Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN KARIR ANAK USIA DINI

Kematangan Emosi dengan Pengembangan Karir

Dosen Pengampu :

Dr. Dadan Suryana

OLEH :

Chairunisya Hutahaean

20022058

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
Link academia edu :

https://www.academia.edu/resource/work/87736581

Kematangan Emosi dengan Pengembangan Karir

Chairunisya Hutahaean (20022058)

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Padang

chairunisyahutahaean@gmail.com

1. Pembinaan untuk peningkatan kualifikasi pendidikan

Guru merupakan komponen penting dan memiliki tanggungjawab besar terhadap


keberhasilan pendidikan. Tinggi rendahnya atau baik buruknya kualitas pembelajaran disuatu
sekolah bergantung dan sangat ditentukan oleh peranan kinerja guru. Kinerja guru tidak
terlepas dari masalah kualifikasi.

Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki
jabatan. Kualifikasi guru mendukung tercapainya kemampuan guru sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan.

Guru menduduki posisi yang sangat penting untuk membentuk moral dan kepribadian
siswa. Untuk menciptakan peserta didik yang memiliki pemahaman dan prestasi belajar,
dibutuhkan tenaga pendidik yang kompeten dan profesional dalam bidangnya. Ketidak
profesionalan guru dalam melaksanakan tugasnya berimplikasi luas terhadap produk
pendidikan. Dengan ini, pembinaan profesionalitas guru mutlak dibutuhkan dalam proses

Pendidikan sehingga terwujudnya tujuan dari belajar mengajar. Pembinaan


profesionalitas guru adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui
peningkatan kemampuan dan pengetahuannya.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat


jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program
diploma empat. Kompetensi guru meliuti kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi social, dan kompetensi professional diperoleh melalui pendidikan profesi.

Pembinaan guru diartikan sebagai rangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama
bantuan yang berwujud pelayanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penelitian
sekolah, dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil
pembelarajan yang akan diterapkan oleh guru tersebut.

Kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:

1. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).
2. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan.
3. Sertifikat profesi guru.

Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
adalah kompetensi guu yang merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi guru dalam mengajar.
Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni kompetensi yang menyangkut:

1. rencana pengajaran (teaching plans and materials),


2. prosedur mengajar (classroom prosedurs), dan 3. hubungan antar
pribadi (interpersonal skill).

2. Pembinaan kemampuan profesional

Pembinaan keprofesionalan seorang guru pada dasarnya tumbuh melalui proses


pengasahan atau melalui proses pembinaan akademik, artinya seorang guru yang telah melalui
pembinaan akademik sudah pasti tumbuh keprofesionalan sesuai bidang pembinaan ilmu,
pendidikan dan keprofesionalan.

Usaha-usaha Dalam Membina Profesionalitas Guru

1. Membantu guru dalam menterjemah kurikulum dari pusat ke dalam bahasa


belajar mengajar. Guru-guru harus paham bahwa belajar mengajar merupakan suatu sistem.
Sistem adalah seperangkat objek-objek yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berpengaruh dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan-tujuan itu harus dirancang sebaik
mungkin. Sebab apabila salah merancang tujuan akibatnya terhadap pembentukan pribadi
subjek didik akan keliru guru-guru akan mengutamakan aspek pemahaman tingkat rendah
yaitu hanya menghafal materi pelajaran untuk menghadapi ujian, Jadi guru harus diberi
pembinaan . Setiap kurikulum harus diberi pembinaan terhadap isi dan konsep berpikir
yang ditetapkan dalam kurikulum.
2. Membantu guru dalam meningkatkan program belajar mengajar. Usaha
meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, perlu pemahaman ulang.
Mengajar tidak sekedar untuk mengkomunikasikan pengetahuan agar diketahui subjek
didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong sipelajar agar mampu memahami
konsepkonsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami. Guru perlu menyediakan
waktu untuk mengadakan persiapan yang matang termasuk persiapan batin. Guru-guru
dimotivasi agar selalu berusaha untuk merencanakan apa yang akan disajikan.
Mempersiapkan diri agar tampil dalam mengajar dan menilai dengan tepat serta
bertanggung jawab atas tugas mengajarnya. Bantuan yang diberikan dalam hal: (1)
merencanakan proses belajar, (2) melaksanakan proses belajar mengajar, (3) menilai proses
dan hasil belajar, (4) mengembangkan manajemen kelas.

Bentuk pembinaan profesionalitas guru dapat dilaksanakan melalui :

1. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, pelatihan ini dilaksanakan di lembaga-lembaga


pelatihan yang diberi wewenang.
2. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat
dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran dan sebagainya.
3. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal dilaksanakan oleh kepala madrasah
dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas
mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan teman sejawat dan
sejenisnya.
4. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi diselenggarakan secara berkala dengan topic
diskusi sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah. Melalaui diskusi ini diharapkan
para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan
karirnya.
5. Diklat fungsional guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan
yang bertujuan untuk meningkatkan ke profesian guru yang bersangkutan dalam kurun
waktu tertentu.

Sistem Pembinaan Guru Profesional


1. Peningkatan Kemampuan Guru Melalui Organisasi Profesi

Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas Kerjasama yang
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu
tujuan.

Organisasi profesi guru diantaranya, yaitu : Persatuan Guru Republik Indonesia


(PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Organisasi MGMP bertujuan utuk
meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing.20
Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi selain PGRI ada organisasi
profesi dibidang pendidikan yaitu Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI). Dengan telah
terbentuknya organisasi profesi, guru dapat meningkatkan kemampuan dirinya dan berlomba
dalam kebaikan dengan sesame teman profesi.

2. Peningkatan Kemampuan Guru Melalui Sertifikasi

Dalam undang-undang republic Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan
dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen.22 Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga professional. Manfaat sertifikasi guru yaitu: (1) melindungi
profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra guru, (2)
melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
professional, (3) meningkatkan kesejahteraan guru.
Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana, D. (2013). Pengetahuan tentang strategi pembelajaran, sikap, dan motivasi guru.
Jurnal ilmu pendidikan, 19(2).

Suryana, D. (2014). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Perkembangan Anak.
Jurnal Pesona: Jurnal Pendidikan Dasar dan Humaniora, 2(1), 65-72.

Suryana, D. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi & Aspek Perkembangan Anak.
Prenada Media.

Suryana, D. (2017). Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik di Taman


Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 11(1), 67-82.

Suryana, D. (2021). Pendidikan anak usia dini teori dan praktik pembelajaran. Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai