Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan


menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali. Data yang
diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data
kuantitatif), sehingga teknis analisis data yang digunakan belum ada polanya yg
jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.
Analisis dan interpretasi data merupakan dua aspek penting dalam
penelitian yang saling terkait dan hampir tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Suatu analisis data tidak akan banyak memberi manfaat
terhadap hasil penelitian apabila tidak dilanjutkan dengan interpretasi data,
sebaliknya interpretasi data yang tidak diteliti dengan prosedur analisis data yang
sistematis dan benar, maka akan dapat menyesatkan peneliti terutama dalam
pengambilan keputusan terhadap hasil interpretasi data dan generalisasi hasil
penelitian.
Dalam proposal, bagian analisis data bisa terdiri dari sejumlah komponen.
Tetapi, proses analisis data secara keseluruhan melibatkan usaha memaknai data
yang berupa teks atau gambar. Untuk itu, peneliti perlu mempersiapkan data
tersebut untuk dianalisis, melakukan analisis-analisis yang berbeda, memperdalam
pemahaman akan data tersebut, menyajikan data, dan membuat interpretasi makna
yang lebih luas akan data tersebut.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya. Data yang diperoleh tersebut pastilah sangat banyak. Setelah dibaca,
dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang
dilakukan dengan jalan melakukan abtraksi. Abtraksi merupakan usaha membuat

rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga


sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam
satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah
berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir
dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah
selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam menggunakan hasil
sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode itu.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan
apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan
teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
berkembang menjadi teori.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA
Ada sejumlah proses umum yang bisa dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian mereka untuk menggambarkan keseluruhan aktivitas analisis data ini,
sebagaimana yang dikemukakan Creswell, Rossman dan Rallis (1998) yang
mendeskripsikan sebagai berikut:
1. Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi
terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan
menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Dalam hal ini, analisis data
kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan
pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama. Ketika wawancara
berlangsung, misalnya, peneliti sambil lalu melakukan analisis terhadap datadata yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara ini, menulis catatancatatan kecil yang dapat dimasukkan sebagai narasi dalam laporan akhir, dan
memikirkan susunan laporan akhir.
2. Analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan
pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis informasi para partisipan.
3. Analisis data kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan bukubuku ilmiah seringkali menjadi model analisis yang umum digunakan. Dalam
model

analisis

tersebut,

peneliti

mengumpulkan

data

kualitatif,

menganalisisnya berdasarkan tema-tema atau perspektif-perspektif tertentu,


dan menentukan 4 5 tema. Meski demikian, saat ini tidak sedikit peneliti
kualitatif yang berusaha melampaui model analisis yang sudah lazim tersebut
dengan menyajikan prosedur-prosedur yang lebih detail dalam setiap strategi
penelitiannya. Misalnya, strategi grounded theory kini sudah memiliki
langkah-langkah sistematis dalam analisis datanya. Langkah-langkah ini
meliputi, misalnya, membuat kategori-kategori atas informasi yang diperoleh
(open coding), memilih salah satu kategori dan menempatkannya dalam satu
model teoritis (axial coding), lalu merangkai sebuah cerita dari hubungan

antar kategori ini (selective coding). Selain grounded theory, ada pula
penelitian etnografi, studi kasus, fenomenologi, dan biografi atau naratif.
Data yang terkumpul dalam penelitian kualitataif biasanya meliputi ratusan
bahkan ribuan halaman. Dalam penelitian lapangan dapat menghasilkan data-data
untuk dianalisis untuk keperluan pemecahan permasalahan masyarakat itu sendiri.
Langkah-langkah untuk penganalisaan yang bersifat umum adalah sebagai
berikut:
B. MODEL- MODEL ANALISIS DATA
1) Model Bogdan dan Biklen
a. Analisis Selama Pengumpulan Data
Meskipun perbedaan-perbedaan analisis ini sangat bergantung pada jenis
strategi yang digunakan, peneliti kualitatif pada umumnya menggunakan
prosedur yang umum dan langkah-langkah khusus dalam analisis data. Cara
yang ideal adalah dengan mencampurkan prosedur umum tersebut dengan
langkah-langkah khusus. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan berikut.
Menginterpretasi tema-tema/deskripsi-deskripsi
Menghubungkan tema-tema/deskripsi-deskripsi
(seperti grounded theory, studi kasus, dsb)

Tema-tema

Deskripsi

Men-coding data (tangan atau komputer)


Memvalidasi
keakuratan
informasi

Membaca keseluruhan data

Mengolah dan mempersiapkan data untuk


Data mentah (transkripsi, data lapangan,
gambar, dan sebagainya)

Gambar 1: Bagan analisis data penelitian kualitatif


Gambar tersebut dapat dijabarkan lebih detail dalam langkah-langkah analisis
berikut ini:
4

Langkah 1 : Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalasis. Langkah ini


melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengetik
data lapangan, atau memilah-memilah dan menyusun data tersebut
ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber
informasi.
Langkah 2 : Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun
general sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan
maknanya

secara

keseluruhan.

Gagasan

umum

apa

yang

terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasangagasan tersebut? Bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas,
dan petuturan informasi itu? Pada tahap ini, para peneliti kualitatif
terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan
umum tentang data yang diperoleh.
Langkah 3 : Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding
merupakan proses mengolah materi atau informasi menjadi
segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya. Langkah ini
melibatkan beberapa tahap: mengambil data tulisan atau gambar
yang

telah

dikumpulkan

selama

proses

pengumpulan,

mensegmentasi kalimat-kalimat (atau paragraf-paragraf) atau


gambar-gambar tersebut ke dalam kategori-kategori, kemudian
melabeli kategori-kategori ini dengan istilah-istilah khusus, yang
seringkali didasarkan pada istilah atau bahasa yang benar-benar
berasal dari partisipan (disebut dengan istilah in vivo). Data yang
diperoleh dari langkah di atas, kemudian dikelompokkan ke dalam
tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola temuan.
Jadi, Coding harus dilakukan sesuai dengan kerangka teoritis yang
dikembangkan

sebelumnya.

Dengan

cara

ini,

Coding

memungkinkan peneliti untuk mengkaitkan data dengan masalah


penelitian

b. Hal yang harus diperhatikan sebelum berlanjut ke analisis dan


interpretasi setelah pengumpulan data.
1). Jangan takut berspekulasi.
2). Perhatikan penyaluran (venting).
Hal yang dapat dilakukan dengan dua cara tersebut yaitu membicarakan
ide-ide dengan teman dan kolega atau menulis memo, memberi komentar
observasi dan sebuah teks, yang kedua menyarankan anda bahwa
sementara anda mereview data anda, anda mencatat sejumlah ide-ide.
3). Ketika bekerja pada hard copy itu harus digunakan dengan sepenuhnya,
dengan garis dan notasi, atau dicorat-coret dengan menggunakan pensil
sehingga dapat dihapus kembali jika pada akhirnya membingungkan.
c. Analisis

dan

interpetasi

data

setelah

pengumpulan

data

dan

pengembangan kategori-kategori pengkodean.


(a) kode latar/konteks: istilah ini merujuk pada bawahnya sebagai informasi
umum pada latar, topik, atau subjek dapat disortir
(b) kode-kode situasi: dibawah jenis kode ini anda menempatkan unit-unit
data yang mengatakan pada anda bagaimana subyek mendefinisikan latar
atau topik tertentu.
(c) kode peristiwa: jenis kode ini diarahkan pada unit data yang
berhubungan secara khusus dengan aktivitas yang terjadi dalam latar
atau kehidupan subjek yang anda wawancarai.
(d) kode naratif: kode naratif mendeskripsikan struktur bicara itu sendiri.
Ketika informan mengatakan kepada anda kisah mereka, mereka
menawarkan suatu pandangan hidup mereka yang dikerangkai atau
dibingkai dalam cara-cara tertentu.
(e) kode metode: rumpun pengkodean ini memisahkan materi yang
berhubungan dengan prosedur penelitian, masalah, kesenangan, dilema,
dan sebagainya.
2) Model Milles Dan Huberman
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci.
Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum,
dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil
6

mengikhtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan


kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai
tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
b. Model data (Data Display)
Langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah model data, kita
mendefiniskan sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendiskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melihat
sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan
sesuatu analisis lanjutan atau tindakan didasarkan pada pemahaman
tersebut. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini
adalah teks naratif. Dari sekian banyak teks yang ada yang mungkin sampai
mencapai ratusan halaman itu merupakan suatu kesulitan tersendiri dalam
proses analisis data. Teks tersebut mungkin cakupannya sangat luas, tidak
beraturan antara satu dan lainnya. Hal tersebut yang menyebabkan peneliti
terburu-buru dan melompat dalam mengambil kesimpulan dalam proses
menganalisis data tersebut. Dalam tujuan analisis kita menjadi yakin bahwa
model yang lebih baik adalah suatu jalan masuk untuk analisis kualitatif yang
valid. Model tersbeut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja,
dan bagan. Semua drancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam
suatu yang dapat diakses secara langsung dalam bentuk yang praktis, dengan
demikian peneliti dapat melihat apa yang terjadi dan dapat dengan baik
menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan maupun bergerak ke
analisis ke tahap berikutnya.

c. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi


Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah menyimpulkan dan melakukan
verifikasi atas data-data yang sudah diproses atau ditransfer kedalam bentukbentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan.

3) Model Spradley (Etnografi)


Pada dasarnya, menurut Spradley, penelitian etnografi menawarkan strategi
yang jitu untuk menemukan teori dari dasar berdasarkan data empiris deskripsi
budaya danhal ini sejalan dengan temuan Glaser dan Strauss pada 1967 yakni
Grounded Theory. Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses
penemuan pertanyaan. Penganalisisan catatan lapangan perlu dilakukan pada
setiap kali data terhimpun. Hal ini dilakukan untuk menentukan langkah
maupun data lainnya yang masih diperlukan. Terdapat empat jenis analisis,
yakni analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis
tema.
a. Domain Analysis (Analisis Domain)
Untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari subjek penelitian
atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan rinci peneliti menemukan
berbagai kategori atau domain tertentu sebagai pijakan penelitian
selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih, semakin banyak waktu
penelitian. Hasilnya berupa gambaran umum tentang subjek yang diteliti,
yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang
diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan, namun sudah menemukan
domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang diteliti.
b. Taxonomic Analysis (Analisis Taksonomi)
Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Menjabarkan domaindomain yang dipilih menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur
internalnya. Hal ini dilakukan dengan pengamatan yang terfokus.
c. Componential Analysis (Analisis Komponensial)
Mencari

ciri spesifik

pada setiap struktur internal

dengan cara

mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan melalui observasi dan


wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang mengontraskan. Dengan
teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi, sejumlah dimensi yang
spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan.
8

d. Discovering Cultural themes (Analisis Tema Budaya)


Mencari hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan
yang selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan
subfokus penelitian. Proses analisis dan interpretasi melibatkan pengujian
disiplin, pemahaman kreatif, dan perhatian cermat pada tujuan penelitian.
Dua langkah ini secara konseptual merupakan proses yang terpisah. Proses
analisis dimulai dengan perakitan materi-materi mentah dan pengambilan
suatu tinjauan mendalam atau gambaran totaldari proses keseluruhan.
Analisis adalah proses pengurutan data,

dasar. Strategi reduksi data

merupakan hal yang amat penting dalam hal ini. Sementara, interpretasi data
melibatkan pengikatan makna dan signifikansi kepada analisis, penjelasan
pola deskriptif, melihat pada hubungan dan keterkaitan di antara dimensidimensi deskriptif.
4) Model Philip Marying
a. Teknik Analisis Domain (Domain Analysis)
Analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek
peneliti secara umum atau di tingkat permukaan, namun relatif utuh
tentang objek penelitian tersebut. Teknik analisis ini terkenal sebagai
teknik yang dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi. Artinya,
analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran
seutuhnya dari objek yang diteliti, tanpa harus diperincikan secara detail
unsur-unsur yang ada dalam keutuhan objek penelitian tersebut.
Seorang peneliti misalnya menganalisa lembaga sosial, maka
domain atau kategori simbolik dari lembaga sosial antara lain: keluarga,
perguruan tinggi, rumah sakit. Sehubungan dengan kemungkinan
bervariasinya domain, maka disarankan menggunakan hubungan semantik
(semantik relationship) yang bersifat universal dalam analisis domain,
yakni: 1) Jenis, 2) Ruang, 3) Sebab akibat, 4) Rasional, 5) Lokasi kegiatan,
6) Cara ke tujuan, 7) Fungsi, 8) Urutan, 9) Atribut.
Terdapat 6 langkah dalam mengaplikasikan analisis domain, yakni:
9

1. Memilih pola hubungan semantik tertentu atas dasar informasi atau


fakta yang tersedia dalam catatan harian peneliti di lapangan,
2. Menyiapkan kerja analisis domain,
3. Memilih kesamaan-kesamaan data dari catatan harian peneliti di
lapangan,
4. Mencari konsep-konsep induk dan kategori-kategori simbolik dari
tertentu yang sesuai dengan suatu pola hubungan semantik,
5. Menyusun pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing-masing
domain,
6. Membuat daftar keseluruhan domain dari seluruh data yang ada.
b. Teknik Analisis Taksonomi (Taksonomi Analysis)
Teknik analisis domain memberikan hasil analisis yang luas dan
umum, tetapi belum terperinci serta masih bersifat menyeluruh. Apabila
yang diinginkan adalah suatu hasil dari analisis yang terfokus pada suatu
domain atau sub-sub domain tertentu maka peneliti harus menggunakan
teknik analisis taksonomi. Teknik ini terfokus pada domain-domain
tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain serta
bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci, yang umumnya
merupakan satu rumpun yang memiliki kesamaan. Hal yang perlu
diketahui pula bahwa banyak sedikit pecahan-pecahan domain menjadi
subdomain dan seterusnya, tergantung pada kompleksnya domain itu
sendiri atau tergantung pada peneliti mengembangkan kompleksitas
domain tertentu.
c. Teknik Analisis Komponensial (Componential Analysis)
Teknik analisis komponensial adalah teknik analisis yang cukup
menarik dan paling mudah dilakukan karena menggunakan pendekatan
kontras antarelemen. Kedua teknik analisis tersebut pada umumnya
digunakan dalam ilmu-ilmu sosial karena dua cara ini adalah yang
termudah untuk gejala-gejala sosial. Teknik analisis komponensial secara

10

keseluruhan memiliki kesamaan kerja dengan teknik analisis taksonomik,


hal yang membedakan kedua teknik analisis ini hanyalah pada pendekatan
yang dipakai oleh masing-masing teknik analisis.
Teknik analisis komponensial digunakan dalam analisis kualitatif
untuk menganalisis unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang
kontras satu sama yang lain dalam domain-domain yang telah ditentukan
untuk dianalisis secara lebih terperinci. Kegiatan analisis dapat dimulai
dengan menggunakan beberapa tahap yaitu: (a) penggelaran hasil
observasi dan wawancara; (b) pemilihan hasil observasi dan wawancara;
dan (c) menemukan elemen-elemen kontras.
d. Teknik Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes
Analysis)
Teknik analisis tema memiliki bentuk yang sama dengan teknik
analisis domain, tetapi muatan analisis berbeda dengan yang tersirat dalam
nama masing-masing teknik tersebut. Teknik analisis tema mencoba
mengumpulkan sekian banyak tema-tema, fokus budaya, etos budaya, nilai
dan simbol budaya yang terkonsentrasi pada domain-domain tertentu.
Selain itu, analisis tema berusaha menemukan hubungan-hubungan
yang terdapat pada domain-domain yang dianalisis sehingga akan
membentuk suatu kesatuan yang holistik, dalam suatu complex pattern
yang akhirnya akan menampakkan ke permukaan tentang tema-tema atau
faktor yang paling mendominasi domain tersebut dan mana yang kurang
mendominasi. Ada beberapa hal yang secara prinsip paling menonjol pada
analisis ini yaitu dalam melakukan analisis. Peneliti harus kegiatan sebagai
berikut: a. Peneliti harus mampu melakukan analisis komponensial antar
domain, b. Membuat skema sarang laba-laba untuk dapat terbentuk pada
domain satu dengan lainnya, c. Menarik makna dari hubungan-hubungan
yang terbentuk pada masing-masing domain, d. Menarik kesimpulan
secara universal dan holistik tentang makna persoalan sesungguhnya yang
sedang dianalisis.

