Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN RINGAN STIK


KULIT KEBAB (STIKBAB)

PROPOSAL

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN


MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH
GELAR SARJANA MANAJEMEN

OLEH:

RIMA RACHMAWATI

NPM 19170025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA
2021
ii

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA

PENGESAHAN PROPOSAL

JUDUL : ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN RINGAN STIK KULIT

KEBAB (STIKBAB)

OLEH : RIMA RACHMAWATI


NPM : 19170025

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

(Wartoyo Hadi, SE., MM) (M. Wartaka, S.Kom., MM )

REKTOR
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA

(Dr. Ismulyana Djan, SE., MM)


iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT bahwa pada

akhirnya Proposal dengan judul “ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU

KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN

RINGAN STIK KULIT KEBAB (STIKBAB)” ini telah peneliti selesaikan

sesuai dengan rencana yang telah kami tentukan sebelumnya.

Peneliti menyadari bahwa tidak ada suatu karya manusia yang sempurna

terutama karena terbatasnya kemampuan serta pengetahuan yang peneliti miliki.

Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak supaya

penyajiaan tulisan di masa yang akan datang bisa jauh lebih baik lagi.

Proposal ini tersusun atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak, karenanya

perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ismulyana Djan, SE., MM selaku Rektor Universitas Binaniaga

Indonesia.

2. Bapak Dr. Yuli Anwar, SE., M.Ak selaku Wakil Rektor I, Bapak Dedy

Mulyadi, S.Si., M.Kom selaku Wakil Rektor II dan Ibu Yustiana Wardhani,

S.Hut., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Binaniaga

Indonesia.

3. Bapak Wartoyo Hadi, SE., MM selaku pembimbing I dan M. Wartaka,

S.Kom., MM selaku pembimbing II.


iv

4. Kedua orangtua saya Bapak Enday Suhendar dan Ibunda Maryati yang selalu

mendoakan, memberikan dukungan, dan motivasi yang sungguh tidak ternilai

dan tidak terbalaskan.

5. Para dosen Universitas Binaniaga Indonesia yang jasanya cukup besar dalam

membimbing peneliti selama studi di Universitas Binaniaga Indonesia.

6. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Binaniaga Indonesia yang telah membantu

dan mendorong kami dalam penyelesaian proposal.

7. Saudara-saudara saya Rika Gustari, Erina Apsari, Herry Chaerul Huda, Maya

Gusdiningsih yang membantu dan memotivasi selama menyelesaikan proposal

ini.

8. Sahabat tercinta saya yaitu Mela Sri, Leli Lutpiyah, Pradita Nur Arifah, Sisca

Nuraini, Rossy Meylani, Ismi Nur Arifah, dan Mella Deshtari.

9. Komunitas Cemerlang UMKM Kota Bogor dan semua Reseller dan Kemitraan

STIKBAB yang telah banyak membantu memberikan wawasan, motivasi dan

memberikan masukannya.

Akhir kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kami maupun pihak-

pihak yang berkepentingan.

Bogor, Juni 2021

Peneliti
v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 11

C. Batasan Masalah............................................................................... 12

D. Rumusan Masalah ............................................................................ 13

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 13

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 14

G. Sistematika Penelitian ...................................................................... 15

BAB II 16 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 16

A. Pengertian Manajemen Pemasaran .................................................. 16

B. Sikap dan Perilaku Konsumen ......................................................... 20

C. Multiatribut Fishbein........................................................................ 35

D. Keputusan Pembelian ....................................................................... 38

E. Preferensi Konsumen ....................................................................... 45


vi

F. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 49

G. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 55

A. Metode Penelitian............................................................................. 55

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 55

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 56

D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 58

E. Instrumen Penelitian......................................................................... 59

F. Atribut Penelitian Sikap dan Perilaku Konsumen ............................ 59

G. Metode Analisis Data ....................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70


vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Harga Produk Stikbab ............................................................................... 8

Tabel 2 Toko Kemitraan Stikbab ............................................................................ 9

Tabel 3 Model Perilaku Konsumen Kotler dan Amstrong.................................... 28

Tabel 4 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 49

Tabel 5 Tingkat Interprestasi ................................................................................ 63


viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Jumlah Umkm di Kota Bogor Tahun 2020 ............................................ 2

Gambar 2 Perkembangan Penjualan STIKBAB ..................................................... 6

Gambar 3 Teori Tindakan Beralasan .................................................................... 37

Gambar 4 Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................. 54


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makanan merupakan sumber energi dalam kelangsungan hidup sehari-

hari dan menjadi kebutuhan dasar manusia. Saat ini makanan memiliki

berbagai jenis, rasa, dan ukuran yang beragam sehingga konsumen dapat

memilih dan mengkonsumsi sesuai dengan keinginannya. Saat ini banyak

orang yang tidak hanya mengkonsumsi makanan utama saja, namun

makanan ringan seperti cemilan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari karena

dapat dimakan diwaktu senggang atau di waktu santai.

Berbagai macam produk makanan ringan yang tersebar di pasaran

tidak hanya diproduksi oleh industri besar saja, namun industri kecil mikro

atau berskala industri rumah tangga juga berkontribusi dalam memproduksi

dan memasarkan produknya. Pertumbuhan industri rumah tangga saat ini

memiliki peranan penting dalam menunjang peningkatan perekonomian dan

laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dengan adanya industri rumah tangga

dapat membuka peluang menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

sekitar maupun masyarakat umum, sehingga peranan industri kecil mikro

memiliki dampak yang cukup penting terhadap perekonomian nasional.

Pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus kepada Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia sebagaimana

diatur menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


2

2020 Pasal 90 Ayat 1 Tentang Cipta Kerja (2020) mewajibkan kepada

pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memfasilitasi, mendukung,

dan menstimulasi kegiatan kemitraan usaha menengah dan besar dengan

koperasi, usaha mikro, dan usaha kecil bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi dan level usaha.

Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor saat ini sedang genjar-

genjarnya menggaet usaha muda baru sebagai bentuk upaya dukungan

terhadap perkembangan UMKM ditengah kondisi pandemi covid-19 ini.

Berbagai macam usaha, dukungan, dan pelatihan yang diberikan kepada

UMKM seperti kegiatan CEMERLANG (Cara Efektif Meraih Peluang),

kegiatan TEMPUR (Teknologi Membuat Pengusaha Makmur) dan kegiatan

Fasilitas Kemitraan UMKM lainnya. Kegiatan tersebut diselenggarakan

sebagai modal utama dan memotivasi pelaku UMKM dalam berwirausaha.

Adanya program Bantuan Langsung Tunai berupa Banpres Produktif

Usaha Mikro tahun 2020 yang diterima oleh pelaku UMKM di Kota Bogor,

sehingga dapat diketahui jumlah UMKM di Kota Bogor sebagai berikut.

Jumlah UMKM Kota Bogor

15128 15593
12122
8326
6270

Bogor Tengah Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Barat Tanah Sareal

Gambar 1
Jumlah UMKM di Kota Bogor Tahun 2020
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor
3

Berdasarkan data di atas bahwa Kecamatan Bogor Barat merupakan

jumlah UMKM terbanyak dengan jumlah 15.593 UMKM, sedangkan

UMKM yang berjumlah paling sedikit berada di wilayah Bogor Timur

dengan jumlah 6.270 UMKM. Jumlah UMKM di wilayah Bogor Selatan

berjumlah 15.128 UMKM, wilayah Tanah Sareal berjumlah 12.122 UMKM

dan wilayah Bogor Tengah berjumlah 8.326 UMKM. Adanya pelatihan dan

pendampingan yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UMKM di wilayah

Kota Bogor tentu akan menciptakan wirausaha yang handal dengan produk-

produk unggulannya agar UMKM dapat naik kelas dan berdaya saing di

pasar global.

Menurut Rafei, Safrida, dan Sukamto (2019), kelompok industri

makanan memiliki peran terbesar dibandingkan kelompok industri lainnya,

sehingga dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Industri

makanan tumbuh sebesar 3,92% dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018

dengan share output sebesar 24,67%. Hal tersebut sejalan dengan UMKM

per bulan Juni 2020 hingga Agustus 2002 yang memproduksi keripik dan

menjualnya melalui e-commerce besar seperti Shoppe, Tokopedia, dan

Bukalapak yang menunjukkan bahwa produk keripik tersebut mendominasi

di pasar online dengan pangsa pasar 89,65%. Diantara ketiga situs e-

commerce Tokopedia (36,3%), Shoppe (34,7%), Bukalapak (29,1%).

Penjualan keripik non merek mencapai penjualan 87,78% jika dibandingkan

dengan keripik bermerek (Candramaya, 2020).


4

Hal tersebut juga tentu menjadi peluang bagi UMKM dan memicu

persaingan antara industri makanan, semakin banyak industri pengolahan

makanan semakin meningkat pula persaingan industri terhadap penjualan

produk makanan tersebut. Diperlukannya keterampilan dan kreativitas

dalam memasarkan produk yang lebih efektif dengan memberikan yang

terbaik agar menjadi pembeda antar produk satu dengan produk lainnya,

sehingga mendorong konsumen untuk lebih tertarik melakukan pembelian

terhadap produk tersebut.

Pembeda tersebut dapat disesuaikan dengan memberikan atribut

lainnya apa yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih

suatu produk. Salah satu atribut penting yang perlu ada di suatu produk

yaitu Merek. Seperti halnya industri pengolahan makanan ringan sejenis

keripik, terdapat berbagai macam merek diantaranya yaitu Keripik Maicih,

Lidi Si Umang, Keripik Kebab Morang-Moreng, Kebab Chips, Tortilla

Chips Kabob’s, dan Stik Kulit Kebab (STIKBAB) dan lain-lain. Masing-

masing merek tersebut memiliki keunggulan dan keunikannya yang menjadi

identitas produk, sehingga konsumen akan memiliki sikap yang berbeda-

beda ketika memilih produk. Konsumen juga dipengaruhi oleh bebagai

atribut yang disesuaikan dengan minat dan manfaat yang relavan

dengannya.

Salah satu produk inovasi makanan ringan yang telah berdiri sejak

2018 dan sudah mendapatkan banyak testimoni mengenai produk tersebut

yaitu Produk Stik Kulit Kebab dengan merek STIKBAB.


5

Menurut Kepala Bidang UMKM Kota Bogor Bapak Medi Sandoro

yang sekaligus sebagai reseller STIKBAB menyatakan bahwa “STIKBAB

ini merupakan cemilan inovasi kekinian buatan anak muda yang perlu kita

dukung, selain itu kemasan produk yang menarik dan rasa yang enak

menjadikan cemilan ini perlu dipasarkan seluas-luasnya ke seluruh area

pemasaran yang strategis”.

Usaha STIKBAB ini masih berskala Industri Rumah Tangga yang

berada di wilayah Kecamatan Bogor Tengah tepatnya di Jl. Ardio V No 18

RT 04 RW 05 Kelurahan Cibogor. Merek STIKBAB ini menjadi identitas

untuk lebih dikenal oleh konsumen dalam membeli produk makanan ringan

dari kulit kebab. Sikap konsumen dalam membeli produk stik kulit kebab

tidak hanya ditentukan oleh komponen fisiknya saja, tetapi ditentukan oleh

berbagai atribut lain yang menjadi faktor konsumen dalam menentukan

pilihannya pada saat membeli suatu produk.

Selama ini yang kita ketahui bahwa kulit kebab hanya dijadikan

lapisan pembungkus isian sayur dan daging kebab, tetapi saat ini kulit kebab

dapat dijadikan sebagai cemilan dengan rasa yang tidak kalah enak dengan

cemilan lainnya. Komposisi STIKBAB terdiri dari tepung terigu, minyak,

air, gula, garam, dan ragi instan yang diolah melalui proses pemanggangan

sehingga menimbulkan bulat-bulat kecil kecoklatan, kemudian kulit kebab

tersebut dipotong dengan bentuk panjang menyerupai Stik. Atribut bentuk

inilah yang menjadi ciri khas dari produk STIKBAB tersebut dan terdapat

berbagai varian rasa yang ditawarkan sehingga berbeda dengan stik lainnya .
6

Dalam memahami selera konsumen dan mempertahankan pasar yang

ada produk STIKBAB disajikan dengan berbagai taburan rasa seperti sapi

panggang, jagung, keju, balado, dan pedas. Pada tahun 2019 STIKBAB

membuat varian baru dengan kombinasi dari buah naga. Kandungan buah

naga tersebut memberikan manfaat dan nutrisi bagi kesehatan, sehingga

STIKBAB ini dapat dijadikan cemilan sehari-hari. Pada tahun 2020

STIKBAB juga membuat varian rasa terbaru dari coklat. Berbagai macam

varian rasa yang ditawarkan oleh STIKBAB tersebut dikarenakan atribut

rasa pada suatu produk menjadi bahan pertimbangan oleh konsumen untuk

menentukan varian rasa apa yang akan dibelinya.

900
800
700
Jumlah penjualan (bks)

600
500
2018
400
2019
300
2020
200
2021*
100
0

*2021 hanya sampai bulan Maret

Gambar 2
Perkembangan Penjualan STIKBAB
Tahun 2018-2021*
Sumber: Home Industry STIKBAB
7

Berdasarkan data diatas total penjualan STIKBAB tahun 2018

sebanyak 2.582 bungkus. Pada tahun 2019 total penjualan STIKBAB

mengalami kenaikan secara drastis menjadi 4.028 bungkus. Pada tahun 2020

total penjualan STIKBAB meningkat dari tahun 2019 menjadi 4.564

bungkus. Perkembangan penjualan STIKBAB mengalami kenaikan pada

bulan Desember 2020 ke Januari 2021 dibandingkan penjualan di bulan

yang sama pada tahun sebelumnya. Penjualan terendah terjadi di bulan Mei

dan Juni 2020 akibat dampak pandemi covid-19.

STIKBAB mengalami peningkatan penjualan di akhir tahun 2020

dikarenakan STIKBAB menawarkan kepada konsumen dengan dua

kemasan yang berbeda yaitu kemasan premium 100 gram berbahan metalize

full color dan kemasan 60 gram standing pouch transparan. Pada tahun 2018

dan 2019 STIKBAB hanya memasarkan produknya berukuran 60 gram

dengan kemasan standing pouch transparan. Atribut kemasan terbaru yang

ditawarkan pada produk STIKBAB ini menjadikan konsumen lebih tertarik

untuk melakukan pembelian sehingga penjualan STIKBAB mengalami

peningkatan.

Kemasan STIKBAB yang berbeda tentu berbeda pula harganya

sehingga konsumen memiliki banyak pilihan dalam memilih produk

STIKBAB. Atribut harga menentukan sikap konsumen untuk memutuskan

produk STIKBAB ukuran mana yang akan dibelinya dan disesuaikan

dengan keinginannya. Harga juga memiliki peranan penting dalam


8

menciptakan hubungan dengan konsumennya. Berikut adalah harga produk

STIKBAB yang ditawarkan.

Tabel 1
Harga Produk STIKBAB

Varian Rasa STIKBAB PREMIUM STIKBAB

STIKBAB (100 gram) Small (60 gram)

Sapi Panggang Rp 15.000 Rp 7.000

Jagung Rp 15.000 Rp 7.000

Keju Rp 15.000 Rp 7.000

Balado Rp 15.000 Rp 7.000

Pedas Rp 15.000 Rp 7.000

Original Rp 15.000 Rp 7.000

Buah Naga Rp 15.000 Rp 8.000

Coklat Rp 15.000 Rp 7.000

Sumber: Home Industry STIKBAB

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa harga STIKBAB sangat

terjangkau STIKBAB kemasan premium 100 gram dipasarkan dengan harga

Rp 15.000 dan STIKBAB kemasan 60 gram dipasarkan dengan harga Rp

7.000 kecuali STIKBAB buah naga Rp 8.000.

Konsumen yang cerdas akan memperhatikan kelegalitasan suatu

produk atau suatu izin produk industri rumah tangga. Maka, Usaha

STIKBAB ini sudah memiliki izin Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT)

dari Dinas Kesehatan dengan nomer P-IRT 20632710924-23 dan masih


9

berproses untuk pengajuan legalitas Halal MUI. Dengan memiliki izin P-

IRT produk STIKBAB saat ini telah di pasarkan melalui online maupun

Offline. Pemasaran STIKBAB secara online seperti di marketplace

facebook, sosial media instagram, e-commerce tokopedia, dan whatsApp.

Pemasaran STIKBAB secara offline ada di beberapa tempat kemitraan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2
Toko Kemitraan STIKBAB

Nama Toko Kemitraan STIKBAB Jumlah Sekali Supply

Bandung Kunafe 50 pcs

Rafita Cake’s 20 pcs

Bekuan BNR 20 pcs

Boluku 20 pcs

Gapura 20 pcs

212 Mart 10 pcs

Toko Maspay 40 pcs

Cansyu Cibogor 50 pcs

Bogor Teya 20 pcs

Kolam Renang Dewata 50 pcs

Café Depo Bangunan Bogor 50 pcs

Kantin Kimia Farma Juanda Bogor 20 pcs

Toko Kue Tamam Kebon Pedas 20 pcs

Sumber: Home Industry STIKBAB


10

Produk STIKBAB dikirim ke masing-masing toko yang disesuaikan

dengan permintaan di setiap tokonya mulai dari satu minggu sekali, satu

bulan sekali atau jika produk STIKBAB sudah hampir habis stoknya di toko

masing-masing tersebut. Semakin banyak jangkauan pemasaran STIKBAB

memberikan kemudahan kepada konsumen untuk memperoleh produk

tersebut. Selain bermitra dengan berbagai tempat STIKBAB membuka

peluang bagi siapapun yang ingin bergabung menjadi reseller STIKBAB.

Berbagai faktor dan atribut yang dianggap penting bagi konsumen

untuk memutuskan pembelian makanan ringan STIKBAB, maka produsen

STIKBAB perlu mengetahui atribut produk. Atribut produk adalah

karakteristik produk. Konsumen umumnya yakin dengan atribut produk.

Atribut juga sangat penting bagi konsumen untuk menilai secara signifikan

mengenai produk atau jasa tertentu dan bagaimana konsumen membuat

keputusan tersebut, sehingga produsen dapat menyesuaikan produk yang

dipasarkannya dengan kebutuhan dan keinginan dari konsumen itu sendiri.

Selain itu, penerapan strategi pemasaran yang efektif dan efisien sangat

diperlukan oleh produsen agar dapat menghadapi persaingan pasar yang

semakin kompetitif.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih

lanjut agar dapat mengetahui atribut apa saja yang dianggap penting oleh

konsumen yang berjudul “Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen

terhadap Keputusan Pembelian Makanan Ringan Stik Kulit Kebab

(STIKBAB)”.
11

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diindikasikan terdapat

masalah dalam keputusan pembelian makanan ringan stik kulit kebab.

Masalah yang terjadi diduga akibat adanya berbagai macam atribut yang

dapat dinilai paling penting oleh konsumen, sehingga setiap konsumen

memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dalam melakukan pembelian

produk stik kulit kebab. Maka dapat diidentifikasikan masalah yang muncul

antara lain:

1. Banyaknya produk sejenis makanan ringan yang menjadi pesaing Stik

Kulit Kebab (STIKBAB).

2. Bentuk produk STIKBAB yang panjang seperti stik dapat memberikan

kemudahan atau menyulitkan konsumen dalam mengkonsumsi produk

tersebut.

3. Banyaknya varian rasa yang ditawarkan pada STIKBAB dapat menjadi

pilihan konsumen dalam membeli STIKABAB sesuai dengan yang

disukai.

4. Kemasan yang menarik dapat membangun citra merek dari produk

tersebut dan menarik konsumen dalam membeli.

5. Harga menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam mengambil

keputusan pembelian

6. Suatu produk yang telah memiliki label halal atau kelegalitasan produk

dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dalam membeli produk.

7. Konsumen akan memilih membeli produk yang mudah ditemukan.


12

8. Promosi yang dilakukan dalam memasarkan produk dapat mempengaruhi

konsumen dengan rasa keingintahuan konsumen untuk membeli.

9. Warna produk yang menarik dapat mengunggah selera konsumen dalam

mengkonsumsi produk tersebut.

10. Kerenyahan produk memberikan kemudahan konsumen dalam

mengkonsumsi produk tersebut.

11. Tanggal expired date kurang diperhatikan oleh konsumen ketika ingin

membeli suatu produk.

C. Batasan Masalah

Tujuan perusahaan dalam mengetahui sikap dan perilaku

konsumennya agar mengetahui keinginan dan kebutuhan yang diinginkan

oleh konsumen, sehingga dapat menarik minat pelanggan sebanyak-

banyaknya agar menjadi konsumen loyal. Dalam melakukan penelitian ini,

penulis membatasi ruang lingkup atau batasan masalah pada:

1. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bogor.

2. Responden penelitian adalah pelanggan yang telah membeli atau

merasakan produk makanan ringan seperti stik, keripik, atau produk yang

memiliki berbagai varian dengan taburan rasa yaitu balado, pedas, sapi

panggang, keju, jagung, dan original.

3. Penelitian yang dibahas dibatasi pada sikap dan perilaku konsumen

terhadap pembelian makanan Stik Kulit Kebab (STIKBAB).


13

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian

produk makanan ringan Stik Kulit Kebab (STIKBAB)?

2. Bagaimana sikap konsumen dalam pembelian produk makanan ringan

Stik Kulit Kebab (STIKBAB)?

3. Bagaimana perilaku konsumen dalam pembelian produk makanan

ringan Stik Kulit Kebab (STIKBAB)?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pada penelitian ini untuk:

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam

pembelian produk makanan ringan Stik Kulit Kebab (STIKAB).

2. Menganalisis sikap konsumen dalam pembelian produk makanan ringan

Stik Kulit Kebab (STIKAB).

3. Menganalisis perilaku konsumen dalam pembelian makanan ringan

produk Stik Kulit Kebab (STIKAB).


14

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak, terutama pihak yang berkepentingan secara langsung dengan

penelitian ini.

1. Manfaat Bagi Produsen STIKBAB

a. Sebagai informasi mengenai atribut apa saja yang menjadi bahan

pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian produk Stik

Kulit Kebab (STIKAB).

b. Memberi informasi mengenai sikap konsumen terhadap atribut

makanan ringan Stik Kulit Kebab (STIKAB).

c. Sebagai informasi penilaian kepercayaan konsumen terhadap atribut

produk makanan ringan Stik Kulit Kebab (STIKAB).

2. Manfaat Bagi Konsumen

Kepuasan konsumen terhadap produk makanan ringan Stik Kulit

Kebab (STIKAB) dapat meningkat dan menjadi loyal karena produsen

berupaya meningkatkan kualitas produk stik kulit kebabnya yang

disesuaikan dengan keinginan konsumen.

3. Manfaat Bagi Universitas

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

kepustakaan bagi universitas.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan menerapkan teori-teori yang diperoleh

selama menempuh masa pendidikan di Universitas Binaniaga Indonesia,


15

serta mengetahui lebih dalam mengenai sikap dan perilaku konsumen

terhadap atribut produk makanan ringan Stik Kulit Kebab (STIKAB).

5. Manfaat Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan tambahan referensi literature bagi

pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

G. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian digunakan untuk memperkenalkan gambaran

umum tentang isi setiap bab, sehingga diperoleh gambaran materi yang akan

dibahas dari keseluruhan isi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini ini terdiri dari pengungkapan kajian literatur

mengenai analisis sikap dan perilaku konsumen, penelitian

terdahulu, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari metode atau jenis penelitian, variabel

dan pengukurannya, populasi dan sampel, metode pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik analisis data.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Indrasari (2019: 4), pemasaran merupakan sebuah sistem dari

kegiatan-kegiatan yang beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi

oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan

maupun konsentrasi sosial dari perusahaan yang berusaha menghasilkan

laba dari hasil penjualan yang dicapai.

Menurut Sumarwan (2015: 17), pemasaran merupakan suatu proses

bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen kemudian memproduksi

barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen tersebut dan meyakinkan

konsumen bahwa mereka membutuhkan barang atau jasa tersebut, sehingga

terjadi transaksi atau penukaran antara produsen dan konsumen.

Menurut B. T. R. Putri (2017: 1), pemasaran merupakan suatu proses

sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok

memperoleh apa yang mereka perlukan dan inginkan dengan menciptakan

dan saling mempertukarkan produk atau jasa serta nilai antara seseorang

dengan yang lainnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dapat meyakinkan seseorang

untuk membeli barang atau jasa yang di produksinya.


17

Sedangkan penengertian manajemen pemasaran menurut B. T. R.

Putri (2017: 11) merupakan suatu usaha untuk merencanakan,

mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisasikan,

mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan

kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi

secara efisien dan efektif.

Menurut Kotler dan Armstrong dalam M. Putri (2020: 27),

manajemen pemasaran adalah upaya seseorang untuk mencapai hasil

pertukaran yang diinginkan dan membangun sebuah ikatan erat dengan

pelanggan dan saling menguntungkan antara dua pihak terutama pihak

perusahaan.

Menurut Sumarni dalam Sunyoto (2014: 221), manajemen pemasaran

yaitu suatu perencanaan, analisis, pelaksanaan, dan pengendalian atas

kegiatan yang disusun untuk membentuk, menciptakan, dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sebagai

sasaran sebuah organisasi.

Maka, dapat ditarik kesimpulannya bahwa manajemen pemasaran

merupakan suatu alat analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian

suatu kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan pemasaran untuk

saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama.


18

1. Bauran Pemasaran

Dalam aktivitas pemasaran adanya sutu permintaan barang atau

jasa yang di produksi oleh perusahaan perlu menerapkan berbagai bauran

pemasaran agar dapat menghasilkan respon yang diinginkan dari pasar

sasarannya. Menurut Kotler & Armstrong (2016: 63) dapat dijelaskan

bahwa bauran pemasaran meliputi Produk (product), Harga (price),

Tempat (Place), Promosi (promotion) sebagai berikut:

a. Produk (Product)

Produk merupakan kombinasi barang atau jasa yang ditawarkan

perusahaan kepada pasar sasaran. Produk terdiri dari ragam, kualitas,

desain, fitur, nama merek, kemasan, dan layanan.

b. Harga (Price)

Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh

konsumen untuk memperoleh produk. Harga terdiri dari daftar harga,

diskon, potongan harga, periode, pembayaran, persyaratan, dan kredit.

c. Tempat (Place)

Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk

tersedia bagi pelanggan sasaran. Tempat terdiri dari saluran, cakupan,

pemilihan lokasi, persediaan, transportasi, dan logistik.

d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan suatu aktivitas penyampaian informasi

produk kepada konsumen dan membujuknya untuk membeli produk


19

tersebut. Promosi terdiri dari iklan, penjualan pribadi, promosi

penjualan, dan hubungan masyarakat.

2. Pengertian Strategi Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2012: 72), mendefinisikan strategi

pemasaran merupakan sebuah logika pemasaran yang mana perusahaan

mempunyai harapan untuk memperoleh nilai bagi konsumen dan

mencapai sebuah hubungan yang sifatnya saling menguntungkan.

Menurut Hartono dalam M. Putri (2020: 29), strategi pemasaran

merupakan serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta peraturan

yang memberikan arahan kepada usaha-usaha dalam bidang pemasaran

dari waktu ke waktu dari masing-masing level serta lokasinya.

Menurut Peter & Olson (2013: 12), strategi pemasaran adalah

desain, implementasi, dan kontrol rencana untuk mempengaruhi

pertukaran demi mencapai tujuan organisasi. Dari sudut pandang analisis

konsumen, strategi pemasaran adalah serangkaian rangsangan

ditempatkan pada lingkungan konsumen yang dirancang untuk

mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yaitu

serangkaian tujuan yang telah dirancang oleh perusahaan sedemikian

rupa dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjaga hubungan

baik dengan konsumen.


20

B. Sikap dan Perilaku Konsumen

1. Pengertian Sikap

Definisi Sikap menurut Sumarwan (2014:166), sikap merupakan

ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau

tidak disukai, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen

terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Menurut

Setiadi (2019:139), sikap adalah mempelajari kecenderungan

memberikan tanggapan terhadap suatu objek, baik disenangi maupun

tidak disenangi secara konsisten.

Menurut Sangadji & Sopiah (2013:176), sikap adalah inti dari

perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek tertentu.

Sikap juga merupakan tanggapan perasaan seseorang terhadap objek

tertentu. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Firmansyah (2018:113),

sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan

cara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek

tertentu.

Menurut Peter & Olson (2013: 130), sikap merupakan evaluasi

menyeluruh seseorang atas konsep. Suatu tanggapan afeksi pada tingkat

intensitas dan pembangkitan yang rendah. Perasaan menyukai secara

umum. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

sikap merupakan penilaian soseorang terhadap suatu objek tertentu yang

dapat disukai dan tidak disukai oleh konsumen.


21

a. Komponen Sikap

Sumarwan (2015: 175-176), sikap terdiri dari tiga komponen

yaitu:

1) Komponen Kognitif

Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan

dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi

tersebut diperoleh melaui pengalaman langsung dari objek sikap

tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan

dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaa (belief),

artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki

berbagai atribut dan perilaku yang spesifik akan mengarahkan

kepada hasil yang spesifik.

2) Komponen Afektif

Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang

terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut

merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afektif

mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu produk apakah

baik atau buruk, disukai atau tidak disukai.

3) Komponen Konatif

Konatif merupakan komponen sikap yang menggambarkan

kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu

yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu).


22

Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya mengungkapkan

keinginan membeli dari seorang konsumen.

b. Karakteristik Sikap

Menurut Sangadji & Sopiah (2013: 195-196), ada beberapa

karakteristik yang dimiliki oleh sikap sebagai berikut:

1) Sikap memiliki Objek

Dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait

dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep

konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga,

kemasan, penggunaan media, dan sebagainya.

2) Konsistensi Sikap

Sikap merupakan gambaran perasaan konsumen dan perasaan

tersebut akan tercermin dari perilakunya karena sikap tersebut

sejalan dengan perilaku.

3) Sikap Positif, Negatif, dan Netral

Sikap positif adalah sikap yang dapat menerima atau

menyukai sesuatu, sedangkan sikap negatif adalah sikap yang tidak

menyukai sesuatu. Sikap netral berarti tidak memiliki sikap

terhadap sesuatu.

4) Intensitas Sikap

Sebuah pendapat dari konsumen untuk menyatakan derajat

tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Intensitas sikap disebut

sebagai extrimity dari sikap.


23

5) Resistensi Sikap

Resistensi adalah sebesar-besar sikap seseorang konsumen

bisa berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi

konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat.

6) Persistensi Sikap

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan

bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

7) Keyakinan Sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai

kebenaran sikap yang dimiliknya.

8) Sikap dan Situasi

Sikap seseorang terhadap suatu objek sering kali muncul

dalam konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap

konsumen terhadap suatu objek.

c. Fungsi Sikap

Menurut Daniel Katz dalam Sumarwan (2014:168-170), terdapat

empat fungsi sikap yaitu fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan

ego, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi pengetahuan. Dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Fungsi Utilitarian (The Utiliratian Function)

Seseorang akan memperlakukan sikapnya terhadap suatu

objek atau produk dikarenakan menginginkan manfaat (reward)

dan akan menghindari risiko (punishment) dari produk tersebut.


24

2) Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego Efensive Function)

Sikap memiliki fungsi dapat melindungi seseorang dari

keraguan yang muncul dari faktor internal atau faktor eksternal

yang dapat menjadi ancaman bagi dirinya. Dengan adanya sikap

tersebut dapat meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang

dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen. Sikap

akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk

meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar.

3) Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function)

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup,

dan identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan

minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seseorang konsumen.

4) Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function)

Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali

mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut. Oleh

karena itu, sikap positif terhadap suatu produk seringkali

mencerminkan pengetahuan konsumen pada produk tersebut.

d. Model Atribut Sikap

Shiffman dan Kanuk dalam Sangadji & Sopiah (2013: 177-178),

terdapat tiga model multiatribut sikap, yaitu:

1) Model sikap terhadap objek (The Attitude Toward Object Model)

Karakteristik model ini adalah sebagai berikut:

a) Sikap mempresentasikan kepercayaan


25

b) Sikap bermanfaat dalam mengukur tanggapan konsumen

terhadap objek tertentu, misalnya terhadap produk salah satu

perusahaan konsumen memiliki sikap yang berbeda bisa positif

maupun negatif.

2) Model sikap terhadap perilaku (The Attitude Toward Behavior

Model)

Model ini saling berhubungan dengan perilaku yang aktual

dari sikap konsumen tersebut.

3) Model teori tindakan beralasan (The Theory of Reasoned Action

Model)

Model ini meliputi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan

konatif. Model ini juga meliputi norma subjektif konsumen.

2. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Philip Kotler dalam Firmansyah (2018: 104), konsumen

merupakan semua individu atau rumah tangga yang membeli atau

memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Menurut Sumarwan et al (2018: 5), konsumen terdiri atas dua jenis

yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu

membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri atau disebut konsumen

akhir. Konsumen organiasasi meliputi organisasi bisnis, yayasan,

lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya, dimana mereka

harus membeli peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh

kegiatan organisasinya.
26

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsumen merupakan seseorang

atau kelompok organisasi yang membeli atau memperoleh barang atau

jasa tersebut untuk dikonsumsi atau digunakan.

Menurut Sumarwan et al (2018: 5), perilaku konsumen adalah

semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong

tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, kita membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal

diatas atau kegiatan mengevaluasi.

Menurut Shiffman dan kanuk dalam Indrasari (2019:16), perilaku

konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi serta bertindak pada

konsumsi produk atau jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan seseorang.

Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi

(2019: 2), perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi

dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan

pertukaran dalam hidup mereka.

Menurut Sangadji & Sopiah (2013: 9), perilaku konsumen adalah

tindakan yang dilakukan konsumen guna mencapai dan memenuhi

kebutuhannya baik untuk menggunakan, mengkonsumsi, maupun

menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang

mendahului dan yang menyusul.


27

Menurut Firmansyah (2018: 3), perilaku konsumen merupakan

suatu proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih,

membeli, memakai serta memanfaatkan produk, jasa, serta gagasan, atau

pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.

Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

perilaku konsumen merupakan suatu tindakan dan pengambilan

keputusan konsumen dalam memilih, membeli, memakai, dan

menghabiskan barang atau jasa tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan

dan kepuasan konsumen.

a. Medel Perilaku Konsumen

Saat menentukan keputusan pembelian, konsumen memiliki

beberapa pertimbangan yang sangat berbeda dalam hal usia,

pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera. Perbedaan tersebut

menjadi bahan pertimbangan produsen untuk menemukan produk atau

jasa apa yang akan meraka tawarkan agar dapat diterima oleh

konsumennya. Salah satu model perilaku konsumen menurut Kotler

dan Amstrong dalam Indrasari (2019: 19-20) dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.
28

Tabel 3
Model Perlaku Konsumen Kotler dan Amstrong

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat tiga

faktor utama yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu faktor

internal (meliputi budaya, sosial, pribadi, psikologis), faktor eksternal

(meliputi ekonomi, teknologi, politik, budaya), dan faktor dari

pemasar kepada konsumen. Tidak hanya itu, pemasaran terdiri dari 4P

yaitu Price (Harga), Place (saluran distribusi), Promotion (promosi),

dan Product (Produk).

b. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2019: 9-12), ada empat faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen antara lain:

1) Faktor Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan dan

perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dan keluarga

serta institusi penting lainnya (Kotler dan Amstrong dalam

Abdurrahman., 2015:53).
29

a) Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar

dari keinginan dan perilaku seseorang.

b) Subbudaya

Subbudaya adalah kelompok masyarakat yang berbagai

sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang

umum (Kotler dan Amstrong dalam Abdurrahman., 2015).

Menurut Setiadi (2019), Setiap kebudayaan terdiri dari

subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis

yaitu kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok

ras, dan kelompok geografis.

c) Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial merupakan kelompok yang relatif

homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang

tersusun secara hierarki dan yang keanggotaannya mempunyai

nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga,

peranan dan status.


30

a) Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh

kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Beberapa

diantaranya yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.

Kelompok primer ini mendapatkan interaksi yang cukup

berkesinambungan seperti keluarga, teman, tetangga, dan teman

sejawat. Kelompok sekunder ini cenderung lebih resmi dan

interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.

Kelompok yang seorang ingin menjadi anggotanya disebut

kelompok aspirasi. Sebuah kelompok diasosiatif (memisahkan

diri) merupakan sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya

tidak disukai oleh individu.

Seseorang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok

referensi mereka yang terdapat pada tiga cara. Pertama,

kelompok referensi memperlihatkan pada seorang perilaku dan

gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan

konsep jati diri sesorang karena orang tersebut umumnya ingin

“menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan

untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan

produk dan merek seseorang.


31

b) Keluarga

Terdapat dua faktor pengaruh yang berasal dari keluarga

yaitu keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga

orientasi merupakan orangtua seseorang yang memberikan

pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan meresahkan

ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga

prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga

yang merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling

penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

c) Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok

selama hidupnya di keluarga, klub, atau organisasi. Posisi

seseorang dalam setiap kelompok dapat di identifikasikan dalam

peran dan status.

3) Faktor Pribadi

a) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus

hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah

mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.

Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau

transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.


32

b) Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-

kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap

produk dan jasa tertentu.

c) Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang

dapat dibelanjakan (tingkatannya, stabilitasnya, dan polanya),

tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah

dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap

terhadap pengeluarkan tabungan yang mereka miliki.

d) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup di dunia

yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat

seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara

keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya

hidup juga mencerminkan suatu kelas sosial seseorang.

e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda

dan setiap orang yang memandang responnya terhadap

lingkungan yang relatif konsisten.

4) Faktor Psikologis

Faktor psikologis terdiri dari motivasi konsumen, persepsi,

pembelajaran, keyakinan dan sikap.


33

a) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik yaitu kebutuhan ini

timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar,

haus, resah tidak nyaman. Adapun kebutuhan lain bersifat

psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis

tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri,

atau kebutuhan diterima. Teori-teori Motivasi:

(1) Teori Motivasi Freud

Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis

yang sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian

besar bersifat di bawah sadar.

(2) Teori Motivasi Maslow

Teori ini menjelaskaan mengapa seseorang didorong

oleh kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu.

(3) Teori motivasi Herzberg

Mengembangkan “teori motivasi dua faktor” yang

membedakan antar faktor yang menyebabkan ketidakpuasan

dan faktor yang menyebabkan kepuasan. Teori ini memiliki

dua implikasi.

Pertama, penjual haruslah menghindari faktor-faktor

yang menimbulkan ketidakpuasan. Kedua, produsen haruslah

mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan

atau memotivator-motivator utama dari pembelian di pasar.


34

b) Persepsi

Persepsi diidentifikasikan sebagai proses dimana

seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan

informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari

dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari

objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi yaitu:

(1) Perhatian yang selektif

(2) Gangguan yang selektif

(3) Mengingat kembali yang selektif

Faktor-faktor persepsi ini terdiri dari perhatian, gangguan,

dan mengingat kembali yang selektif berarti bahwa para

pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan

diterima.

c) Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman.

d) Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan merupakan suatu gagasan diskriptif yang

dimiliki seseorang terhadap sesuatu.


35

C. Multiatribut Fishbein

1. Atribut

Menurut Peter & Olson (2013: 71), Atribut merupakan

karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk dapat berupa karakteristik

tidak terlihat (subjektif) dan dapat berupa katakteristik yang terlihat

(nyata). Menurut Kotler dan Amstrong dalam Putri (2020: 39),

mendefinisikan atribut produk merupakan unsur-unsur yang dimiliki oleh

suatu produk dan konsumen mengangap penting karena dapat menjadi

penentu dalam pengambilan keputusan.

Menurut Hart dan Stepletom dalam Hasibuan (2020: 14), atribut

produk merupakan semua fitur (baik berwujud maupun tidak berwujud)

yang terdapat pada suatu produk yang menjadi unsur penilaian

pelanggan.

2. Analisis Multiatribut fishbein

Engel et.al dalam Mohammad Wartaka (2018: 73), Model sikap

multiatribut menjelaskan metode berharga untuk memeriksa hubungan

antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap produk

yang berkaitan dengan ciri atau atribut produk.

Model Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap

barang-barang tertentu didasarkan pada seperangkat keyakinan umum

tentang atribut objek yang bersangkutan, keyakinan ini diberi bobot


36

evaluasi atribut ini. Model ini disebut multiatribut karena konsumen telah

mengevaluasi terhadap banyak atribut yang ada pada objek tersebut.

Menurut Peter & Olson (2013: 139), sikap multiatribut merupakan

model yang digunakan untuk mengestimasi sikap konsumen terhadap

objek atau perilaku berdasarkan keyakinan konsumen dan evaluasi

atribut terkait atau hasil yang diharapkan.

Menurut Sumarwan (2014: 177), model multiatribut sikap dari

Fishbein yang terdiri atas tiga model yaitu The Attitude Toward Object

Model dan The Theory Of Reasoned Action Model. Model sikap

multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek

sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen

terhadap atribut-atribut yang dievalusi.

a. The Attitude Toward Object Model

Model ini digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap

produk (layanan/ jasa) atau berbagai merek produk. Model tersebut

secara singkat menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu

objek akan bergantung pada sikapnya terhadap berbagai atribut objek

tersebut.

Model multiatribut menekankan adanya salience attributes,

yang berarti pentingnya suatu atribut. Model ini menunjukkan bahwa

sikap konsumen terhadap produk atau merek produk ditentukan oleh

dua aspek yaitu kepercayaan atribut produk atau merek, dan

mengevaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut.


37

b. The Theory of Reasoned Action Model

Menurut Fishbein dalam Peter & Olson (2013: 147-151), teori

tindakan rasional mengasumsikan bahwa konsumen secara sadar

mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku alternatif dan memilih

perilaku yang dapat memberikan hasil yang paling diharapkan. Model

teori beralasan ini memiliki dua komponen yaitu komponen sikap dan

komponen norma subjektif.

Gambar 3
Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)

Komponen sikap mempercayai bahwa perilaku akan

membuahkan hasil atau keyakinan bahwa tindakan akan memiliki

konsekuensi dan evaluasi terhadap konsekuensi tersebut. Komponen

subjektif sangat mempercayai kepada orang lain (kelompok referensi

atau objek referensi), mereka percaya bahwa saya harus atau tidak
38

boleh memiliki perilaku tertentu atau keyakinan normatif tentang

harapan orang lain terhadap diri saya dan motivasi yang sesuai dengan

keyakinan normatif atau motivasi orang yang menjadi kelompok

acuan.

D. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Engel et.al dalam Sangadji & Sopiah (2013: 332),

mendefinisikan perilaku pembelian adalah proses pengambilan keputusan

dan tindakan oleh orang-orang yang terlibat dalam pembelian dan

penggunaan produk

Menurut (Peter & Olson, 2013), pengambilan keputusan konsumen

adalah proses terintegrasi yang digunakan untuk menggabungkan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan

memilih salah satunya.

Menurut Putri (2020: 45-46), keputusan pembelian merupakan

suatu konsep perilaku konsumen secara individu, kelompok, atau

organisasi dalam melakukan evaluasi dan pilihan dari berbagai alternatif

yang ada dan sikap dalam menetapkan suatu pilihan yang dianggap

paling penting dan menguntungkan.

Menurut Buchari Alma Putri (2020: 45), keputusan pembelian

didefinisikan sebagai keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor berikut seperti ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya,


39

produk, harga, lokasi geografis, promosi, bukti fisik, orang dan proses.

Sikap konsumen ini terbentuk dari semua informasi dan dapat ditarik

kesimpulan dalam bentuk respon yang akan memutuskan produk apa

yang akan dibelinya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian

merupakan suatu tindakan konsumen dalam membeli suatu produk

dengan mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dan

mengevalusinya sehingga membentuk suatu respon dalam menetapkan

pilihan terhadap suatu produk tersebut.

2. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Pride dan Ferrel dalam Sangadji & Sopiah (2013: 335),

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:

a. Faktor Pribadi

Faktor yang menjadi ciri khas dari seseorang yang dapat

mempengaruhi keputusan pembelian meliputi faktor demografi, faktor

situsional, faktor tingkat keterlibatan.

1) Faktor Demografi

Faktor demografi memiliki keterkaitan dengan siapa yang

berhubungan dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor ini

terdiri dari ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku

bunga, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan pekerjaan.


40

2) Faktor Situsional

Faktor situsional merupakan suatu keadaan atau kondisi

diluar yang ada dalam diri konsumen dalam membuat keputusan

pembelian.

3) Faktor Tingkat Keterlibatan

Faktor tingkat keterlibatan konsumen ini dapat dilihat sejauh

mana konsumen dapat mempertimbangkan lebih awal sebelum

melakukan pembelian.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang turut

menentukan perilakunya sehingga mempengaruhi perilakunya sebagai

konsumen. Faktor psikologis meliputi:

1) Motif

Motif adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan

kegiatan seseorang ke arah pemenuhan kebutuhan atau pencapaian

sasaran.

2) Persepsi

Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan

penginterprestasian masukan informasi untuk menghasilkan makna.

3) Kemampuan dan Pengetahuan

Kemampuan adalah kesanggupan dan efisiensi untuk

melakukan tugas-tugas tertentu. Kemampuan yang diamati oleh

pemasar adalah kemampuan belajar individu dimana proses


41

pembelajaran adalah perubahan perilaku konsumen yang

disebabkan oleh informasi dan pengalaman.

4) Sikap

Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau

negatif sebuah objek atau kegiatan tertentu.

5) Kepribadian

Kepribadian adalah semua sifat dan perilaku internal yang

membuat seseorang unik. Kepribadian seseorang berasal dari faktor

keturunan dan pengalaman pribadinya.

c. Faktor Sosial

1) Peran dan Pengaruh Keluarga

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dan keinginan,

selera yang berbeda-beda, maka dapat mempengaruhi keputusan

pembelian.

2) Kelompok Referensi

Kelompok referensi memiliki peran sebagai perbandingan

sumber informasi yang dapat mempengaruhi konsumen lainnya.

3) Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan suatu kelompok yang mempunyai

tingkat sosial yang sama. Dalam kelas sosial ini memiliki tingkatan

kelas secara bertingkat seperti kelas sosial rendah dan kelas sosial

tinggi.
42

4) Budaya dan Subbudaya

Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang membeli dan

menggunakan produk, serta keputusan konsumen terhadap produk

tersebut sebab budaya dapat menentukan produk apa yang akan

dibelinya.

3. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2019: 17), tahapan-tahapan pembelian keputusan

dapat diuraikan menjadi delapan tahapan yaitu:

a. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut

dapat ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal maupun eksternal.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen lebih termotivasi untuk mencari informasi

lebih lanjut. Terdapat empat pengelompokan sumber informasi

konsumen antara lain:

1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

2) Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan

pameran.

3) Sumber umum: media massa, dan organisasi konsumen.

4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan

menggunakan produk.
43

Secara umum, konsumen mendapatkan informasi produk paling

banyak dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi oleh

pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif berasal dari

sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi tersebut

melaksanakan fungsi yang berbeda yang dapat mempengaruhi

keputusan membeli. Informasi komersial biasanya memiliki fungsi

informasi, sedangkan sumber pribadi memiliki fungsi legitimasi atau

evaluasi.

c. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Sebagian besar model

evaluasi konsumen saat ini adalah model kognitif yaitu menganggap

konsumen dapat menilai produk terutama berdasarkan pertimbangan

sadar dan rasional.

d. Keputusan pembelian

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli

dan keputusan membeli yaitu sikap orang lain, dan keadaan yang tidak

terduga.

1) Sikap orang lain

Sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif

pilihan seseorang yang akan tergantung pada dua yaitu intensitas

sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan

konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan

orang lain.
44

2) Keadaan yang tidak terduga

Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-

faktor berikut: pendapatan rumah yang diharapkan, harga yang

diharapkan, dan pengembalian produk yang diharapkan. ketika

konsumen ingin melakukan tindakan, situasi yang tidak terduga

dapat terjadi dan mengubah tujuan pembelian.

e. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan

konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau

ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan

sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat

pemasar. Pekerja pemasar tidak akan berakhir pada suatu produk

dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah

pembelian.

f. Kepuasan Sesudah Pembelian

Seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat.

Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut,

yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa mungkin melihat cacat

itu sebagai suatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan

pembeli bergantung pada kedekatan antara ekspektasi pembeli

terhadap produk dan fungsi produk tersebut.


45

g. Tindakan Sesudah Pembelian

Jika konsumen merasa puas, maka kemungkinan yang lebih

tinggi untuk membeli produk tersebut lagi. Konsumen yang tidak puas

akan akan melakukan satu atau dua tindakan. Mereka mungkin

berusaha mengurangi ketidakcocokan dengan meninggalkan atau

mengembalikan produk tersebut, atau mungkin mereka berusaha

mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang

mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi.

h. Penggunaan dan Pembuangan Sesudah pembelian

Pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli

menggunakan dan membuang produk. Bila konsumen menemukan

cara pemakaian penggunaan baru ini harusnya menarik minat pemasar

karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan.

E. Preferensi Konsumen

1. Pengertian Preferensi

Menurut Simamora dalam Basya et al (2018: 199), preferensi

konsumen adalah pilihan atau minat seseorang untuk menyatakan suka

atau tidak terhadap suatu produk. Menurut Kotler & Keller dalam

Saputra & Dewi (2019: 522), preferensi konsumen merupakan suatu

tindakan konsumen dalam menentukan pilihan suatu merek produk yang

telah dibentuk melalui evaluasi dari berbagai macam merek dan pilihan

yang tersedia.
46

Menurut Sumarwan et al (2018: 234), preferensi konsumen

merupakan sebagai pilihan suka atau suka yang dilakukan oleh seseorang

terhadap produk (barang atau jasa) yang di konsumsi. Menurut Indarto

(2011: 13), preferensi konsumen merupakan selera seseorang individu

yang dapat diukur dengan utilitas dari bundle dengan barang lain.

Konsumen dapat diizinkan untuk mengurutkan terhadap bundle barang

yang mereka berikan kepada konsumen.

Menurut Tjiptono dalam Wartaka & Sumardjono (2020: 118),

preferensi konsumen berkaitan erat pada penilaian konsumen akan

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa bahkan juga pada

perusahaan tertentu dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap

produk. Terdapat beberapa indikator yang sering digunakan antar lain:

a. Kinerja (Performance)

Karekteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli,

misalnya produk yang praktis untuk dikonsumsi dan dibawa.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features)

Features yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya

memiliki tekstur yang halus, desain kemasan dan bentuk produk yang

menarik, dan harga yang murah.

c. Keandalan (Realibility)

Keandalan yaitu kemungkinan kecil produk yang dipakai akan

mengalami kerusakan. Kesesuaian dengan spesifikasi (confomance to

specification), yaitu seperti apa ciri desain dan bentuk produk yang
47

memenuhi standar sesuai dengan ketentuan yang ada. Seperti produk

makanan harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh

Departemen Kesehatan atau memiliki sertifikat halal.

d. Daya tahan (Durability)

Daya tahan meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan dan

kemudahan.

e. Pelayanan (Service Ability)

Pelayanan berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan seperti kadaluarsa produk.

f. Estetika (Aistethic)

Estetika adalah faktor-faktor yang menjadi daya tarik produk

terhadap panca indra seperti bentuk fisik warna dan model.

g. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)

Berdasarkan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

preferensi konsumen merupakan suatu penilaian konsumen terhadap

suatu produk barang atau jasa yang dapat disukai atau tidak

disukainya.

2. Sifat Dasar Preferensi Konsumen

Menurut Nicholsen dalam Irma (2019: 28), terdapat tiga sifat dasar

hubungan preferensi konsumen yaitu kelengkapan, transitivitas, dan

kontinuitas yang dapat dijelaskan sebagai berikut:


48

a. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka setiap individu

selalu harus bisa memilih apakah:

1) B tidak lebih disukai dari A

2) A tidak lebih disukai daripada B

3) A dan B keduanya disukai

Dengan kondisi ini setiap orang dapat mengasumsikannya

lebih yakin terhadap pilihannya.

b. Transitivitas (Transitivity)

Jika seorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A daripada

B, dan lebih menyukai B daripada C, maka ia harus menyukai A

daripada C.

c. Kontinuitas (Continuty)

Jika seseorang lebih menyukai A daripada B, maka situasi yang

sama dengan A harus lebih disukai daripada B, sehingga harus

konsisten terhadap penetapan pilihannya.


49

F. Penelitian Terdahulu

Tabel 4
Penelitian Terdahulu

Nama/ Teknik
Variabel/
No Tahun Judul Analisis Hasil
Indikator
Penelitian Data
1 Mohammad Analysis of 1. Wide analysis of The result is:
Wartaka, consumer variety of multi-  The order of
Sumardjono behavior in flavors, attribute attributes that
buying 2. Contains models of influence instant
The instant many fishbein. noodle
Management noodles vitamins/ purchasing
Journal Of (case studies nutritional decisions from
Binaniaga in the Bogor content, the most
City Area) 3. Cheap/ important is the
Volume 5 economical number of flavor
Nomor 2 price, variations, ease
Halaman 115- 4. Quick and of obtaining,
128 practical in product halal-
Tahun 2020 presentation, ness,
5. Attractive fast/practical in
P-ISSN: 2527- packaging, presentation,
4317 6. Product contains
E-ISSN: 2580- halal-ness, vitamins
149X 7. More /nutrients,
Doi: portions, Ease attractive
https://doi.org/ in obtaining, packaging, large
10.33062/mjb. and portions,
v5i2.384 8. Gifting in economical
the promotion price, gift-giving
of purchase in sales.
 Consumer
attitude in
instant noodle
purchase
analyzed namely
Indomie brand,
Mie Sedap, Pop
Mie.
 Consumer
behavior for
noodle brands
analyzed namely
Indomie brand,
Mie Sedap, Pop
Mie is positive.
 Consumer
behavior for
noodle brands
analyzed namely
50

Indomie brand,
Mie Sedap, Pop
Mie is positive.
2 Pradiptya Analisis Nilai analisis  Hasil penelitian
Ayu Harsita Sikap Communalitie multiatribu menyebutkan
dan Amam Konsumen s: X1 Status t Fishbein. bahwa sikap
Terhadap sosial X2 konsumen
Jurnal Sosial Produk Saran dari terhadap produk
Ekonomi dan Olahan temen/sahabat olahan singkong
Kebijakan Singkong X3 saran dan adalah positif
Pertanian kebiasaan berdasarkan
keluarga X4 hasil analisis
Volume 3 Besar fishbein
Nomor 1 pengeluaran
Halaman 19- buah per bulan
27 X5
Tahun 2019 Kemudahan
dalam
ISSN: 2580- menemui
0566 produk X6
E-ISSN: 2621- Pengetahuan
9778 mengenai
Doi: atribut X7
https://doi.org/ Kepribadian
10.14710/agris X8
ocionomics.v3 Pengalaman
i1.2469 Atribut yang
digunakan
dalam
penelitian
yaitu:
1. Atribut rasa
2. Atribut
warna
3. Atribut bau
4. Atribut
tekstur
3 Mun Anhar, Analisa Atribut yang analisis  Menyatakan
Adha Panca Preferensi digunakan multiatribu bahwa Atribut
Wardanu Konsumen dalam t Fishbein. yang dinilai
Terhadap penelitian ini positif adalah
Jurnal Sistem Kerupuk yaitu: atribut higienis,
Teknik Amplang 1. Atribut rasa, aroma,
Industri Produksi higienis harga dan
Toko Obic 2. Atribut rasa kemasan.
Volume 18 Di 3. Atribut  Atribut yang
Nomor 1 Kabupaten aroma dinilai netral
Halaman 6-11 Ketapang 4. Atribut adalah atribut
Tahun 2016 warna volume, warna
5. Atribut dan kemudahan
ISSN: 2580- kemasan dalam
0566 6. Atribut memperoleh
E-ISSN: 2621- harga produk.
9778 7. Atribut
Doi: volume
51

https://doi.org/ 8. Atribut
10.32734/jsti.v mudah
18i1.337 diperoleh

4 Arsy Nur Sikap Atribut yang Metode  Sikap konsumen


Fadilah, Konsumen digunakan yang terhadap produk
Widodo, Aris Terhadap dalam digunakan donat
Slamet Produk penelitian yaitu menunjukan
Widodo Donat yaitu: multiatribu sikap yang
Berbahan 1. Atribut rasa t Fishbein. cukup baik.
Jurnal Agraris Mocaf 2. Atribut Diantara keenam
sebagai tekstur atribut donat,
Volume 1 Pengganti 3. Atribut atribut rasa dan
Nomor 2 Tepung bentuk atribut tekstur
Halaman 149- Terigu 4. Atribut memiliki skor
156 warna sikap tertinggi.
Tahun 2016 5. Atribut  Berdasarkan
ukuran analisis sikap
ISSN: 2407- 6. Atribut multiatribut
814X harga Fishbein
E-ISSN: 2527- konsumen lebih
9238 menyukai
Doi: produk donat
https://doi.org/ berbahan 100%
10.9744/pema terigu daripada
saran.11.2.69- donat
78 bersubtitusi 30%
dan 50% tepung
mocaf.
5 Elsa Fitriana, Peningkatan Atribut yang Analisis  Atribut halal
Yuktiworo Penjualan digunakan data sangat
Indriani, Keripik dalam mengguna dipertimbangkan
Begem Pisang penelitian kan oleh konsumen
Viantimala Setelah yaitu: analisis sebelum
Memperoleh 1. Harga multiatribu melakukan
Jurnal Ilmu Sertifikat 2. Rasa t Fishbein. pembelian dan
Ilmu Halal Serta 3. Label halal keripik pisang
Agribisnis Perilaku 4. Kemasan yang
Konsumenn 5. Kerenyahan bersertifikat
Volume 8 ya Di Kota 6. Expred halal akan
Nomor 4 Bandar Date menjadi
Halaman 649- Lampung kepuasan
656 konsumen
Tahun 2020 sehingga
memungkinkan
Doi: akan membeli
http://dx.doi.or kembali.
g/10.23960/jii
a.v8i4.4710
52

G. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan salah satu model konseptual yang

bagaimana teori-teori yang telah dijelaskan mempunyai hubungan dengan

berbagai macam faktor yang telah diidentifikasikan pada landasan teori

tersebut. Persaingan pasar yang semakin ketat membuat perusahaan untuk

selalu memperhatikan produknya dengan mempertahankan keunggulan,

meningkatkan kualitas, dan mutu produk. Hal tersebut dikarenakan

banyaknya produk makanan yang beredar dengan berbagai kualitas dan

kemasan yang menarik, sehingga dapat menjadi perhatian terhadap minat

konsumen dalam membeli produk yang diinginkannya.

Produk STIKBAB ini merupakan salah satu produk inovasi yang

memiliki berbagai macam atribut yang ditawarkannya antara lain: bentuk

produk, banyaknya varian rasa, kemasan yang menarik, harga yang murah

atau ekonomis, kehalalan atau kelegalitasan produk, kemudahan

memperoleh, promosi, warna produk yang menarik, kerenyahan produk, dan

expired date. Hal ini akan menjadi sebuah respon dari sikap dan perilaku

konsumen. Sikap dan perilaku inilah yang akan dianalisis lebih lanjut untuk

melihat atribut manakah yang paling diminati oleh konsumen.

Analisis yang digunakan adalah metode analisis multiatribut Fishbein.

Bagaimana Fishbein menunjukkan sikap dan perilaku dari keputusan

pembelian makanan ringan STIKBAB tersebut. Analisis sikap dan perilaku

menggunakan model sikap (Ao), model norma subjektif (Sn), dan model

maksud Perilaku (BI). Analisisi Multiatribut Fishbein tersebut nantinya akan


53

terdapat dua hasil yaitu hasil positif atau negatif. Sikap dan perilaku yang

positif menunjukkan bahwa adanya kecocokan antara atribut yang

ditawarkan dengan keinginan dan kemauan konsumen. Sebaliknya, sikap

dan perilaku yang negatif menunjukkan bahwa atribut produk yang dimiliki

tidak memiliki kecocokan dengan keinginan dan kemauan konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:


54

Gambar 4
Kerangka Pemikiran Teoritis
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif.

Menurut Sugiyono (2015: 147), statistika deskriptif adalah statistika yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan sofware SPSS dan

menggunakan Ms. Excel dalam mengolah data.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2015: 8), metode penelitian kuantitatif merupakan metode

penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme dan dapat digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat

yang meliputi wilayah Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Timur,

Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor

Barat, dan Tanah Sareal. Penelitian tersebut terbagi ke beberapa Kecamatan

agar dapat mengetahui seberapa besar minat konsumen terhadap keputusan


56

pembelian makanan ringan Stik Kulit Kebab (STIKBAB). Waktu penelitian

ini dilakukan pada bulan Maret 2021 hingga sampai selesai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015: 80), populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah

konsumen yang pernah melakukan pembelian STIKBAB dengan jumlah

3.724 konsumen berdasarkan rata-rata penjualan STIKBAB selama 3

tahun terakhir.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015: 81), sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Oleh

karena itu, sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diselidiki dan bisa mewakili keseluruhan populasi.

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari teknik

probability sampling yang digunakan adalah random-sampling dengan


57

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2015: 86), Jumlah anggota sampel yang paling

tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau

kesalahan yang dikehendaki. Ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki

tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin

besar tingkat kesalahan, maka semakin kecil jumlah sampel yang

diperlukan, dan sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan, semakin

besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Maka pada penelitian ini

menggunakan tingkat kesalahan sebesar 10% dan jumlah sampel yang

akan diambil berdasarkan rumus Slovin menurut Sugiyono (2015: 117).

n=

Dimana:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel

Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung

jumlahnya melalui perhitungan sebagai berikut:

n= = 97,38

Dengan demikian sampel yang diteliti sebesar 97,38 dibulatkan -

menjadi 97 responden, tetapi untuk memudahkan penelitian maka jumlah

sampel menjadi 100 responden.


58

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada dasarnya adalah metode ilmiah untuk

memperoleh data untuk tujuan tertentu yang disesuaikan dengan penelitian

yang dilakukannya, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu metode

yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada penelitian ini metode

pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survei dan kuisioner:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2015: 145), observasi

merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai

proses biologi dan psikologis. Peneliti melakukan interaksi langsung

dalam mengumpulkan data melalui penglihatan, penciuman pendengaran,

peraba, dan pengecap.

2. Studi Pustaka

Peneliti melakukan studi pustaka dengan cara membaca buku dan

jurnal di berbagai sumber dimana terdapat referensi-referensi terkait

dengan perilaku dan sikap konsumen.

3. Angket (Kuisioner)

Menurut Sugiyono (2015: 142), kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau penyataan tertulis mengenai sikap dan perilaku terhadap

keputusan pembelian STIKBAB kepada responden untuk dijawab.


59

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah bagian penting dari proses penelitian.

Instrumen dapat diartikan sebagai alat, sedangkan instrumen sebagai alat

yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan, investigasi, pengumpulan,

pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif.

Dalam proses pengumpulan data juga dapat diartikan sebagai alat penelitian.

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui proses pengukuran, observasi,

pengamatan atau wawancara.

Dalam membuat instrumen penelitian harus tepat, artinya dapat

mengukur apa yang akan diukurnya. Apabila alat ukur yang digunakan juga

benar maka pengukuran yang dilakukan akan menghasilkan data yang

akurat. Sebelum menggunakan alat ukur untuk mengumpulkan data

penelitian perlu terlebih dahulu melakukan uji validasi agar dapat

menghasilkan data yang akurat dan handal. Dalam penelitian ini, jawaban

yang diberikan konsumen akan dinilai menurut skala Thunderstone (-2,-

1,0,1,2) dan skala likert (1,2,3,4,5).

F. Atribut Penelitian Sikap dan Perilaku Konsumen

Atribut memainkan peran penting dalam mempengaruhi konsumen

dalam menggunakan dan memilih produk yang mereka inginkan,

dikarenakan atribut tersebut memiliki elemen yang dibutuhkan oleh seorang

konsumen. Oleh karena itu, Perusahaan perlu memahami pentingnya

sebuah atribut.
60

Berdasarkan dari penelitian terdahulu dan hasil observasi, unsur atribut

penelitian untuk variabel kepercayaan (bi) dan evaluasi (ei) antara lain:

a. Bentuk produk

b. Banyaknya varian rasa

c. Kemasan yang menarik

d. Harga yang murah atau ekonomis

e. Kehalalan atau kelegalitasan produk

f. Kemudahan memperoleh

g. Promosi

h. Warna produk yang menarik

i. Kerenyahan produk

j. Expired Date

Sedangkan Menurut Wartaka & Sumardjono (2020: 122), atribut

penelitian untuk variabel keyakinan (NB1) dan motivasi (MCi) terdiri dari:

a. Keluarga

b. Teman

c. Petugas promosi/ peraga

d. Selain keluarga, teman, dan petugas promosi/ peraga


61

G. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Validitas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya

diukur. Menurut Emory dan Cooper dalam Radjab & Jaman (2017:

94), validitas pengukuran dalam ilmu sosial dikelompokkan dalam

dua bentuk yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas

eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran unuk diterapkan

secara umum pada berbagai objek, tempat, dan waktu pengukuran.

Sedangkan, validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan

instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin diukur.

Dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney U yang

merupakan suatu pengujian yang dapat digunakan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan sikap dan perilaku pembeli makan ringan stik

kulit kebab. Adapun langkah-langkah dalam penggujian Mann-

Whitney U adalah sebagai berikut:

U1 =

U2 =

Dimana:

n1 = Jumlah sample 1

n2 = Jumlah sample 2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2
62

R1 = Jumlah rangking pada sampel n1

R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

Dari kedua nilai U tersebut, nilai U yang lebih kecil digunakan.

Nilai U lebih kecil itu diwakili oleh U’. Sebelum pengujian, perlu

dicek terdahulu apakah ada nilai U atau U’ dengan cara

membandingkan dengan . Jika nilai yang didapat lebih besar

, maka nilainya adalah nilai U’. Nilai U dapat dicari dengan

rumus U = . Selanjutnya, membandingkan nilai U yang

diperoleh dari perhitungan di atas dengan nilai U yang ada di dalam

tabel (untuk n1n2 yang lebih kecil dari 20.

b. Uji Realibilitas

Menurut Azwar dalam (Siyoto & Sodik (2015: 91), Realibilitas

berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang

diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya

dilakukan pengukuran ulang. Pada uji realibilitas ini berfungsi untuk

mengetahu apakah hasil kuesiner dapat dipercaya atau tidak.

Pada penelitian ini menggunakan perhitungan reliabilitas

analisis yang telah dikembangkan oleh Cronbach’s Alpha menurut

Sugiono (2014):


( )

Keterangan:

r11 = Realibilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan


63

= Varian total

∑ = Jumlah varians butir

Tingkat realibilitas dengan metode Cronbach Alpha diukur

berdasarkan skala alpha 0-1. Jika skala tersebut dikelompokkan ke

dalam lima kelas ranking yang sama, maka ukuran kemantapan alpha

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5
Tingkat Interprestasi

Realibilitas Kriteria
0,0 - 0,20 Sangat Tidak Relibel
0,21 - 0,40 Tidak Relibel
0,41 - 0,60 Cukup Relibel
0,61 - 0,80 Relibel
0,81 - 1,00 Sangat Relibel
Sumber: Sugiono (2014)

2. Model Analisis Sikap dan Perilaku Fisbhein

Model analisis data yang digunakan pada penelitian sikap dan

perilaku keputusan pembelian makanan ringan stik kulit kebab

menggunakan model analisis sikap dan perilaku Fishbein. Analisis ini

akan mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut yang

dimiliki oleh makanan ringan stik kulit kebab (STIKBAB) dan kemudian

melakukan evaluasi berdasarkan produk yang sedang diteliti ini. Hasilnya

akan dibandingkan dengan model norma subjektif untuk mengukur

perilaku konsumen terhadap pembelian makanan ringan stik kulit kebab.


64

a. Model Sikap

Model sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek

sebuah produk ditentukan oleh dua hal yaitu kepercayaan terhadap

atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen (bi), evaluasi

pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei).

Menurut Sumarwan (2015: 128), Model Sikap ini dapat

digambarkan dengan formula:

Keterangan:

Ao = Sikap terhadap suatu objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut I

ei = Evaluasi terhadap atribut i

n = Jumlah atribut yang dimiliki objek

Model sikap fishbein tersebut juga mengemukakan tiga konsep

utama yaitu:

1) Atribut (Salient Belief)

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient

belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki

berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object beliefs,

Para peneliti sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang

akan dipertimbangkan konsumen ketika dievaluasi suatu objek

sikap (Ao) produk tersebut.


65

2) Kepercayaan (Belief)

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu

produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengutarakan

kepercayaan terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu

merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan

oleh (bi) yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut

yang dimiliki oleh masing-masing merek.

Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk

ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing

merek tersebut. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object-

attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang

kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atribut

yang relavan.

3) Evaluasi Atribut

Evaluasi adalah baik buruknya dari atribut, yaitu menjelaskan

pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan

mengidentifikasikan atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh

objek yang akan dievaluasi. Konsumen akan mengasumsikan

atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang berbeda.

Selanjutnya, konsumen akan mengevaluasi pentingnya atribut

tersebut. Komponen (ei) mengukur evaluasi kepentingan atribut-

atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Di level ini konsumen

belum memperhatikan merek (ei) mengukur seberapa suka persepsi


66

seorang konsumen tentang atribut suatu produk. Kepercayaan

diukur dengan menggunkan skala likert yang dimulai dari sangat

tidak setuju (1) hingga sangat setuju (5).

Respon rata-rata kemudian dihitung pada setiap ukuran bi dan

ei untuk mengestimasi sikap (A0) terhadap produk menggunakan

indeks ∑ setiap nilai kepercayaan (bi) dikalikan dengan nilai

evaluasi (ei). kemudian hasilnya ditambahkan untuk mengetahui

sikap konsumen terhadap produk yang sedang diteliti.

Nilai sikap maksimum (A0 maks) diperoleh dari hasil

gabungan nilai kepercayaan ideal dengan evaluasi dari setiap

atribut. Nilai yang diperoleh dikurangi dengan sikap konsumen

(A0) . Selisih antara A0 maks dengan A0 dihitung untuk mengetahui

konstribusi nilai yang dihasilkan jika akan melakukan perubahan

terhadap atribut.

b. Model Norma Subjektif (Sn)

Memotivasi individu untuk mengikuti pendapat orang lain

(preferensi) bergantung pada kemampuan oranglain itu sendiri. Bisa

dijelaskan sebagai motivasi yang lebih kuat atau lebih lemah terhadap

apa yang dikehendaki oleh preferen. Karakteristik seseorang

didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk mengikuti pendapat

referen tertentu pada kepribadian individu terkait. Norma subjektif

pada penelitian ini yaitu gagasan orang lain yang mengkehendaki

konsumen untuk membeli makanan ringan stik kulit kebab.


67

Menurut Umar dalam Wartaka & Sumardjono (2020: 121),

model norma subjektif secara matematis dapat digambarkan dengan

formula berikut:

SN=∑

Dimana:

SN = Norma Subjektif

NB1 = Keyakinan Normatif

MC1 = Motivasi Konsumen

N = Jumlah referen yang relavan

Komponen SN digunakan untuk menyiratkan bahwa norma atau

mendeskripsikan atau yang tidak menginginkan seorang individu

menggunakan objek penelitian dan atau yang mengkehendaki perilaku

tertentu. NB1 menyiratkan keyakinan normatif berasal dari pengaruh

kelompok preferen seperti keluarga, teman, petugas promosi/peraga,

maupun bukan petugas promosi/peraga. Sedangkan, MC1 adalah

dorongan atau motivasi tertentu yang ditimbul atas dasar rekomendasi

preferen dan merupakan jumlah referen atau jumlah responden yang

dijadikan sampel penelitian.

c. Model Maksud Perilaku (Behavior Intention – BI)

Sebuah teori yang dapat digunakan untuk penelitian hubungan

antara sikap, minat dan perilaku merupakan Teory of Reasoned Action

yang dikembangkan oleh Fishbein. Menurut teori ini bahwa seseorang

sangat bergantung pada tindakan minat atau niatnya, sedangkan niat


68

perilaku sangat bergantung pada sikap dan norma subjektif atas

perilaku.

Menurut Peter dan Olson dalam Sumarwan (2015: 183), attitude

toward the behavior dibentuk oleh dua komponen yaitu sebagai

berikut:

1) Kepercayaan bahwa perilaku akan menghasilkan suatu keluaran

atau kepercayaan terhadap adanya konsekuensi karena melakukan

perilaku.

2) Evaluasi terhadap keluaran atau evaluasi terhadap konsekuensi dari

kepercayaan.

Subjective norm about behavior dibentuk oleh dua komponen,

yaitu:

1) Kepercayaan terhadap orang lain (kelompok acuan atau referensi)

bahwa mereka berpikir saya seharusnya atau tidak melakukan suatu

perilaku atau kepercayaan normatif tentang harapan orang lain

(kelompok acuan) terhadap dirinya mengenai apa yang seharusnya

dilakukan.

2) Motivasi yang sejalan dengan kepercayaan normatif atau motivasi

yang sejalan dengan orang yang menjadi kelompok acuan.

Menurut Sumarwan (2015: 184), teory of reasoned action atau

Fisbhein Behavioral Intentions dapat dijelaskan sebagai berikut:

B ~ BI =
69

Dimana:

B = Perilaku atau tindakan yang sesungguhnya yang diduga sama

dengan kecenderungan melakukan tindakan tersebut BI

BI = Kecenderungan melakukan perilaku atau tindakan tertentu.

= Sikap terhadap melakukan perilaku atau tindakan tertentu.

= Norma subjektif mengenai perilaku tertentu

= Bobot yang menggambarkan pengaruh relatif AB dan SN

terhadap kecenderungan melakukan perilaku atau tindakan

tertentu.

Theory of Reasoned Action memperhatikan perilaku seseorang

sebagai fungsi dari niatnya untuk bertindak dengan cara tertentu

dengan atribut pendukung. Keinginan konsumen terlibat dalam

perilaku tertentu atau niat seorang dalam membeli produk (BI) yang

dipengaruhi oleh sikap (Act) dan norma subjektif (SN) yang

mencerminkan bobot pengaruh relatif bobot sikap dan subjektif

(W1W2) dari hasil tersebut didapat sebuah pertimbangan pribadi untuk

menyukai atau tidak menyukai.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, N. H. (2015). Manajemen Strategi Pemasaran. Cv Pustaka Setia.

Basya, M. F. Y. Al, Mawardi, M. K., & Nuralam, I. P. (2018). Analisis Preferensi

Konsumen Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus Bahasa Inggris

(Studi Pada Pelanggan Lembaga Kursus Bahasa Inggris Di Kampung Inggris

Pare). Jurnal Administrasi Bisnis, 58(2), 199.

Candramaya, A. (2020). Gurihnya Usaha Keripik Para Pelaku Ukm Yang Tampil

Di Pasar Daring. Https://Www.Ukmindonesia.Id/Baca-Artikel/355

Febriani, N., & Dewi, W. (2018). Teori Dan Praktis : Riset Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Universitas Brawijaya Press (Ub Press).

Firmansyah, M. A. (2018). Perilaku Konsumen (Sikap Dan Pemasaran).

Deepublish.

Hardani. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Cv. Pustaka Ilmu

Group Yogyakarta.

Hasibuan, H. H. (2020). Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk

Makanan Ringan Orong-Orong. Sumatera Utara.

Indarto, R. P. (2011). Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bundlingkartu

Gsm Dengan Smartphone. Universitas Indonesia.

Indrasari, D. M. (2019). Pemasaran & Kepuasan Pelanggan (Pertama). Unitomo

Press.

Irma, I. (2019). Analisis Preferensi Konsumen Dalam Berbelanja Di Pasar

Tradisional Dan Pasar Modern Di Kota Makassar. Universitas Islam Negeri


71

Aluddin Makassar.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Prinsip-Prinsip Pemasaran (Keduabelas).

Penerbit Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran (Jilid 2). Erlangga.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Pasal 90 Ayat 1

Tentang Cipta Kerja, (2020).

Peter, J. P., & Olson, J. C. (2013). Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran

(M. Mansykur (Ed.); Edisi 9). Salemba Empat.

Putri, B. T. R. (2017). Manajemen Pemasaran. Fakultas Peternakan Universitas

Udayana.

Putri, M. (2020). Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan

Aplikasi Streaming Musik Online Di Kota Bogor. Universitas Binaniaga

Indonesia.

Radjab, E., & Jaman, A. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Rafei, Y. D., Safrida, I. N., & Sukamto, A. (2019). Perkembangan Indeks

Produksi Triwulan Industri Mikro Dan Kecil (Linda Amelia M (Ed.)). Badan

Pusat Statistik.

Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen-Perspektif Kontemporer

Pada Motif, Tujuan, Dan Keinginan Konsumen (N. Wk (Ed.); Ketiga). Cv

Andi Offset.

Saputra, P. A. D., & Dewi, Y. K. (2019). Preferensi Konsumen Terhadap Atribut

Produk Cemilan Sehat Di Bali. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis,


72

4(4).

Setiadi, N. J. (2019). Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif,

Tujuan, Dan Keinginan Konsumen (Ketiga). Prenadamedia Group.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (Ed.)).

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.

Sumarwan, U. (2014). Perilaku Konsumen: Teori Dan Penerapannya Dalam

Pemasaran (R. Sikumbang (Ed.); Edisi Kedu). Ghalia Indonesia.

Sumarwan, U. (2015). Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam

Pemasaran (R. Sikumbang (Ed.); Kedua). Ghalia Indonesia.

Sumarwan, U., Hartoyo, & Dkk. (2018). Pemasaran Strategik: Perspektif

Perilaku Konsumen Dan Marketing Plan (U. Sumarwan (Ed.); Cetakan 1). Pt

Penerbit Ipb Press.

Sunyoto, D. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi Dan

Kasus) (Cetakan Ke). Caps (Center For Academic Publishing Service).

Wartaka, M., & Sumardjono. (2020). Analysis Of Consumer Behavior In Buying

Instant Noodles (Case Studies In The Bogor City Area). The Management

Journal Of Binaniaga, 5(2).

Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.33062/Mjb.V5i2.384

Anda mungkin juga menyukai