0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
113 tayangan5 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan tugas tutorial 3 mata kuliah Perspektif Global yang membahas pandangan Emmanuel Kant tentang sejarah dan geografi sebagai ilmu dwitunggal, kualitas SDM Indonesia, dan persyaratan pembelajaran masalah kontroversial;
(2) Dibahas pula hakikat evaluasi yang erat kaitannya dengan pengukuran, serta asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evalu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan tugas tutorial 3 mata kuliah Perspektif Global yang membahas pandangan Emmanuel Kant tentang sejarah dan geografi sebagai ilmu dwitunggal, kualitas SDM Indonesia, dan persyaratan pembelajaran masalah kontroversial;
(2) Dibahas pula hakikat evaluasi yang erat kaitannya dengan pengukuran, serta asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evalu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan tugas tutorial 3 mata kuliah Perspektif Global yang membahas pandangan Emmanuel Kant tentang sejarah dan geografi sebagai ilmu dwitunggal, kualitas SDM Indonesia, dan persyaratan pembelajaran masalah kontroversial;
(2) Dibahas pula hakikat evaluasi yang erat kaitannya dengan pengukuran, serta asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evalu
NIM : 857485278 Nama Mata Kuliah : Perspektif Global Kode Mata Kuliah : PDGK4303
1. Emmanuel Kant mengemukakan bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu
dwitunggal. Jelaskan dari pernyataan tersebut! Jawab : Emmanuel Kant mengemukakan bahwa sejarah dan geografi merupakan “ilmu dwitunggal” yang artinya jika kita hanya mempertanyakan “kapan” peristiwa atau peristiwa itu terjadi maka hal itu tidak akan lengkap, jika tidak mempertanyakan “dimana” tempat terjadinya. Kedua pertanyaan tersebut tidak bisa dipisahkan karena dua pertanyaan itu saling melengkapi. Dimensi ruang dan waktu juga ada dalam kedua pertanyaan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan perkataan lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang telah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, menbawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan dating. Selamjutnya, perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tooh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global dihadapannya. 2. Menurut Anda, Indonesia termasuk Negara yang memiliki kualitas SDM yang tinggi dengan potensi SDA yang tinggi atau memiliki kualitas SDM yang tidak begitu tinggi namun dengan potensi SDA yang tinggi? Coba jelaskan dan berikan contohnya! Jawab : Nusantara indonesia dikenal sebagai negeri yang “gemah ripah loh janawi,”sumber daya alam hayati (tumbuh tumbuhan,hewan) dan non hayati (mineral,barang tambang) cukup potensial. Namun kekayaan SDA tadi,baik yang ada di darat maupun di perairan laut,belum menjadi kemakmuran yang tinggi bagi masyarakatnya. Kelemahan ini terletak pada kualitas SDM. Sementara itu orang orang yang berasal dari korea,jepang,amerika serikat dan eropa,ada yang mampu memanfaatkan SDA bagi peruhsahaan mereka. Orang Indonesia hayanya menjadi karyawan pada perusahaan mereka itu. Masalah ini secara langsung menyangkut pendidikan di negri ini. Sebagai contoh, Bumi Indonesia dianugerahi tanah yang subur sehingga tanaman tropis banyak dan tumbuh subur di Indonesia. Salah satu tanaman yang diekspor seperti rotan, damar,karet, kelapa sawit, dan rempah-rempah. Karena saking terkenalnya rempah-rempah Indonesia maka zaman dahulu bangsa-bangsa barat berbondong ke Indonesia untuk dapat menguasai rempah-rempah. Negara yang berhasil menjelajah hingga ke Indonesia yaitu Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris. 3. Ditinjau dari bidang pendidikan IPS tingkat SD, dalam merancang pembelajaran perspektif global khususnya mengenai masalah-masalah kontroversial, persyaratan- persyaratan apakah yang harus diperhatikan? Jawab : Dalam kehidupan kita umat manusia ,banyak masalah yang menunjukan pertentangan (kontroversial) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dapat kita amati Bersama mulai dari tempat tinggal masing-masing (local), wilayah yang lebih luas seperti tingkat kabupaten dan provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional) antar wilayah negara (antar regional) sampai ke tingkat dunia (global). Masalah-masalah tersebut meliputi kaya miskin, perdamayan konflik, saling mempercayai-prasangka,kesepakatan-pertentangan, dan kelestarian-perusakan. Dalam pembelajaran ,khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang pembelajaran malasah-masalah kontroversial dalam konteks perspektif global ada empat komponen yang harus diperhatikan. Empat komponen ini meliputi materi (pokok Bahasa), proses pembelajaran dan hasil atau prouduk yang akan dicapai ( tujuan ) serta Teknik evaluasi sebagai kulminasinya. Oleah karena itu, dalam merancang model pembelajaran, khususnya pembelajaran masalah-masalah kontroversial dalam konteks perspektif global, empat komponen tadi tidak boleh di abaikan. 1) Materi (Pokok Bahasan) Berbicara tentang sumber materi, khususnya tentang masalah-masalah kontroversial,pertama anda selaku guru IPS harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Apakah ada pokok bahasan atau subpokok bahasan tentang masalan- masalah kontroversial dalam kurikulum itu? Kalua sudah ada , berapa luaskah materi tersebut? Untuk menambah, mengembangkan memperkaya materi yang ada dalam kurikulum anda gali sumber sumber lainnya. Ke dalam sumber tersebut yang paling utama yaitu masyarakat dan lingkungan tempat kita dan anak-anak yang berada. Sumber lain yang dapat dijangkau dan ada di sekitar kita, yaitu bahan bacaan berupa buku, surat kabar, tabloid dan majalah. Selanjutnya juga media eloktronik yang menyiarkan berita baik beria nasional maupun dunia, yaitu media radio dan TV. 2) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat dilepaskan dari sifat materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang harus dicapai. Oleh karena itu, metode dan stratigi yang di terapkan serta media pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, harus di sesuaikan dengan sifat materi dan tujuan yang akan dicapai tadi. 3) Tujuan yang akan di capai Benjamin S. bloom dan kawan-kawan (1956), dalam buku nya yang berjudul taxonomy of educational objectives, mengemukaan 3 aspek perilaku yang menjadi tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitun aspek kognitif, aspek apektif dan aspek psikomotor. Pada proses pembelajaran , khususnya pembelajaran IPS dalam konteks perspektif global yang mengangkat masalah-masalah kontroversional,apakah tiga aspek itu secara simultan akan dicapai ataukah ditekankan pada salah satu aspek? Hal tersebut memberikan warna kepada proses pembelajaran dengan komponen-komponen metode mengajar,strategi mengajar dan medeia pengajaran yang akan di gunakan. Produk atau tujuan yang akan dicapai, menjadi pandun bagi kegiatan proses belajar-mengajar sesuai dengan konsep”pendidikan yang berwawasan tujuan”. Bahkan tujuan ini juga menjadi panduan bagi Teknik evaluasi yang akan di terapkan. 4) Teknik Evaluasi Evaluasi, dalam kegiatan apa pun, khususnya dalam pembvelajaran IPS menjadi puncak (kulminasi) dari kegiatan tadi. Teknik evaluasi ini meliputi non-tes dan tes. Evaluasi non-tes, meliputi penilaian kegiatan tugas dan penampilan, tugas-tugas observasi, mengumpulkan informasi (data) dan bahan atau benda benda yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran, harus kita nilai. Penilaian ini menjadi pendorong kegairahan dan “penciptaan” suasana persaingan yang sehat yang menjadi dasar kemajuan individu siswa dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat, membuktikan kenyataan serta dorongan menemukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan “apa” yang sedang di pelajarinya.
4. Jelaskan apakah sesungguhnya hakikat evaluasi itu
Jawab : Dalam kegiatan dan proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPS, evaluasi ini merupakan kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari seluruh kegiatan. Bahkan telah menjadi kesepakatan sebagai kegiatan puncak (kulminasi). Dikatakan demikian, karena untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran tadi, akhirnya harus dilakukan evaluasi ini. Mengenai evaluasi tersebut, kita dapat menyimak penjelasan john w.best (1977:13). Bahwa evaluasi berkenaan dengan suatu penerapan yang segera harus dilakukan untuk mengungkapkan mutu hasil, proses atau program pendidikan tertentu yang telah di sepakati dan ditentukan tujuan atau nilainya. Evaluasi menyatakan keputusan tentang efektivitas, manfaat sosial, atau hasil yang diinginkan, proses atau program dan tidak menyangkut generalisasi yang mungkin dari suatu tatanan yang diperluas. Selanjutnya, dalam proses pendidikan dan pengajaran, evaluasi ini menentukan peringkat serta kelulusan peserta didik dari proses dan program yang di jalaninnya. The term evaluation as we use it here is closely related to measurement,it is some respect more inclusive, including information and intuiteve judgement of the pupil progrees. It also includes more definitely the aspect of valuating or saying what is desirable and good (thorndike, hanen : 1961:27). Dengan demikian evaluasi ini erat sekali hubungannya dengan pengukuran yang meliputi aspek penilaian tentang apa yang diinginkan dan yang baik. Pengukuran ini bersifat eksak yang diungkapkan dalam bentuk angka yang tidak hanya merupakan penilainan atau keputusan yang kualitatif yang berkala. Pengukuran ini tidak hanya terhadap tingkat kemampuan siswa yang dinyatakan dengan angka, melainkan juga digunakan untuk mengetahui isi, Panjang, lebar sesuatu benda tertentu. Namun yang paling utama sifatnya eksas dan dinyatakan dengan angka. 5. Jelaskan asas-asas apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi! Jawab : Asas-asas evaluasi yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi meliputi: 1. Asas komprehensif atau asas keseluruhan Evaluasi itu harus meliputi keseluruhan aspek pribadi peserta didik pengetahuan,penguasaan materi, keterampilan, kemampuan berpikir, sikap, dan keseluruhan aspek materi atau pokok bahasan yang disajikan. 2. Asas kesinambungan atau asas kontinuitas Evaluasi itu dilakukan secara berkesinambungan dalam proses, mulai dari awal proses, selama proses berlangsung dan saat proses itu berakhir. Hal ini sesuai pula dengan asas pendidikan sepanjang hayat. 3. Asas objektifitas Evaluasi dilakukan berdasarkan kenyataan apa adanya, tidak diwarnai oleh sifat-sifat subjektif terutama dari yang melakukan evaluasi. Hasil evaluasi itu menunjukan suatu derajat nilai atau ukuran, itulah hasil yang dicapai, tidak ditambah atau dikurangi oleh suatu penafsiran diluar lingkup yang dievaluasi.