Anda di halaman 1dari 3

Nama : Neng Aurin Putri Dinda Andriani

Nim : 857446212
Kelas : b katapang
Mata Kuliah : prespektif global
JAWABAN TT3
1. Kajian kehidupan manusia dengan kegiatannya, tidak terlepas dari factor lokasi dimana
kegiatan itu berada. Dari kajian lokasi atau suatu kawasan kita akannmengerti berbagai hal
seperti dinamika gerak masyarakat, pendapatan, tingkat kemajuan pendidikan, gejolak politik
seperti aspek aspek kehidupan lainnya. Kita aka memahami “konsep” yang dikemukakan
oleh getrude whipple, yaitu “ pentingnya kedudukan lokasi dalam peristiwa dunia”.
Dalam pembelajaran ips kita juga harus memperhatikan konsep keruangan (spatial
contex). Dalam hal keruangan kita mengembangankan pengertian. Manusia berlaku (spatial
behavior), bergerak pindah tempat (migrasi), bertindak (memanfaatkan atau merusak
lingkungan), dan berjuang (mempertahankan diri , merebut, menguasai) dari satu kawasan ke
kawasan lain.
Konteks keruangan dalam pembelajaran ips itu tidak cukup. Oleh karena itu kita juga
harus menelaah keterangan waktunya. Aspek sejarah dalam pembelajaran ips bermakna
untuk memahami hubungan antara suatu peristiwa dengan kurunnya, dan juga perkembangan
peristiwa itu dari waktu ke waktu . makna lebih lanjut kita dapat melakukan prediksi suatu
fenomena, bahkan masalah kehidupan di masa yang akan datang, apakah kecenderungan
positif (makin baik) atau negative (makin memburuk).
Pembahasan diatas, memisahkan antara konteks ruangan d satu pihak, dan lingkup waktu
di pihak lain. Dalam kenyataan praktis yang sesungguhnya, kedua aspek itu, ruang dan
waktu, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu Emanuel kant mengemukakan
bahwa sejarah dan geografi itu merupakan “ilmu dwitunggal”. Untuk memahami suatu
masalah atau fenomena kita harus mengetahui “dimana” fenomena atau masalah yang terjadi,
“kapan” fenomena atau masalah itu berlangsung.

2. Menurut saya, Indonesia termasuk negara yang memiliki kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM)  yang tidak begitu tinggi namun dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang
tinggi.
Bisa kita lihat dengan jelas Bumi Indonesia dianugerahi tanah yang subur sehingga
tanaman tropis banyak dan tumbuh subur di Indonesia. Salah satu tanaman yang diekspor
seperti rotan, damar,karet, kelapa sawit, dan rempah-rempah. Bahkan,salah satu latar
belakang Negara eropa/barat menjajah Indonesia adalah ingin menguasai rempah-rempah
yang begitu melimpah.
Namun, sangat di sayangkan, kualitas Sumber Daya manusia di Indonesia tidak
begitu tinggi, bisa kita lihat dari segi kualitas hidup, masih banyak orang yang kesusahan,
pendapat perkapita rata-ratanya rendah, bahkan banyak pabrik-pabrik yang berdiri di
Indonesia adalah milik asing. Kita menghasilkan banyak rempah-rempah namun belum bisa
mengolah dan memanfaatkannya dengan maksimal. warga indonesia kebanyakan sebagai
buruh, lalu dari segi pendidikan yang belum merata rata-rata lulusan pendidikan dasar (hanya
tamat SD dan SMP). Sedangkan lulusan sarjana dan magister masih belum banyak
dibandingkan lulusan pendidikan dasar.

3. Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang
pembelajaran masalah-masalah kontroversional dalam konteks perspektif global ada 4
komponen yang harus diperhatikan, 4 komponen itu meliputi :
- MATERI (POKOK BAHASAN)
Selaku guru IPS untuk menjawab pertanyaan materi pembelajaran yang akan
disajikan pada pengajaran IPS guru harus menggali dan merumuskan materi yang akan
disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan murid yang akan memperoleh materi yang
bersangkutan.
- PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat dilepaskan
dari sifat materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang harus dicapai. Oleh
karena itu, metode dan strategi yang akan diterapkan serta media pengajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, harus disesuaikan dengan sifat materi dan tujuan
yang akan dicapai tadi.
Dari berbagai metode pengajaran dan strategi mengajar sebaiknya guru IPS dapat
menseleksi dalam penerapan dan penggunaannya sesuai dengan sifat materi dan tujuan
yang akan dicapai.
- TUJUAN YANG AKAN DICAPAI
Menurut Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan (1956) dalam bukunya yang
berjudul Taxonomy of educational Objectives, mengemukakan 3 aspek perilaku yang
menjadi tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor.
- TEKNIK EVALUASI
Teknik evaluasi meliputi, non-test dan test. Evaluasi non-test, meliputi penilaian
kegiatan tugas dan penampilan. Penampilan ini menjadi pendorong kegairahan dan
penciptaan suasana persaingan yang sehat yang menjadi dasar kemajuan individu siswa
dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat, membuktikan kenyataan serta
dorongan menemukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan apa yang sedang
dipelajarinya.
Evaluasi non-tes ini juga diterapkan pada kesempatan tanya-jawab dan diskusi
untuk menilai berapa jauh para siswa memahami konsep-konsep yang dikembangkan
dalam proses pembelajaran.
Evaluasi tes, dalam bentuk tes tertulis meliputi bentuk uraian (essay) dan objektif
tes. Evaluasi tes ini untuk mengukur berapa jauh penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan yang di proses dan disajikan. Penilaian harus dilakukan secara
berkesinambungan dan menyeluruh sehingga menghasilkan tingkat evaluasi yang
komprehensif.

4. Dalam kegiatan dan proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPS, evaluasi ini
merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan. Bahkan telah menjadi
kesepakatan sebagai kegiatan puncak (kulminasi). Dikatakan demikian, karena untuk
mengetahui bagaimana hasil pembelajaran tadi, akhirnya harus dilakukan evaluasi ini.
Menurut penjelasan john W. best evaluasi berkenaan dengan suatu penerapan yang segera
harus dilakukan untuk mengungkapkan mutu hasil proses atau program pendidikan tertentu
yang telah disepakati dan ditentukan tujuan atau nilainya. Evaluasi menyatakan keputusan
tentang efektivitas, manfaatn social, atau hasil yang diinginkan, proses atau program dan
tidak menyangkt generalisasi yang mungkin dari suatu tatanan yang di perluas. Evaluasi ini
sangat erat hubungannya dengan pengukuran yang meliputi aspek penilaian tentang apa yang
diinginkan dan yang baik.

5. Asas evaluasi
- Asas komprehensif atau asas keseluruhan
Evaluasi itu harus meliputi keseluruhan aspek pribadi peserta didik (pengetahuan,
penguasaan materi, keterampilan, kemampuan berpikir, sikap), dan keseluruhan aspek
materi atau pokok bahasan yang disajikan.
- Asas kesinambungan atau asas kontinuitas
Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dalam proses, dari awal proses, selama
proses itu berlangsung dan pada saat proses itu berakhir.
- Asas objektivitas
Evaluasi dilakukan berdasarkan kenyataan apa adanya, tidak diwarnai oleh sifat-sifat
subjektif dari yang melakukan evaluasi. Hasil evaluasi menunjukan suatu derajat atau
ukuran, itulah hasil yang di capai, tidak di tambah atau dikurangi oleh suatu penafsiran
diluar lingkup yang di evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai