Anda di halaman 1dari 7

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

Judul Tugas TUTORIAL 1

PKNI4317 & HAK ASASI MANUSIA


DWI AYU PRATIWI
857137937
Prodi PGSD
UPBJJ UT JAKARTA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Tutorial 1 Mata kuliah “Hak Asasi
Manusia” ini dengan baik.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hak Asasi Manusia” di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.

Dalam penyusunan laporan Tugas Tutorial 1 ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait itu di antaranya
sebagai berikut:

1. Seluruh dosen penulis di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas


Terbuka
2. Orang tua dan teman-teman pembaca, terima kasih banyak atas dukungannya.

PEMBAHASAN

TUGAS TUTORIAL I

1. Salah satu Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Kovenan internasional adalah
hak asasi politik (political rights).

A. Sebutkan 4 contoh dari hak politik tersebut. Jelaskan!


Jawab :

1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan


2. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintah
3. Hak membuat dan mendirikan parpol/ partai politik dan organisasi politik lainnya
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
Penjelasannya : kembali pada pengertian Hak asasi politik bahwa hak politik adalah
sekumpulan hak yang melekat pada diri seseorang dari sejak ia dilahirkan hingga
meninggal yang terkait dengan politik, baik dalam lingkup kelompok masyarakat
maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Apa yang terjadi jika hak asasi politik tidak terpenuhi?
Jawab :

Indonesia adalah Negara Demokrasi jika hak asasi politik tidak terpenuhi maka Negara
Indonesia tidak akan dikatakan Negara Demokrasi karena tidak bisa menjalankan hak
asasi politik bagi rakyatnya.
Penjelasan dari hak asasi politik atau disebut dengan politics rights yaitu merupakan hak
yang dimiliki oleh manusia untuk bisa ikut serta dan berperan dalam kegiatan
pemerintahan di dalam suatu negara.
Hak tersebut yang kemudian akan berhubungan erat dengan kebebasan keikutsertaan
di masyarakat dalam adanya pemilihan umum, baik itu sebagai yang dipilih maupun
sebagai yang memilih. Keduanya tersebut dilakukan untuk ikut serta dalam kegiatan
pemerintahan dalam suatu negara untuk mengatur kehidupan dari rakyatnya.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, pernah terjadi ketika hak politik pada waktu dulu
sempat dibungkam oleh pemerintah Orde Baru. Pada waktu itu kegiatan perpolitikan
dikendalikan oleh tokoh-tokoh yang berkuasa saja, sedangkan keikutsertaan rakyat
pada waktu itu sangat dibatasi. Salah satu hal yang dibatasi pada waktu itu yaitu hak
dalam mengemukakan pendapat yang menjadi salah satu dari unsur kegiatan
perpolitikan dan demokrasi.

2. Maghna Charta, adalah satu diantara berbagai dokumen Hak Asasi Manusia
yang pernah ada. Disahkan pada 15 Juni 1215, Maghna Charta ini dilatarbelakangi
oleh tindakan sewenang-wenang dari Raja John Lackland kepada rakyat dan para
bangsawan.

A. Apa sesungguhnya prinsip dasar Magna Charta?


Jawab :
Dokumen Magna Carta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan HAM lebih penting daripada kedaulatan raja.
B. Apa relevansi dokumen-dokumen HAM ini dalam perlindungan HAM masa kini?
Jawab :
Membuat kita untuk saling menghargai satu sama lain, karena dengan adanya relevan/
hubungan HAM tersebut kita dapat mengetahui cara sikap kita menghargai satu sama
lain.
3. Negosiasi, penandatanganan, dan pengesahan merupakan 3 tahapan dalam
pembuatan perjanjian internasional.
A. Apa syarat dari tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional?
Jawab :
Dengan menandatangani suatu naskah perjanjian, suatu Negara berarti sudah
menyetujui untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian.
Untuk mengetahui apakah suatu perjanjian adalah sah atau tidak sah, maka perjanjian
tersebut harus diuji dengan beberapa syarat. Terdapat 4 syarat keabsahan kontrak yang
diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang merupakan syarat pada umumnya, sebagai
berikut
Syarat sah yang subyekif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
Disebut dengan syarat subyektif karena berkenaan dengan subyek perjanjian.
Konsekuensi apabila tidak terpenuhinya salah satu dari syarat subyektif ini adalah bahwa
kontrak tersebut dapat “dapat dibatalkan” atau “dimintakan batal” oleh salah satu pihak
yang berkepentingan. Apabila tindakan pembatalan tersebut tidak dilakukan, maka
kontrak tetap terjadi dan harus dilaksanakan seperti suatu kontrak yang sah.
1. Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)
Dengan syarat kesepakatan kehendak dimaksudkan agar suatu kontrak dianggap saah
oleh hukum, kedua belah pihak mesti ada kesesuaian pendapat tentang apa yang diatur
oleh kontrak tersebut. Oleh hukum umumnya diterima teori bahwa kesepakatan
kehendak itu ada jika tidak terjadinya salah satu unsur-unsur sebagai berikut.
a) Paksaan (dwang, duress)
b) Penipuan (bedrog, fraud)
c) Kesilapan (dwaling, mistake)
Sebagaimana pada pasal 1321 KUH Perdata menentukan bahwa kata sepakat tidak sah
apabila diberikan karena kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan.
2. Wenang / Kecakapan berbuat menurut hukum (Capacity)
Syarat wenang berbuat maksudnya adalah bahwa pihak yang melakukan kontrak
haruslah orang yang oleh hukum memang berwenang membuat kontrak tersebut.
Sebagaimana pada pasal 1330 KUH Perdata menentukan bahwa setiap orang adalah
cakap untuk membuat perikatan, kecuali undang-undang menentukan bahwa ia tidak
cakap. Mengenai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian dapat kita
temukan dalam pasal 1330 KUH Perdata, yaitu
a) Orang-orang yang belum dewasa
b) Mereka yang berada dibawah pengampuan
c) Wanita yang bersuami. Ketentuan ini dihapus dengan berlakunya Undang-Undang
No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Karena pasal 31 Undang-Undang ini menentukan
bahwa hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang dan masing-masing berhak
untuk melakukan perbuatan hukum.
Syarat sah yang objektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
Disebut dengan syarat objektif karena berkenaan dengan obyek perjanjian. Konsekuensi
hukum apabila tidak terpenuhinya salah satu objektif akibatnya adalah kontrak yang
dibuat batal demi hukum. Jadi sejak kontrak tersebut dibuat kontrak tersebut telah
batal.
3. Obyek / Perihal tertentu
Dengan syarat perihal tertentu dimaksudkan bahwa suatu kontrak haruslah berkenaan
dengan hal yang tertentu, jelas dan dibenarkan oleh hukum. Mengenai hal ini dapat kita
temukan dalam pasal 1332 ddan1333 KUH Perdata.
Pasal 1332 KUH Perdata menentukan bahwa
“Hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu
perjanjian”
Sedangkan pasal 1333 KUH Perdata menentukan bahwa
“Suatu perjanjian harus mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling sedikit
ditentukan jenisnya
Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu
terkemudian dapat ditentukan / dihitung”
4. Kausa yang diperbolehkan / halal / legal
Maksudnya adalah bahwa suatu kontrak haruslah dibuat dengan maksud / alasan yang
sesuai hukum yang berlaku. Jadi tidak boleh dibuat kontrak untuk melakukan hal-hal
yang bertentangan dengan hukum. Dan isi perjanjian tidak dilarang oleh undang-
undang atau tidak bertentangan dengan kesusilaan / ketertiban umum (Pasal 1337 KUH
Perdata). Selain itu pasal 1335 KUH Perdata juga menentukan bahwa suatu perjanjian
yang dibuat tanpa sebab atau dibuat karena suatu sebab yang palsu atau
B. Apa konsekuensi hukum ditandatanganinya suatu perjanjian oleh pihak-pihak?
Jawab :
Akibat Hukum Perjanjian

Berlaku sebagai Undang-Undang bagi pihak-pihak artinya pihak-pihak harus mentaati


perjanjian itu sama dengan mentaati Undang-Undang. Jika ada yang melanggar
perjanjian yang mereka buat, dianggap sama dengan melanggar Undang, yang
mempunyai akibat hukum tertentu yaitu sanksi hukum.

4. Dalam hukum internasional, dikenal subjek hukum internasional di mana


individu menjadi subjek hukumnya. Coba uraikan lebih lanjut tentang hal tersebut!
Jawab :
INDIVIDU SEBAGAI SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL
Hukum Internasional dapat dilakukan analisis dari dua sisi yaitu,
Secara teoritis terdapat dua pendapat yang berbeda dalam memandang subjek
hokum internasional.
1. Negara sebagai subyek hukum (dilihat dari kasus-kasus bahwa perjanjian
internasional diwakili oleh negara).
2. Individu sebagai subyek hukum (individu sebagai subyek hukum internasional yang
sesungguhnya)
Secara praktis
1. Negara
2. Tahta suci
3. Palang merah internasional
4. Organisasi internasional
5. Orang per orang
6. Pemberontak
7. Pihak dalam sengketa
5. Kebiasaan internasional merupakan salah satu sumber atau dasar pengambilan
keputusan Mahkamah Internasional dalam memutuskan suatu kasus. Bagaimana
kebiasaan bisa menjadi sumber hukum internasional?
Jawab :
Agar kebiasaan menjadi hukum kebiasaan, diperlukan dua hal. Pertama, tindakan itu
dilakukan secara berulang-ulang. Kedua, unsur psikologis mengenai pengakuan bahwa
apa yang dilakukan secara terus menerus dan berulang adalah hukum.

DAFTAR PUSTAKA
Budimansyh, Dasim, dkk. 2022. Hak Asasi Manusia. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Kompas.com 2019
Wikipedia.org

Karawang, 17 oktober 2022

DWI AYU PRATIWI

Anda mungkin juga menyukai