Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/360005582

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Meningkatkan


Kompetensi Prosefional Guru di Sekolah Dasar

Article · April 2022

CITATIONS READS

0 1,618

2 authors, including:

Fitriani Lestari
Universitas Djuanda
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fitriani Lestari on 17 April 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS ARTIKEL
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
untuk Meningkatkan Kompetensi Prosefional Guru
di Sekolah Dasar

Fitriani Lestari1*
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Djuanda
*H.1910985@unida.ac.id

Jurnal 1
Judul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui
Pendidikan Dan Pelatihan Guru Dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar
Nama Jurnal Nusantara Education
Volume 3
Tahun 2020
No/ ISSN/e- ISSN 1/ ISSN 1979-9004 / e-ISSN 2598-9553
Penulis Deni Surya Permadi, Sutaryat Tarmansyah, dan Yosal Iriantara
(Permadi, 2020).
Pendahuluan Menjadi guru tidaklah mudah, karena menjadi seorang guru
harus memiliki empat kompetensi agar dapat menjadi guru
yang bermutu. Adapun kompetensi tersebut adalah kompetensi
pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial. Semua
kompetensi tersebut haruslah dimiliki dan dikuasai oleh
seorang guru, agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Pada kenyataannya hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun
2015 pada guru di Indonesia masih jauh dari memuaskan. Hasil
UKG yang dijadikan potret kompetensi guru di Indonesia
belum mencapai target nilai rata-rata pemerintah. Rata-rata
nilai UKG nasional masih di bawah standar. Rata-rata UKG
nasional 53.02. Adapun rinciannya yaitu, rata-rata nilai
kompetensi profesional 54.77, sedangkan nilai rata-rata
kompetensi pedagogik 48.94. Kemungkinan penyebab dari
rendahnya hasil UKG pada kompetensi professional guru di
atas adalah ketidak sesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar
dari guru, kualifikasi guru yang belum setara Sarjana,
rekrutmen guru yang tidak efektif, lulusan Lembaga
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) banyak
menciptakan lulusan tidak bermutu atau kalah saing dengan
lulusan non kependidikan, dan panggilan menjadi seorang guru
merupakan pilihan akhir karena sulit mendapat pekerjaan.
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
gambaran tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) dalam meningkatkan kompetensi profesional guru SD.
Sedangkan tujuan khusus terdiri dari:
(1) Mendapatkan gambaran tentang perencanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) melalui
Pendidikan dan Pelatihan Guru dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru Sekolah Dasar, (2) Mendapatkan
gambaran tentang pengorganisasian pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB) melalui Pendidikan dan
Pelatihan Guru dalam meningkatkan kompetensi profesional
guru Sekolah Dasar, (3) Mendapatkan gambaran tentang
pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru dalam meningkatkan
kompetensi professional guru Sekolah Dasar, (4) Mendapatkan
gambaran tentang evaluasi pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru
dalam meningkatkan kompetensi professional guru Sekolah
Dasar.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Melalui
penelitian kualitatif dapat mendeskripsikan pengalaman,
pemikiran, dan hal-hal yang tidak dapat diwakili oleh angka.
Hal-hal tersebut seperti rasa, harapan, hambatan, dan solusi-
solusi dari para obyek yang diteliti mengenai masalah yang
peneliti jadikan dasar penelitian.
Hasil dan Hasil dari penelitian tentang pengembangan keprofesian
Pembahasan berkelanjutan adalah Sebagai Berikut:
1. Perencanaan Implementasi
Berdasarkan data dan perencanaan yang dilakukan oleh tim
pengembang melalui diklat guru secara umum hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
kompetensi baik pedagogic, kepribadian, professional dan
sosial serta guru dapat memiliki performa sebagai pendidik dan
pemimpin bagi peserta didiknya.
2. Perorganisasian Implementasi
Menurut hasil penelitian dengan wawancara terhadap para guru
terdapat beberapa kendala yang tidak bisa di hindari, seperto
dalam pemberian tugas terhadap peserta. Beberapa peserta pun
kesulitan mengerjakan tugas karena keterbatasan dalam bidang
IT.
3. Pelaksanaan PKB melalui Diklat Guru
Beberapa standar pelaksanaan penyelenggaraan yang
dijelaskan dalam buku panduan diwujudkan dalam pelaksanaan
dilapangan. Adapun standar yang dimaksud antara lain:
Standar Fasilitator, standar kurikulum, standar sarana, standar
penilaian dan standar soal.
4. Evaluasi implementasi
Evaluasi dalam implementasi program PKB melalui Diklat
Guru di Kecamatan Paseh terbagi dalam tiga hal, yakni evaluasi
proses, evaluasi program, dan evaluasi dampak. Adapun
evaluasi proses dan program terdiri dari hambatan yang dialami
dalam penyelenggaraan program dan solusi yang dilakukan.
Hambatan yang dihadapi dalam implementasi program PKB
melalui Diklat Guru diantaranya adalah pembiayaan
penyelenggaraan yang dibebankan kepada peserta,
keterbatasan keterampilan peserta dalam menggunakan
teknologi komputer dan ketidaksesuaian materi Diklat dengan
terbatasnya waktu penyelenggaraan Diklat.
5. Strategi pelaksanaan
Metode-metode dan strategi baru dalam sistem belajar
mengajar di Sekolah yang terintegrasi dengan pengembangan
pendidikan karakter, gerakan literasi, dan pembelajaran HOTS
(High Order Thingking Skill).
Kesimpulan Program PKB melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru secara
umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya melalui peningkatan kompetensi baik
pedagogik maupun profesional, serta memiliki performa
sebagai pendidik dan pemimpin bagi peserta didiknya.
Pengorganisasian dalam implementasi program PKB melalui
Diklat Guru dalam meningkatkan kompetensi profesional guru
Sekolah Dasar dilaksanakan sesuai petunjuk pelaksanaan,
walaupun belum optimal.

