menjalankan software, berinteraksi dengan hardware dan software yang sedang beroprasi, dan
menyudahi operasi (menghentikan software dan mematikan hardware). Operator tidak perlu
memiliki latar belakang pendidikan IT, selain pelatihan sesuai tugasnya. Dalam melaksanakan
tugasnya, tentu memerlukan otoritas yang cukup tinggi karena harus bisa menghidupkan dan
mematikan sistem. Mereka memiliki akses penuh atas console sistem dan aplikasi untuk sistem
produksi. Oleh karena itu operator harus bekerja di ruang khusus yang tidak boleh dimasuki oleh
siapa saja selain yang diijinkan oleh pimpinan operasi. Sebaliknya, console sistem dan aplikasi
untuk sistem produksi di setup sedemikian rupa supaya tidak bisa dibuka diluar ruang operator.
Pada dasarnya tugas operator adalah sederhana yaitu mengoperasikan alat, tetapi ternyata
cara pengoperasian,pengetahuan dan sikap operator tentang peralatan tersebut akan berpengaruh
pada aspek yang lain. berikut adalah beberapa tugas operator yang mempunyai tingkat
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang lengkap atau dinyatakan sebagai operator yang
2.Melakukan pemeriksaan dan pengisian bahan bakar, oli pelumas dan fluid lainnya.
4.Mengoperasikan alat dengan aman dan produktif sehingga peralatan menjadi tidak cepat rusak
Operator mempunyai peranan penting dalam aspek-aspek diatas, sehingga peralatan mempunyai
Jasa atau pelayanan (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang menghasilkan
waktu, tempat, bentuk, dan kegunaan psikologis (Haksever et al., 2000). Jasa atau pelayanan
juga merupakan kegiatan, proses, dan interaksi, serta merupakan perubahan dalam kondisi orang
Jasa merupakan kegiatan, perbuatan, atau kinerja yang bersifat tidak nampak. Jasa juga
merupakan struktur komprehensif, bukan tunggal, dan secara konsisten digunakan secara
unidimensional. Perbedaan antara produk dan jasa juga merupakan sesuatu yang terus menjadi
perdebatan. Oleh karena itu, pengertian jasa bersifat ambigu dan kadang-kadang menyesatkan.
Edvardsson (1997) memandang jasa atau pelayanan sebagai bagian dari konsep yang luas suatu
produk. Produk meliputi barang, jasa, perangkat lunak komputer, atau kombinasinya. Pelanggan
terlibat sebagai pembantu produsen dalam proses produksi, sementara jasa atau pelayanan
diciptakan di dalam dan selama proses produksi. Banyak definisi jasa atau pelayanan berfokus
pada pelanggan dan pada kenyataannya, jasa atau pelayanan memang disediakan sebagai solusi
bagi penyelesaian masalah pelanggan. Jasa atau pelayanan dilakukan dengan interaksi antara
Definisi Edvardsson et al. (2005) mengenai jasa berfokus pada penawaran kepada pelanggan,
sehingga jasa atau pelayanan merupakan segala sesuatu pada level abstrak dan bisa
dioperasionalisasikan dan diinterpretasikan dengan cara yang berbeda. Pelayanan pada level
Definisi jasa atau pelayanan tergantung pada pendekatan atau cara pandang.
pertukaran.
penciptaan nilai.
Pandangan yang lebih luas menyatakan adanya peran pelanggan dan penekanan pada nilai
Menurut Mersha dan Adlakha (1992), karakteristik unik jasa memberi kontribusi pada
Kategorisasi jasa juga mencakup berbagai kegiatan yang berakar pada struktur sosial dan sistem
produktif. Ammer dan Ammer mendefinisikan industri jasa sebagai industri yang menghasilkan
ditentukan oleh pelayanan daripada produk. Jasa juga merupakan hasil dari keinginan pelanggan.
Definisi yang disampaikan oleh akademisi memfokuskan pada karakteristik jasa, misalnya jasa
merupakan barang yang tidak nampak dan dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi. Jasa
Karmarkar dan Pitbladdo (1995) menjelaskan karakteristik jasa meliputi output pelayanan yang
dan pengukuran, dan sering kali ada dalam produksi bersama antara penyedia jasa dan pembeli
jasa. Jasa juga merupakan perubahan dalam kondisi orang atau kepemilikan barang pada
Ada tiga dimensi inti jasa atau pelayanan, yaitu kegiatan, interaksi (yang disebut sebagai
pelayanan yang terpisah dari produk fisik), dan solusi terhadap permasalahan pelanggan.
Pelanggan tidak selalu membeli barang atau jasa, tetapi selalu mendapat penawaran. Pelayanan
Dalam perusahaan jasa, pelanggan merupakan input. Jasa atau pelayanan yang disediakan oleh
penyedia jasa tidak dapat dilaksanakan tanpa kehadiran pelanggan sebagai input pelayanan
tersebut. Kepemilikan jasa juga hanya dapat dirasakan oleh pelanggan. Selain itu, informasi
sebagai input juga diperlukan dalam perusahaan jasa. Industri jasa juga dapat diukur sama
dengan industri manufaktur, yaitu produktivitas, kualitas pelayanan, dan efisiensi (Johnston,
2005).
Produktivitas tersebut meliputi produktivitas pelayanan, cara pengukuran produktivitas
Hal ini harus didukung dengan spesifikasi pelayanan, penentuan mekanisme untuk
mengendalikan pelayanan yang mencakup perilaku karyawan dan pelanggan, dan bagaimana
mengelola pelayanan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Sementara itu, efisiensi
merupakan pemetaan proses secara umum dan pendekatan yang digunakan agar organisasi jasa
dapat memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan. Hal ini disebabkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan merupakan kemampuan penting suatu organisasi jasa untuk menanggapi
Rathmell membuat kategorisasi jasa atas tipe pembeli, motif pembeli, praktek pembelian, tipe
penjual, dan tingkat peraturan (Verma, 2000). Konsep paket produk pelayanan didasarkan pada
(Verma, 2000) juga menyatakan bahwa pelayanan disebut sebagai kelompok humanistik primitif
dan tidak efisien, sedangkan pemanufakturan sebagai kelompok teknokratik yang memandang
jauh ke depan dan efisien. Dalam pandangan yang terintegrasi mengenai pelayanan atau jasa
dinyatakan bahwa pengalaman dalam perusahaan manufaktur tidak relevan untuk pengelolaan
operasi jasa atau pelayanan karena dua hal tersebut memang berbeda.
Sampson dan Froehle (2006) menyatakan bahwa dengan proses pelayanan, pelanggan
menyediakan input yang signifikan ke dalam proses produksi. Dengan proses pemanufakturan,
sekelompok pelanggan bisa memberikan kontribusi ide ke dalam desain produk, namun
pelanggan secara individual hanya berpartisipasi dalam memilih dan mengonsumsi output.
Proses pelayanan berbeda dari proses yang bukan pelayanan hanya dalam hal keberadaan input
Oleh karena itu, pemahaman isu unik dalam mengelola pelayanan menghendaki pemahaman
terhadap implikasi input pelanggan. Input pelanggan tersebut merupakan akar penyebab isu yang
unik dan merupakan tantangan dalam manajemen jasa atau manajemen pelayanan.
Organisasi jasa merupakan suatu sistem yang menyediakan pelayanan bagi pelanggan.
Organisasi jasa memiliki misi, strategi, kebijakan, dan terdiri dari beberapa sistem. Sistem
operasi mendesain paket pelayanan dan sistem penyampaian yang terdiri dari pemasaran,
keuangan, dan sumber daya manusia. Sistem pemasaran mengelola hubungan organisasi dengan
pelanggan, meliputi periklanan, penjualan, promosi, distribusi, dan riset pemasaran. Sistem
kebutuhan pelanggan beserta persyaratannya. Data dan informasi inilah yang merupakan input
bagi proses. Desain jasa atau pelayanan juga memperhatikan misi, strategi, kompetensi, dan
sumber daya organisasi. Input lain bagi desain jasa atau pelayanan juga mencakup faktor
lingkungan seperti hukum, peraturan pemerintah, adat dan kebiasaan, serta norma-norma. Tujuan
desain proses tersebut adalah menentukan keuntungan atau manfaat yang dapat dirasakan oleh
pelanggan. Desain sistem penyampaian jasa atau pelayanan bertujuan menentukan di mana,
kapan, dan bagaimana manfaat tersebut tersedia bagi pelanggan. Sistem penyampaian jasa berisi
Personil pelayanan memainkan peran penting dalam penyampaian jasa keberhasilan organisasi.
Pemilihan, pengangkatan, dan pelatihan penyedia pelayanan dilakukan oleh fungsi SDM. Desain
paket pelayanan dan sistem pelayanan mempengaruhi sistem penyampaian jasa di ruang depan
dan ruang belakang yang keduanya dipengaruhi oleh pelanggan dan/atau aset pelanggan.
Sistem penyampaian jasa atau pelayanan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
pelayanan di ruang depan (front room) dan pelayanan di baris atau bagian belakang (back room).
Pelayanan baris depan yang dikenal sebagai tahap depan (front stage) merupakan bagian dari
sistem penyampaian yang nampak dan berhadapan langsung dengan pelanggan. Pada baris depan
ini pelanggan langsung berinteraksi dengan penyedia jasa dan berhubungan dengan fasilitas dan
proses. Sementara pada baris belakang atau belakang layar (backstage) tidak nampak di depan
pelanggan, namun berisi personil, fasilitas, peralatan, dan proses yang mendukung personil dan
Pelayanan atau jasa juga merupakan inti kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini dipaparkan pada
Pelayanan infrastruktur seperti transportasi dan komunikasi merupakan hubungan yang penting
di antara semua sektor ekonomi, termasuk pelanggan. Dalam perekonomian yang kompleks, baik
perekonomian. Periklanan, konsultan, dan sektor jasa lainnya juga merupakan pendukung sektor
manufaktur.
Selain itu, pelayanan keuangan juga mempermudah dalam transfer dana. Pelayanan pemerintah
juga memainkan peran penting untuk menjaga kestabilan lingkungan untuk memperlancar
investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pelayanan atau jasa lain seperti pendidikan, pelayanan
kesehatan, jalan raya, air minum, dan keamanan umum juga penting agar perekonomian tetap
Pelayanan juga tidak hanya membantu kegiatan menghasilkan produk di sektor manufaktur,
2. Hubungan:
3. Kemampuan Pelayanan
pelanggan.