dapat ditelaah pada akhir
pertemuan dan rencana-rencana khusus dibuat (untuk memperbaiki

".---_._-. _._ .._ ..-- -....

--------

126

Analisis Data Kualifatif

kode, bagaimana mengumpulkan data baru dari jenis-jenis tertentu),


atau telaah dan percncanaan scmacam itu dapat dibuat scsudahnya.
Bagan 8 menunjukkan beberapa petikan dari bentuk anal isis situs
yang terisi untuk kajian sekolah baru. Peneliti lapangan telah rnengobservasi sckolah dasar baru dcngan ruang tcrbuka. Dalam pcragaan
ini, kami dapat melihat bahwa lema utama adalah usaha peneliti untuk melukiskan (butir 1) dan kernudian memahami (butir 2) mengapa
implementasi dini dari pengajaran ruang terbuka berjalan relatif Iancar, bahkan walaupun terjadi kurang persiapan sebelumnya. Hipotesis dan dugaan dalam butir 2 (seperti konsep "kemampuan rnundur,"
hubungan kepala sekolah-guru atau profesionalisasi guru) menjadikan rencana pengumpulan data bertambah dalam butir 4 (rnisalnya,
wawancara guru), seperti yang disarankan oleh hipotesis tandingan
daJam butir 3. Orang dapat juga melihat bahwa pertemuan mernung- .
kinkan orang untuk melayani pandangan yang berlawanan (misalnya,
gagasan tentang wawancara pencarian kembali atas perencanaan musim panas dalam butir 4 yang membuka peluang dan yang barangkali
terdapat perencanaan dan persiapan-yang lebih maju daripada yang
dikira oleh peneliti lapangan).
Keragaman

Banyak masalah lain yang dapat dikernbangkan


kan pertemuan analisis situs:

untuk mengarah-

Hal apa yang menimbulkan tanda tanya. aneh, atau tidak diharapkan di sekitar peristiwa SilUSbaru-baru ini?
Apa kedudukan laporan kami berkaitan dengan beragam orang dalarn
peranan kunci?
AnaJisis tambahan apa yang leita perlukan dari data yang ada
untuk memahami situs lebih baik lagi?
Dalam hal apakah situs pada segi ini yang pasti tidak benar?
Apa yang mungkin akan terjadi di situs setelahbeberapa hari/minggu
kemudian?
Itu adalah contoh-contoh isi bebas: masalah-masalah penelitian untuk kajian macam apa pun dapat juga mengembangkan persoalanpersoalan tarnbahan yang nyata yang dapat masuk pada bentuk pertemuan analisis situs (misalnya, "Apakah hasil dari arus inovasi yang
bisa dilihat sekarang? ," "Bagaimana program itu mantap secara politis?'" "Pada aras apakah keterlibatan orang tua berada?" "Jalur
utama alih informasinya apa?").
.
. Catalan-catalan dari pertemuan analisis situs, demikian pembimbingan langkah khas berikutnya daJam pengumpulan data, dapat diulang sesudah satu atau dua putaran pengumpulan data berikutnya

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

127

Bagan 8
Format Analisis Situs: Peragaan dcngan Data
J.

TEMA UTAMA, KESAN, PERNYATAAN


RINGKAS tcntang apa yang terjadi dalam situs.
I. Ed (kepala sekolah) adalah manajer "teknis" yang efisien, tidak mempc:rlakukan
sistern sosiat: tidak memikirlcan hal itu. Keuka Ken (asisten pend.) rnenekankan
perlunya
Ed bekerja dengan Janel, seorang guru tukang mengeluh (pcrlakukan
dia dengan harihati dan lembut ... selamat. ") Ed berkata: "DiaJah orangnya yang membutuhkan
ucapan
selamat ."
Secara khusus tidak mendorong: scoraug guru meminta penelitian lapangan untuk
membantu,
tampak engpn ketika FW merujuknya
kembali pada Ed.
2. Implernentasi pendekatan ruang terbuka sangat lancar dipc:domani olch persia pan
dan latihan scbc:lumnya. Meskipun dcmikian. masih ad" pcrasaan "berjalan di alas tclurtelur yang retak."
3. Guru-guru tampaknya dengan sikap hati-hati mau rnelihat bagaimana segala sesuatu
berjalan dan tidak langsung opumistik. Tidak merasa pasti dan mc:rasa tidak siap. "Jika itu semua tidak mampu sara harap kita bisa melepaskannya"
mernperlihatkan
kerkutsertaan yang rendah, yang disebut "kernungkinan
gcrak mundur."
S. Anak-anak santai.
6. Guru-guru mc:rasa bahwa kepala sekolah tidak tahu tentang apa yang harus benarbenar dilibatkan dalam kegiatan kerja.

2:

PENJELASAN,
SPEKULASI,
HlPOTESIS
tentang spa yang terjadi dalam situs.
J. "Efisiensi"
Ed membamu kelancaran.
2. Orang tahu slaps yang akan membamu.
3. Banyak guru adalah wten
pend. dan perc:aya kepadanya.
4. Semuanya tidak diciptakan oleh orang luar.
S. Sikap guru mungkin bcrkaitan dengan konsep "kemungkinan
gerak mundur."
6. Kepala sekolah cukup baik mengenal guru-guru uruuk disusun dalam tim yang rnengimplementasikan
konsep ruang terbuka. Juga mengirimkan
guru-guru yang selalu berkeluh kc:sah ke sekolah lain.
1_ Kepala sekolah menaruh hormat pada guru, svngguhpun
selarna perencanaan
nistratif guru-guru diperlakukan
sepeni kerbau dicocok hidung.

admi-

3.

PENJELASANALTERNATIF,
LAPORAN KECIL, KETIDAKSEPAKATANtentang
apa yang terjadi dalam situs.
J. Barangkali larihan dan pengaJaman guru-guru yang banyak di masa lalu, sehingga
profesionalisasi
mereka membuat irnplementasi
berjalan lanear.
2. lumlah staf pengajar Ed tclah berlipat; banyak terdapat orang baru. lru mungkin
meningkatkan
kctidakpastian
yang menyangkut
tidal: ndnnya pcrsiapan,

4.

LANGKAH SELANJUTNYA
BAGI PENGUMPULAN
DATA: Masalah lanjutan, tindakan khusus, tujuan umum yang harus diambil oleh penelitian lapangan.
I. Mcnanyai Ed teruang Janet, bagaimana ia rncnycsuaikan
diri. Dapnrknn informasi
mengenai dia.
2. Perlu waklu untuk berbicara dengan guru-guru. tidal: hanya mengobservasi pada wakIII mulainyll.
Guru-guru munttkin risau, melcbihi ara y;lIljt tlilunjllkkon
olch penarnpilan "profesional"
mereka,
3. Dapat atau adakah k.csc<linnn Ken membcri bantuan teknis pada guru-guru?
4. Apa yang terjadi
pada I' -rremuan
sraf pcngajar
kcmarin?

/28

Ana/isis Data Kuaiitatif


S. Kami harus dengan hati-hati mewawanearai kembali Ken dan Ed mengenai kegiatan

di musim panas, keputusan perencanaan, dan sebagainya yang mendahului SUI memulai.
6. Menanyai lokoh kunci: Apa harapan Anda mengenai leeadaan seleolah menghadapi
hari Natal? Menjelang bulan Juni? lndikator-indikaror apa yang mungldn mereka gunakan mengenai kerja sama yang baik di antara guru-guru? Humanisasi mengajar?
5. Implikasi bagi PERBAlKAN, PEMBARUAN SKEMA PENGKODEAN.
I. Mempenimbangkan untuk menambah kode penduleung.
2. Hal-hal mengenai rasa langgung jawab atau rasa memiliki inovasi dari para guru.
3. Menggunalean suatu kode pola untuk gagasan "kcmungkinan gerak mundur," yang
tampaknya benar-benar menjadi kunci.
4. Kode-kode leami mengcnai "jalinan implementasi-perencanaan" terlalu rumit: benarbenar mcmcrlukan penyederhanaan,

untuk menegaskan/tidak
menegaskan. Dalam ilustrasi yang telah kami buat temyata bahwa keasyikan Ed dengan persoalan "teknis" dan
sifatnya yang tidak menunjang dianggap oleh guru-guru sebagai berrnanfaat; mereka percaya bahwa mereka diberi banyak kernandirian
profesional, dan mereka menghargai hal itu.
Perternuan-pertemuan
analisis situs dapat juga difokuskan pad a
satu lema dalam satu situs, seperti "pernantapan inovasi" atau memperlakukan tema seperti itu melingkup beberapa situs. Lihat Stiegelbauer, Goldstein, dan Huling (1982) untuk saran-saran lebih lanjut.
Saran
Pertemuan analisis situs merupakan piranti yang baik untuk secara cepat mencari kembali kesan-kesan, dan untuk pembentukan generalisasi eksplanatori dan deskriptif sernentara. Arus tirnbal balik inieraksi ternan sejawat membantu terjadinya kejujuran para peneliti
iapangan. Walaupun demikian, harus tetap hati-hati agar tidak terjerat ke dalam pembuatan generalisasi yang. belum waktunya. Temalema dan saran-saran dari perternuan analisis situs harus selalu dijaga terhadap adanya peristiwa-peristiwa dalam situs, seperti yang dicarat dalam catatan iapangan yang secara teliti diberi kode. Jangan
membiarkan generalisasi atau kesan peneJiti iapangan berjalan begitu
saja tanpa dipertanyakan dan memberi ilustrasi. Nadanya bukan harus semacam bertahan, tetapi bernada skeptis yang bersahabat dan
usaha terciptanya hal yang konkrct dan kejelasan bersama. Harus ada
keseirnbangan an tara perolehan kesempatan yang wajar dengan pengujian hipotesis tandingan dan alternatif. Ringkaslah berkali-kali untuk mengecek saling pengertian.
Jika kelompok staf penelitian lebih dari tiga atau empat orang akan

Ana/isis Selama Pengumpulan Data


sangat membantu
buat catatan.

apabila

seorang

menjadi

ketua dan sekaligus

129
pem-

Waktu yang Diperlukan


Suatu pertemuan analisis situs yang makan waktu lebih dari satu
setengah jam mulai kehilangan fokus dan arah. Frekuensi pertemuan
semacam ini, tentunya tergantung
pad a faktor-faktor
seperti besarnya jumlah peneliti, jumlah situs, dan frekucnsi kunjungan situs. Dalam i1ustrasi kami, masing-masing
dari enam situs dikunjungi
sekali
dalam seminggu, dan pertemuan anal isis situs untuk situs tertentu diseJeoggarakan setiap tiga rninggu (jadi dua pertemuan seminggu). Aruran utamanya adalah jangan biarkan data menumpuk
dalam jumlah
yang besar sebelum pertemuan
analisis diselenggarakan.
Dalam proyek peningkatan
sekolah karni anggap bermanfaat
untuk menyelenggarakan pertemuan analisis situs (yang biasanya makan waktu dua atau
riga han).
III.F

RlNGKASAN

SITUS

SEMENT

ARA

Masalah Ana/isis
Para peneliti mempunyai
empat gambaran
buruk yang berulang
tentang 'analisis data. Pada gambaran
buruk yang pertarna, data tidak baik dan tidak dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Gambaran buruk yang kedua, adanya kesalahan pengukuran
yang sistematik (pada umumnya dalam bentuk tanggapan bias) atas ukuran yang
paling penting. Gambaran
buruk yang ketiga, kesirnpulan keluar dari
pengrusakan tcrhadap analisis yang lebih canggih secara berturut-turut
dengan memandangnya
sepele atau remeh (" Anda menghabiskan
uang
S 75.000 untuk mengatakan itu pada kami?"). Pada gambaran buruk
yang terakhir, data menolak analisis, tidak dapat ditelaah, bahkan tidak dimengerti.
Pada peoelitian survei yang konvensional,
gambaran
buruk ini
mungkio terwujud demikian /ambat (yaitu sesudah penutupan
pengumpulan data). Hasilnya, ban yak tindakan preventif ditentukan lebih
awal untuk menarik sampel yang tepat, koleksi data dengan instrumentasi
yang bisa dipercaya dan sahih, Pada penelitian kualitatif, gambaran
buruk itu biasanya muncul pada saat-saat awol, dan
penganalisis mengoreksinya
pada pcngumpulan
data lebih lanjut. Namun, masalah-masalah
ini tidak selalu muncul secara spontan; masalah menjadi jelas hanya jika si penganalisis
rnenguji data pada saat
data dikurnpulkan.
Ini semua merupakan
kcresahan mctodologis.
Biasanya scseorang
juga mempunyai
kcresahan yang substantif.
Apa yang scbcgitu jauh

130

Analisis Data Kualitatif

sebenarnya terjadi dalam situs? Bagaimana gambaran umumnya? Apakah ada tema dan pola yang muncul?
Pada umumnya pengujian data semen tara dilakukan sambil berjalan atau untuk bebcrapa subgugusan atau data, tetapi bukan untuk
hallainnya, misalnya seperti dalam mengembangkan kode-kode pola
(III.C) atau menulis memo (IlI.D). Penganalisis perlu latihan yang
terpadu dan yang mewajibkannya memeriksa apa yang diketahui dan
seberapa baiknya hal itu dikctahui --:- rnemperbandingkan
temuanternuan utama sampai saat itu, memperkirakan tingkat kepercayaan
yang terdapat pada temuan-temuan itu, serta mendaftar kesenjangan,
reka-reki, dan data yang masih perlu dikumpulkan. Ringkasan situs
sementara melayani tujuan-tujuan ini.
Gambaran Singkat
Ringkasan situs sementara adalah hasil sernentara yang beragarn
panjangnya (antara 10 sampai 25 halaman) yang mensintesiskan apa
yang diketahui peneliti tentang situs, dan menunjukkan apa yang masih
harus dise1idiki. Ringkasan situs sementara meneJaah temuan-temuan,
melihat kualitas data pendukung secara seksama, dan menyebutkan
agenda untuk langkah pengumpulan.data berikutnya, Ringkasan merupakan usaha pertama untuk memperoleh catatan yang terpadu dari
situs.
.
Ilustrasi
Kami telah menggunakan ringkasan scmentara dalam beberapa kajian lapangan. Mengambil satu kajian yang paling akhir, Bagan 9 menunjukkan daftar isi yang diberikan kepada setiap peneliti dalam kajian peningkatan sekolah sebagai garis besar untuk ringkasan situs.
Perlu diketahui bahwa penyusunan bentuk umum seperti ini memungkinkan adanya perbandingan lintas-situs. Pada gilirannya, hal ini dapat membuka kesempatan besar bagi para penganalisis lain untuk kunjungan situs mereka selanjutnya, dan ringkasan sementara tentunya
akan membangkitkan tema dan konsep yang terdapat pada lebih dari
satu situs. Dengan perkataan lain ringkasan sementara merupakan potret pertarna yang dirumuskan pada analisis lintas-situs dan memberi
keuntungan besar pada munculnya variabel-variabel eksplanatori yang
dapat dicek, lebih daripada membangkitkan kekeliruan sesudah ini
(post hoc), seperti yang sering.rnenjadi kasus dalam kegiatan analisis
lintas-situs.
Mengorganisasi ringkasan. Dengan anggapan bahwa kode-kode te-
lah diturunkan dari masalah-masalah penelitian, masuk akal untuk
meninjau tulisan, guna meneari kode-kode utama untuk masing-masing

Ana/isis Se/ama Pengumpulan Data

J 3J

Bagan 9
Garis Besar Ringkasan Situs Sementara: I1ustrasi

Tabel lsi
A.

Situs
1. Geografi, latar
.
2. Demografi masyaraJcat dan daerah
3. Bagan organisasi (rnenunjukkan pelaku-pelaku utama dan hubungan antar mereka)

B.

Kronologi Singkat
I. Penerirnaan program (meliputi gambaran singkat dari inovasi)
2. Perencanaan
(Penggunaan
sebelum keadaan sebenarnya
dan
penerimaan program oleh murid-rnurid)
3. Implementasi hingga saat ini.

C.

Status Permasalahan
Penelitian Sekarang
1. Inovasi (berkenaan dengan seluruh subperrnasalahan:
meringkas apa yang
diketahui saat ini/jilca tidak diketahui, sebutkanlah/jika
menirnbulkan
teka-teki, lukiskan)
.
2. Sekolah sebagai suatu organisasi scsial, praimplernentasi
3. Keputusan penerimaan program
4. Dinamika situs selama implementasiltransformasi
5. Konfigurasi baru/hasil akhir
6. Peranan bimbingan eksternal dan bantuan internal
(fUTUP BAGJAN INI DENGAN DAFT AR HAL-HAL
PASTl/MENIMBULKAN
TEKA-TEKl)

D.

sesudah

YANG TIDAK

Jaringan Sebab-akibat
1. Jaringan grafis dan variabel-variabel,

pada situs ini, dipandang sebagai


yang mempengaruhi
hasil akhir (mendekati kode-kode terpola)
2. Pembahasan jaringan. yang meliputi pcrtalian dengan pcnelitian konseptuaJ/empiris lain sebelumnya tentang diseminasi yang rerutama tampak
menonjol at au relevan.
E.

Catalan Metodologis Singkat (bagaimana annlisis dilakukan.


masalahmasalah yang dijumpai, dan sctcrusnya: ra.'" pcrcaya pada hasilnya,
saran waktu untuk pembuatan ringkasan selanjutnya,
dan seterusnya).

masalah penelitian, sambil jaJan menulis catatan, kemudian menulis


ringkasannya, MasaJah yang berkaitan dengan prosedur ini iaJah bahwa
pckerjaan ini makan banyak waktu. Bagaimanapun, hal itu merupakan cara terbaik untuk mensintesiskan temuan-temuan selarna ini.dan
menyadarkan tentang masalah-masalah yang masih tidak terjawab atau
tidak terjawab dengan layak. Singkatnya, beberapa penganalisis le-

132

Ana/isis Data Kualitatif

Kotak 1II.F.a
Lembar Laporan Data: Ilustrasi
Perms-

Sumber

5alah.aJt ~al
Pcnclilian

PLI

'1

Kclompok
In(orman

./

P1.2

./

TP

Pl.l.dsl.
Kosong

./.

TP

./

n'

TP

TP

./

./

dala hil3n~
- dala lidak Icnakap

./

Pl.)

Legenda

o :l han- ba han
ullubclakana

/
"

TP

Kelornpok In(orman 2
I

dan selcrulnya
)

TP

TP

.. ./
v'

TP

./

v"

,/

,,'

./
j

..I "

./ - dala len,lap
T.P .
lid"" dapal dipakai

bih senang membaca ulang tulisan-tulisan dengan teliti, kemudian menanggulangi masalah penelitian secara menyeluruh (en bloc). Mereka
kemudian menggunakan kode-kode polo untuk menarik materi sebagai bahan ringkasan. Membuat ringkasan juga dapat menjadi peristiwa untuk menyusun.lembar catatan data (lihat Kotak IIl.F.a).
Menggunakan ringkasan. Penggunaan ringkasan sementara, seperti
yang telah kami kernukakan, mendorong peneliti untuk rnencerna
bahan-bahan yang ada, rnerumuskan penge-tian-pengertian SilUS dengan lebih jelas, serta kritik-diri tentang kelayakan data yang telah dikurnpulkan. lni menggiring pad a pengumpulan data langkah berikutnya, perencanaan, dan biasanya perumusan kembali kode-kode serta
rencana analisis lebih lanjut.
.
Bilamana peneliti tidak bekerja sendirian, tetapi mempunyai ternanternan sejawat yang bckcrja pada situs lain, ringkasan situs sernentara secara kolektif dapat dirasakan manfaatnya. Pertukaran ringkasan situs sernentara di antara para peneliti situs merupakan sarana yang
baik dan yang mernbawa satu sarna lain tetap sejalan. Ringkasan juga rnernunculkan ke perrnukaan kelernahan yang biasanyatampak jelas
oleh pernbaca kedua. Lagi pula, ringkasan juga memberikan kesernpatan yang baik bagi penganalisis mandiri untuk menjadikan konstrukkonstruk rnereka yang muncul atau terna-terna yang berulang dapat
ditelaah lebih kritis, baik oleh rnereka sendiri rnaupun oleh ternan-ternan
sejawatnya. Akhirnya, saling menukar dan pernbahasan ringkasan semen tara rnerupakan obat lintas-situs yang mujarab. Orang-orang dapat menyesuaikan pandangannya yang bekerja sarna dengan lebih baik,
rnengernukakan argumentasi atas dasar keterangan yang terdokumentasi dan saling dimiliki, serta mendapatkan pemecahan alas persoalanpersoalan yang tidak jelas atau kabur yang rnernerlukan penjelasan
kajian secara rnenyeluruh.

Ana/isis 5elama Pengumpulan Data

J33

Keragaman

Ringkasan sernentara bisa bermacam bentuk dan ukurannya. Yang


paling baik adalah yang baik bentuknya dar. kecil - banyaknya kirakira 15-20 halaman. (Garis besarnya seperti yang ditunjukkan tcrdiri
dan 25-35 halaman). Ringkasan juga bisa lebih khusus. Misalnya, daripada hanya membanding-bandingkan bahan baik untuk masalah penelit ian individual maupun terna menye1uruh, kita bisa juga mernbuat
dua ringkasan berurutan, yang lain rnenelaah masalah penelitiannya
dan kira-kira sebulan berikutnya, yang lain menangani persoalanpersoalan yang lebih besar yang pada waktu itu persoalannya harus
sudah menjadi lebih jelas,
Ringkasan-ringkasan yang sangat singkat dapat secara cepat dihasilkan dengan rnenggunakan met ode yang dibuat kerangkanya oleh
Stiegelbauer dkk. (1982): wawancara kajian kasus. Seorang peneliti lapangan mewawancarai peneliti lainnya selama satu jam, dcngan rnenggunakan perangkat pertanyaan baku. Yang diwawancarai mernpcrsiapkan din dengan mcnclaah sernua data yang tersedia, tetapi harus
menyingkirkan data itu selama wawancara. Wawancara tertulis itu kemudian disunting oleh orang yang diwawancarai, mengacu kembali
pad a data yang tersedia bilarnana perlu. Metode ini sangat baik untuk membantu peneliti lapangan agar rnenjadi integratif', dengan menarik secara bersama kesan-kesan dari situs dan tema inti yang mulai
muncul.
Saran
Talc pernah ada istilah "waktu yang baik" untuk menyusun draft
ringkasan sementara, karena ringkasan biasanya dibuat dengan
mencuri-curi waktu pada waktu pengumpulan data. Seeara strategis,
saat yang paling tepat adalah sekitar sepertiga langkah penelitian lapangan, ketika terdapat data awal untuk dilaporkan dan cukup waktu tersisa untuk rnenanggulangi kesenjangan atau kelemahan ringkasan yang tampak oleh si penganalisis.
Dalam kajian situs-ganda, usahakan agar ada waktu tcrscdia bagi
para peneliti mandiri untuk mengkaji dan membahas ringkasan satu
sarna lain. Biasanyaini terfokus pada intcraksi-interaksi yang diketahui, dan hal itu biasanya lebih iotelektual, dan oleh karena itu lebih
memperluas wawasan, daripada pertemuan-perternuan staf penelitian
yang berorientasi logistik. Pembahasan ringkasan sementara juga merupakan arena yang subur dan tak berisiko bagi para peneliti mandiri
untuk menguji pernaharnan mercka tentang bagaimana data, milik mereka sendiri dan orang lain. muncul bersama dan rnenyebabkan rnengalirnya cara analitik sccara lancar.

/34

Analisis Data Kualitatif

Waktu yang Diperlukan


KecuaLi jika peneliti rnernpunyai jadwal yang longgar, kegiatan itu
harus lebih singkat. Pekerjaan dasar harus bisa dilaksanakan
dalam
dua hari, satu hari untuk menelaah dan mencatat,
hari kedua untuk
menyusun draft. Membaca dan pembahasan mernerlukan waktu dua
atau tiga jam lagi. Bagian yang paling sulit rupanya adalah mau menerirna fakta bahwa ringkasan sementara adalah semen lora dan cenderung untuk tidak lengkap, dan terburu-buru,
penulisannya
terpenggal-pehggal.
Untuk mernbuat ringkasan sementara
yang "rnantap"
diperlukan waktu Icbih dari seminggu, waktu yang terlalu lama dibandingkan dengan hasilnya. Kerjakanlah dengan cepat dan tak perJu baik
benar kemudian bahaslah ringkasan-ringkasan serncnrara itu dengan
t

tcmau-tcman scjawut .
III.F.a

.....

Lembar Catalan Data

Mernbuat ringkasan situs sementara juga dapat memberi kesernpatan untuk menyusun lembar catatan data. Lernbaran
itu sekcdar
rnengatur masing-masing masalah penelitian oleh informan atau kelornpok informan. scperti yang ditunjukkan
pada Kotak 1l1.F.a. Seperti
yang ditunjukkan
dalam Icgenda, penganalisis
rnengecek se! bilarnana gugusan data siap di tangan, dengan tujuan akhir rnengisi semua
kotak sel. lni tarnpaknya
bisa makan banyak tenaga, bahkan mungkin bcrlebihan,
tetapi imbalannya
menyenangkan.
Dalam penelitian
lapangan seseorang akan bcgiru cepat kehilangan pandangannya
tentang berapa banyak data, dan data macam apa, yang telah dikurnpulkan dari informan yang berbeda-beda.
Karena data ini seringkali koroboratif - dengan memverifikasi
penjelasan
yang diberikan oleh
orang lain, menguji tesis yang muncul - ketidakhadirannya
lebih serius daripada sckedar "kchilangan
data," seperti halnya dalam penelitian kuantitatif.
Semua itu merupakan
landasan bukti tempat berdirinya bangunan yang harus disusun oleh penganalisis.
Lembar catatan data menyertai pengkodean
subtahapan;
penganalisis rnengecek sci satu dcmi satu sclagi mengkode masing-rnasing
wawancara,
observasi, atau dokumen. Pada akhir pengkodean
suatu
koruak situs tertentu, dapat dilampirkan
fotokopi dari lembar catatan data pad a ringkasan kontak (lILA) dan digunakan
dalam rnerencanakan pengurnpulan data berikutnya.

CATATAN
1. Sudah menjadi tradisi Yling ranjang tentang penggunaan tcto-Ictc yang tersusun baile
sebagai suatu bentuk data. yang lid.11c kami kemball!)lcan dalam buku ini. Untuk laporan

Ana/isis Selama Pengumpulan Data

135

masalah-masaJah pcngumpulan data dan analisis Iotografls, lihat Bogdan dan Bilden (1982),
Becker (1978), Wagner (1979), dan Templin (1982). Untuk film dan pita video, lihat ikhtisarmetode yang sangat teliti dengan bibliografi beranotasi yang luas oleh Erickson dan Wilson
(1982).
Demikian pula, data kadang-kadang muncul daIam bcntule gambar yang dibuat oleh
peneliti lapaogan (seperti misalnya denah ruangan). lihat Oagian IV.A untuk pembahasan
lebih lanjut.
Akhirnya, data juga bisa muneul dalam bent uk dokumen yang telah dikumpulkan dari
situs lapangan. Lihat Kotak III.A.a.
2. Untuk pendekatan sistcmatik guna melakukan ini, dengan ilustrasi, lihat juga Turner
(1981).
3. Acuan klasik tentang pendekatan untuk membangun gugusan kode (kategori) yang
sistematik adalah Lazarsfeld dan Barton (1972).
4. Perbedaa.n Q dengan R pertama lealidikemukakan oleh Stephenson (1953). Uotule pembaca yang awam dengan gaga~n ini, scbuah contoh mungkin bisa membantu. Jika orang
mengukur' beberapa slkap yang bcrbeda dalam suatu populasi, katakanlah, mahasiswa, dan
mengkorelasikan ukuran-ukuran sikap iru. ill mungkin mcncmukan bahwa sikap-sikap politik yang leonservatif secara positif agak berhubungan dengan sikap minum biro ltu mungkin yang disebut analisis R.
Dengan rnenggunakan gugusan data yang sarna, orang dupat juga tahu jika terdapat
gerombol atau anggota keluarga siswa. Mungkin akan rernyata siswa terkelornpok dalarn
empat gerombol utama: (a> peminum bir yang konservarif (kclompok yang terbesar): (b)
peminum bir progresif; (c) sarna sekali panlang bir; (d) mereka yang berdiri di tcngah. Itu
bisa menjadi anali~i~ Q.
Kode-kode pola umuk data kualitarif hisli digunakan baik untuk analisis Qalaupun R.
S. Untuk telaah yang baik tentang bagaimana orang-orang berkecenderungan berpegang
teguh pada apa yang mercka percaya, sekalipun berhadapan dengan bukti-bukti yang bertcntangan, lihat Ross dan Lepper (1980): Pcrlakuan skala-pcnuh yang paling balk dibuat
oleh Nisbett dan Ross (1980).

Anda mungkin juga menyukai