Proposal
Oleh
ALIF FADHLI
22611011069
PENDAHULUAN
pendidikan kita dewasa ini. Di berbagai sekolah sebagai lapangan pekerjaan bagi
seorang guru membutuhkan guru yang unggul, menguasai bidang pekerjaan yang
Sumber daya manusia dalam hal ini guru yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi akan lebih unggul di dalam. Tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi
kinerja seorang guru, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok
dalam bekerja di sekolah. Pendidikan dan pelatihan adalah aspek penting yang perlu
diperhatikan untuk memperoleh jabatan sebagai seorang guru pada suatu sekolah.
Banyak sekolah yang tidak berkembang dalam mencapai kinerja para guru yang tidak
Kinerja seorang guru dikatakan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur
yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya,
kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur, dan objektif
karena kinerja guru sangat menentukan keberhasilan proses belajar yang efektif dan
efisien srhingga tujuan pendidikan dapat tercapai dan terwujud dari hasil belajar siswa
yang baik yang pada akhirnya dapat mencetak lulusan yang berkualitas.
Proses pembelajaran erat kaitannya dengan kompetensi guru. Dalam hal ini
paling tidak guru harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain
Sebaliknya, pada bagian lain kompetensi guru diperlukan sebagai alat motivasi
kehidupan bangsa, melalui berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Secara formal
keahlian khusus sebagai guru. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat
“kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi aspek: (1) kompetensi pedagogik, (2)
Untuk mencapai tujuan dan semua harapan tersebut pemerintah telah berusaha
secara bertahap melengkapi segenap lembaga pendidikan dengan sarana dan prasarana
yang memadai, mencakup juga pengadaan pendidik yang profesional. Selanjutnya
diangkat pula pimpinan atau kepala sekolah yang kompeten. Hal ini ditandai dengan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat belum
mencapai point dan target yang diharapkan, keadaan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Rata-Rata 100%
73,4%
Sumber : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat,
2023.
Dari tabel 1 tersebut diatas, dapat dilihat bahwa persentase tingkat pencapaian
sebesar 100%. Hal ini mencerminkan kompetensi yang dimiliki guru yang belum
optimal dan perlu adanya upaya peningkatan guna tercapainya kinerja seperti yang
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi guna
meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi sebagai
upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar
disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam pribadi
Faktor selanjutnya yang juga dapat berpengaruh terhadap kinerja guru adalah
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan diberikan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan tugas yang diberikan. Agar dapat
yang dilakukan dengan semangat kerjasama serta tanggung jawab yang diberikan
di sekolah.
Sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang baik dapat meningkatkan
menghasilkan guru yang memiliki kinerja yang tinggi. Untuk meningkatkan kinerja
guru perlu dilakukan pelatihan untuk menilai tingkat kinerja yang telah dilakukan.
Penilaian terhadap kinerja juga bermanfaat sebagai tolak ukur yang dapat digunakan
mengajar di sekolah, untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan bersama. Suatu
sekolah tidak akan berjalan dengan baik jika guru sebagai pelaksana tidak memiliki
kinerja yang baik. Kinerja guru dapat terealisasikan dengan adanya usaha dari sekolah
kondisi seperti ini guru dituntut memiliki wawasan yang luas dalam perkembangan
pendidikan. Peran dari seorang guru dipandang dari sisi tugas dan tanggung jawabnya
tidaklah ringan. Untuk itu, seorangguru selayaknya mendapatkan perhatian yang ideal.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru antara lain
kursus atau pendidikan formal yang tinggi serta pembinaan dan pengembangan untuk
menuntut keahlian dari para ahli pengembang kompetensi guru saja melainkan juga
suatu negara sangat dipengaruhi oleh peran strategis para guru. Itulah yang menjadi
alasan kompetensi guru harus terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman.
Guru memiliki beban tugas yang sangat berat, tidak hanya bertanggung jawab
kepada para anak didiknya, tapi juga pada negara. Guru bahkan memiliki peran sentral
Pada UU No. 14 Th. 2005 Pasal 8, dituliskan beberapa hal yang wajib dimiliki oleh
Nomor 35 tahun 2010 adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang
dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1, kinerja guru dibingkai dalam beban tugas dan
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik dan melaksanakan
tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja seorang
guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam suatu sekolah, namun di
sini peneliti lebih tertarik meneliti dari faktor motivasi kerja dan kompetensi guru.
yangmemiliki kompetensi rendah terlihat dari masih adanya guru yang mengalami
mandiri, pendidikan dan pelatihan terhadap guru perlu ditingkatkan agar guru mampu
dan paham dengan media pembelajaran yang berkenaan dengan perangkat digital dan
berakibat terhadap kinerja guru yang menurun terlihat dari hasil evaluasi belajar
tertinggi pada dimensi pertama,yaitu sebesar 90%, sedangkan terendah pada dimensi
keempat,yaitu sebesar 75%. Dengan rata-rata tingkat tingkat pencapaian kinerja tahun
2019 adalah sebesar 78,3%. Sedangkan target persentase untuk tingkat pencapaian
kinerja guru pada tahun 2021 adalah sebesar 100%. Hal ini mencerminkan kinerja
Kinerja Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Selatan Kabupaten
Pesisir Barat “.
1. Terdapat beberapa guru yang memiliki kompetensi rendah terlihat dari masih
2. Pendidikan dan pelatihan terhadap guru perlu ditingkatkan agar guru mampu dan
3. Kinerja guru yang menurun terlihat dari hasil evaluasi belajar terhadap siswa yang
kurang memuaskan.
kompleks, sehingga perlu dibatasi agar pembahasan tidak terlalu meluas. Peneliti
pendidikan pelatihan terhadap kinerja guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri
2. Subjek penelitian dalam penelitian ini, yaitu kinerja guru pada Sekolah
padakompetensi guru, pendidikan pelatihan dan kinerja guru, dari masalah ini
1. Pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru Pada Sekolah Menengah Atas
terhadap kinerja guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Selatan
2. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan
pelatihandan kinerja guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Selatan
METODOLOGI PENELITIAN
Bulan Januari tahun 2023 di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Selatan
apabila peneliti ingin meneliti semua elemennya yang ada dalam wilayah penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri
Menurut Arikunto (2017: 173) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto (2017: 173) mengatakan
bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, maka seluruh populasi menjadi sampel
penelitian. tetapi jika subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 15-
25%. Berdasarkan definisi diatas maka sampel yang digunakan adalah 57 orang
variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kompetensi
variabel lain dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah variabel
sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung tanpa perantara orang atau
lembaga lain sebagai pihak ketiga. Data primer ini diperoleh dengan wawancara
melalui responden.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh melalui orang lain yang berhubungan dengan
permasalahan yang dipecahkan. Data sekunder ini diperoleh melalui cara studi
organisasi.
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang sesuai dengan kebutuhan dalam
penelitian ini maka teknik – teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi
2. Kuisioner
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara
teori-teori yang ada, dalam hal ini yang menggambarkan kompetensi guru dan
pendidikan pelatihan dengan kinerja guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1
1. Uji Validitas
Kombinasi, dan R&D menurut (Sugiyono 2017: 198) pengertian valid ialah : “Valid
berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur”. Berdasarkan pengertian valid di atas maka dapat disimpulkan bahwa validitas
merupakan ketetapan atau kecermatan suatu item layak digunakan atau tidak.
Keterangan :
Kriteria putusan:
r hitung > r tabel dan Sig, < 0,05 maka instrumen yang digunakan adalah valid
r hitung < r tabel dan Sig, > 0,05 maka instrumen yang digunakan adalah tidak valid
2. Uji Reliabilitas
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji realibilitas pada
penelitian ini akan dihitung menggunakan rumus Cronbach Alpha (a) pada SPSS versi
( )
k
∑ S 2i
α Cronbach= ( k−1k ) 1− S
i=1
2
p
Keterangan:
K = Jumlah butir dalam skala pengukuran
2
Si = Ragam (variance) dari butir ke-i
2
S p = Ragam (variance) dari skor total
Menurut Ghozali, (2018: 46) “Dikatakan reliabel apabila suatu variabael atau
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika nilai residual tidak
mengikuti distribusi normal maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil menurut Ghozali (2016: 154). Uji normalitas non-parametik
H0: Jika nilai signifikansi > 0,05 data residual berdistribusi normal.
HA: Jika nilai signifikansi < 0,05 data residual berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Uji
homogenitas dikenakan pada data hasil post-test dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Untuk mengukur homogenitas varians dari dua kelompok data
digunakan uji F. (Sugiyono, 2017: 276) dengan taraf signifikasi yang digunakan
teknik analisis regresi yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh beberapa
SPSS versi 22 karena bisa menghasilkan output untuk dianalisis lebih lanjut. Untuk itu
Y = α + β1 X1 + β1 X2 + β2 X3 + ε
Keterangan :
Y = Variabel Dependen
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X = Variabel Independen
Ε = Standard Error
Pengujian hipotesis ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh antara
1. Uji t
Menurut Sugiyono (2018: 194) “Uji t digunakan untuk mengetahui masing- masing
yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Menurut Sugiyono (2014: 250)
menggunakan rumus:
t hitung r n - 2
1 - r2
Keterangan :
t hitung = Nilai t
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah responden
(Sugiyono, 2018: 194)
kinerja guru
kinerja guru
guru
2. Uji F
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji apakah
2
R /k
Fh =
( 1−R 2 )/ ( N−k−1 )
Keterangan:
Dalam hal ini F-hitung dibandingkan dengan F-tabel dengan syarat sebagai
berikut:
r2 X 100 %.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Robbins, Stephen P. and Mary Coulter. 2016. Manajemen, Jilid 1 Edisi 13, Alih.
Bahasa: Bob Sabran Dan Devri Bardani P, Erlangga, Jakarta.