Jurnal 2

Judul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru Sekolah


Dasar
Nama Jurnal Pendidikan
Volume 5
Tahun 2020
No/ ISSN/e- ISSN 5/
Penulis Cahyaningtyas Tri Wijiutami, Wahjoedi Wahjoedi, Ery Try
Djatmika R. W. W (Wijiutami dkk., 2020).
Pendahuluan Fakta guru di Indonesia belum profesional. Peningkatan
profesional harus dilakukan secara teratur oleh guru-guru agar
pemikiran, pemahaman, serta kematangan yang dimiliki
terus berkembang. Pemerintah terus melakukan upaya untuk
memperbaiki berbagai masalah yang terjadi. Program PKB
adalah solusi dari pemerintah untuk peningkatan profesi
pendidik. Platform guru menjadi sebuah profesi adalah langkah
menuju perubahan jabatan guru sebagai profesi agar
peningkatan mutu pendidik dengan tersistem serta berlanjut.
Terdapat Sembilan model dalam PKB,meliputi pelatihan,
penghargaan, defisit, kaskade, berbasis standar, pembinaan
atau pendampingan, komunitas praktik, penelitian tindakan,
serta transformative.
Kendala dalam PKB juga diungkapkan oleh Nasution (2015)
bahwa pada proses pelaksanaan PKB mengalami hambatan.
Karena hal tersebut, guru perlu dibekali supaya dapat
mengatasi hambatan yang terjadi. Guru juga harus diberikan
soaialisasi lebih sering dalam pembuatan karya ilmiah PTK
agar dapat melakukan sendiri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan baik. Membuat PTK termasuk dalam publikasi ilmiah
pada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Seharusnya PKB yang dilakukan oleh profesi guru tidak hanya
sebatas diklat, tetapi guru dapat membuat publikasi ilmiah.
Beberapa permasalahan tersebut perlu dikaji secara mendalam
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program PKB guru
SD Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini dilakukan
untuk menjawab pertanyaan, (1) Bagaimanakah pelaksanaan
program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di gugus
Ki Hajar Dewantara Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas Provinsi Jawa Tengah, (2) Bagaimanakah
efektivitas program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan di gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah untuk
guru SD dengan adanya program tersebut

Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan menggunakan pendekatan


kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus untuk membahas
secara mendalam tentang program PKB.
Hasil dan Hasil menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan program
Pembahasan PKB di Sekolah Dasar berupa kegiatan evaluasi diri (KKG
serta diklat fungsional) yaitu sudah dilakukan dengan baik.
Namun, semangat serta produktivitas guru harus ditingkatkan
lagi dalam pelaksanaan program PKB.
1. Pelaksanaan Program PKB
Berdasarkan wawancara dengan para guru tentang pelaksanaan
program PKB di tiga SD berupa kegiatan evaluasi diri (KKG
serta diklat fungsional) yaitu sudah dilakukan dengan baik.
2. Efektivitas Pelaksanaan PKB (Pengembangan Diri)
Terdapat dua kegiatan dalam pengembangan diri yaitu KKG
dan diklat fungsional. Ditinjau dari manfaat KKG yaitu utuk
peningkatan profesionalitas guru, dan keterampilan guru yang
sangat penting serta dibutuhkan oleh guru. KKG sebagai
wahana dan sarana yang saling sharing berbagi info agar dapat
mengatasi permasalahan di dalam pembelajaran serta
peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik.
3. Efektivitas Publikasi Ilmiah
Kebanyakan guru kurang memahami pembuatan penulisan
karya ilmiah, sehingga masih mengalami kendala. Selain itu,
guru yang membuat publikasi ilmiah berupa PTK yaitu untuk
syarat naik golongan bukan atas dasar program PKB. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan publikasi yang belum efektif karena
kegiatannya dilakukan untuk minat serta keinginan tertentu.
Guru profesional harus berkomitmen tinggi sesuai profesinya,
ikut dalam kegiatan karya ilmiah dan seminar, melakuka
pengembangang diri secara teratur melalui organisasi-
organisasi profesi. Oleh karena itu, guru harus selalu belajar
secara teratur dan terus menerus ikut serta dalam membuat
tukisan karya ilmiah sebagai wujud dalam mengembangkan
keprofesionalitasannya. Guru perlu berupaya untuk
mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kawan
sejawat yang telah lulus dalam PKB, agar dapat terus
memperbaiki dan meningkat kualitas sebagai seorang pendidik.
Hasil dari kegiatan publikasi ilmiah di Sekolah Dasar masih
kurang terlaksana. Bisa dilihat dari belum ada data dokumen
yang dihasilkan oleh guru.
4. Efektifitas Karya Inovatif
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kefektifan
kegiatan karya inovatif dengan para guru-guru dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan karya inovatif dalam
PKB sangat berperan bagi guru dalam mengembangkan profesi
serta untuk peningkatan kualitasnya memberikan pelayanan
pembelajaran yang bermutu untuk peserta didik.
Hasil dari karya inovatif yang telah dilakukan oleh guru
Sekolah dasar sudah dilaksanakan dengan baik. Pembuatan
karya inovtif yaitu dalam wujud alat peraga yang di modifikasi
dan langsung dipajang didalam kelas.
Kesimpulan Hasil dari penelitian menunjukan bahwa efektivitas
pelaksanaan program PKB di Sekolah Dasar berjalan dengan
efektif karena kegiatan publikasi ilmiah belum dilaksanakan
berdasarkan atas program PKB, melainkan atas dasar kenaikan
pangkat. Koordinator PKB di masing-masing sekolah belum
aktif sehingga hal tersebut juga menjadi penyebab belum
efektifnya pelaksanaan program PKB. Perlunya kegiatan
evaluasi atau ekspansi serta peningkatan kesadaran guru untuk
mengikuti program PKB, supaya pendidikan yang diberikan
berkualitas dan memiliki mutu.

