Menurut Jay Heizer dan Barry Render, pengertian manajemen operasional adalah
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output.
Menurut James Evans dan David Collier, definisi manajemen operasional adalah ilmu dan
seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke
pelanggan.
1.2. Ruang Lingkup Manajemen Operasional
Ada beberapa aspek yang saling berhubungan erat dalam ruang lingkup manajemen
operasional, antara lain:
2. Memilih suatu ide yang bisa digunakan untuk pengerjaan strategi suatu perusahaan
3. Suatu usaha untuk menghasilkan perancangan barang atau jasa yang final
2. Perencanaan operasi harus dibuat dalam jadwal produksi utama untuk menentukan
kualitas maupun waktu produksi dalam jangka pendek.
Terdapat beberapa fungsi manajemen operasional bagi suatu perusahaan yaitu sebagai
berikut.
•Fungsi Proses, hal ini bersifat teknis dan biasanya metode ini digunakan dalam pengolahan
bahan.
•Fungsi Pengorganisasian Teknik dan Metode Kerja, dengan fungsi ini maka proses produksi
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
•Fungsi Perencanaan Bahan, fungsi ini termasuk dalam tahap penetapan kualitas dan
kuantitas bahan.
•Fungsi Pengawasan atau Pengendalian, biasanya fungsi ini berlaku pada saat penggunaan
bahan untuk proses produksi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah bagaimana cara mengelola
suatu usaha supaya lebih efisien dalam penggunaan input untuk memaksimalkan produksi
output, secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan
ketrampilan, modal, teknologi dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Skills
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang
tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan
berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan- pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan ketrampilan yang dimiliki
seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
3. Abilities
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetisi yang dimilki oleh seorang
pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi.
Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian
apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan
memilki ability yang tinggi pula.
4. Attitude
Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakkan
tersebut memilki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang
maka akan menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik,
maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dapat dicontohkan
seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu, disiplin, simple, maka perilaku kerja
juga baik, apabila diberi tanggung jawab akan menepati aturan dan kesepakatan.
5. Behaviors
Demikian dengan perilaku manusia juga akan ditentukan oleh kebiasaan kebiasaan yang
telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau
sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan akan
dapat terwujud.
Intinya “supply chain” ini selalu berhubungan langsung dengan produk jadi serta mengirim
hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan seperti barang yang dibutuhkan di
perusahaan.
Manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan supply chain. Mereka harus paham
tren global dan lokal, memahami permintaan konsumen dan kapasitas bahan produksi.
Porsi besar yang harus menjadi tanggung jawab manajemen ini adalah menjadi penyalur
utama atau pendistribusi hasil produksi ke konsumen. Mereka harus memastikan produk
sampai dalam jangka waktu tertentu.
Di samping itu, department ini akan melakukan kontrol kualitas langsung ke konsumen
apakah sudah layak dan memenuhi kebutuhan mereka. Mereka nantinya akan menerima
feedback langsung dari konsumen dan mendistribusikan informasi ini sebagai proses
pengembangan.
Sekilas, manajemen ini terbatas pada produk fisik saja. Tentu nanti akan dibuat bingung
dengan dua hal ketikan sebuah organisasi atau perusahaan selalu ada dua macam; produksi
barang yang bisa disimpan dan jasa.
Di sini ada dua perbedaan mencolok. Ketika ini tentang produksi barang fisik, konsumen
tidak terlibat kontak secara langsung dan mereka dipisahkan oleh proses pengiriman dan
akhirnya mereka membeli produk langsung melalui reseller atau retailer-nya. Namun, dalam
hal servis, konsumen bisa terlibat langsung melihat proses servis-nya.
tahun 1933. Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT
AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap,
saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-
merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources
Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di
bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang
Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam
perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT
Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan
menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT
Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini
berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan
Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli
2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan
menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of
interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan
dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita”
dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
1.8. Kesimpulan
Manajemen operasional secara umum adalah sebuah usaha pengelolaan secara maksimal
dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM),
mesin, peralatan (tools), bahan mentah (raw materials) dan faktor produksi lainnya dalam
proses mengubahnya menjadi beragam produk barang dan jasa.
Ada beberapa aspek yang saling berhubungan erat dalam ruang lingkup manajemen
operasional, antara lain:
Terdapat beberapa fungsi manajemen operasional bagi suatu perusahaan yaitu sebagai
berikut.
•Fungsi Proses
•Fungsi Pengorganisasian Teknik dan Metode Kerja
•Fungsi Perencanaan Bahan
•Fungsi Pengawasan atau Pengendalian
Fokus utama dari manajemen operasional adalah mengelola sumber daya yang dimiliki
agar terjadi efektivitas dan efisiensi sehingga produk dan jasa dapat sampai kepada
pelanggan sesuai dengan yang dijanjikan perusahaan.
Salah satu praktek efektivitas dan efisiensi tersebut adalah memastikan bahwa sumber daya
harus selalu terkelola dengan baik dari awal sampai akhir, itulah yang disebut dengan
manajemen rantai pasokan. Sehingga manajemen rantai pasokan adalah penyatuan dari
semua aktivitas yang melibatkan perencanaan, bahan dan pelayanan, mengubahnya
menjadi produk atau jasa, dan membawanya sampai pada pelanggan.
Seperti yang kita lihat dalam sub bab sebelumnya ada begitu banyak proses yang terlibat,
sehingga dalam proses-proses itu pasti ada resiko yang terkandung didalamnya.
Mengurangi resiko sama dengan mampu bereaksi dan mengurangi terhadap gangguan
dalam :
Contoh :
1. Untuk mengatasi proses pasokan durian di luar Juni-November, maka di bulan lainnya ia
mengambil dari suplier kota lain.
2. Boeing untuk menjaga kendali menggunakan sistem komunikasi yang bisa mengirimkan
hampir semua data ke semua kantor Boeing dan suplier mereka.
3. Toyota mengindarkan resiko bencana alam dengan menggunakan minimal dua suplier
untuk satu komponen.
“Memilih dengan tepat semua komponen dalam rantai pasokan akan memberikan
keuntungan besar, tapi mengabaikan resiko membuat semua sia-sia”
1. Perkiraan permintaan. Karena pada dasarnya SCM adalah rantai dari produsen ke
konsumen, maka
5. Penjadwalan produksi. Setelah bahan baku di pesan, maka pendjadwalan produksi mulai
dilakukan.
7. Manajemen informasi. Informasi yang dikelola harus dengan baik, sehingga informasi
yang di
8. Manajemen Mutu. Mutu bahan baku yang diperoleh dari pemasok hendaknya merupakan
mutu terbaik.
9. Pelayanan konsumen. Fungsi SCM untuk melayani konsumen hendaknya tergambar dari
berapa
BANYAK SUPLIER
Prinsipnya menggunakan sistem seperti tender pada lebih dari satu suplier, dan suplier
dengan penawaran “terendah” menjadi pemenang. Strategi ini mempertemukan antar
suplier dan membiarkan mereka berkompetisi. Tapi perlu diingat bahwa strategi ini bukan
bertujuan untuk kerjasama jangka panjang karena bisa menghilangkan tujuan kompetisi
tadi.
BEBERAPA SUPLIER
Berbeda dengan strategi banyak supplier, strategi ini justru bertujuan untuk kerjasama
jangka panjang. Dengan strategi ini kita berharap suplier terlibat dengan tujuan jangka
panjang perusahaan. Strategi ini juga memungkinkan suplier mendapatkan kurva
pembelajaran. Tentunya strategi ini memberikan resiko seperti biaya yang keluar apabila
gagal, biaya untuk mencari rekan lain, rahasia yang terbuka, waktu yang terbuang.
INTEGRASI VERTIKAL
1. Integrasi maju : Memiliki suplier untuk membuat komponen atau melakukan distribusi
sebagai langkah akhir untuk menciptakan atau menyerahkan produk, misal : Toyota
menyerahkan sistem distribusi kepada Auto 2000 atau Perintis.
2. Integrasi mundur : Strategi ini lebih baik apabila perusahaan membeli suplier yang
memproduksi bahan mentah, misal : Perusahaan kecap mempunyai sendiri ladang
kedelainya.
Joint venture yang dimaksud disini bukan hanya untuk mengembangkan produk baru atau
meningkatkan kemampuan teknologi tetapi juga untuk mengamankan suplai komponen
dan mengurangi biaya. Misal : Daimler-BMW, Toyota-Daihatsu. Strategi ini menghindarkan
persaingan terkait komponen dan menciptakan standar komponen.
KEIRETSU
Istilah dalam bahasa Jepang yang berarti beberapa perusahaan menjadi bagian dari koalisi
sebuah perusahaan besar. Dalam hal ini suplier menjadi bagian dari koalisi tersebut.
Perusahaan induk menjadi pendukung dalam hal dana dengan tujuan jangka panjang.
Strategi ini tanpa disadari merupakan gabungan dari kemitraan, strategi beberapa suplier
dan strategi integrasi vertikal.
VIRTUAL COMPANIES
Perusahaan virtual ialah jawaban dari kelemahan strategi integrasi vertikal. Perusahaan ini
hanya ada secara virtual tapi sangat fleksibel karena memberikan banyak jasa sesuai
permintaan. Kekuatan perusahaan virtual ada pada keterikatan antar banyak jenis suplier.
Strategi ini mengurangi birokrasi dan meningkatkan spesialisasi.
2.5. Kesepahaman Dengan Rekan
“Apapun strategi yang dipilih, anda harus memastikan anda memiliki kesepahaman dengan
rekan anda”
Anda dan rekan anda harus mengingat bahwa yang memberikan kita keuntungan ialah
pengguna atau pelanggan, sehingga suplier anda harus setuju dan mengerti akan misi,
strategi dan tujuan akhir yaitu mencapai kepuasan maksimal dari pelanggan.