11

Sebelum hasil analisis ini dibuat dalam sebuah laporan, maka peneliti
sekali lagi harus melakukan komparasi hasil analisisnya dengan berbagai
macam literatur yang ada serta kelompok atau masyarakat lain sehubungan
dengan persoalan yang ditelitinya.
5) Anslem L. Strauss dan Juliet Corbin (Grounded Theory)
a. Open Coding
Pada proses open coding (pengkodean terbuka), peneliti membentuk
kategori awal dari informasi tentang fenomena yang dikaji dengan
pemisahan informasi menjadi beberapa kategori (segmen). Di dalam setiap
segmen, peneliti berupaya menemukan subsegmen (propertics) dan
mencari data untuk membuat dimensi atau memperlihatkan kemungkinan
ekstrim pada kontinum subsegmen tersebut.
b. Axial Coding
Dalam axial coding (pengkodean poros), peneliti menyusun data dengan
cara baru setelah open coding. Rangkaian data ini disajikan dengan
menggunakan paradigma pengkodean atau diagram logika melalui
beberapa langkah yakni mengidentifikasi fenomena sentral, menjajaki
kondisi kausal (kategori yang memengaruhi fenomena), menspesifikasi
strategi-strategi (tindakan atau interaksi yang dihasilkan fenomena
sentral), mengidentifikasi konteks dan kondisi yang menengahinya (luas
dan sempitnya kondisi yang memengaruhi strategi), dan menggambarkan
konsekuensi (hasil strategi).
c. Selective Coding
Scanning data dan coding yang dilakukan sebelumnya setelah

semua data lengkap.


Tema utama muncul dan memudahkan peneliti untuk melakukan
interpretasi dan analisis.

Oleh karena itu, data dapat dikelompokkan kedalam tema tertentu yaitu
tema tentang angka, simbol, huruf besar dan huruf kecil (open coding). Data
tersebut tenyata memiliki keterkaitan, misalnya angka berhubungan dengan

12

simbol dan huruf kecil berhubungan dengan huruf besar (axial coding dan
selective coding).
Untuk orang lain dengan minat yang lebih besar dalam teknologi dan
dengan waktu untuk belajar program komputer, analisis komputer yang ideal.
Sebuah analisis komputer data kualitatif berarti bahwa peneliti menggunakan
program

komputer

kualitatif

untuk

memfasilitasi

proses

menyimpan,

menganalisis, dan penyortiran data. Dengan perkembangan program-program


komputer, Peneliti memiliki pilihan apakah menggunakan tangan coding atau
analisis komputer. Peneliti mungkin mendasarkan keputusan peneliti pada
beberapa faktor. Gunakan program komputer ketika peneliti:
Apakah menganalisis database yang besar (misalnya, lebih dari 500 halaman
transkrip atau catatan lapangan) dan perlu untuk mengatur dan melacak
informasi yang luas.
Apakah cukup terlatih dalam menggunakan program dan menggunakan
komputer nyaman.
Memiliki sumber daya untuk membeli program atau dapat menemukan satu
untuk digunakan.
Perlu pemeriksaan dekat setiap kata dan kalimat untuk menangkap kutipan
tertentu atau arti dari bagian.

C. INTERPRETASI DATA
1. Mempresentasikan Dan Melaporkan Penemuan-Penemuan
Setelah pengkodean data, analisis data tersebut untuk mendapatkan
gambaran tema-tema, tingkatan dan keterkaitan antar tema. Laporkan penemuanpenemuan itu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
a. Mempresentasikan Penemuan-Penemuan
Peneliti-peneliti kualitatif sering memperlihatkan penemuan-penemuannya
secara visual (Miles & Huberman, 1994) dengan menggunakan gambar atau figur
yang memberikan penjelasan pada diskusi-diskusi.

13

a) Ciptakan tabel pembanding.

Ciptakan kesan visual dari informasi dalam

bentuk tabel pembanding (lihat Spradley, 1980b) atau matrik. sebuah tabel
yang membandingkan kelompok-kelompok dalam masing-masing tema.
Dalam peneltian kualitatif tentang arti dari professionalism, peneliti
mengumpulkan pernyataan-pernyataan dari guru pria dan wanita di sebuah
sekolah. Pernyataan-pernyataan dari guru-guru tersebut diperlihatkan pada
table 9.1.
b) Kembangkan diagram pohon. Diagram ini menghadirkan secara visual tematema dan saling keterkaitannya.
c) Hadirkan figure/gambar. Figur dalam kotak-kotak menunjukkan hubungan
hubungan antara tema-tema.
d) Buat peta. Lukiskan tataruang fisik dari setting.
e) Kembangkan table demografi. Gambarkan informasi personal dan demografi
masing-masing orang dalam penelitian.
b. Melaporkan Penemuan-Penemuan
Bentuk utama dari mempresentasikan dan melaporkan penemuanpenemuan dalam penelitian kualitatif adalah diskusi narasi. Diskusi narasi adalah
pesan tertulis dalam penyelidikan kualitatif yang telah disimpulkan penulis
dengan rinci, penemuan-penemuan dari analisis data mereka. Tidak adanya bentuk
yang dibuatbuat dari narasi ini, yang dapat memvariasikannya dari satu bentuk
ke bentuk lainnya. Walaupun demikian, itu membantu dalam mengidentifikasi
bentuk-bentuk yang sudah sering digunakan.
Bentuk-bentuk dari Diskusi Naratif dalam Penelitian Kualitatif.
Bentuk-bentuk dari Diskusi Naratif
Contoh
Suatu diskusi yang menghadirkan kronologi
Kronologi dari pengalaman-pengalaman guru
dengan

koordinator

pendidikannya

yang

mengarahkan dia mundur dari sekolah


Suatu diskusi yang melukiskan kejadian dan Suatu gambaran dari anak remaja yang
setting (konteks)
Suatu diskusi tentang tema

membaca majalah remaja


Suatu diskusi tentang tema dari penelitian guru

Suatu diskusi tentang figur

in-classroom
Suatu figure yang menghadirkan suatu model

14

dari prose dari terapi seni dengan klien


Suatu diskusi tentang lapisan atau tema yang Suatu diskusi tentang tingkat komplesitas
saling berkaitan

dalam tanggapan kampus terhadap a gunman

insident
Suatu diskusi yang memasukkan litertur masa Suatu diskusi yang memasukkan litertur masa
lalu dan kajian penelitian

lalu dengan tujuan untuk mengembangkan


rencana kampus untuk menghindari potensi

kekerasan
Suatu diskusi yang memunculkan pertanyaan Suatu diskusi yang memunculkan pertanyaan
ke depan yang perlu dibicarakan

tentang kesamaan dan perlakuan terhadap

wanita
Suatu diskusi yang menggunakan penelitian Suatu diskusi yang menggali praktek-praktek
peserta untuk menantang asumsi-asumsi yang diskriminasi di sekolah kami
diterima atau yang tersembunyi
Suaatu diskusi tentang bagaimana peserta Suatu diskusi tentang bagaimana seorang guru,
diberdayakan dan berubah

dengan berbagi cerita, merasa diberdayakan.

Juga mempertimbangkan elemen-elemen narasi yang ada dalam laporan


pada penemuanmu Interpretasi data / memaknai data.
c. Menemukan Temuan-Temuan
Interpretasi mencakup pembuatan data itu bermakna, atau pelajaran itu
dipelajari seperti yang digambarkan oleh (Lincoln and Guba, 1985). Interpretasi
pada penelitian kualitatif berarti peneliti mundur dan membentuk beberapa arti
yang lebih luas tentang fenomena berdasarkan penelitian pribadi, dibandingkan
dengan kajian masa lalu, atau keduanya. Penelitian kualitatif adalah penelitian
interpretasi, dan harus membuat penemuan itu berarti.
1. Ringkaskan Temuan-Temuan.
Suatu sesi khusus discussion dimulai dengan ikhtisar umum atas
temuan-temuan utama. Kadang-kadang kamu menyatakan setiap pertanyaan
penelitian individu lagi dan melengkap temuan-temuan dengan masing-masing
pertanyaan. Maksud keseluruhan dari pesan ini adalah menyediakan peninjauan

15

kembali bagi pembaca atas temuan-temuan untuk menyempurnakan hasil-hasil


akhir yang lebih rinci atas gambaran dan pesan tema.
2. Sampaikan refleksi pribadi
Karena peneliti kualitatif percaya bahwa penelitian pribadi tidak pernah
dapat tetap terpisah dari interpretasi, refleksi pribadi atas makna dari data adalah
termasuk dalam kajian penelitian. Kamu mendasarkan interpretasi pribadi ini pada
dugaan-dugaan, penelitian-penelitian, dan intuisi-intuisi.
3. Buat perbandingan dengan literature
Interpretasi barangkali berisikan referensi-referensi pada literature dan
kajian masa lalu. Mirip dengan penelitian kualitatif, penanya menginterpretasikan
data dalam penelitingan penelitian masa lalu, yang menunjukkan bagaimana
temuan-temuan dapat mendukung atau menolak kajian sebelumnya, atau
keduanya. Interpretasi ini dapat membandingkan temuan-temuan kualitatif dengan
penelitian-penelitian yang dipaparkan pada konsep ilmu sosial yang ditemukan
pada literatur, atau mengkombinsikan penelitian pribadi dengan istilah atau ide
ilmu sosial.
4. Menawarkan batasan-batasan dan saran-saran untuk penelitian ke depannya
Peneliti kualitatif menganjurkan batasan-batasan yang mungkin atau
kelemahan-kelemahan dari kajian dan membuat rekomendasi untuk penelitian
lanjutan. Pembatasan-pembatasan mendapatkan masalah pada pengumpulan data,
pertanyaan yang tak terjawab oleh peserta, atau seleksi lebih baik dari sampel
sasaran dari individu-individu, atau tempat-tempat untuk kajian.
Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasikan atau
memaknai data. Mengajukan pertanyaan seperti Pelajaran apa yang bisa diambil
dari semua ini? akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan
(Lincoln & Guba, 185). Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si peneiti,
dengan berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa kebudayaan, sejarah
dan pengalaman pribadinya kedalam penelitian. Interpretasi juga bisa berupa
makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi
yang berasal dari literature atau teori. Dalam hal ini, peneliti menegaskan apakah
hasil penelitiannya membenarkan atau justru menyangkal informasi sebelumnya.

16

Interpretasi atau pemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru


yang perlu dijawab selanjutnya: pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan
analisis, dan bukan dari hasil ramalan peneliti.
Salah satu cara yang, menurut Wolcott (1994), dapat diterapkan ahli
etnografi untuk mengakhiri penelitiannya adalah dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan lebih lanjut.. Pendekatan questioning ini juga berlaku dalam
perdekatan advokasi dan partisipatoris. Selain itu, jika peneliti kualitatif
menggunakan perspektif teoritis, mereka dapat membentuk interpretasiinterpretasi yang diorientasikan pada agenda aksi menuju reformasi dan
perubahan. Jadi, interpretasi atau pemaknaan data dalam penelitian kualitatif dapat
berupa banyak hal, dapat diadaptasikan untuk jenis rancangan yang berbeda, dan
bersifat pribadi, berbasis penelitian, dan tindakan.
Interpretasi Data
1. Interpretasi data mendasar terutama pada hubungan-hubungan, aspek-aspek
umum, dan keterkaitan antara bagian-bagian data, katagori dan susunansusunan. Interpretasi tidak dapat dikatakan berhasil jika peneliti tidak
mengetahui data itu secara menyeluruh.
2. Tujuan dari interpretasi adalah untuk menjawab empat pertanyaan yaitu:
Apakah yang penting dalam data tersebut? Mengapa data itu penting? Apa
yang bisa dipelajari dari data tersebut? Dan untuk apa data tersebut?
3. Mengembangkan analisis merupakan strategi interpretasi data dalam mana
peneliti

memunculkan pertanyaanpertanyaan dari

penelitan tersebut,

mencatat implikasi-implikasi yang mungkin bisa ditarik tanpa menarik


implikasi-implikasi yang sebenarnya.
4. Menghubungkan penemuan-penemuan
mendorong

peneliti

untuk

dengan

menginterpresikan

pengalaman
sendiri

pribadi

berdasarkan

pengetahuan yang mendalam dan pemahaman setting riset.


5. Mintalah nasehatnasehat yang membangun dari teman-teman, teman kerja
yang dipercaya yang akan manawarkan pengetahuan mereka yang mungkin
terlewatkan/hilang karena ketertutupan penulis pada penyelidikan ini
6. Merangkaikan kata-kata penemuan-penemuan dari penyelidikan literature
yang berhubungan mencakup penggunaan ulasan literatur yang berhubungan
untuk menyediakan dukungan atas penemuan dari penyelidikan ini.
17

7. Kembali lagi pada teori yang mendukung peneliti untuk menghubungkan


penemuan-penemuan untuk meluaskan isu-isu saat itu dan untuk menemukan
tingkat abstraksi serta untuk memindahkan melampui laporan sebenarnya
8. Mengetahui kapan untuk mengatakan kapan mendorong penulis untuk
menahan diri menawarkan interpretasi daripada menawarkan interpretasi yang
diragukan.
9. Sebagai peneliti kualitatif, kamu seharusnya membagi interpretasi kamu
dengen

bijaksana

dan

menghindarnya

menjadi

evangelis

tentang

interpretasimu. Sediakan hubungan yang jelas antara koleksi data, analisis dan
interpretasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data
memerlukan cara berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut
merupakan proses yang saling terkait dan sangat erat hubungannya. Analisis data
merupakan proses untuk pengorganisasian data dalam rangka mendapatkan polapola atau bentuk-bentuk keteraturan. Sedangkan interpretasi data adalah proses
pemberian makna terhadap pola-pola atau keteraturan-keteraturan yang ditemukan
dalam sebuah penelitian. Data yang terkumpul diharapkan dapat merupakan
jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Proses penyusunan
data dapat berbeda-beda antar peneliti tergantung selera, pengalaman dan
kreatifitas berfikir sehingga data yang terkumpul dapat mempengaruhi pemilihan
alat analisis data. Dalam penelitian kualitatif tidak ada formula yang pasti untuk
menganalisis data seperti formula yang dipakai dalam penelitian kuantitatif.
Namun, pada dasarnya terdapat beberapa kesamaan langkah yang ditempuh untuk
menganalisis dan interpretasi data. Proses analisis data diawali dengan menelaah
seluruh data yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber yaitu wawancara,
pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka). Langkah berikutnya reduksi
data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan upaya membuat
rangkuman dari segala data yang ada. Kemudian, menyusunnya dalam satuansatuan.

Satuan-satuan

ini

dikategorisasikan

pada

langkah

berikutnya.

Pengkategorian ini dilakukan dengan cara koding. Selanjutnya adalah melakukan

18

pemeriksaan keabsahan data. Langkah terakhir, penafsiran data yang telah untuk
diuji (verifikasi) untuk dijadikan teori substansif dengan menggunakan beberapa
metode tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J.W. (diterjemahkan oleh Achmad Fawaid). 2009. Research Design ;
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Creswell, J.W. 2008. Educational Research Planning, Conducting And Evaluating
Quantitative And Qualitative Research. New Jersy, Pearson Education.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT
Gramedia
Gay R, E. Miles G & Aurasian. 2009. Educational Research: Competencies for
Analysis and Applicaions-9th. Ed New Jersey, Merril-Pearson Education.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

19

Anda mungkin juga menyukai