Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadhirat Allah SWT karena hanya dengan
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas kali ini ini dengan
materi Manajemen Berbasi Sekolah telah dapat saya selesaikan, tidak lupa pula shalawat serta
salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah merubah dan memperbaiki akhlak
ummat manusia dipermukaan bumi ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan
kepada dosen pengampu mata kuliah ini.

Tugas ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk menambah khasanah
dan wawasan baru khususnya bagi generasi yang akan datang dalam bidang Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS). Melalui tugsd ini, besar harapannya dapat mendorong giat literasi dan melatih
para mahasiswa untuk membuat tugas yang lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan banyak terimakasih kepada kepada semua pihak yang telah
membantu dalam keberlangsungan kegiatan tugas ini dan penyusunannya. Tak ada gading yang
tak retak. Besar harapan penulis, agar para pembaca dapat memberikan saran dan kritik untuk
penyempurnaan kegiatan lomba karya tulis di masa mendatang.

Palembang, 20 Oktober 2022

Satriyanti
Saudara mahasiswa, silakan kerjakan TUGAS WAJIB 1 ini. Baca terlebih dahulu modul dan
inisiasi 1s.d.3 untuk tugas 1 ini.

1. Ibu Andromeda adalah kepala sekolah yang baru bertugas SD Bunga Bangsa Sekolah ini
berada dipusat kota Sukamara, dan niai akreditasi sekolah masin C. Jumlah peserta didik
sekolah ini hampir 200 siswa dengan 20 guru dan 4 Staff Tata Usaha Sarana dan prasarana
yang dimilk sekolah ini sudah cukup baik Guna meningkatkan mutu dan memperbaiki nilai
akreditasi sekolah, selanjutnya kepala bermaksud menerapkan MBS Untuk itu ibu Andromda
selaku kepala sekolah perlu mengetahui benar rambu-rambu parameter MBS yang harus
diperhatikan Tugas Saudara adalah menjelaskan rambu-rambu parameter MBS dalam
implementasi di sekolah.

Jawab :
 Pertama, yaitu kebijakan dan peraturan perundangan yang berlaku. Kebijakan
dapat berupa kebijakan nasional, provinsi atau kabupaten/kota yang berhubungan dengan
pengelolaan sekolah dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Sisdiknas yang
berlaku. Semua ketentuan perundangan dan peraturan yang berlaku, yang berkenaan
dengan penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah harus tetap dipatuhi, sepanjang belum
dicabut atau dianggap gugur karena adanya ketentuan pengganti. Dalam implementasi
MBS, kurikulum sekolah harus taat terhadap apa yang diatur dalam pasal mengenai sistem
Pendidikan. Berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional, ada pedoman yang dikeluarkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama, ada yang
dikeluarkan pemerintah provinsi, dan ada yang dikeluarkan pemerintah kabupaten/kota.
Sistem MBS tidak berarti sekolah dapat berbuat sesukanya, meskipun kewenangan yang
dimiliki oleh sekolah relatif lebih besar dan luas.
 Kedua, implementasi diawali dengan sosialsasi dari konsep MBS, identifikasi
peran masing-masing pembangunan kelembagaan capacity building mengadakan
pelatihan pelatihan terhadap peran barunya, implementasi pada proses pembelajaran,
evaluasi atas pelaksanaan dilapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan
 Ketiga, parameter idealisme yang berupa harapan-harapan semua stakeholders
yang berkepentingan terhadap keberhasilan pendidikan untuk melaksanakan berbagai
fungsinya. Jika parameter pertama bersifat normatif, maka parameter lainnya bersifat
relatif artinya bahwa MBS dinilai dari kemampuan sekolah dalam memenuhi harapan
para stakeholders (orang tua, masyarakat, pengguna lulusan, guru, kepala sekolah,
dan penyelenggara pendidikan). Harapan para stakeholders tersebut, lazimnya disebut
tujuan (yang diharapkan).
 Keempat, kepala sekolah harus menjadi sumber inspirasi atas pembangunan dan
pengembangan sekolah secara umum. Kepala sekolah dalam MBS berperan sebagai
designer, motivator, fasilitator. Bagaimanapun kepala sekolah adalah pimpinan yang
memiliki kekuatan untuk itu. Oleh karena itu, pengangkatan kepala sekolah harus
didasarkan atas kemampuan manajerial dan kepemimpinan dan bukan lagi
didasarkan atas jenjang kepangkatan.
 Kelima Penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah dan
lebih khusus lagi adalah meningkatkan pencapaian belajar siswa. Perlu dikemukakan
lagi bahwa MBS tidak bisa langsung meningkatkan kinerja belajar siswa namun
berpotensi untuk itu. Oleh karena itu, usaha MBS harus lebih terfokus pada
pencapaian prestasi belajar siswa..
 Keenam sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas yang minimal
diwujudkan dalam laporan pertanggung jawabannya setiap tahunnya. Akuntabilitas
sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah terhadap semua stakeholder. Untuk itu,
sekolah harus dijalankan secara transparan, demokratis, dan terbuka terhadap segala
bidang yang dijalankan dan kepada setiap pihak terkait

2. Ibu Riri seorang Kepala Sekolah yang baru bertugas di SD Tamara Indah. Baru dua minggu
menjabat sudah banyak dihadapkan permasalahan di sekolah, diantaranya banyak siswa yang
tidak naik kelas atau tidak lulus. banyak orang tua yang ingin memindahkan anaknya ke SD tain
Kepala sekolah bertekat untuk menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan
mutu sekolah ini. Berdasarkan kondisi tersebut. Saudara diminta untuk membantu Kepala
Sekolah, karakteristik MBS apa saja yang dapat diterapkan untuk memperbaiki sekolah tersebut?

Jawab :
Dalam MBS, keberhasilan program-program sekolah didukung oleh kinerja tim
yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di
sekolah. Dalam dewan pendidikan dan Komite Sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat.
Karakteristik MBS yang termasuk pada rencana agar mampu menuntut peran aktif sekolah,
adiministrator sekolah, guru, orang tua, dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di
sekolah. Dengan MBS sekolah dapat mengembangkan siswa dan guru sesuai dengan
karakteristik sekolah masing-masing. Dalam konteks ini, sekolah berperan mengembangkan
insiatif, memecahkan masalah, dan mengeksplorasi semua kemungkinan untuk mem-
fasilitasi efektivitas pembelajaran. Demikian halnya dengan unsur-unsur lain seperti
guru, orang tua, komite sekolah, administrator sekolah, dinas pendidikan, dan
sebagainya sesuai dengan perannya masing-masing.

Pada sistem MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan
multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah harus mencakup proses
pembelajaran dan metode untuk membantu kemajuan sekolah. Oleh karena itu,
penilaian efektivitas sekolah harus memperhatikan multitingkat, yaitu pada tingkat
sekolah, kelompok, dan individu, serta indikator multisesegi yaitu input, proses dan
output sekolah serta perkembangan akademik siswa. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah
adalah pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja
berdasarkan pola kinerja professional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan
mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses pengambilan keputusan,
kepala sekolah mengimplementasikan proses secara demokratis, sehingga semua pihak
memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.

Dengan demikian, keberhasilan MBS merupakan hasil sinergi (sinergistic effect) dari
kolaborasi tim yang kompak dan transparan. Dalam konsep MBS yang utuh kekuasaan yang
dimiliki sekolah, terutama mencakup pengambilan keputusan tentang manajemen kurikulum dan
pembelajaran; rekruitmen dan manajemen tenaga kependidikan; serta manajemen keuangan
sekolah.

Kepala Sekolah beserta seluruh warganya harus menjadi “learning person”, yang
senantiasa belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus
menerus (continuous improvement). Seluruh warga sekolah perlu memiliki pengetahuan untuk
meningkatkan prestasi, memahami dan melaksanakan berbagai teknik, seperti quality assurance,
quality control, self-assessment, school review, benchmarking, dan analisis SWOT. Untuk itu,
sekolah harus memiliki sistem pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang diwujudkan
melalui pelatihan. Hal ini dapat dilakukan, terutama dengan mengembangkan manajemen yang
transparan dan akuntabel. Misalnya: melibatkan berbagai pihak, seperti Komite Sekolah dalam
mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem penghargaan bagi warganya
yang berprestasi, untuk mendorong kariernya. Sistem ini diharapkan mampu meningkatkan
motivasi dan produktivitas kerja dari kalangan warga sekolah. Oleh karena itu, system
penghargaan yang dikembangkan harus bersifat proporsional, adil, dan transparan. Misalnya:
kepala sekolah memberikan hadiah kepada guru olahraga yang mampu mengantarkan peserta
didik untuk mengikuti pertandingan tingkat regional atau nasional.

3. SD Negeri Kasatrian adalah sekolah pavorit di salah satu kota besar di Indonesia. Sekolah ini
dipimpin oleh Ibu Ainda yang merupakan kepala sekolah terbaik tahun 2022 Program sekolah
untuk tahun pelajaran baru bermaksud ingin menciptakan predikat sekolah yang "Religus".
Sebagai persiapan ibu Ainda melakukan pendataan potensi sekolah Jumlah kelas ada 6 rombel.
Semua mata pelajaran memiliki guru kelas dan guru mata pelajaran Khusus pelajaran agama.
masih berstatus guru hononer. Ruang Kelas dan Administrasi tersedia. Ruang Mushola tersedia
dengan ukuran masih sangat kecil Perpustakaan tersedia berbagai jenis buku, termasuk buku-
buku pelajaran tersedia cukup untuk siswa. untuk buku bacaan agama belum tersedia.
Berdasarkan data tersebut. Anda diminta merancang 3 program kegiatan sekolah yang berkaitan
dengan pemenuhan gunu agama tempat ibadah yang lebih nyaman, dan media pembelajaran
agama sebagai upaya menjadikan sekolah yang "Religius. Rancangan program menggunakan
tabel berikut.

Jawab :

No Program Tujuan Sasaran Sumber Dana


.
1 Infak 1000 Syurga Upaya penggalangan Semua
dana dalam membangun warga
masjid yang lebih luas sekolah
2 Dhuha berjamaah Menciptakan karakter Siswa/i
siswa dan guru berakhlak
dan lebih disiplin waktu.
Ibaratnya bila datang
pukul 06.50 maka telah
dilaksanakan salat dhuha
yang artinya mereka telat
3 Kenaikan gaji guru Guru honorer lebih Guru
honorer bersemangat dalam Honorer
mengajar dan
menanamkan ilmu akhlak
kepada seluruh siswa

4. Salah satu SMP swasta di Kota Depok memiliki organ organ sekolah meliputi Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dan Kesiswaan, Kepala tata usaha,
staff tata usaha, pembina OSIS, pembina Ekstra kurikuler, pembina pramuka, wali kelas dan
peserta didik Dari informasi tersebut buatlah rancangan bagan struktur organisasi sekolah yang
menggambar hubungan berbagai komponen pada sekolah tersebut.

Jawab :
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin ,(2001), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan

Islam di Indonesia, Jakarta: Grasindo.

Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas

Ibrahim, (1988), Inovasi Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Ditjen Dikti

Jalal, F. & Supriadi, D. (Eds.). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Mulyoto. 30 September, 2002. Pembelajaran yang Demokratis. Kompas, hlm 9.


Sadiyo. 2003. Sumbangan Pendidikan dalam Pembangunan Demokrasi. Jurnal Ilmu Pendidikan,

10 (1): 25-28.
Samani, M. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah: Manajemen Pendidikan untuk Memberdayakan

Sekolah. Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, 24 (7):145-154.

Anda mungkin juga menyukai