The paper discuss grand idea of GST, critical and its as skeleton of science
Term
“General Systems Theory (GST) is a name which has come into use to describe a
level of theoretical model-building which lies somewhere between the highly
generalized constructions of pure mathematics and the specific theories of the
specialized disciplines.” (Boulding, 1956)
(GST adalah konsep untuk mendiskripsikan model struktur teori yang berada di antara
pendekatan matematis murni dengan teori-teori dari disiplin khusus).
This description of GST is very important as many complexity theorist still talk of a
theory of complexity, or of a theory of management as fill all the complexities and
ambiguities of our perceived realities could some how be reduced to neat little
theoritical package much akin to the physicist quest for a theory of everything.
Teori sistem klasik menggunakan pendekatan matematis dengan tujuan untuk
menyatakan prinsip yang digunakan pada sistem umum atau sub kelas yang
ditentukan. Berbagai teori pendukungnya antara lain : Teori Bagian, Teori Jaringan,
Cibernetika, Teori Permainan, Teori Keputusan.
1
Karakteristik lmu modern adalah terspesialisasi, diharuskan dengan banyak data,
kompleksitas tehnik dan struktur teoritis di semua bidang. Dengan fenomena itu maka
memerlukan disiplin ilmu baru yang disebut Teori Sistem Umum (GST).
Subjek masalah GST adalah perumusan dan derivasi prinsip-prinsip valid untuk
sistem secara umum. Pada ilmu fisika, dihubungkan dengan sistem level-level
generalitas yang berbeda. Dengan mendefinisikan konsep sistem, kita akan tahu
bahwa model, prinsip dan hukum yang ada bisa diterapkan pada sistem secara umum
dengan mengabaikan jenis, elemen dan kekuatan khusus yang terlibat.
GST sebagai dasar dan perkembangan teori umum dari sistem dengan aplikasi pada
berbagai bidang studi, menekankan holisme dari sifat mekanisme organisme (biologi).
Dasar GST adalah hubungan antara unsur-unsur yang semua bersama-sama
membentuk keseluruhan.
Dasar Filosofis
GST sebagai ilmu, mendasarkan pada filsafat : aspek ontologis, epistemologis dan
aksiologis. Aspek - aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain
karena kesatuannya membentuk kadar keilmuan dari sebuah ilmu.
1. Aspek ontologis, ini sangat esensial karena dari sana dapat ditelusuri cakupan ilmu
tersebut atau kedudukan ilmu tersebut di antara rumpun ilmu yang lain. Ontologi
merupakan salah satu kajian filsafat§ yang paling kuno dan berasal dari Yunani§, studi tersebut
membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Aspek ontologis memberikan
kekhasan atau keunikan dari sebuah ilmu sehingga berbeda dengan ilmu yang lain.
Dengan menelusuri kaitan dan kedudukan ilmu ini di tengah ilmu yang lain maka
dapat ditemukan realitas dalam konteks metafisika.
2. Aspek epistemologis, ini merupakan jalan untuk mengetahui atau mengkaji sebuah
ilmu. Oleh karena itu dibutuhkan teori-teori atau metode yang khas ilmu tersebut
untuk menyelami apa yang menjadi esensi ilmu tersebut. Tanpa sifat epistemologis
maka ilmu tersebut tidak memiliki kredibilitas ilmiah karena sulit
dipertanggungjawabkan. Aspek epistemologis membantu untuk mengetahui
batasan dari sebuah ilmu, dengan demikian tidak terlalu lentur untuk ditafsirkan
sesuai dengan perspektif penafsirnya. Untuk menyelami sebuah ilmu maka
dibutuhkan kemampuan memahami logika, di mana dapat dibangun premis-premis,
analogi hingga mencapai kesimpulan yang valid dan benar.
3. Aspek aksiologis, adalah memberikan jalan dan bukti apakah sebuah ilmu yang
dipelajari membawa manfaat bagi orang yang mempelajarinya. Aspek aksiologis
diperlukan untuk mengetahui alasan mendasar untuk apa sebuah ilmu dipelajari dan
jika telah dipelajari apa manfaat, sumbangan dan implikasinya bagi kehidupan
manusia.
Jika ketiga aspek filosofis ini dimiliki oleh sebuah ilmu maka dapat dipastikan bahwa
ilmu tersebut memiliki daya dan kekuatan yang layak dipelajari karena mendatangkan
manfaat bagi mempelajarinya. Berdasarkan pada landasan berpikir di atas maka dapat
ditegaskan bahwa manajemen sistem layak dipelajari karena tergolong ilmu strategis
yang memiliki muatan filosofis yang mendalam.
2
Dari aspek aksiologis, sistem dalam teori manajemen berperan penting dan luas
cakupannya, meliputi perusahaan, pemerintahan, manusia sebagai bagian biologi dan
seterusnya. Setiap orang yang berurusan dengan manajemen, posisi, pengaruh, dan
keinginan yang menentukan kehidupan wajib memiliki kemampuan berpikir dan
bertindak sistematis. Pemikiran sistematis berarti harus memahami mengenai filosofi
sistem itu sendiri. Hampir dalam segala aspek kehidupan memerlukan pendekatan
sistem, artinya menekankan perlunya dikaji berdasarkan sistem berpikir yang
sistematis, rasional, realistis dan aplikatif.
Tujuan GST
GST, sebagai disiplin ilmu memuat teori tertentu yang dijadikan dasar pendekatan.
Teori, adalah asumsi dasar yang digunakan untuk membuktikan penelitian ilmiah,
sebagai prinsip umum yang menjadi rujukan dalam menemukan kebenaran ilmiah,
teori merupakan bangunan berpikir sistematis, logis, empiris dan simbolis (Salaman
dan Anton, 2005). Sementara Moleong (1989), memberikan definisi sebagai aturan
yang menjelaskan proposisi atau seperangkat yang berkaitan dengan beberapa
fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari : (1) hubungan –
hubungan yang dapat dapat diamati di antara kejadian – kejadian yang diukur, (2)
mekanisme atau struktur yang mendasari hubungan – hubungan, (3) hubungan –
hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksud.
Menurut Carlile and Christensen, (2005) bangunan suatu teori ditempuh melalui 3
langkah : observasi, kategoririsasi, dan asosiasi. Langkah pertama, observasi, peneliti
mengamati fenomena, mengukur apa yang dilihat dan hati - hati mendiskripsikannya.
Langkah kedua, kategorisasi atau klasifikasi fenomena dengan atribut tertentu.
Terakhir, asosiasi, peneliti harus mengeksplor asosiasi di antara data yang sudah
terkategori, serta outcome yang diamati, mencatat perbedaan outcome berdasarkan
perbedaan atribut
Kemudian terminologi sistim, beberapa pemikir menyampaikan pendapatnya.
Rapaport, memberikan definisi : a system as an "entity which can maintain some
organization in the face of change from within or without." (sistem sebagai "entitas
3
yang dapat mempertahankan organisasi dalam menghadapi perubahan). Menurut
Bertalanffy, sistim adalah suatu elemen - elemen yang berada dalam keadaan saling
berhubungan di antara mereka dan dengan lingkungannya.
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang berarti
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah
ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi satu
sama lain dengan demikian orang dapat menciptakan model tertentu berdasarkan
sistem yang ada.
4
sekitar.Menurut konsep ini, organisasi merupakan sebuah open system besar yang di
dalamnya terdiri dari beberapa sub sistim yang saling terkait.
Organisme dalam sitim semacam ini akan mengambil dan memberikan sesuatu dari
dan kepada lingkungannya. Dengan pola take and give itulah organisasi
mempertahankan hidupnya sekaligus dapat berkembang. Sesuai dengan konsep
Darwinisme, keberlangsungan organisasi dicapai jika ada kecocokan (fit) antara
organisasi dan lingkungannya. Permasalahan terkait dengan masalah ini adalah
seberapa jauh organisme tersebut tergantung pada lingkungannya, kemudian
bagaimana organisasi tersebut bertindak dalam merespon lingkungan agar survive ?
5
Sedangkan ilmu biologi dan ilmu sosial umumnya mencari bubungan multi
variabel.
4. Apakah sain klasik tidak bertentangan dengan metafifis atau filosofis ? Saya
(Bertalanffy) tidak protes bahwa biologi berprinsip irreductible to physics,
misalnya menyesuaikan fisik dengan habitat.
5. Oleh karenanya perlu perluasan ilmu tertentu untuk menjawabnya dengan
memperhatikan perilaku biologi dan fenomena sosial, dalam hal ini maka muncul
GST yang bersifat menyeluruh dan iterdisipliner.
6
A adalah komponen
yang dimasukkan
dalam sistim dan
mengalami
transformasi ke dalam
reaksi reversible B, ini
katabolis dalam reaksi
irreversible ke dalam
C, yang akhirnya
dikeluarkan. K1, K2 adalah komponen impor - ekspor konstan, berturut - turut k1, k2,
k3 adalah reaksi konstan. Perputaran protein pada hewan, A merupakan representasi
amino acid, B adalah protein dan C adalah produk ang dikeluarkan.
