Anda di halaman 1dari 3

a. Jawablah dengan uraian jelas, lengkap dan upayakan dengan bahasa pemahaman sendiri.

b. pada lembar jawaban tulis identitas diri (TT-3, Kls, Nama, Nim)

c. Lembar jawaban di unggah/upload dengan title; TT3-Kls, Nama)

Soal no.1:

Soal no. 2:

Menurut Anda, Indonesia termasuk Negara yang memiliki kualitas SDM yang tinggi dengan potensi
SDA yang tinggi atau memiliki kualitas SDM yang tidak begitu tinggi namun dengan potensi SDA yang
tinggi? Coba jelaskan dan berikan contohnya!

Soal no. 3:

Ditinjau dari bidang pendidikan IPS tingkat SD, dalam merancang pembelajaran perspektif global
khususnya mengenai masalah-masalah kontroversial, persyaratan-persyaratan apakah yang harus
diperhatikan?

Soal no. 4:

Jelaskan apakah sesungguhnya hakikat evaluasi itu

Soal no. 5:

Jelaskan asas-asas apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi!

1. Emmanuel Kant mengemukakan bahwa sejarah dan geografi merupakan “ilmu dwitunggal”
yang artinya jika kita hanya mempertanyakan “kapan” peristiwa atau peristiwa itu terjadi
maka hal itu tidak akan lengkap, jika tidak mempertanyakan “dimana” tempat terjadinya.
Kedua pertanyaan tersebut tidak bisa dipisahkan karena dua pertanyaan itu saling
melengkapi. Dimensi ruang dan waktu juga ada dalam kedua pertanyaan tersebut.
Dari pernyataan tersebut dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada
konsep waktu, atau dengan perkataan lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif
waktu, terutama waktu yang telah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, menbawa
citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk
memprediksi kejadian-kejadian yang akan dating. Selamjutnya, perspektif global dari sudut
pandang sejarah tentang tooh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan
internasional, dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap
tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi
budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk
memasuki kehidupan global dihadapannya.
2. Nusantara imdonesia dikenal sebagai negri yang “gemah ripah loh janawi,”sumber daya
alam hayati (tumbuh tumbuhan,hewan) dan non hayati (mineral,barang tambang) cukup
potensial. Namun kekayaan SDA tadi,baik yang ada di darat maupun di perairan laut,belum
menjadi kemakmuran yang tinggi bagi masyarakatnya. Kelemahan ini terletak pada kualitas
SDM. Sementara itu orang orang yang berasal dari korea,jepang,amerika serikat dan
eropa,ada yang mampu memanfaatkan SDA bagi peruhsahaan mereka. Orang Indonesia
hayanya menjadi karyawan pada perusahaan mereka itu. Masalah ini secara langsung
menyangkut pendidikan di negri ini.
3. Dalam kehidupan kita umat manusia ,banyak masalah yang menunjukan pertentangan
(kontroversial) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dapat kita amati Bersama mulai
dari tempat tinggal masing-masing (local), wilayah yang lebih luas seperti tingkat kabupaten
dan provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional) antar wilayah negara (antar regional)
sampai ke tingkat dunia (global). Masalah-masalah tersebut meliputi kaya miskin,
perdamayan konflik, saling mempercayai-prasangka,kesepakatan-pertentangan, dan
kelestarian-perusakan.
Dalam pembelajaran ,khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang
pembelajaran malasah-masalah kontroversial dalam konteks perspektif global ada empat
komponen yang harus diperhatikan. Empat komponen ini meliputi materi (pokok Bahasa),
proses pembelajaran dan hasil atau prouduk yang akan dicapai ( tujuan ) serta Teknik
evaluasi sebagai kulminasinya. Oleah karena itu, dalam merancang model pembelajaran,
khususnya pembelajaran masalah-masalah kontroversial dalam konteks perspektif global,
empat komponen tadi tidak boleh di abaikan.
1. MATERI (POKOK BAHASAN)
Berbicara tentang sumber materi, khususnya tentang masalah-masalah
kontroversial,pertama anda selaku guru IPS harus mengacu pada kurikulum yang
berlaku. Apakah ada pokok bahasan atau subpokok bahasan tentang masalan-masalah
kontroversial dalam kurikulum itu? Kalua sudah ada , berapa luaskah materi tersebut?
Untuk menambah, mengembangkan memperkaya materi yang ada dalam kurikulum
anda gali sumber sumber lainnya. Ke dalam sumber tersebut yang paling utama yaitu
masyarakat dan lingkungan tempat kita dan anak-anak yang berada. Sumber lain yang
dapat dijangkau dan ada di sekitar kita, yaitu bahan bacaan berupa buku, surat kabar,
tabloid dan majalah. Selanjutnya juga media eloktronik yang menyiarkan berita baik
beria nasional maupun dunia, yaitu media radio dan TV.
2. PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat dilepaskan
dari sifat materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang harus dicapai. Oleh
karena itu, metode dan stratigi yang di terapkan serta media pengajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, harus di sesuaikan dengan sifat materi dan
tujuan yang akan dicapai tadi.
3. TUJUAN YANG AKAN DI CAPAI
Benjamin S. bloom dan kawan-kawan (1956), dalam buku nya yang berjudul taxonomy
of educational objectives, mengemukaan 3 aspek perilaku yang menjadi tujuan
pendidikan dan pengajaran, yaitun aspek kognitif, aspek apektif dan aspek psikomotor.
Pada proses pembelajaran , khususnya pembelajaran IPS dalam konteks perspektif
global yang mengangkat masalah-masalah kontroversional,apakah tiga aspek itu secara
simultan akan dicapai ataukah ditekankan pada salah satu aspek?
Hal tersebut memberikan warna kepada proses pembelajaran dengan komponen-
komponen metode mengajar,strategi mengajar dan medeia pengajaran yang akan di
gunakan. Produk atau tujuan yang akan dicapai, menjadi pandun bagi kegiatan proses
belajar-mengajar sesuai dengan konsep”pendidikan yang berwawasan tujuan”. Bahkan
tujuan ini juga menjadi panduan bagi Teknik evaluasi yang akan di terapkan.
4. TEKNIK EVALUASI
Evaluasi, dalam kegiatan apa pun, khususnya dalam pembvelajaran IPS menjadi puncak
(kulminasi) dari kegiatan tadi. Teknik evaluasi ini meliputi non-tes dan tes.
Evaluasi non-tes, meliputi penilaian kegiatan tugas dan penampilan, tugas-tugas
observasi, mengumpulkan informasi (data) dan bahan atau benda benda yang
berhubungan dengan kegiatan pembelajaran, harus kita nilai. Penilaian ini menjadi
pendorong kegairahan dan “penciptaan” suasana persaingan yang sehat yang menjadi
dasar kemajuan individu siswa dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat,
membuktikan kenyataan serta dorongan menemukan sendiri hal-hal yang berkaitan
dengan “apa” yang sedang di pelajarinya.
Dalam kegiatan dan proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPS, evaluasi
ini merupakan kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari seluruh kegiatan. Bahkan
telah menjadi kesepakatan sebagai kegiatan puncak (kulminasi). Dikatakan demikian,
karena untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran tadi, akhirnya harus dilakukan
evaluasi ini. Mengenai evaluasi tersebut, kita dapat menyimak penjelasan john w.best
(1977:13)