Jurnal 3

Judul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk


Meningkatkan Mutu Pendidikan

Nama Jurnal Manajemen Pendidikan


Volume 6
Tahun 2019
No/ ISSN/e- ISSN 2/ 2443-0544/ 2549-9661
Penulis Nurkolis Siri Kastawi, Yovitha Yuliejantiningsih (Kastawi &
Yuliejantiningsih, 2019).
Pendahuluan Guna meningkatkan kompetensi guru di Indonesia, maka arah
kebijakan dan strategi pembangunan sub bidang pendidikan
diprioritaskan salah satunya adalah pelaksanaan
pengembangan profesional berkelanjutan (PPB) bagi guru
dalam jabatan melalui latihan berkala dan merata. Juga
dilakukan penguatan kelompok kerja guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Selain itu juga
diprogramkan pembinaan karir dan pengembangan profesi
kepala sekolah serta pengawas sekolah. Pengembangan
profesional berkelajutan (PPB) bagi guru lebih dikenal dengan
sebutan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi
guru.
Di Indonesia, pengembangan keprofesian guru telah secara
serius dimulai pada tahun 2010 sehingga masih perlu dilakukan
banyak kajian guna mendapatkan gambaran yang
komprehensif.
Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif
sedangkan jenisnya adalah fenomenologis.
Hasil dan Berdasarkan sumber data dari informasi wawancara,
Pembahasan observasi, dan dokumentasi maka telah diperoleh langkah-
langkah pengembangan keprofesian berkelanjutan telah
mengikuti teori yang telah banyak berkembang yaitu
diawali dengan pengukuran kebutuhan guru yang perlu
dikembangkan, kemudian pelaksanaan
pengembangankeprofesian guru, dan evaluasi.
Metode & teknik pengembangan keprofesian berkelanjutan
guru.Metode atau teknik yang diterapkan dalam PKB di
Kabupaten Demak sudah banyak yang menggunakan
saran-saran dari para ahli manajemen SDM bidang
kependidikan. Diantaranya adalah penugasan seperti kuliah,
menirukan peran sesuai karakter tertentu, pemodelan
perilaku dengan menggunakan video, diskusi untuk
memecahkan kasus tertentu, simulasi, on the job learningatau
on the job training, dan mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Pembiayaan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru.
sumber pembiayan dalam PKB ini dari pribadi guru, iuran
sekolah yang bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan sumber lain yang diterima sekolah, pemerintah dan
pemerintah daerah, serta masyarakat.
Model pengembangan keprofesian berkelanjutan guru.
Model-model PKB yang diterapkan yaitu dengan cara
membentuk kelompok belajar profesional, mentoring,
penelitian tindakan kolaboratif, peer-coaching, menulis, ikut
dalam tim pengembangan keprofesian kritis, dan menghadiri
konferensi sertaseminar.Model yang paling sedikit
diterapkan adalah peer coahing atau magang.
Karena untuk melakukan magang di kelas lain atau di
sekolahlain, seorang guru harus meninggalkan tugas
mengajar di kelas. Sedangkan di sekolah tidak ada
guru pengganti. dengan kolaborasi antara guru.
Model yang paling banyak digunakan adalah kelompok belajar
profesional dalam bentuk KKG dan MGMP.Namun
kebanyakan guru yang menjadi responden penelitian
mengatakan bahwa kegiatan KKG atau MGMP tidak
dilaksanakan secara rutin karena hanya dilaksanakan jikaada
kebutuhan yang mendesak.
Pembiayaan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru.
Di Indonesia hanya 5% guru yang memiliki peluang
mengembangkan keprofesiannya jika mengandalkan
pemerintah atau pemerintah daerah.Kesadaran para guru di
Kabupaten Demak sudah tumbuh untukmengembangkan
profesionalismenya tidak terlepas dari Peraturan Bupati No.
53 tahun 2005 tentang Pembinaandan
PengembanganKeprofesian Berkelanjutan Bagi Guru.
Namun belum ada mekanisme yang jelas bagaimana proses
pengumpulan dana 4% dari setiap guru, siapa yang
bertanggungjawab untuk mengelola, dan bagaimana
mekanisme penggunaannya. Sehingga Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan perlu membuat Prosedur Operasional Standar
(POS) agar implementasi Peraturan Bupati ini dapat
dilaksanakan secara efektif.
Kendala-Kendala implementasi pengembangan keprofesian
berkelanjutan guru.
Kendala yang paling banyak adalah dari diri guru sendiri atau
kendala internal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya bahwa kendala PKB ada yang berasal dari diri guru
seperti kurangnya waktu dan kemauan. Juga ada hambatan dari
lembaga seperti kurangnya sarana dan prasarana pendukung.
Kendala lain implementasi PKB adalah kurangnya narasumber
dan padatnya kegiatan guru di sekolah.
Kesimpulan Kesimpulan dari pembahasan ini adalah metode Teknik PKB
yang paling banyak digunakan adalah diklat, kuliah,
simulasi, diskusi dan pemodelan perilaku. Sementara itu yang
paling jarang digunakan adalah bermain peran dan on the job
training.Model PKB yang paling banyak digunakan
adalah kelompok belajar profesional dalam bentuk KKG dan
MGMP.Sementara itu model peer coahing atau magang
adalah yang paling sedikit digunakan. Hal ini
dikarenakan waktu yang diperlukan lebih lama dan
menggunakan sumber daya yang lebih banyak.Pembiayaan
terbesar dalam PKB adalah dari pribadi guru yang rata-rata
menyisihkan Rp. 300.000, hal ini mengikuti
anjuranPeraturan Bupati bahwa setiap guru yang sudah
sertifikasi mengalokasikan 4% dari tunjangan profesinya untuk
mengembangkan keprofesiannya. Pemerintah Daerah
Kabupaten Demak telah mengalokasikan bantuan pendidikan
untuk PNS yang akan melanjutkan pendidikan S2 sebesar Rp.
15 juta selama 4 semester. Kendala utama implementasi
PKB adalah kurangnya narasumber, padatnya kegiatan guru
di sekolah, tidak adanya program dari pemerintah daerah,
kurangnya dana, tidak adanyadukungan dari teman sejawat,
tidak adannya tuntutan berubah setelah selesai pelatihan,
dan tidak adanya pendampingan dari pengawas ke sekolah.
Kendala dari sisi guru adalah rendahnya kemampuan teknologi
informasi pada guru, setelah pelatihan guru tidak bersedia
menularkan kepada guru lain, kurangnya minat atau motivasi
guru untuk mengembangkan diri, dan keterbatasan fasilitas
sekolah, serta guru hanya mengejar sertifikat.Kendala dari
sisi pemerintah daerah adalah pelatihan yang diberikan
tidak merata, jarang memprogramkan pelatihan, waktu
pelatihan terlalu singkat, tidak adanya penugasan kepada
pengawas sekolah untuk mendampingi guru
Hasil Analisis Pendahuluan

Berdasarkan hasil analisis jurnal yang telah dilakukan menyatakan bahwa Fakta
guru di Indonesia belum profesional. Peningkatan profesional harus dilakukan secara
teratur oleh guru agar pemikiran, pemahaman, serta kematangan yang dimiliki terus
berkembang(Wijiutami dkk., 2020) Melalui kualitas pendidikan yang baik, maka akan
dapat mendukung kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang juga baik. Namun
demikian, menciptakan pendidikan yang berkualitas pada satuan pendidikan bukan
merupakan pekerjaan yang sederhana karena satuan pendidikan harus memenuhi standar
minimal (Rusmiati Aliyyah, 2019) kualifikasi pendidikan yang sudah diformulasikan
dalam bentuk standar nasional pendidikankompetensi professional guru terlihat dari hasil
uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 pada guru di Indonesia masih jauh dari
memuaskan. Hasil UKG yang dijadikan potret kompetensi guru di Indonesia belum
mencapai target nilai rata-rata pemerintah. Rata-rata nilai UKG nasional masih di bawah
standar. Rata-rata UKG nasional 53.02. Adapun rinciannya yaitu, rata-rata nilai
kompetensi profesional 54.77, sedangkan nilai rata-rata kompetensi pedagogik 48.94.
Kemungkinan penyebab dari rendahnya hasil UKG pada kompetensi professional guru di
atas adalah ketidak sesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar dari guru, kualifikasi guru
yang belum setara Sarjana, rekrutmen guru yang tidak efektif, lulusan Lembaga
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK). Pemerintah terus mengupayakan untuk
memperbaiki berbagai masalah yang terjadi salah satunya adalah Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah solusi dari pemerintah untuk
peningkatan profesi pendidik (Permadi, 2020).

Hasil Analisis Metode

Berdasarkan hasil analisis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Melalui Pendidikan dan Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Prosefional dan
Mutu Pendidikan Bagi Guru Sekolah Dasar menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Melalui penelitian kualitatif dapat mendeskripsikan pengalaman, pemikiran, dan hal-hal
yang tidak dapat diwakili oleh angka. Hal-hal tersebut seperti rasa, harapan, hambatan,
dan solusi-solusi dari para obyek yang diteliti mengenai masalah yang peneliti jadikan
dasar penelitian. Model pendekatan yang digunkana adalah studi kasus, yaitu satu kasus
khusus ataupun pada sebagian kasus secara terperinci dengan penggalian data secara
mendalam. Beragam sumber informasi yang kaya akan konteks dilakukan untuk
penggalian data (Sudaryono, 2016).