KEPERCAYAAN
Percaya yang dimaksudkan bukan hanya sekedar kata tapi hubungan dimana ada
kepercayaan untuk berbagi informasi seperti analisa penjualan, peramalan, perencanaan
produksi ke depan, penelitian pelanggan, resiko dan biaya. Berbagi informasi seperti itu
membutuhkan kepercayaan besar.
BUDAYA ORGANISASI
Anda dan suplier harus mempunyai budaya organisasi yang sesuai. Apabila ada budaya
yang bertentangan maka akan sangat sulit untuk mengharapkan anggota dari perusahaan
anda bekerjasama dengan suplier padahal diharapkan ada hubungan formal dan informal
untuk mencapai tujuan yang disepakati.
2.6. Rantai Pasokan Yang Menyatu
“Setiap manajer operasional akan berusaha agar rantai pasokan menyatu (terintegrasi)
dengan perusahaan”
Rantai Pasokan Yang Menyatu adalah penyatuan perusahaan, distributor, pelanggan dan
suplier, dengan menggunakan manajemen, untuk bekerjasama mengoptimalkan produk
dalam hal kreasi, distribusi, dan masukan.
Marketing P&G membuat mereka berhasil. Tetapi strategi marketing mereka seperti in-store
marketing dan promosi harga membuat mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
rekan ritel dan pelanggan karena banyaknya yang harus mereka penuhi. Kesulitan ini
membuat mereka menambah kapasitas produksi, persediaan, gudang dan
logistik. Keputusan yang membuat biaya bertambah ini menjadi masalah, dan untuk
mengatasi itu mereka memodifikasi rantai pasokannya dengan memperbaiki internal dan
bekerjasama dengan distributor, suplier dan pelanggan, dengan hasil seperti membuat
kerjasama dengan Wal-Mart, menghapus promosi harga secara kasat mata, mempersingkat
logistik dan membuat program pengisian ulang yang berkelanjutan.
1.Penggunaan informasi dengan cepat dan tak dibatasi untuk semua pihak.
2.Mengetahui apa yang terbaik yang bisa DELL lakukan.
3.Pemilihan rekan yang terbaik dibidangnya.
4.Memilih suplier dengan jumlah minimum.
5.Menggunakan internet untuk menghilangkan batas antar pihak.
6.Memilih untuk mengurangi perlindungan aset intelektual dan lebih kepada menggunakan
aset dengan cepat sebelum usang.
2.7. Masalah Rantai Pasokan Menyatu
OPTIMASI LOKAL
Dua hal yang pasti diinginkan pihak dalam rantai pasokan yaitu : keuntungan besar dan
biaya minimal. Sehingga pemikiran akan kedua hal ini kadang akan mempengaruhi sikap
apabila terjadi permintaan yang lebih besar dari biasanya atau lebih kecil dari biasanya,
padahal belum tentu terjadi, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya efisiensi.
INSENTIF
Insentif sering kali mendorong pihak yang terlibat memasukkan barang ke dalam rantai
pasokan untuk permintaan atau pembelian dari pelanggan yang bahkan belum terjadi.
Misal, tenaga penjualan mengatakan ada pelanggan akan membeli dalam jumlah besar di
masa yang akan datang padahal permintaan tersebut bisa tidak terjadi sementara barang
sudah masuk. Atau suplier memberikan diskon apabila mengambil dalam jumlah lebih
besar, padahal belum tentu kita membutuhkannya.
JUMLAH BESAR
Banyak pihak yang menginginkan pasokan dalam jumlah besar, misal manajer
logistik/umum yang menginginkan pengiriman dalam jumlah besar agar biaya pengiriman
bisa ditekan, tidak perlu pengiriman berulang kali, atau manajer produksi yang
menginginkan produksi yang berkelanjutan dalam jangka panjang, kedua sikap ini akan
mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan bahan karena jumlah yang besar,
padahal belum tentu dibutuhkan bagian penjualan.
MASALAH LAIN :
-WAKTU YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMANAGE, PELATIHAN DAN MEMBANTU.
-USAHA YANG DIKELUARKAN.
-INVESTASI UNTUK SISTEM DAN SOFTWARE.
-OPPORTUNITY COSTS.
-RESIKO PENGHENTIAN PRODUKSI.
2.9. Kesimpulan
Tanpa pasokan maka tidak ada barang dan jasa yang bisa diantara kepada konsumen, maka
pengelolaannya harus dilaksanakan dengan baik. Tidak cukup lagi hanya manajemen
operasional atau produksi yang berjalan sendiri dan memikirkan apa yang terbaik untuk
pasokan operasional. Manajemen operasional harus mampu bekerjasama dengan pihak lain
baik internal maupun eksternal perusahaan. Kerjasama ini bukan karena manajemen
operasional tidak sanggup, tetapi karena untuk bisa memberikan yang terbaik bagi
konsumen maka setiap pihak harus mampu bekerjasama.
3. Menjaga pilihan bagi konsumen : apabila kita menawarkan lebih dari satu produk atau
beberapa varian produk, maka dengan membuat persediaan kita bisa menjaga
kemungkinan untuk memberikan varian tersebut. Tanpa persediaan yang memadai maka
ada kemungkinan kita tidak bisa memberikan semua varian yang kita tawarkan.
4. Mendapatkan keuntungan dari "diskon jumlah" : seperti yang kita ketahui, pembelian
dengan jumlah yang lebih banyak sering kali mendapatkan keuntungan pemotongan harga.
Maka selain untuk menghindari resiko fluktuasi permintaan, membuat persediaan juga
memberikan keuntungan pemotongan harga karena pasti kita mengambil jumlah yang
lebih banyak baik untuk dipakai langsung maupun untuk persediaan.
5. Untuk melindungi dari inflasi dan naik turun harga : selain keuntungan yang langsung
kita dapatkan seperti "diskon jumlah" kita juga bisa mendapatkan keuntungan tidak
langsung dalam membuat persediaan, yaitu perlindungan dari ketidakpastian harga. Inflasi
dan naik turunnya harga adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu kalau
kita meramalkan akan terjadinya kenaikan harga di waktu yang akan datang maka dengan
adanya persediaan kita dapat terhindar dari biaya yang lebih besar, dengan catatan "kalau
peramalan kita benar".
3.2 Jenis Persediaan
Beberapa jenis persediaan yang dikelola :
1. Bahan mentah. Persediaan yang sudah dibeli tapi belum diproses. Mis.: kayu batangan.
2. Inventori Work-in-Process (WIP) / barang setengah jadi. Bahan mentah yang sudah
ada perubahan tapi belum sempurna. Mis.: kayu yang sudah dipotong atau dihaluskan.
4. Persediaan barang jadi : persediaan dari bahan mentah atau barang setengah jadi yang
sudah selesai diproses sesuai dengan janji kepada konsumen.
Seandainya kita tidak membagi persediaan ke dalam kategori di atas maka bisa terjadi
kerancuan atau kesulitan dalam mencari bahan/barang yang kita butuhkan. Tidak adanya
pembagian yang tepat juga bisa mengakibatkan persediaan lebih cepat mengalami
kerusakan, karena tidak semua bahan atau barang membutuhkan tempat atau cara
perawatan yang sama.
1. Mengkategorikan persediaan memampukan kita untuk tahu kemana kita harus lebih
menginvestasikan waktu dan sumber daya.
2. Memahami permintaan dari produk membantu kita menentukan tingkat stok persediaan
yang paling optimal.
3. Mengetahui mana produk yang mempunyai permintaan yang lebih tinggi bisa mengarah
kepada penetapan harga yang lebih tinggi.
4. Metode ini juga membantu kita untuk mengenal konsumen lebih baik berdasarkan apa
yang mereka pesan.
Analisa ABC membagi persediaan menjadi tiga klasifikasi :
1. A adalah barang yang berkisar 10%-20% dari jumlah barang tapi merepresentasikan 70%-
80% dari total nilai uang.
2. B adalah barang yang berkisar 20%-40% dari jumlah barang, merepresentasikan 10%-
25% dari total nilai uang.
3. C adalah barang yang berkisar 50%-65% dari jumlah barang dan merepresentasikan 5%-
10% dari total nilai uang.
1. Unit A memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dari unit lain.
2. Karena memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dan persediaan sedikit maka harus
dipastikan persediaan selalu ada.
3. Unit C kemungkinan besar akan selalu tersedia sehingga pengendaliannya tidak terlalu
sulit.
3.4 Mengatur Persediaan : Akurasi Catatan
Akurasi catatan berbicara tentang catatan yang kita buat terkait keadaan dari persediaan
kita. Beberapa prinsip yang harus diingat terkait catatan persediaan kita :
1. Manajemen dan keputusan yang baik terkait persediaan tidak ada gunanya apabila
kita tidak tahu apa barang yang ada pada kita. Ini alasan utama kita membuat catatan
baik itu manual ataupun digital, karena percuma kita mengelola atau membagi dengan baik
kalau kita tidak pernah membuat catatan (record) terkait setiap proses atau hasil dari
pengelolaan itu, itu sama saja dengan hanya melakukan perencanaan (planning) dan
pelaksanaan (actuating) tanpa pengendalian (controlling).
4. Keamanan tempat persediaan seperti akses terbatas, perawatan yang baik, memiliki
jumlah kapasitas yang pasti, dan pemberian label yang tepat. Akurasi catatan juga
berbicara catatan tentang prosedur dalam tempat persediaan.
Penghitungan biasanya dilakukan secara perhari, menutup tempat dan orang yang tidak
mengerti untuk menghitung.
1. Menghilangkan kerugian dari audit secara berkala seperti penutupan atau penghentian
produksi.
2. Menghilangkan penyesuaian persediaan secara berkala.
3. Personil audit yang terlatih.
4. Penyebab kesalahan diketahui secepatnya dan segera diatasi.
5. Menjaga tingkat akurasi catatan.
Sering kali dalam industri jasa ada persediaan yang tidak terhitung antara masa penerimaan
dan penjualan yang disebut dengan istilah SHRINKAGE, yang bisa terjadi karena kerusakan,
pencurian atau administrasi yang buruk. Bisa juga terjadi PILFERAGE atau pencurian kecil-
kecilan. Tingkat kehilangan persediaan dalam ritel yang baik ialah 1%.
1. Seleksi, pelatihan, dan disiplin personil yang baik. Perlu standar seleksi personil yang
jelas, hal-hal seperti "orang titipan" seharusnya tidak ada untuk memastikan orang yang
terpilih memang karena faktor kelayakan bukan perasaan. Pelatihan harus dilakukan secara
berkala dengan mempertimbangkan kebutuhan personil atau perkembangan pengetahuan
dalam materi pelatihan. Disiplin datang dari SOP, SOP harus dijalankan dengan tegas, tidak
boleh ada ijin untuk melewati suatu prosedur karena hal-hal semisal personilnya sudah lama
kerja sehingga bisa dipercaya.
2. Membuat pengendalian yang lebih ketat pada pengiriman barang yang datang. Ini
bisa dilakukan dengan penggunaan bar code atau pemasangan RFID yang secara otomatis
menghitung jumlah datang dengan pesanan. Baik RFID atau bar code mempermudah
pelaksanaan dan pengendalian lebih akurat, karena membuat sistem terintegrasi, hanya
perlu scan kemudian otomatis tercatat apa yang masuk.
Persediaan yang baik adalah persediaan yang dikelola sehingga mempermudah proses
produksi, pengendalian kualitas dan logistik. Dengan memperhatikan prinsip dan metode
yang dijelaskan maka diharapkan persediaan bisa terkelola. Materi berikutnya kita akan
membahas tentang elemen sistem persediaan yang baik.
2. “Setiap tempat” berarti bukan hanya tempat yang ada stok barang!
3. Label yang mudah dibaca akan membuat kerja lebih cepat. Huruf yang tidak
terlalu kecil, warna yang berbeda dari rak.
2.Office (O).
3.Café (F).
4.Storage (S).
5.Counter (C).
7.Restroom (T).
4.Tujuan paling utama dari pembagian ini adalah agar bisa dilihat tanpa harus/tidak
banyak bergerak.
5.Akan lebih baik apabila pemberian nama dari kiri-kanan atau mengikuti jarum jam,
dan anda bisa memulainya dari bagian yang terdekat dari pintu masuk.
1.Untuk membuat detil seksi/bagian akan lebih baik bila menggunakan nomor,
dimulai dari nomor kecil di tempat teratas dan turun ke bawah.
2.Cara ini akan cocok dengan hasil print out sehingga lebih mudah. Seandainya ada
yang menghitung dengan manual maka ini akan mempermudah karena kertas sesuai
dengan yang kelihatan, dan mereka bisa menghitung dengan berurutan.
2. Tanpa deskripsi yang jelas maka itu bisa membuat orang bingung apakah
mereka punya stok benda tersebut? Atau benda seperti apa yang harus
dipesan?
3. Tanpa deskripsi yang jelas juga akan sulit untuk membedakan benda yang
mirip.
4. Prinsipnya :
1.Mulailah dengan kata benda (benda apa yang dimaksud) kemudian kata
keterangan (secara berurutan dimulai dari yang paling penting).
3.Hindari informasi yang tidak perlu atau berlebihan seperti nama vendor, pabrik,
buatan negara mana, tanggal expired. Keterangan seperti itu lebih baik ada pada
detil transaksi.
4.Daftar benda akan disusun berdasarkan alfabet.
5.Misal :
Cangkir, kopi, besar, biru
Cangkir, kopi, besar, merah
Gelas, soda, besar, putih
Gelas, soda, kecil, hitam
6.Kalau merek penting maka bisa dimasukkan.
1.Kalau bisa membingungkan maka sebaiknya singkatan memakai huruf kecil, misal
lbr, kg, pcs bukan LBR, KG, PCS.
2.Kalau menggunakan bahasa Inggris maka tidak perlu membuat crate atau crates
cukup crate(s).
3.Hindari menggunakan pemakaian dua atau lebih kata yang sama, misal lembar dan
piece.
4.Tetapkan jumlah standar yang sesuai dengan berapa unit yang biasanya anda beli.
1.Penilaian aset : persediaan adalah harta kita. Kita membelinya dengan uang maka
persediaan adalah aset kita. Sama seperti prinsip catatan, kalau kita tidak
menghitung nilai aset kita maka kita tidak melakukan fungsi pengendalian atau
pengawasan dalam manajemen pada aset kita.
2.Menjaga level persediaan : dengan menghitung setiap persediaan maka kita akan
selalu menjaga level atau tingkat persediaan, memastikan bahwa tingkat persediaan
selalu berada dalam tingkat optimal sesuai dengan yang dibutuhkan.
2.Peralatan pemeliharaan.
3.Bahan mentah.
5.Peralatan bergerak.
6.Barang pinjaman.
2. Kebijakan (SOP) dan pelatihan : dalam pengelolaan persediaan perlu aturan main
yang berlaku sama untuk semua orang dan mengatur semua hal seperti proses
keluar masuknya persediaan, proses penghitungan, proses perawatan dan
pengamanan, dll. Dalam menjalankan kebijakan (SOP) itu, perlu dilakukan pelatihan
secara berkala, begitu juga ketika ada perbaikan dari kebijakan yang telah dibuat,
agar setiap personil tetap mengingat dan memahami setiap kebijakan.
Jadi, dari sudut pandang persediaan, kita harus melihat bagaimana kita dapat memenuhi
permintaan dengan menggunakan alternatif produksi yang ada pada kita.
Jadi pada dasarnya kita harus mempunyai data permintaan. Kita meramalkan bagaimana
permintaan kita berdasarkan periode waktu (mungkin per 3 bulan, per 6 bulan),
menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif. Kemudian kita merencanakan produksi
sedemkian rupa untuk memenuhi permintaan. Kata "strategi ekonomis" berarti keputusan
yang paling membuat kita bisa menghemat uang untuk organisasi, ingat MENGHEMAT
bukan berarti mengorbankan kualitas yang kita janjikan pada pelanggan.
Dari penjelasan di atas maka kita memerlukan beberapa faktor yang harus dipenuhi :
1. Informasi lengkap terkait fasilitas produksi yang tersedia beserta bahan mentahnya.
Untuk bisa menjalankan perencanaan agregat maka kita harus mempunyai
manajemen persediaan yang baik.
2. Peramalan permintaan yang akurat untuk jangka waktu menengah (atau jangka
waktu yang diinginkan). Seperti dijelaskan sebelumnya, kita membutuhkan
peramalan, metode dalam peramalan disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan.
3. Perencanaan keuangan terkait biaya produksi. Perencanaan keuangan harus dimiliki
karena tujuan kita adalah strategi ekonomis, tanpa ada perencanaan keuangan kita
tidak akan tahu apakah kita telah menghemat atau belum.
4. Kebijakan organisasi terkait manajemen. Kebijakan organisasi harus diketahui, jangan
sampai strategi ekonomis kita bertentangan dengan kebijakan organisasi.
2. Variasi tenaga kerja : Salah satu cara memenuhi permintaan adalah dengan
mempekerjakan atau mengurangi pekerja sesuai dengan tingkat produksi. Untuk
bisa melakukan ini maka kita akan mempekerjakan tenaga kerja berdasarkan waktu
tertentu, dan kita harus mempunyai data informasi tenaga kerja.
3. Variasi tingkat produksi melalui lembur atau idle time : Menjaga jumlah tenaga kerja
stabil sambil memberlakukan variasi waktu kerja. Variasi waktu kerja bisa berupa shift
atau memberlakukan waktu lembur. Penggunaan waktu kerja shift atau lembur harus
berhati-hati dengan biaya tenaga kerja, ingat tujuan kita adalah mencapai strategi
ekonomis.
6. Pekerja paruh waktu : Biasa digunakan di sektor jasa seperti restoran, ritel, atau
supermarket. Pekerja paruh waktu bisa lebih menghemat biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan.
5.3. Strategi Perencanaan : Pilihan Permintaan
•Peramalan berhubungan dengan apa yang kita duga akan terjadi di masa yang akan
datang.
•Perencanaan adalah berhubungan dengan apa yang kita anggap harus terjadi di masa
yang akan datang.
5.4. Strategi Perencanaan : Level Strategy dan Chase
Strategy
Level strategy adalah perencanaan agregat yang mempertahankan rata-rata produksi dan
atau tingkat tenaga kerja. Ketika permintaan rendah perusahaan mempertahankan tingkat
tenaga kerja dan output. Ketika permintaan naik surplus persediaan siap untuk diserap
permintaan yang meningkat.
Di gambar kita bisa melihat level strategy dan variasi permintaan dalam periode waktu
tertentu. Dalam menggunakan level strategy, kita akan melakukan produksi yang seragam
atau sama jumlahnya di sepanjang tahun. Jadi kita bisa melihat, dimana permintaan lebih
banyak kita memproduksi lebih sedikit, tapi dimana permintaan lebih sedikit kita
memproduksi lebih banyak. Sehingga, kelebihan produk bisa kita gunakan pada saat kita
membutuhkan lebih.
5.6 Kesimpulan
Perencanaan agregat penting untuk memastikan kita memiliki rencana dalam mengelola
permintaan dan persediaan di masa yang akan datang, sehingga kita selalu beradaptasi
untuk periode waktu dengan kondisi yang tidak bisa dipastikan. Untuk minggu depan kita
akan melihat contoh metode agregat.
Secara garis besar yang perlu dilakukan dalam metode ini adalah :
Mari kita lihat perhitungan biaya setiap rencan di sub bab-sub bab berikutnya -->
6.3. Rencana 1
Rencana 1 :
1. Produksi 50 unit/hari dengan tenaga kerja yang konstan, berarti tidak ada lembur,
stok cadangan, dan subkontrak.
2. Akan terjadi akumulasi persediaan periode Januari-Maret, dan terjadi pengurangan
dalam periode peningkatan.
3. Diasumsikan persediaan awal tidak ada, dan direncanakan persediaan di akhir habis.
Perhatikan tabel :
Ingat perencanaan agregat berfungsi untuk mencari STRATEGI EKONOMIS, maka kita harus
menghitung dulu rencana kedua dan ketiga untuk mengetahui mana yang paling ekonomis
-->
6.4. Rencana 2
Rencana 2 :
1. Tetap ada tenaga kerja yang konstan tapi hanya untuk memenuhi produksi terendah
yaitu bulan Maret.
2. Untuk memproduksi 38 unit/hari (800/21) dibutuhkan 7.6 orang (bisa diartikan
dengan 7 pekerja ditambah 1 part time).
3. Semua selisih permintaan dipenuhi melalui subkontrak dan tidak ada biaya
pemeliharaan persediaan.
4. Total ada 6200 unit yang dibutuhkan selama perencanaan agregat, maka :
o produksi = 38 unit/hari x 124 hari produksi = 4712 unit
o subkontrak = 6200 unit – 4712 unit = 1488 unit
5. Total biaya :
o Upah tenaga kerja = $75392 (7.6 x $80/hari x 124 hari)
o Subkontrak = $29760 (1488 unit x $20/unit)
o Total biaya = $105152
Kita temukan biaya untuk menggunakan rencana 2 sebesar 105152. Sekarang kita akan
menghitung biaya rencana 3 -->
6.5. Rencana 3 dan Perbandingan Biaya Semua Rencana
Rencana 3 :
Total biaya = total biaya produksi dasar + total biaya hire + total biaya layoff = 99200 +
9000 + 9600 = 117800
Dari segi biaya kita bisa lihat yang paling ekonomis adalah rencana dua, tetapi ingat "faktor
yang harus dipenuhi" yang kita pelajari minggu lalu. Apakah perusahaan mempunyai
kebijakan untuk menggunakan subkontrak atau outsourcing, karena penggunaan pihak
ketiga berarti membuka rahasia perusahaan. Kalau tidak ada kebijakan untuk subkontrak
maka sekalipun lebih murah kita harus mempertimbangkan rencana lain, sambil tetap
memperhatikan kebijakan perusahaan
6.6. Perencanaan Agregat Industri Jasa
Perencanaan agregat di industri jasa termasuk di dalamnya :
Misal :
1. Untuk polisi dan damkar mempunyai ketentuan untuk memanggil personel yang
tidak bekerja dalam situasi emergency. Apabila situasi semakin bertambah lama bisa
diberlakukan ekstra shift.
2. Restoran memulangkan karyawan lebih cepat saat sepi.
3. Petugas stok supermarket bekerja sebagai kasir saat antrian panjang.
4. Pelayan yang sudah berpengalaman dan ahli mempunyai efisiensi lebih tinggi ketika
pengunjung ramai.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan yang mempunyai 32 tenaga ahli ingin membuat perencanaan agregat
untuk 3 bulan ke depan. Perusahaan ini membuat 3 peramalan terkait total jam kerja yang
bisa dihabiskan bagi 5 kategori pekerjaan tenaga ahli, ketiga peramalan itu dibagi
menjadi terbaik, baik, dan buruk
1. Tabel di atas peramalan untuk 3 bulan.
2. Kolom "jumlah tenaga kerja yang lolos" adalah jumlah tenaga kerja yang menguasai
kategori pekerjaan.
3. Jam kerja : 8 jam sehari à 40 jam perminggu à 160 jam perbulan à 480 jam 3 bulan à
dibulatkan menjadi 500 jam.
4. Total jam kerja yang sudah dihitung sebelumnya dibagi dengan 500 jam kerja, mis.:
19500/500 = 39 naker.
5. Perhitungan kapasitas naker mis.: 19500/1800 = 10.83 à 39/10.83 = 3.6
6. Sesuaikan strategi antara naker yang lolos dengan yang dibutuhkan. Misal kita
mengambil peramalan untuk TERBAIK, pekerjaan kategori A hanya membutuhkan 3.6
orang, itu berarti 3 tenaga ahli dan mungkin 1 orang part timer. Untuk B, D, dan E
kita membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit dari pada yang tersedia, maka bisa
diambil keputusan layoff, tapi apakah perusahaan mendukung kebijakan pemecatan?
Kategori C mengharuskan menambah 1 orang tenaga kerja, mengingat banyak
tenaga kerja yang akan dipecat, apakah ada satu orang yang bisa
diberikan training untuk membuatnya jadi bisa mengerjakan pekerjaan kategori C?
6.7 Kesimpulan
Selama dua pertemuan kita telah membahas perencanaan agregat. Ingatlah faktor yang
harus dipenuhi untuk bisa menggunakan perencanaan agregat. Faktor yang harus dipenuhi
itu mendorong seorang manajer operasional untuk mengetahui secara mendalam proses
operasional perusahaan. Ingat juga tujuan utama untuk mendapatkan strategi yang paling
ekonomis, dengan catatan, total biaya yang dikeluarkan harus mempertimbangkan kembali
faktor yang harus dipenuhi, seperti faktor fasilitas dan kebijakan perusahaan, karena angka
yang lebih murah tidak berarti selamanya ekonomis.
7.1 Kapasitas
Kapasitas produktif, umumnya diukur dengan bentuk fisik dari sebuah unit, yang
menunjukkan tingkat maksimum dari output atau hasil produk atau jasa, atau menunjukkan
jumlah dari sumber daya yang penting yang tersedia pada setiap periode.
Jadi kapasitas produktif adalah tingkat produk yang dihasilkan, misal 5000 baut atau mur
per harinya, “hari” mewakilkan waktu dan 5000 mewakilkan output/hasil. Tingkat
output/hasil dari sebuah produk juga bisa berarti kapasitas dari mesin, misal dua mesin
dikombinasikan bisa menghasilkan 5000 baut-mur per harinya. Untuk jasa, misal
staf teller dari sebuah bank bisa memberikan pelayanan penarikan atau setoran pada 100
nasabah per harinya. Jadi, pada dasarnya untuk setiap kapasitas kita bisa mendapatkan
tingkat output produk/jasa per jam, hari, minggu, bulan atau tahun. Sebelumnya juga
dikatakan bahwa kapasitas bisa mengacu pada sumber daya penting yang tersedia untuk
setiap periode. Jadi kapasitas bisa berarti mesin yang tersedia, atau sumber daya
manusia/pekerja yang tersedia pada organisasi.
Tapi, apapun istilah yang digunakan, tujuan dasar dari melakukan perencanaan kapasitas
adalah untuk membuat penggunaan paling optimal dari kapasitas seseoran, mesin,
peralatan, atau fasilitas.
Permintaan mempunyai empat dimensi yang berbeda yang berefek pada syarat kapasitas :
Pada gambar ini kita dapat melihat rata-rata biaya unit dari output pada garis vertikal dan
volume pada garis horizontal. Titik biru adalah tingkat produksi terbaik, misal sebanyak 500
unit. Seandainya kita memproduksi 100 unit maka rata-rata biaya unit menjadi lebih mahal.
Ketika kita memproduksi 500 unit maka kita telah over utilizing sumber daya kita dan biaya
unit meningkat, kenapa meningkat? Karena over utilizing mengarah pada kelelahan atau
kerusakan mesin sehingga biaya perbaikan mesin akan dimasukkan ke dalam biaya produksi
keseluruhan.
Jawabannya adalah :
Jadi jika kita harus mengelola variasi yang banyak dari sebuah proses, produk, atau skill
tenaga kerja, maka itu menjadi operasi atau produksi yang rumit, sehingga kita tidak
mampu mencapai target meminimalisir biaya rata-rata per unit.
Sehingga, ketika kita melewati tingkat operasi tertentu dari kapasitas, kita mulai tidak
mampu mengatasi dan biaya per unit mulai meningkat.
Sebuah pabrik memproduksi kecap dalam bentuk botol plastik dengan dua ukuran,
yaitu kecil dan besar, berikut peramalan permintaan produk :
Tiga mesin yang bisa memproduksi 100 ribu unit per tahun tersedia untuk botol
ukuran besar. Dua operator dibutuhkan untuk satu mesin.
Dua mesin yang bisa memproduksi 120 ribu unit per tahun tersedia untuk botol
ukuran kecil. Tiga operator dibutuhkan untuk satu mesin.
Berapa kapasitas yang digunakan, dan apa yang menjadi kebutuhan mesin dan
tenaga kerja?
Jawaban :
Maka dari satu contoh di atas kita lihat di tahun pertama untuk ukuran kecil kita
tidak menggunakan kapasitas dengan seharusnya.
.8. Kesimpulan
Perencanaan kapasitas membahas bagaimana kita bisa merancang kapasitas dalam bisnis
kita atau bagi sumber daya kita seperti mesin, manusia, dll. Dengan membuat perencanaan
kapasitas kita akan tahu apakah kita telah mencapai tingkat operasi atau produksi terbaik di
masa yang akan datang dengan memperhatikan peramalan permintaan yang kita punya.
Apabila terjadi ketidakoptimalan maka kita bisa segera mencari alternatif atau jalan keluar,
agar kita bisa mendapatkan skala ekonomis.