Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN TUGAS TUTON

Tugas 3

MKDK4005 – Profesi Keguruan

Nia Yuliani
857126031
FKIP /PGSD
UPBJJ – UT JAKARTA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
PEMBAHASAN SOAL TUGAS 3

Kemampuan profesional adalah kemampuan yang dipersyaratkan atau diperlukan untuk


menjalankan tugas professional. Ada sejumlah upaya yang dapat dipilih dalam mengembangkan
kemampuan profesional guru secara berkelanjutan.

Untuk Tugas Ketiga ini, buatlah karangan esai, upaya apa saja yang telah Anda lakukan untuk
mengembangkan kemampuan profesional Anda. Tuliskan kegiatan pengembangan profesional
yang sudah dan akan Anda kerjakan sebagai guru.

Karangan harus asli karya Anda sendiri, meskipun Anda dapat mengambil data dan referensi dari
manapun, dengan menyebutkan sumbernya. Panjang karangan tidak lebih dari dua halaman.
Sertakan nama kegiatan yang sudah Anda ikuti dengan foto  kegiatan tersebut jika ada.

JAWABAN SOAL TUGAS 3

Dalam menjalankan proses pendidikan di sekolah, guru akan memainkan berbagai peranan
penting. Namun demikian, keberhasilan melakoni peran tersebut tergantung pada profesionalitas
masing-masing guru. Artinya, belum tentu semua guru berhasil memerankan tugasnya dengan
baik di ruang kelas. Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus,
mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang begitu kompleks.Oleh karena itu, seorang guru
perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi agar dapat dan mampu mengarahkan
siswa pada tujuan akhir pendidikan yakni terbentuknya manusia yang utuh.Kompetensi guru
merupakan tuntutan yang mutlak dan wajib dimiliki oleh setiap guru.Kompetensi yang harus
dimiliki tersebut dengan sendirinya yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang guru.

Guru merupakan elemen penting dalam keberhasilan Pendidikan. Oleh karena itu, untuk menjadi
seorang guru wajib memenuhi kualifikasi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10,
yang diatur kemudian dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, menyatakan bahwa ada empat
kompetensi yang harus dimiliki guru.
4 kompetensi guru menurut Undang-Undang di atas adalah:
1) Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan seorang guru mengelola
proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan siswa.
2) Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal guru yang mencerminkan
kepribadian positif yaitu: supel, sabar, disiplin, jujur, rendah hati, berwibawa, santun,
empati, ikhlas, berakhlak mulia, bertindak sesuai norma sosial & hukum, dan lain
sebagainya.
3) Kompetensi profesional guru adalah Sejauh mana seorang guru menguasai materi
pelajaran yang diampu, berikut struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya.
4) Kompetensi sosial berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, bersikap dan
berinteraksi secara umum, baik itu dengan peserta didik, sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua siswa, hingga masyarakat secara luas.

Menurut Dirjen Dikti (2002), ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru SD. 4 kompetensi
itu antara lain:
1. Penguasaan bidang studi, yang mencakup dua hal, yaitu penguasaan disiplin ilmu dan
penguasaan kurikulum
2. Pemahaman tentang peserta didik, yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam
memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa
3. Penguasaan pembelajaran yang mendidik, yang tercermin dalam merencanakan,
melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara
dinamis untuk membentuk kompetensi siswa
4. Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, yang mengacu pada profesional guru
untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembangkan kemampuannya secara
mandiri.

Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru


Secara lebih rinci, Akadum (1999) mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya
profesionalisme guru:
 Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total,
 Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan,
 Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan
kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya
kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan,
 Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan
kepada calon guru,
 Masih belum berfungsinya PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara
maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat
politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa mendatang PGRI
sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme para anggotanya.
Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru,
pemerintah berupaya untuk mencari alternatif untuk meningkatkan profesi guru.

Pengembangan Profesionalisme Guru


 Cara meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara. Upaya
meningkatkan profesionalisme guru harus didukung banyak pihak seperti: pemerintah, instansi
tempat Guru pintar mengajar, dan diri Guru itu sendiri. Upaya-upaya Guru Meningkatkan
Profesionalisme Peningkatan profesionalisme guru pada akhirnya terpulang dan ditentukan oleh
para guru. Menurut Purwanto (2002), guru harus selalu berusaha untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
 Memahami tuntutan standar profesi yang ada,
 Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan,
 Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi,
 Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu
tinggi kepada konstituen,
 Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreatifitas dalam pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam
kemampuannya mengelola pembelajaran.

Saat berada di dalam kelas, mungkin seorang guru akan menyadari bahwa setiap anak yang
meskipun berasal dari kelompok usia yang sama, memiliki banyak perbedaan. Baik dari segi
penampilan, minat, tingkat kecerdasan, sikap hingga temperamen mereka. Perbedaan ini adalah
sesuatu yang alami dan wajar. Sebagai seorang tenaga pendidik, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan dalam implementasi sebagai  guru dalam proses pembelajaran terhadap keragaman
karakteristik dari peserta didik. antara lain:
a. Memilih Metode Pembelajaran yang Tepat
b. Penggunaan konsep belajar tuntas
c. Mengatur peralatan kelas dengan variatif
d. Program perbaikan nutrisi, pembelajaran kontekstual, dan remedial
e. Memperlakukan Peserta Didik Secara Adil
f. Memberikan Motivasi yang Tepat
g. Mengelola kelas denga berinteraksi Secara Tepat dan bersifat dialogis

Sumber Referensi :
Kay A. Norlander et al. (2009).  Guru Profesional. Indeks. Jakarta.

______. 2020. Menghadapi keberagaman karakter siswa. Belajar itu asik. Primaindisoft
Oktifa, Nita. (2021). 6 Cara Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru. Aku Pintar,com
[https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/6-cara-meningkatkan-kompetensi-profesional-guru]
(online) diakses pada 12 Juni 2022

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. Si. (2010). Pengembangan profesionalisme guru. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
[https://www.uin-malang.ac.id/r/100301/pengembangan-profesionalisme-guru-2.html]
(online) diakses pada 12 Juni 2022

Mustofa. (2007). UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DI INDONESIA. Staf Pengajar FISE
Universitas Negeri Yogyakarta. [file:///C:/Users/acer/Downloads/17245-ID-upaya-
pengembangan-profesionalisme-guru-di-indonesia.pdf](online) diakses pada 12 Juni 2022
Setyaningsih, Eni. 2014. Peran Guru Dalam Dunia Pendidikan. Kompasiana.com
[https://www.kompasiana.com/www.enisetyaningsih.com/54f98abaa33311a13d8b570d/
tentang-peran-guru-dalam-dunia-pendidikan](online) diakses pada 12 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai