Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

DI SMP NEGERI 1 KABUPATEN BANTAENG.

(Development of Teachers’ Professionalism at


SMPN 1 in Bantaeng District)

Muh. Adnan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Pengembangan profesionalisme


guru di SMP Negeri 1 Kabupaten Bantaeng (2) Faktor-faktor pendukung dan faktor-
faktor penghambat dalam pengembangan profesionalisme guru di SMP Negeri 1
Kabupaten Bantaeng. Jenis penelitian ini tergolong studi kasus deskriptif.
Pendekatan yang digunakan kualitatif. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru
dan peserta didik. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi
dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti, pedoman wawancara,
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi. Uji keabsahan data digunakan
Triangulasi sumber, teknik, dan waktu Analisis data menggunakan analisis model
interaktif dari Miles and Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Pengembangan profesionalisme guru yang dilakukan SMP Negeri 1 Kabupaten
Bantaeng terdiri dari dua yaitu (a) dilakukan oleh kepala sekolah yang diwujudkan
dalam bentuk melaksanakan supervisi, memberikan penghargaan, motivasi dan
dorongan melanjutkan pendidikan, dan pembinaan guru melalui penugasan; dan (b)
dilakukan oleh individu guru yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam
seminar,workshop, MGMP, melanjutkan pendidikan, dan belajar mandiri dari
berbagai media; (2) Faktor-faktor pendukung pengembangan profesionalisme guru
adalah tingkat pendidikan guru, kedisiplinan Guru, motivasi dan kesadaran diri guru,
sarana dan prasaran; sedangkan faktor-faktor penghambatnya adalah belum adanya
kegiatan MGMP internal disekolah, masih adanya sarana olahraga yang belum
terpenuhi, dan adanya guru yang belum layak menyandang guru profesional karena
masih lulusan SMK dan tidak memiliki sertifikat pendidik.

Kata kunci: profesionalisme guru di sekolah menengah pertama.

1
A. PENDAHULUAN “Pemberdayaan profesi guru
diselenggarakan melalui
pengembangan diri yang dilakukan
Dalam upaya pembangunan secara demokratis, berkeadilan,
tidak diskriminatif, dan
pendidikan nasional, sangat diperlukan berkelanjutan dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai
guru (pendidik) dalam standar mutu keagamaan, nilai kultural,
kemajemukan bangsa, dan kode etik
kompetensi dan profesionalisme yang profesi”.
terjamin. Untuk mencapai jumlah guru
Selanjutnya menurut pasal 20
profesional yang dapat menggerakan
menyatakan:
dinamika kemajuan pendidikan
Dalam melaksanakan tugas
nasional diperlukan suatu proses keprofesionalan, guru berkewajiban
meningkatkan dan mengembangkan
pembinaan berkesinambungan, tepat kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan
sasaran dan efektif. Proses menuju guru sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
professional ini perlu didukung oleh
Kebijakan yang ditempuh
semua unsur yang terkait dengan guru.
pemerintah di bidang pendidikan ini
Unsur–unsur tersebut dapat dipadukan
memiliki tujuan yang sangat mulia bagi
untuk menghasilkan suatu sistem yang
para guru yaitu untuk meningkatkan
dapat dengan sendirinya bekerja
profesionalisme dalam pembelajaran,
menuju pembentukan guru-guru yang
yang pada akhirnya meningkatkan pula
profesional dalam kualitas maupun
kualitas pendidikan di Indonesia.
kuantitas yang mencukupi.
Program sertifikasi dilakukan

pemerintah karena mengingatkualitas


Kebijakan pemerintah, melalui
pendidikan di Indonesia masih
UU No. 14 Tahun 2005 pasal 7
rendah.Hal ini disebabkan juga oleh
mengamanatkan bahwa:

2
rendahnya kualitas kompetensi yang semakin profesional. Hal ini tidak lain

dimiliki oleh para tenaga pengajar. dimaksudkan untuk menjadikan upaya

Guru yang professional seharusnya membangun pendidikan kokoh, serta

memiliki keempat kompetensi yang mampu untuk terus menerus melakukan

sudah ditetapkan dalam lampiran perbaikan kearah yang lebih

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional berkualitas.

No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kebijakan yang ditempuh

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi pemerintah di bidang pendidikan ini

Guru, yang terdiri atas kompetensi memilik itujuan yang sangat mulia bagi

pedagogik, kompetensi kepribadian, para guru yaitu untuk meningkatkan

kompetensi sosial, dan kompetensi profesionalisme dalam pembelajaran,

profesional. Keempat kompetensi yang yang pada akhirnya meningkatkan pula

harus dimiliki guru tersebut tidak dapat kualitas pendidikan di Indonesia.

dipisahkan satu sama lain karena Program sertifikasi dilakukan

kompetensi-kompetensi tersebut pemerintah karena mengingatkualitas

merupakan komponen yang terintegrasi pendidikan di Indonesia masih

dalam kinerja guru sebagai pengajar rendah.Hal ini disebabkan juga oleh

yang profesional. rendahnya kualitas kompetensi yang

Mengingat semakin berat dan dimiliki oleh para tenaga pengajar.

kompleksnya membangun pendidikan, Guru yang professional seharusnya

adalah sangat penting untuk melakukan memiliki keempat kompetensi yang

upaya-upaya guna mendorong dan sudah ditetapkan dalam lampiran

memberdayakan tenaga pendidik untuk Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

3
No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Dari hasil observasi di Dinas

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pendidikan Kabupaten Bantaeng

Guru, yang terdiri atas kompetensi diperoleh data rata-rata hasil UKG

pedagogik, kompetensi kepribadian, Online 26 orang guru Sekolah

kompetensi sosial, dan kompetensi Menengah Pertama Negeri 1 Bantaeng

profesional. Keempat kompetensi yang Tahun 2016 untuk Sembilan mata

harus dimiliki guru tersebut tidak dapat pelajaran sebagai berikut:

dipisahkan satu sama lain karena Tabel. 1 Nilai Rata-rata hasil UKG
2016 Online Guru SMPN 1 Kab.
kompetensi-kompetensi tersebut Bantaeng
Nilai Jumlah
No Mata Pelajaran
merupakan komponen yang terintegrasi Rata-rata Guru
1 PPKn 71.42855 3
dalam kinerja guru sebagai pengajar 2 Bahasa 68.12167 3
Indonesia
yang profesional. 3 Matematika 76.0582 3
4 Bahasa Inggris 56.8783 3
Mengingat semakin berat dan
5 IPA 45.13888 4
kompleksnya membangun pendidikan, 6 IPS 64.48413 3
7 Seni 66.66665 2
adalah sangat penting untuk melakukan 8 Penjaskes 50.59525 2
9 TIK 72.619 1
upaya-upaya guna mendorong dan Sumber : Data Kasi Kurikulum Dinas
Pendidikan Kabupaten Bantaeng
memberdayakan tenaga pendidik untuk

semakin profesional. Hal ini tidak lain


Tujuan Penelitian
dimaksudkan untuk menjadikan upaya

membangun pendidikan kokoh, serta 1. Untuk mengetahui pengembangan

mampu untuk terus menerus melakukan profesionalisme guru di SMP

perbaikan kearah yang lebih Negeri 1 Kabupaten Bantaeng.

berkualitas.

4
2. Untuk mengetahui faktor–faktor bertumbuh dalam jabatan. Dalam

pendukung dan faktor-faktor kaitan dengan usaha profesionalisasi

penghambat pengembangan jabatan guru ini perlu dikembangkan

profesionalisme guru di SMP usaha pemeliharaan dan perawatan

Negeri 1 Kabupaten Bantaeng. profesi guru (maintenance and repair)

B. TINJAUAN PUSTAKA (Sahertian, 1994: 37-38). Dengan cara

Pengembangan Profesionalisme demikian, guru akan lebih efektif dan


Guru
efisien dalam melakukan tugas
Pengembangan profesionalisme yang
profesi.
dimaksudkan di sini, adalah usaha
Pengembangan
profesionalisasi, yaitu setiap kegiatan
profesionalisme guru dapat dikatakan
yang dimaksudkan untuk
sebagai pengembangan sumber daya
meningkatkan profesi mengajar dan
manusia guru. Oleh karenanya,
mendidik. Mulyasa (Sahertian,
berbicara hal ini tentu harus berbicara
1994:37-38). Usaha mengembangkan
tentang permasalahan manajemen
profesi ini bisa timbul dari dua segi,
pengembangan sumber daya manusia.
yaitu dari segi eksternal, yaitu
Pengembangan sumber daya manusia
pimpinan yang mendorong guru untuk
ini merupakan salah satu fungsi
mengikuti penataran atau kegiatan
manajemen sumber daya manusia.
akademik, atau adanya lembaga-
Manajemen sumber daya manusia
lembaga pendidikan yang memberi
(human resources management)
kesempatan bagi guru untuk belajar
adalah pendayagunaan,
lagi, dan dari segi internal, yaitu guru
pengembangan, penilaian, pemberian
dapat berusaha belajar sendiri untuk

5
balas jasa, dan pengelolaan individu berikut.

anggota organisasi atau kelompok a. Perencanaan. Perencanaan adalah

karyawan. Manajemen sumber daya merencanakan tenaga kerja secara

manusia juga menyangkut desain dan efektif serta efisien agar sesuai

implementasi sistem perencanaan, dengan kebutuhan perusahaan

pembagian tugas, pengembangan, dalam membantu terwujudnya

pengelolaan karier, evaluasi kinerja. tujuan.

Manajemen sumber daya manusia b. Pengorganisasian.

melibatkan semua keputusan dan Pengorganisasian adalah kegiatan

praktik manajemen yang untuk mengorganisasi semua

mempengaruhi secara langsung karyawan dengan menetapkan

sumber daya manusianya-orang-orang pembagian kerja, hubungan kerja,

yang bekerja bagi organisasi. delegasi wewenang, integrasi dan

Manajemen sumber daya manusia koordinasi dalam bagan organisasi.

merupakan aktivitas-aktivitas yang Organisasi hanya merupakan alat

dilaksanakan agar sumber daya untuk mencapai tujuan.

manusia di dalam organisasi dapat c. Pengarahan. Pengarahan

digunakan secara efektif guna (directing) adalah kegiatan

mencapai berbagai tujuan. Simamora mengarahkan semua karyawan

(Dewi Yulianti:201:16 ). agar mau bekerja sama dan bekerja

Fungsi manajemen sumber efektif dan efisien dalam

daya manusia menurut Rue and Byars membantu tercapainya tujuan

(Simamora: 2004: 4), adalah sebagai organisasi (sekolah), karyawan,

6
dan masyarakat. Pengarahan sumber lainnya secara efektif dan

dilakukan pimpinan dengan efisien untuk mencapai suatu tujuan

menugaskan bawahan agar semua pendidikan secara optimal. Dengan

tugasnya terlaksana dengan baik. manajemen sumber daya manusia di

d. Pemimpin. Kepemimpinan adalah bidang pendidikan, pencapaian tujuan

kegiatan untuk mengarahkan dan pendidikan akan terwujud. Dengan

membina hubungan antar sumber manajemen sumber daya manusia di

daya manusia dalam rangka bidang pendidikan, akan dihasilkan

menjaga kualitas. output pendidikan yang memiliki life

e. Pengawasan. Pengawasan adalah skill yang tinggi serta memiliki

tindakan untuk mengukur kompetensi di bidang akademik

pencapaian terhadap sasaran hasil, maupun nonakademik.

menentukan penyebab terjadinya Konsep Profesionaliseme Guru

penyimpangan, dan melakukan Makna Profesional mengacu

tindakan korektif bila ada pada orang yang menyandang suatu

penyimpangan yang terjadi. profesi atau sebutan tentang penampilan

Pengertian manajemen sumber seseorang dalam mewujudakan unjuk

daya manusia di atas, jika dikaitkan kerja sesuai dengan profesinya.

dalam bidang pendidikan meliputi Penyandangan dan penampilan

ilmu dan seni yang mengatur proses profesional ini telah mendapat

pemanfaatan sumber daya manusia pengakuan, baik secara formal maupun

dalam institusi pendidikan seperti, informal. Pengakuan secara formal

kepala sekolah, guru, dan sumber– diberikan oleh suatu badan atau

7
lembaga yang mempunyai kewenangan terhadap kualifikasi dan kompetensi

untuk itu,yaitu pemerintah dan/atau penampilan unjuk kerja suatu jabatan

organisasi profesi. Sedangkan secara atau pekerjaan tertentu.

informal pengakuan itu diberikan oleh Profesionalisme merupakan

masyarakat luas dan para pengguna jasa sikap profesional yang berarti

suatu profesi.Sebagai contoh sebutan melakukan sesuatau sebagai pekerjaan

“guru profesional” adalah guru yang pokok, sebagai profesi dan bukan

telah mendapat pengakuan secara sebagai pengisi waktu atau sebagai

formal berdasarkan ketentuan yang hoby belaka. Profesi adalah suatu

berlaku, baik dalam kaitan dengan pekerjaan yang dalam melaksanakan

jabatan maupun latar belakang tugasnya memerlukan atau menuntut

pendidikan formalnya. Pengakuan ini keahlian (expertise), menggunakan

dinyatakan dalam bentuk surat teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi

keputusan, ijazah, akta, sertifikat, dan yang tinggi. Keahlian diperoleh dari

sebagainya baik yang menyangkut lembaga pendidikan yang khusus

kualifikasi maupun kompetensi. diperuntukkan untuk itu dengan

Sebutan “ guru profesional” juga dapat kurikulum yang dapat

mengacu kepada pengakuan terhadap dipertanggungjawabkan.

kompetensi penampilan ujuk kerja Profesionalisme adalah sebutan

seseorang guru dalam melaksanakan yang mengacu kepada sikap mental

tugas-tugasnya sebagai tenaga pengajar. dalam bentuk komitmen dari para

Dengan demikian “profesional” anggota suatu profesi untuk senantiasa

didasarkan pada pengakuan formal mewujudkan dan meningkatkan

8
kualitas profesionalnya. Westby dan pekerjaan seseorang menjadi mata

Gibson (Suyanto: 2013:25). Dalam pencaharian. Kunandar (Suwadah:

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 2011:20). Dengan demikian seorang

Tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 guru memiliki profesionalisme adalah

Ayat 1 disebutkan bahwa: guru yang memiliki keahlian khusus

Guru adalah tenaga pendidik dalam bidang keguruan sehingga ia


profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, dan mampu melaksankan tugas
membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan keguruannya dengan kemampuan
mengevaluasi siswa pada anak
usia dini jalur pendidikan maksimal, dan tercermin dalam sikap
formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. mental serta komitmennya terhadap

Sesorang yang profesional perwujudan dan peningkatan kualitas

mempunyai kebermaknaan ahli dengan profesional melalui berbagai cara atau

pengetahuan yang dimiliki dalam upaya.

melayani pekerjaan tanggungjawab atas Ciri-Ciri Guru Profesional

keputusannya, baik intelektual maupun Pada dasarnya setiap profesi

sikap, dan memiliki rasa kesejawatan memilik kecakapan dan keahlian

menjunjung tinggi etika dalam suatu profesional dan bukan sekedar hasil

organisasi yang dinamis. Sementara pembiasaan atau latihan rutin yang

yang dimaksud profesionalisme guru terkondisi akan tetapi didasari wawasan

adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan yang mantap,memiliki wawasan sosial

kaulitas suatu keahlian dan kewenangan yang luas, dan bermotivasi serta

dalam bidang pendidikan dan berusaha untuk berkarya. Menurut

pembelajaran yang berkaitan dengan Pidarta (Suwadah, 2011:22) secara

9
umum ciri profesi ada lima yaitu : (1) yang diakui oleh masyarakat; (b)

Memiliki motivasi tinggi; (2) Memiliki Memiliki sekumpulan bidang ilmu

dedikasi yang tinggi; (3) Ahli dalam pengetahuan sebagai landasan dari

bidang tertentu; (4) Berijazah paling sejumlah teknik dan prosedur yang unik

rendah sarjana; dan (5) Memiliki dalam melakukan layanan profesinya;

otonomi dalam pengambilan keputusan. (c) Memerlukan persiapan yang sengaja

Suyanto dan Asep Djihadi dan sistematis, sebelum orang itu dapat

(2017: 28) mengungkapkan ada lima melaksanakan pekerjaan profesional

ciri pokok profesi yaitu : dalam bidang pendidikan; (d) Memiliki

“Pertama, pekerjaan itu mekanisme untuk melakukan seleksi


mempunyai fungsi dan
signifikansi sosial karena sehingga orang yang memiliki
diperlukan untuk mengabdi
kepada masyarakat. Kedua, kompetensi saja yang bisa masuk ke
profesi menuntut keterampilan
tertentu yang diperoleh lewat profesi bidang pendidikan; (e) Memiliki
pendidikan dan latihan yang
intensif.Ketiga, profesi organisasi profesi untuk meningkatkan
didukung oleh suatu disiplin
ilmu pengetahuan.Keempat, layanan kepada masyarakat.
profesi memiliki kode etik
sebagai pedoman perilaku para Chandler (Sagala 2013: 4)
anggotanya.Kelima, sebagai
konsekuensi dari layanan yang mengemukakan ciri profesi adalah: (1)
diberikan kepada masyarakat,
anggota profesi secara lebih meningkatkan layanan
perorangan ataupun kelompok
memperoleh imbalan finansial”. kemanusian melebihi dari kepentingan

Sedangkan ciri-ciri profesional pribadi; (2) masyarakat mengakui

guru menurut Westby dan Gibson bahwa profesi itu punya status tinggi;

(Suyanto dan Asep Djihadi, 2017: 28) (3) praktek profesi itu didasarkan suatu

yaitu : (a) Memiliki kualitas layanan penguasaan pengetahuan yang khusus;

10
(4) profesi itu ditantang untuk memiliki Pedagogis, Kompetensi Kepribadian,

keaktifan intelektual; (5) hak untuk Kompetensi Sosial, dan Kompetensi

memilik standar kualifikasi profesional Profesional. Guru diharapkan dapat

ditetapkan dan dijamin oleh kelompok menjalankan tugasnya secara

organisasi. Sedangkan ciri mengajar professional dengan memiliki dan

sebagai suatu profesi t adalah: (1) lebih menguasai keempat kompetensi

mementingkan layanan daripada tersebut. Kompetensi yang harus

kepentingan pribadi; (2) mempunyai dimiliki pendidik itu sungguh sangat

status tinggi; (3) memiliki pengetahuan ideal sebagaimana tergambar dalam

khusus; (4) memiliki kegitan peraturan pemerintah tersebut. Karena

intelektual; (5) memiliki hak untuk itu, guru harus selalu belajar dengan

memperoleh standar kualifikasi tekun di sela-sela menjalankan

profesional; (6) mempunyai etik profesi tugasnya.

yang ditentukan oleh organisasi profesi.


Faktor-faktor yang mempengaruhi
Chandler, (Sagala 2013:5) pengembangan profesionalisme guru

Kompetensi Guru Profesional Secara garis besar

Perspektif kebijakan pendidikan pengembangan profesionalisme guru

nasional, pemerintah telah merumuskan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

empat jenis kompetensi guru, internal yaitu faktor yang berasal dari

sebagimana tercantum dalam guru itu sendiri dan faktor eksternal

Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 yaitu faktor yang berasal dari luar guru.

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Sumargi, (1996 : 1) mengemukakan


bahwa:
Pendidikan yaitu: Kompetensi

11
“Profesionalisme sebagai yang luas dan bahkan keterampilan
penunjang kelancaran guru
dalam melaksanakan tugasnya sehingga besar kemungkinan seorang
sangat dipengaruhi oleh dua
guru akan dapat memberikan hasil yang
faktor yaitu (a)faktor dari dalam
diri (internal) yang meliputi maksimal dalam melaksanakan
tingkat pendidikan, keikut
sertaan dalam kegiatan-kegiatan tugasnya.
ilmiah, kesadaran akan
kewajiban dan kedisiplinan, dan b. Keikut sertaan dalam kegiatan-
kegiatan ilmiah
(b) faktor pendukung dari luar
(eksternal) yang berkaitan Mengikuti kegiatan- kegiatan
dengan lingkungan sekolah,
sarana dan prasarana, ilmiah merupakan jendela ilmu
kepemimpinan dan manajerial
kepala sekolah, kegiatan pengetahuan dan teknologi, jendela
pembinaan, dan peran
tempat di mana guru dapat melihat
masyarakat.
perkembangan jaman yang senantiasa
a. Tingkat pendidikan guru berkembang dinamis, serta merupakan
Dalam mejalankan profesinya jendela dunia dengan segala
sebagai guru yang profesional, seorang perkembangan dan tuntutannya.
guru harus memiliki tingkat pendidikan Dengan mengikuti kegiatan- kegiatan
yang tinggi, tidak hanya sampai di ilmiah (seperti:seminar, pendidikan dan
sekolah menengah saja, namun harus pelatihan), guru/ pegawai akan
sampai sarjana. Sehingga dalam mendapatkan pengetahuan dan
mewujudkan kinerja yang profesional keterampilan baru sehingga diharapkan
sebagai seorang guru dapat berjalan bisa memperbaiki kinerja guru/pegawai
dengan maksimal. Seorang guru yang dan organisasi secara keseluruhan.
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi Kompetensi dan profesionalisme
telah mendapatkan banyak pengetahuan seorang guru dapat dikembangkan dan

12
ditingkatkan melalui seminar, juga harus terlebih dahulu memiliki

workshop, MGMP. Kegiatan ilmiah sikap tersebut karena sikap kedisiplinan

yang dilaksanakan seharusnya dikaitkan tersebut tidak bisa dibuat-buat dengan

langsung dengan pemecahan terhadap sengaja namun harus telah terlatih sejak

masalah dan kondisi nyata yang lama, sehingga ketika mengajar guru

dihadapi oleh guru di kelas. tersebut telah memiliki sikap tersebut.

Suyatno, Sumedi dan Riadi (2009: Kedisiplinan sangat penting karena


229) menyatakan:
kedisiplinan yang baik ditunjukan guru
mengikuti kegiatan ilmiah
seperti pendidikan dan dalam melaksanakan tugas dan
latihan merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk kewajibannya akan memperlancar
meningkatkan pengetahuan/
keterampilan dan sikap baik pekerjaan guru dan memberikan
yang berkenaan dengan
kompetensi pedagogis, perubahan dalam kinerja guru ke arah
professional, sosial maupun
kompetensi kepribadian. yang lebih baik dan dapat

Dengan mengikuti kegiatan- dipertanggung jawabkan.

kegiatan ilmiah guru mendapatkan d. Sarana dan Prasarana

pengetahuan dan keterampilan baru dan Sarana dan prasana juga faktor
guru juga dapat menyegarkan kembali pendukung yang sangat penting dalam
pengetahuan, keterampilan,sikap dan mewujudkan kinerja profesional karena
kompetensi yang dimilikinya. sarana dan prasarana yang ada di
c. Kedisiplinan sekolah akan dapat menunjang proses
Sebagai seorang guru yang akan pembelajaran menjadi lebih efektif
mengajarkan tentang kedisiplinan dengan sarana dan prasarana yang baik
kepada anak muridnya, seorang guru dan memadai.

13
dimana masyarakatlah yeng

menyebabkan pendidikan itu ada

e. Kemampuan Manajerial Kepala disana, karena masyarakat sangat

Sekolah membutuhkannya dalam memenuhui

Guru dan kepala sekolah kebutuhan pendidikan sehingga

memiliki keterkaitan yang tak dapat di hubungan yang baik dengan mesyarakat

pisahkan karena mereka berada pada sangat diperlukan, sehingga guru akan

satu organisasi yaitu sekolah tempat mendapatkan kepercayaan dari

mereka melaksanakan tugasnya. masyarakat bahwa dia telah memiliki

Dimana kepala sekolah yang memiliki kinerja profesional yang patut diberikan

management yang baik dalam kepercayaan dalam mendidik anak-anak

pengawasan terhadap guru-guru yang mereka.

ada dalam sekolah tersebut akan METODE PENELITIAN

membuat kinerja guru menjadi tetap Pendekatan dan Jenis Penelitian

teratur tidak naik-turun sehingga hasil


Pada penelitian ini menggunakan
yang diinginkan dapat dicapai dengan
pendekatan penelitian kualitatif dengan
meksimal.
jenis penelitian studi kasus deskriptif.
f. Hubungan dengan masyarakat
Studi kasus deskriptif digunakan untuk
Masyarakat sebagai relasi dalam
menyelidiki dan memahami sebuah
menciptakan pendidikan yang baik
kejadian atau masalah yang telah terjadi
memiliki peran yang penting juga
dari seseorang atau individu dengan
dalam membantu guru meningkatkan
mengumpulkan berbagai macam
kinerjanya yang profesional karena
informasi yang kemudian diolah untuk

14
mendapatkan sebuah solusi agar Sumber Data

masalah yang diungkap dapat


Sumber data dalam penelitian ini
terselesaikan yang dilakukan selama
dilakukan secara purposive sampling
kurun waktu tertentu, Bungin,
yaitu narasumber memahami atau
(2015:19).
mengetahui tentang pengembangan

Fokus Penelitian profesionalisme guru di SMP Negeri I

Bantaeng. Subjek penelitian atau


Fokus penelitian yang akan
narasumber yang dipilih dalam
diteliti adalah pengembangan
penelitian ini adalah Kepala Sekolah,
profesionalisme guru di SMP Negeri 1
Wakil Kepala Sekolah, dan Guru yang
Kabupaten Bantaeng yang meliputi :
memahami pelaksanaan pengembangan
a. Pengembangan profesionalisme
profesionalisme di sekolah tersebut.
guru yang di lakukan oleh Kepala

Sekolah dan yang dilakukan oleh Teknik Pengumpulan Data

guru.
1. Observasi
b. Faktor-faktor pendukung dan
Observasi digunakan untuk
faktor-faktor penghambat
mengamati secara langsung ataupun
pengembangan profesionalisme
tidak langsung dengan mengamati,
guru di SMP Negeri 1 Kabupaten
mencari data dari beberapa fakta
Bantaeng
mengenai pengembangan

profesionalisme guru di SMP Negeri I

Bantaeng.

15
2. Interview/wawancara Bantaeng tentang

Pengembangan Profesionalisme
Interview/wawancara digunakan
Guru yang dilakukan oleh
untuk memperoleh informasi dari
kepala sekolah Pengembangan
sumber data tentang sejauh mana
profesionlisme guru yang
pengembangan profesionalisme guru di
dilakukan kepala sekolah SMP
SMP Negeri I Bantaeng.
Negeri 1 Bantaeng antara lain:
3. Dokumentasi
(1) Mengadakan supervisi (2);

Dokumentasi digunakan oleh memberikan penghargaan (3);

peneliti sebagai pelengkap data dalam Memotivasi dan mendorong

bentuk dokumen sekolah seperti melanjutkan pendidikan (4),

silabus, rpp, catatan harian, arsip foto, Pembinaan guru melalui

hasil rapat. penugasan (5) mengadakan

rapat rutin;. Berdasarkan


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN informasi yang ada diketahui

bahwa pembinaan dapat


1. Pengembangan Profesionalisme
Guru di SMP Negeri 1 Bantaeng dilakukan tetapi kesempatannya

terbatas. Hal ini karena di


a. Kepala Sekolah dalam
Pengembangan Profesionalisme karenakan keterbatasan dana
Guru
untuk pembinaan terbatas
Berdasarkan
berdasar aturan peggunaan dana
hasil penelitian melalui
bos. Sesuai pendapat Imron
observasi, wawancara dan

dokumentasi di SMP Negeri I

16
(1995:2) bahwa pembinaan guru mendorong kegiatan dan
hasil belajar.
memiliki tujuan yaitu:
Berdasarkan
a)Memperbaiki kualitas
mengajar guru, b) kedua pendapat diatas, maka
memperbaiki materi ajar
dan kegiatan belajar peneliti dapat menyimpulkan
mengajar, c) memperbaiki
metode mengajar, d) bahwa pengembangan
memperbaiki penilaian atas
media, e) memperbaiki sikap profesionalisme yang dilakukan
guru atas tugasnya.
oleh kepala sekolah antara lain
Selain pembinaan guru,
adalah: (1) Melaksanakan
tes kompetensi juga diperlukan
supervisi (2); memberikan
untuk mengetahui sejauh mana
penghargaan (3); Memotivasi
guru dapat menjalankan
dan mendorong melanjutkan
tugasnya secara profesional. Uji
pendidikan (4), Pembinaan
kompetensi sangat diperlukan
guru melalui penugasan.
karena memiliki tujuan
Sedangkan pengembangan
sebagimana dikemukakan oleh
profesionalisme yang dilakukan
Mulyasa (2007:188) sebagi
oleh individu guru di SMP
berikut:
Negeri 1 Bantaeng secara
a) Sebagai untuk
mengembangkan standar mandiri antara lain mengikuti
kemampuan profesional
guru, b) merupakan alat seminar, mengikuti workshop,
seleksi penerimaan dan
penempatan guru, c) untuk mengikuti kegiatan MGMP,
mengelompokkan guru, d)
sebagai bahan acuan dalam melanjutkan pendidikan, dan
pengembangan kurikulum,
e) merupakan alat belajar dari berbagai media.
pembinaan guru, dan f)
Menurut Mulyasa (Musfah, J.

17
2012:63) bahwa pengembangan Pengembangan

profesionalisme guru dapat juga profesionalisme guru

dilakukan dengan mengikuti dipengaruhi antara lain tingkat

kegiatan ilmiah, mengikuti pendidikan guru, kemampuan

kursus-kursus kependidikan dan mengajar guru, kedisiplinan,

mengikuti organisasi-organisai motivasi dan kesadaran diri

keguruan. Dengan guru, sarana

berkembangnya profesionalisme prasarana,manajerial kepala

guru diharapkan dapat sekolah, dan hubungan

meningkatkan proses masyarakat. Semua hal tersebut

pembelajaran di kelas menjadi dapat menjadi pendukung dalam

lebih baik. Apabila proses pengembangan profesionalisme

pembelajaran berjalan lebih guru, sekaligus dapat menjadi

baik, maka hasil pembelajran penghambat apabila hal itu

akan meningkat. Untuk jangka dikelola dengan baik

panjangnya mampu a. Faktor pendukung

menghasilkan lulusan yang Faktor pendukung

berkompoten dan mampu pengembangan profesionalisme

bersaing di era globalisasi. guru dapat disebabkan dari dua

1. Faktor –faktor pendukung dan faktor yaitu faktor ( internal


faktor-faktor penghambat
pengembangan profesionalisme guru) dan faktor dari luar guru
Guru di SMP Negeri 1
Bantaeng. (faktor eksternal).

Pengembangan profesionalisme

18
guru yang berasal dari dalam guru di SMP Negeri 1 Bantaeng

diri guru antara lain sudah sadar dalam hal kehadiran

kedisipilinan, motivasi dan tepat waktu disekolah dan

kesadaran diri tingkat disiplin dalam melaksanakan

pendidikan guru. Sementara tugas mengajar dan

yang berasal dari luar guru pembimbingan.

seperti manajerial kepala


2) Motivasi dan kesadaran diri
sekolah, sarana prasarana dan
Motivasi diri dapat
hubungan masyarakat.
bermakna sebagai kekuatan,
1) Kedisplinan
dorongan kebutuhan, semangat
Disiplin diri adalah
atau mekanisme psikologis yang
kontrol diri dan konsistensi diri.
mendorong guru untuk
Disiplin diri adalah realisasi dan
mencapai prestasi tertentu
independensi (Danim,
sesuai dengan standar isi dan
2011:137). Guru akan disiplin
luaran yang dikehendaki
apabila memiliki kesadaran diri
(Danim, 2011:117). Sedangkan
dan motivasi yang kuat untuk
kesadaran diri adalah
melaksanakan tugas dan
pemahaman nyata atas
fungsinya baik saat di sekolah
keberadaan diri sendiri.
maupun saat berada di
Berdasarkan hasil penelitian,
lingkungan masyarakat.
guru –guru yang ada di SMP
Berdasarkan penelitian
negeri 1 Bantaeng memiliki
kedisipilnan guru sudah baik,
motivasi yang baik dalam

19
melaksanakan tugas dan Pendidik pada SMP/MTs, atau

pelayanannya. Hal ini bentuk lain yang sederajat

dibuktikan dengan tekunnya memiliki kualifikasi akademik

guru-guru melaksanakan tugas pendidikan minimum diploma

mengajar, atau tugas sebagai empat (D-IV) atau sarjana (S1),

wali kelas, serta mengikuti latar belakang pendidikan tinggi

kegiatan ilmiah. dengan program pendidikan

3) Tingkat pendidikan guru yang sesuai dengan mata

Merujuk pada Peraturan pelajaran yang diajarkan, dan

Pemerintah (PP) Nomor 19 sertifikat profesi guru untuk

tentang Standar Nasional SMP/MTs.

Pendidikan (SNP) pasal 28 Sedangkan menurut


Suyatno, Sumedi, dan Riadi (2009:213)
tahun 2005 yang menyatakan menyatakan:

bahwa kualifikasi akademik kualifikasi akademik adalah


tingkat pendidikan minimum
merupakan tingkat pendidikan yang harus dipenuhi oleh
seorang guru yangdibuktikan
minimal yang harus dipenuhi dengan ijazah dan atau
sertifikat keahlian yang
oleh seorang pendidik yang relevan dan sesuai dengan
kewenangan mengajar serta
dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
dan/atau sertifikat keahlian yang

relevan sesuai ketentuan Berdasarkan pendapat

perundang-undangan yang tersebut, hasil pengamatan

berlaku. Selanjutnya pasal 29 peneliti dan hasil wawancara

ayat 3 mempertegas bahwa kepala sekolah tingkat

20
pendidikan di SMP Negeri 1 media pendidikan, buku dan

Bantaeng ditemukan data sumber belajar lainnya, bahan

tingkat pendidikan guru di SMP habis pakai, serta perlengkapan

Negeri sudah cukup baik ini lain yang diperlukan untuk

terlihat dari data guru yang menunjang proses pembelajaran

berjumlah 34 orang guru yang teratur dan berkelanjutan.

terdapat 21 atau 61,76% orang Selanjutnya pada ayat 2

guru yang sudah berpendidikan dinyatakan, setiap satuan

S2, 33 atau 97% orang guru pendidikan wajib memiliki

berijazah S1 dan bersetifikat prasarana yang meliputi lahan,

pendidik, dan 1 atau 3% orang ruang kelas, ruang pimpinan

guru berijazah SMA/sederajat. satuan pendidikan, ruang guru

(pendidik), ruang tata usaha,

ruang perpustakaan, ruang

4) Sarana Prasarana. laboratorium, ruang bengkel

Berdasarkan Peraturan kerja, ruang unit produksi, ruang

Pemerintah Nomor 19 tahun kantin, istalasi daya dan jasa,

2015 tentang Standar Nasional tempat olah raga, tempat

Pendidikan pasal 42 ayat 1 beribadah, tempat bermain,

dinyatakan, bahwa setiap tempat rekreasi, dan

satuan pendidikan wajib ruang/tempat lain yang

memiliki saran yang meliputi diperlukan untuk menunjang

perabot, peralatan pendidikan, proses pembelajaran yang

21
teratur dan berkelanjutan. kesadaran guru, ketidak

Berdasarkan hasil penelitian dan disiplinan, rendahnya tingkat

wawancara kepala sekolah pendidikan guru. Sedangkan

peneliti memperoleh data bahwa faktor eksternal yang dapat

sarana dan prsarana di SMP menghambat guru adalah

Negeri 1 Banteng, kategori amat kurangnya sarana dan prasrana

baik yaitu sekitar 95% memadai dan rendahnya partisipasi

untuk pengembangan masyarakat.

profesionalisme guru di sekolah Berdasarkan hasil

tersebut, walaupun masih ada penelitian yang menjadi

prasarana olahraga yang belum penghambat utama guru-guru

terpenuhi karena keterbatasan yang ada di SMP Negeri 1

lahan sekolah. Bantaeng dalam

a. Faktor penghambat mengembangkan

Pengembangan profesionalisme adalah adanya

profesionalisme guru dapat seorang guru yang masih tidak

dihambat oleh dua hal, yaitu mau lanjut ke jenjang S1, tidak

faktor dari dalam diri guru adanya kegiatan ilmiah yang

(Internal guru) dan faktor dari dilakukan oleh sekolah secara

luar guru (eksternal guru). internal, tidak adanya buku-

Faktor penghambat internal buku bacaan yang penunjang

guru antara lain tidak adanya bagi guru-guru untuk dibaca,

motivasi diri guru, tidak adanya

22
kurangnya sarana olahraga pendidikannya SMA/ sedrajat

sekolah. dan tidak memliki sertifikat

1) Tingkat pendidikan sebagai pendidik profesional.

Peraturan Pemerintah Guru tersebut sudah dimotivasi

(PP) Nomor 19 tentang Standar untuk lanjut tetapi guru tersebut

Nasional Pendidikan (SNP) sudah tidak sanggup untuk

pasal 29 tahun 2005 ayat 3 belajar karena faktor usia dan

mempertegas bahwa Pendidik sudah mau pensiun.

pada SMP/MTs, atau bentuk 2) Sarana dan prasarana

lain yang sederajat memiliki Sarana dan prasarana

kualifikasi akademik pendidikan sekolah merupakan alat dan

minimum diploma empat (D- penunjang dalam proses belajar

IV) atau sarjana (S1), latar mengajar. Semakin baik sarana

belakang pendidikan tinggi dan prasarana yang dimiliki

dengan program pendidikan oleh, maka akan semakin

yang sesuai dengan mata memberi peluang kepada

pelajaran yang diajarkan, dan sekolah untuk maju dalam

sertifikat profesi guru untuk berbagai bidang. Mulyasa

SMP/MTs. Berdasarkan hasil (2007:156) mengemukakan

wawancara kepala sekolah dan bahwa:

pengamatan peneliti masih “ Sarana dan prasarana


pendidikan merupakan
menemukan adanya seorang sumber belajar bagi
komunitas sekolah yang
guru yang masih jenjang meliptuti: ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat

23
beribadah, perpustakaan, profesi guru dan buku- buku
laboratorium, brngkel kerja,
dan termasuk penggunaan terbaru, yang ada
teknologi informasi dan
komunikasi yang diperlukan diperpustakaan hanya buku
untuk menunjang proses
pembelajaran” siswa saja. (c) masih kurangnya

LCD untuk digunakan oleh guru


Berdasarkan hasil
untuk memanfaat proyektor
pendapat tersebut diatas, peneliti
untuk pembelajaran dilihat dari
menemukan sebagai berikut: (a)
data profil sekolah.
sarana dan prasarana di SMP

Negeri 1 Bantaeng masih ada

yang belum terpenuhi, ini KESIMPULAN DAN SARAN

terlihat pada sarana olahraga


Kesimpulan
yang kurang lengkap karena
A. Kesimpulan
keterbatasan lokasi tanah,
Berdasarkan hasil penelitian dan
misalnya ditemukan oleh
pembahasan pada bab sebelumnya,
peneliti lapangan upacara
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
berfungsi ganda sebagai
1. Pengembangan profesionlisme
lapangan takraw dan lapangan
guru di SMP Negeri 1 Bantaeng
volly sedangkan untuk olahraga
meliputi: a). Pengembangan
yang lain guru harus membawa
dilakukan oleh kepala sekolah, dan
siswa keluar area sekolah, (b)
b) pengembangan yang dilakukan
yang selanjutnya ditemukan
oleh individu guru.
adalah tidak adanya buku - buku

penunjang yang terkait dengan

24
Adapun pengembangan yang perkembangan profesionalisme

dilakukan oleh kepala sekolah guru.

antara lain: a. Faktor pendukung

a. Melaksanakan supervisi perkembangan

b. Memberikan penghargaan profesionalisme guru di

c. Memotivasi dan mendorong SMP Negeri bantaeng antra

melanjutkan pendidikan lain kedisiplinan, motivasi

d. Pembinaan guru melalui dan kesadaran diri, motivasi

penugasan melanjutkan pendidikan,

e. Melaksanakan rapat rutin sarana dan prasarana

Sedangkan pengembangan yang sekolah

dilakukan oleh indvidu guru b. Faktor penghambat

antara lain: perkembangan

a. Mengikuti seminar profesionalisme guru di

b. Mengikuti workshop SMP Negeri 1 Bantaeng

c. Mengikuti MGMP antara lain, masih adanya

d. Melanjutkan pendidikan tenaga pendidikan yang

e. Belajar dari berbagai media. belum profesional, masih

2. Faktor yang mempengaruhi kekurangan guru, masih

perkembangan profesionalisme kurangnya kegiatan ilmiah

guru dapat tergambar dari faktor yang dilakukan oleh

pendukung dan faktor penghambat sekolah, masih ada sarana

25
dan prasarana yang belum DAFTAR PUSTAKA

terpenuhi.
Ahmadi, A. 2011. Sosiologi pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.

Alim,S. 2012. Perbedaan Penelitian


dan Pengembangan. Surabaya :
Elerning Unsea.

Arifin. 2017. Upaya Diri Menjadi


Guru Profesional. Bandung:
Alfabeta.
Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-kata
Serapan Asing dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kompas
Grmaedia

Bungin, B. 2011. Penelitian


Kualitatif.Jakarta:Prenada Media
Group.

Danim, S. 2012. Pengembangan


Profesi Guru: Dari Pra-
Jabatan, Induksi, ke
Profesional Madani. Jakarta:
Kencana Prenamedia.

Departemen Pendidikan dan


Kebudyaan,1997. Kamus Besar
Bahasa Indoesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Edu, Ambros L dkk. 2017. Etika dan


Tantangan Profesionalisme
Guru. Bandung: Alfabeta.

Hasanah, A. 2012. Pengembangan


Profesi Guru. Bandung: CV.
Pustaka Setia.

Henry,S. 2004. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE

26
Imron, Ali.1995. Pembinaan guru di Rimang, S.S. 2011. Meraih Predikat
Indonesia. Jakarta: Pustaka guru dan dosen Paripurna.
Jaya. Bandung: Alfabeta.

Rostarmiati, A. 2014. Pengaruh


Kardan, R.S. 2015. Pengembangan
Profesionalisme Guru
Iklim Pembelajaran SMA
Terhadap Mutu Pembelajaran
Negeri Makale. Tesis. Tidak
di Madrasah Tsanawiyah
dipublikasikan. Makassar:
Sehati Ulutedong Kecamatan
Univesitas Negeri Makassar
Ujungloe Kabupaten
Kunandar. 2007. Menjadi Guru Bulukumba. Tesis. Tidak
Profesional Implementasi dipublikasikan. Makassar:
KTSP dan sukses dalam Universitas Muhammadiyah
Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Makassar.
Grafindo Persada.
Sagala, S. 2009. Kemampuan
Kunandar. 2008. Langkah Mudah profesionalisme Guru dan
Penelitian Tindakan Kelas. Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Bandung: Alfabeta

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Samana, A.1994. Profesionalisme


dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Rosdakarya. Keguruan. Yogykarta: Kanisius.

Musfah, J. 2011. Peningkatan Sanusi.A. 2008a. Filsafat Pendidikan.


Kompetensi Guru Melalui
Pelatihan & Sumber Belajar Makalah. Tidak dipublikasikan
Teori dan Praktek. Jakarta:
Kencana Paramedia. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
kuantitatif, Kualitatif, dan R &
Muslich, M. 2015. Sertifikasi Guru D (cetakan ke 13). Bandung:
Menuju Profesionalisme Alfabeta.
Pendidik (Cetakan ke 3).
Jakarta: Bumi Aksara. Suhertian,1994. Profil Pendidikan
Profesional. Yogyakarta: Andi
Peraturan pemerintah. 2005. Peraturan Ofset.
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005, tentang Sumardi. 2016. Pengembangan
Standar Nasional Pendidikan. Profesionalisme Guru Berbasis
MGMP:Model dan
Priyatno. 2009. Dasar Teori dan Implementasinya untuk
Praksis Pendidikan. Jakarta: meningkatkan kinerja
Grasindo. guru.Yogyakarta: Deepublish.

Suyanto, & Djihad,A.2013. Bagaimana


Menjadi Calon Guru dan Guru

27
Profesional. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Suyatno, Sumedi dan Riadi. (2009).
Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta : Prenada Media Group

Syukrianto,M.2003. Membangun
Profesionalisme Muhammadiyah.
Yogyakarta: LPTP-PP Muhammadiyah.

Tadius. 2013. Pengembangan


Kompetensi Sosial Guru di
SMP Negeri 1 Pana Kabupaten
Mamasa. Tesis. Tidak
Dipubliksikan. Makassar:
Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Makassar

Universitas Negeri Makassar. 2016.


Pedoman Penulisan Tesis dan
Disertasi. Makassar:
Univeristas Negeri Makasssar
Undang-Undang. 2003. Undang-
undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003,tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang. 2005. Undang-


undang Republik Indonesia
Nomor 14, Tahun 2005,
tentang Guru dan Dosen.

Uno, Hamzah B. 2004. Profesi


Kependidikann Problem, Solusi
dan Reformasi Kependidikan di
Indonesia (Cetakan ke 10).
Jakarta: Bumi Aksara.

28

Anda mungkin juga menyukai