Analisisa Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis akan di bahas tentang Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan untuk Meningkatkan
Kompetensi Prosefional dan Mutu Pendidikan Bagi Guru Sekolah Dasar sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Program PKB bagi Guru Sekolah Dasar

Program pengembangan keprofesian ber-kelanjutan (PKB) bagi guru adalah


suatu proses kegiatan guru secara sistematis dengan memeriksa dan menilai atau
refleksi guru setelah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar untuk membenahi
segala keku-rangan yang berfungsi untuk meningkatkan keprofesionalannya
(Wijiutami dkk., 2020) Program PKB berisi peningkatan kompetensi guru yaitu
program penguasaan materi pem-belajaran, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang dapat mendukung mata pelaja-ran yang diampu melalui kegiatan
pengem-bangan diri yang dilaksanakan secara mandiri atau diklat fungsional guru
secara kolektif melalui kegiatan kelompok guru sejenis atau MGMP. Sedangkan
program publikasi ilmiah dan karya inovatif merupakan kegiatan keprofesian
berkelanjutan dari komponen mengembangkan keprofesian melalui tinda-kan
reflektif (Sari dkk., 2020)

2. Efektivitas Pelaksanaan PKB (Pengembangan Diri) Melalui Pendidikan dan Pelatihan


untuk Meningkatkan Kompetensi Prosefional dan Mutu Pendidikan

Pengembangan keprofesian sangat berpengaruh dalam mutu pendidikan di


sekolah, sesuai hasil penelitian terdahulu oleh (Bustami, t.t.) yaitu pengaruh
Pengembangan Profesionalisme Guru terhadap mutu pendidikan di Kabupaten Aceh
Timur, dengan demikian pengembangan keprofesian harus berkaitan dengan
pembelajaran atau di refleksikan berbagai kompenen kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan kinerja guru atau berdampak pada guru dan peserta didik,
dalam penelitian ini dijelaskan pengem-bangan keprofesian berkelanjutan yang
direfleksikan ke kegiatan pembelajaran dapat berdampak pada siswa atau
peserta didik, yaitu:

a) Siswa dapat lebih memahami konsep materi yang sesuai standar


kompetensi dan standar kompetensi dasar yang dikembangkan guru
dalam perencanaan pembelajaran dan pengembangan silabus.
b) Siswa dapat belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sesuai den-
gan konsep rancangan pembelajaran guru yang akan dilaksanakan di kelas.
c) Siswa dapat terarah dalam kegiatan pembelajaran karena guru
melaksanakan kegiatn sesuai rancangan pembelajaran hasil refleksi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Pengembangan keprofesian keberlanjutan (PKB) merupakan kewajiban guru


untuk meningkatkan kinerja dan kompetensinya yang dilaksanakan secara mandiri
atau kegiatan guru dengan kegiatan, yaitu: Pengembangan diri, kegiatan publikasi
ilmiah, dan karya inovatif (Wijiutami dkk., 2020) Peningkatan profesional guru harus
dikembangkan untuk mengahadapi tantangan tugas yang berat dalam pem
belajarann peserta didik. Berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian Tindakan
kelas dan berbagai kegiatan atau tindakan yang mendukung kinerja guru (Wulandari
dkk., 2020) Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan guru untuk
meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya melalui pendidikan dan pelatihan
(diklat) dan kegiatan fungsional guru baik secara mandiri atau melalui kegiatan
kolektif dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Kegiatan tersebutberupa kursus, pelatihan
penataran, maupun berbagai bentuk diklat yang lain. Kegiatan kolektif guru dapat
dilakukan melalui musyawarah guru serumpun mata pelajaran di sekolah atau bekerja
sama dengan sekolah lain (MGMP, KKG) macam kegiatan berupa lokakarya,
seminar, koloqium, diskusi panelatau bentuk pertemu-an ilmiah lainnya.