Keunggulan GST
Secara singkat keunggulan teori GST meliputi :
1. Open system
2. Growth in time
3. Relative growth
4. Competttion and related phenomena
5. Sysem engineering
6. Personality theory
Kritik keterbatasan
Walaupun GST mempunyai banyak keunggulan namun tentunya mengandung
keterbatasan. GST yang berharap dapat "menyatukan sain", agaknya luar biasa
"memusuhi" logika positivistik. Positivist have come back to what is generally agreed
among modern scientist (Lihat Buck, RC, 1956, General Behavior Systems Theory).
7
sacrificing content. Hal ini untuk mengoptimalkan generalitas teori dimaksud.
Tujuan GST
1. At a low level of ambition but with a hig degree of conidence : to point out
similarities in the theoretical constructions of different diciplines, where there exist,
and to develop theoretical models having applicability to at least two different fild
of study.
2. At a higher level of ambition but with perhaps a lower degree of conidence : to
develop soeting like a spetrum of theories - a systemof system wich may perform
the function of a gestalt in the theoretical consruction. Such gestalt in special filds
have been of great value in directing reseach towards the gaps wich they reveal.
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola,
ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori
strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi
menjadi bagian-bagian kecil. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max
Wertheimer, dan Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang
cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan
yang utuh.
Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa lainnya, karena
banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Persepsi jenis ini bisa
terbentuk karena:
1 Kedekatan posisi (proximity)
2 Kesamaan bentuk (similiarity)
3 Penutupan bentuk
4 Kesinambungan pola (continuity)
5 Kesamaan arah gerak (common fate)
Faktor inilah yang menyebabkan kita sering bisa merasakan keteraturan dari pola-pola
yang sebenarnya acak. Misalnya saat seseorang melihat awan, dia dengan mudah bisa
menemukan bentuk muka seseorang. Hal ini disebut pragnan.
Boulding menekankan GST pada sosiologi. Knowledge is not something wich exist
and grown in the abstract. It is a function of human organisme and of social
organitation. Knowledge thus, is always what somebody known, the most perfect
transcript of knowledge in writing is not knowledge if nobody know it. Knowledge
however grows by te receipt of meaningful informtion - that is, by the intake of
massage by a knower wich are capable of reorganizing his knowledge.
Pertumbuhan pengetahuan mengikuti pertumbuhan semantik. Semantik berasal dari
bahasa Yunani semainein (bermakna). Semantik adalah studi tentang makna (luas),
studi tentang makna bahasa. Chaer (1990), mengartikan semantik sebagai mengkaji
makna yang berkaitan dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Pertumbuhan semantik
diistilahkan sebagai underground period ditandai dengan konsep gramatika.
8
Level of Complexity and Characteristics Example
Name
Level 1 Static Structure Static Patterns of atom in a moleculer
formula
Level 2 Simple dinamic with Necessary motion, dynamic, Solar system
pre determined moving, predictable, must be
controlled externally
Level 3 Cybernetic Dynamic, predictable, capable of Thermostat
self-regulation within certain limits.
Level 4 Open system Self maintaining structure The Cell
Level 5 Genetic Sosietal level Open, dynamic, genetically The plant system
determined, capable of self-
regulation through wide range of
changing external & internal
conditions.
Level 6 The animal system Open, dynamic, genetically The animal
determined system that adjusts to
its environment by making internal
adjustments & by forming simple
social groups.
Level 7 Humans Open, dynamic, self-regulating, The individual human being
adaptive through wide considered as a system
circumstances because of ability to
think abstractly & communicate
symbolically
Level 8 The social system More complex than an individual, Fakultas Ekonomi UII
more open to environmental
influence, more adaptive to
circumstance because of collective
experience & wider reservoir of
skills.
Level 9 The transcendental Most freely adaptable to Religi
circumstance because it rises above
& extends beyond the boundaries of
both individuals & social systems.
Semua sistim mempunyai elemen : input, proses, output, umpan balik, kontrol,
lingkungan serta tujuan.
Akhirnya dapat saya simpulkan bahwa GST merupakan kerangka sain dengan spirit
menyediakan framework atau struktur sistim bagi semua disiplin.
Referensi
9
1. General System Theory – A Critical Review, by Ludwig von Bertalanfyy
2. General System Theory : Foundation, Development, Aplication
3. General System Theory : The Skeleton of Science, by Kenneth E. Boulding
4. Hersey, Paul dan Kenneth H. Blancard, 1995, Manajemen Perilaku
Organisasi : Pemberdayaan SDM Edisi 4, Erlangga, Jakarta
5. Saebani, Beni Ahmad, 2012, Filsafat Manajemen, Pustaka Setia, Bandung
6. Gudono, 2009, Teori Organisasi, Pensil Press, Sleman
7. Casey, Catherine, 2002, Critical Analysis of Organization – Theory, Practice,
Revitalization, Sage, New York
WASSALAM
10