Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Muhamad

darojoyo
NIM =837679722

MK :PERSPEKTIF GLOBAL

TUGAS 1
1. Emmanuel Kant mengemukakan bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu dwitunggal.
Jelaskan dari pernyataan tersebut
2. Menurut anda, indonesia termasuk Negara yang memiliki kualitas SDM yang tinggi dengan
potensi SDA yang tinggi atau memiliki kualitas SDM yang tidak begitu tinggi namun dengan
potensi SDA yang tinggi?
Coba jelaskan dan berikan contohnya
3. Ditinjau dari bidang pendidikan IPS tingkat SD, dalam merancang pembelajaran perspektif
global khususnya mengenai masalah-masalah kontroversial, persyaratan- persyaratan
apakah yang harus diperhatikan?
4. Jelaskan apakah sesungguhnya hakikat evaluasi itu!
5. Jelaskan asas-asas apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi!

JAWAB :

1. Emmanuel Kant mengemukakan bahwa sejarah dan geografi merupakan "ilmu dwitunggal"
yang artinya jika kita hanya mempertanyakan "kapan" peristiwa atau peristiwa itu terjadi
maka hal itu tidak akan lengkap, jika tidak mempertanyakan "dimana" tempat terjadinya.
Kedua pertanyaan tersebut tidak bisa dipisahkan karena dua pertanyaan itu saling
melengkapi. Dimensi ruang dan waktu juga ada dalam kedua pertanyaan tersebut.

1. Menurut perspektif saya indonesia memiliki potensi SDA yang tinggi namun kualitas SDM
yang tidak begitu tinggi. Mengapa hal tersebut terjadi karena Indonesia yang dikenal
sebagai negeri yang "gemah ripah loh jinawi" sumber daya alam hayati (tumbuh-
tumbuhan, hewan) dan non hayati ( mineral, barang tambang) cukup potensial. Namun
kekayaan SDA itu, baik yang ada didarat maupun di perairan laut, belum menjadi
kemakmuran yang tinggi bagi masyarakatnya. Kelemahan ini terletak

Pada kualitas, SDM. Sementara itu, orang-orang yang berasal dari Korea, Jepang, Amerika
Serikat dan Eropa, ada yang mampu memanfaatkan SDA bagi perusahaan mereka. Orang
indonesia hanya menjadi karyawan pada perusahaan mereka itu. Masalah ini secara
langsung menyangkut pendidikan di negeri ini. Serta ada dan tersedianya sumber daya alam
sebagai alat pemenuh kebutuhan penduduk. Tidak dengan sendirinya memakmurkan
masyarakat setempat, melainkan masih dipengaruhi oleh kemampuan mengolah dan
memanfaatkannya. Di sini kembali pada kemampuan SDM menerapkan IPTEK dalam
mengolah SDA untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, menjadi kenyataannya
SDA itu menjamin kesejahteraan, sangat dipengaruhi oleh kemampuan SDM
mengembangkan budaya dalam bentuk penerapan IPTEK mengolah SDA tadi bagi

kepentingan hidupnya.
Contoh : mumi indonesia dianugerahi tanah yang subur sehingga tanaman tropis banyak
dan tumbuh subur di indonesia. Salah satu tanaman yang diekspor seperti rotan, damar,
karet, kelapa sawit, dan rempah-rempah karena saking terkenalnya rempah-rempah
indonesia maka zaman dahulu bangsa-bangsa barat berbondong ke indonesia yaitu spanyol,
portugis, belanda, inggris.
Untuk kualitas SDM indonesia tidak begitu tinggi karena masyarakatnya rata-rata lulusan
pendidikan dasar (hanyaa tamat SD dan SMP). Sedangkan lulusan sarjana dan magister
masih belum banyak dibandingkan lulusan pendidikan dasar.

3. Ada 4 persyaratan yang harus diperhatikan dalam merancang pembelajaran perspektif


global khususnya mengenai masalah-masalah kontroversial yaitu sebagai berikut.

A. Materi (Pokok Pembahasan)


Dalam mencari materi pembelajaran yang akan disajikan pada pengajaran IPS, kita harus
menggali dan merumuskan materi yang akan disajikan sesuai dengan perkembangan murid(
anak didik). Untuk memperluas materi tersebut kita bisa mencari refrensi lain seperti buku,
surat kabar, majalah dan tabloid. Selain itu media elektronik juga bisa bisa dijadikan
refrensi.

B. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan tidak lepas dari sifat
materi yang akan dibahas. Oleh karena itu, metode dan strategi yang akan diterapkan serta
media pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan
dengan sifat materi dan tujuan yang akan dicapai.

C. Tujuan yang Akan Dicapai

Benjamin S. Bloom dna kawan-kawan (1956), dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of
Educational Objectives, mengemukakan tiga aspek prilaku yang menjadi tujuan pendidikan
dna pengajaran, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.

D. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi meliputi evaluasi non-tes dan tes.
Evaluasi non-tes meliputi penilaian kegiatan tugas dan penampilan. Tugas-tugas observasi,
mengumpulkan informasi (data) dan bahan atau benda-benda yang berhubungan dengan
kegiatan pembelajaran, harus kita nilai.
Sedangkan evaluasi tes, baik lisan maupun tertulis. Tes tertulis meliputi bentuk

uraian (esai) dan objektif, tes. Evaluasi, tes ini, untuk mengukur berapa jauh penguasaan
siswa terhadap pokok bahasan yang diproses dan disajikan.

4. Disadari ataupun tidak tiap kali kita melakukan suatu kegiatan selalu ingin mengetahui
bagaimna hasilnya. Untuk itu, kita mengadakan penilaian terhadap kinerja yang telah
dilakukan. Akurat atau tidaknya penilaian tersebut menjadi hal yang kedua. Di sini berarti
kita melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita kerjakan. Dengan demikian , evaluasi
itu telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan dan
proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPS, evaluasi ini merupakan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan. Bahkan telah menjadi kesepakatan
sebagai kegiatan puncak (kulminasi). Dikatakan demikian, karena untuk mengetahui
bagaimana hasil pembelajaran tadi, akhirnya harus dilakukan evaluasi ini.

5. Berikut adalah asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi.

A. Asas Komprehensif atau Asas Keseluruhan


Evaluasi itu harus meliputi keseluruhan aspek pribadi peserta didik (pengetahuan,
penguasaan materi, ketermapilan, kemampuan berpikir, sikap), dan keseluruhan aspek
aspek materi atau pokok bahasan yang disajikan.

B. Asas Kesinambungan atau Asas Kontinuitas

Evaluasi itu dilakukan secara berkesinambungan dalam proses, muali dari awal proses,
selama proses berlangsung dan pada saat proses itu berakhir. Hal ini sesuai pula dengan
asas pendidikan sepanjang hayat.

C. Asas Objektivitas
Evaluasi dilakukan berdasarkan kenyataan apa adanya, tidka diwarnai oleh sifat-sifat

subjektif terutama dari yang melakukan evaluasi. Hasil evaluasi itu menunjukkan suatu
derajat nilai atau ukuran, itulah hasil yang dicapai, tidak ditambah atau
dikurangi oleh suatu penafsiran diluar lingkup yang dievaluasi

Anda mungkin juga menyukai