No 4. Bahwa evaluasi berkenaan dengan suatu penerapan yang segera harus dilakukan
untuk mengungkapkan mutu hasil, proses atau program pendidikan tertentu yang telah di
sepakati dan ditentukan tujuan atau nilainya. Evaluasi menyatakan keputusan tentang
efektivitas, manfaat sosial, atau hasil yang diinginkan, proses atau program dan tidak
menyangkut generalisasi yang mungkin dari suatu tatanan yang diperluas. Selanjutnya,
dalam proses pendidikan dan pengajaran, evaluasi ini menentukan peringkat serta kelulusan
peserta didik dari proses dan program yang di jalaninnya. The term evaluation as we use it
here is closely related to measurement,it is some respect more inclusive, including
information and intuiteve judgement of the pupil progrees. It also includes more definitely
the aspect of valuating or saying what is desirable and good (thorndike, hanen : 1961:27).
Dengan demikian evaluasi ini erat sekali hubungannya dengan pengukuran yang meliputi
aspek penilaian tentang apa yang diinginkan dan yang baik. Pengukuran ini bersifat eksak
yang diungkapkan dalam bentuk angka yang tidak hanya merupakan penilainan atau
keputusan yang kualitatif yang berkala. Pengukuran ini tidak hanya terhadap tingkat
kemampuan siswa yang dinyatakan dengan angka, melainkan juga digunakan untuk
mengetahui isi, Panjang, lebar sesuatu benda tertentu. Namun yang paling utama sifatnya
eksas dan dinyatakan dengan angka.

No 5. Asas evaluasi, asas-asas evaluasi harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi


meliputi:
1. Asas komprehensif atau asas keseluruhan
Evaluasi itu harus meliputi keseluruhan aspek pribadi peserta didik
pengetahuan,penguasaan materi, keterampilan, kemampuan berpikir, sikap, dan
keseluruhan aspek materi atau pokok bahasan yang disajikan.
2. Asas kesinambungan atau asas kontinuitas
Evaluasi itu dilakukan secara berkesinambungan dalam proses, mulai dari awal proses,
selama proses berlangsung dan saat proses itu berakhir. Hal ini sesuai pula dengan asas
pendidikan sepanjang hayat.
3. Asas objektifitas
Evaluasi dilakukan berdasarkan kenyataan apa adanya, tidak diwarnai oleh sifat-sifat
subjektif terutama dari yang melakukan evaluasi. Hasil evaluasi itu menunjukan suatu
derajat nilai atau ukuran, itulah hasil yang dicapai, tidak ditambah atau dikurangi oleh
suatu penafsiran diluar lingkup yang dievaluasi.

Anda mungkin juga menyukai