3. Kendala-Kendala implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Hasil dari analisis yang telah dilakukan hambatan-hambatan yang ditemukan untuk
pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) melalui
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi prosefional dan mutu
pendidikan adalah Kendala yang paling banyak adalah dari diri guru sendiri atau kendala
internal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa kendala PKB ada yang
berasal dari diri guru seperti kurangnya waktu dan kemauan. Juga ada hambatan dari
lembaga seperti kurangnya sarana dan prasarana pendukung. Kendala lain implementasi
PKB adalah kurangnya narasumber dan padatnya kegiatan guru di sekolah (Permadi,
2020). Selama mengimplementasikan PKB terdapat beberapa kendala baik dari sisi guru,
pengurus KKG dan MGMP, sekolah, pemerintah daerah, dan kendala dari sisi
pembiayaan. Dari semua kendala tersebut kemudian disarikan apa yang menjadi kendala
utama. Kendala yang paling banyak adalah dari diri guru sendiri atau kendala internal,
kendala dari sisi pemerintah daerah, dan hambatan dari lembaga seperti kurangnya sarana
dan prasarana pendukung (Anitasari, 2018).

Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan pendidikan yang lebih


memprioritaskan perkembangan peserta didik dalam proses pembelajarannya. guru
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan.
Seorang guru dapat dikatakan profesional apabila mampu mengantarkan siswa dalam
belajar untuk menemukan, mengelola dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan
pengetahuan sikap dan nilai hidupnya. Untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
berkualitas yakni membutuhkan tanggung jawab tenaga pendidikan yang profesional di
sekolah. Maka dari itu meningkatkan kualitas guru merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan (Rusmiati Aliyyah & Hardiyanti, 2021)

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pemaparan analis pada Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi
Prosefional dan Mutu Pendidikan dapat disimpulkan bahwa program penge-mbangan
keprofesian berkelanjutanyang dilaksanakan berdasar dokumen evaluasi diri guru
dan penilaian kinerja guru pada kompo-nen kom-petensi penguasaan materi, struktur,
konsep dan pola pikir keilmuan yangmendukungmata pelajaran dan mengem-
bangkan kepr-ofesian melalui tindakan penge-mbangan diri untuk meningkatkan
kompe-tensi yang berhu-bungan dengan tugas pokok guru, atau kegiatan
publikasi ilmiah maupun karya inovatif dengan direfleksikan kedalam pembe-lajaran
atau tindakan yang mendukung peningkatan kinerja sebagai guru yang
profesional sehingga layak memiliki sebutan guru yang bermartabat di tengah-tengah
masyarakat sebagai guru bersertifikasi. Pengembangan keprofesian berkelanjutan
merupakan wahana pembinaan keprofesian bagi guru-guru yang dapat
meningkatkan harkat dan martabat di masyarakat sebagai guru yang profesional
sehingga perlu adanya tindakan secara bertahap, berkesinambungan dan
kepedulian pemangku kepentingan, PKB dapat memberikan dampak positif
berbagai pihak guru, siswa dan sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan,
agar kegiatan PKB yang dilaksanakan guru dapat berhasil dengan baik dan lancar.

Daftar Pustaka

Anitasari, E. (2018). Motivasi, Kendala, dan Strategi Pelaksanaan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Matematika SMA di Kabupaten Bantul

[Tesis, UNY]. https://eprints.uny.ac.id/60024/

Bustami. (t.t.). Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap

Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur.

Kastawi, N. S., & Yuliejantiningsih, Y. (2019). Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan Guru untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Kelola: Jurnal

Manajemen Pendidikan, 6(2), 157–168.

https://doi.org/10.24246/j.jk.2019.v6.i2.p157-168

Permadi, D. S. (2020). Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui

Pendidikan Dan Pelatihan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional

Guru Sekolah Dasar. Nusantara Education Review, 3(1), 23–34.

Rusmiati Aliyyah, R. (2019). PROFESIONALISME GURU SEBAGAI ASET

PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN DI JAWA BARAT.

Rusmiati Aliyyah, R., & Hardiyanti, L. Y. (2021). PROFESIONALISME GURU

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI PROVINSI

RIAU.
Sari, K. P., Marsidin, S., & Sabandi, A. (2020). Kebijakan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) Guru. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2(2),

113–120. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i2.110

Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Prenada Media.

Wijiutami, C. T., Wahjoedi, W., & W, E. T. D. R. W. (2020). Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori,

Penelitian, dan Pengembangan, 5(5), 666–670.

https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i5.13521

Wulandari, S., Suratman, B., & Nugraha, J. (2020). Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) pada Guru SMK Bidang Keahlian Administrasi

Perkantoran di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Edutama, 7, 31.

https://doi.org/10.30734/jpe.v7i1.707

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai