Anda di halaman 1dari 9

BUKUJAWABANTUGASMATAKULIAHTUGAS1

NamaMahasiswa : LUTHFI

ARRAHMAH NomorIndukMahasiswa/NIM :

857004467

Kode/NamaMataKuliah : PKNI4317/Hak Asasi Manusia

(HAM) Kode/NamaUPBJJ :

MasaUjian : 2022/23.1(2022.2)

KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
soal !

1. Sebutkan hak-hak apa saja yang dijamin oleh UUD 1945 (beserta

pasalnya)!

jawab :

Dilansir dari situs Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia, berikut

pasal-pasal dalam UUD 1945 yang mengatur mengenai hak-hak warga

negara Indonesia:

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. “Tiap warga negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

(pasal 27 ayat 2).

- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. “setiap orang berhak

untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya”(pasal 28A).

- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).

- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh, dan Berkembang”

- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi

kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1).

- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara

kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal

28C ayat 2).

- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang

adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi (pasal 28H)
- Hak untuk hidup (pasal 28I)
- Hak untuk tidak disiksa (pasal 28I)
- Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani (pasal 28I)
- Hak beragama (pasal 28I)
- Hak untuk tidak diperbudak (pasal 28I)
- Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak

dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut. (pasal 28I)

- Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan

sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (pasal 28E)


- Hak berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. (pasal 28E)
- Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi. (pasal 28F)
- Hak memperoleh pelayanan kesehatan. (pasal 28H)

2. Jelaskan perkembangan sejarah hak asasi manusia di dunia!

jawab :

Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat (Eropa).

Serorang Filsuf Inggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya

hak alamiah (natural right) yang melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas

hidup,hak kebebasan dan hak milik. Pada masa itu,hak masih terbatas pada

bidang sipil (pribadi) dan bidang politik. Sejarah perkembangan HAM

ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna

Charta,Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.

3. Sebutkan tiga tahapan pembuatan perjanjian internasional!

jawab :
ada 3 tahapan pembuatan perjanjian internasional adalah sebagai berikut:

1. Negosiasi/Perundingan Perjanjian Internasional


Tahapan perjanjian internasional adalah dimulai dari perundingan, di mana

biasanya didahului oleh pendekatan-pendekatan oleh pihak yang bermaksud

mengadakan perjanjian internasional, atau yang dalam bahasa diplomatik

dikenal dengan lobbying. Lobbying dapat dilakukan secara formal maupun


secara nonformal. Bila dalam lobbying telah ada titik terang tentang

kesepakatan tentang suatu masalah, maka kemudian


diadakan perundingan secara resmi yang akan dilakukan oleh orang-orang

yang resmi mewakili negaranya, menerima kesepakatan yang telah

dirumuskan, dan mengesahkannya.

Orang-orang yang berwenang mewakili negaranya ini diatur lebih lanjut

dalam Pasal 7 Konvensi Wina 1969, di antaranya yaitu kepala negara

(seperti presiden), kepala pemerintahan (seperti perdana Menteri), dan

menteri luar negeri.

Dalam tahapan perundingan ini terdapat juga proses penerimaan teks

(adoption of the text), di mana para pihak yang berunding merumuskan

teks dari perjanjian yang kemudian diterima oleh masing-masing pihak

peserta perundingan. Penerimaan naskah/teks dalam konferensi yang

melibatkan banyak negara dilakukan dengan persetujuan 2/3 dari negara

yang hadir dan menggunakan suaranya, kecuali jika 2/3 negara tersebut

setuju untuk memberlakukan ketentuan lain.

2. Penandatanganan Perjanjian Internasional


Setelah adanya penerimaan teks dalam tahapan perundingan, tahapan

perjanjian internasional selanjutnya adalah dilakukan pengesahan teks yang

telah diterima oleh peserta perundingan tadi.[6] Proses pengesahan teks

perjanjian internasional dilakukan sesuai kesepakatan para peserta

perundingan, atau dengan pembubuhan tanda tangan wakil negara dalam

teks perjanjian internasional tersebut.

3. Ratifikasi Perjanjian Internasional (jika perlu)


Menurut Pasal 1 angka 2 UU 24/2000, ratifikasi merupakan salah satu

perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian

internasional. Namun, dari perspektif hukum perjanjian internasional,

proses ratifikasi ini tak selalu diperlukan agar sebuah perjanjian

internasional bisa berlaku mengikat terhadap suatu negara. Hal ini

dikarenakan, bisa saja peserta perundingan perjanjian internasional


menyepakati bahwa penandatanganan perjanjian saja sudah cukup

menandakan persetujuan negara terhadap perjanjian tersebut.


Proses ratifikasi ini diperlukan, di antaranya jika teks perjanjian internasional

terkait menyatakan bahwa persetujuan negara untuk terikat ditunjukkan

dengan cara ratifikasi.

4. Apa yang dimaksud cara pandang hak asasi manusia secara partikular

relatif?
jawab :
Pandangan HAM secara Partikular Relatif ini merupakan cara pandang HAM

secara umum atau Universal, tetapi HAM secara Partikular relatif ini juga
dapat dilihat secara Khusus atau dengan kata lain HAM Secara Partikular

Relatif ini masih memperhatikan nilai kultural atau kebudayaan lokal dari

Negara atau tempat dimana Hukum nasional mengatur, kecuali juga

meratifikasi ketentuan hukum internasional.

Menurut pendapat penulis, pandangan HAM secara partikular relatif ini

masih memungkinkan pandangan HAM yang tidak diartikan secara sempit.

Secara sempit disini artinya tidak monoton/Kaku dalam memberikan definisi

dan ruang lingkup HAM. Dalam hal ini, secara etimologi konsep HAM dalam

konteks Partikular Relatif dapat penulis artikan bahwa: Partikular yang

artinya “khusus”, dan Relatif adalah “tidak mutlak/Absolut. Memahami

makna dari HAM dimaksud jika dikaitkan dengan arti yang sebenarnya,

maka HAM dalam makna/ cara pandang Partikular Relatif menurut hemat

penulis adalah HAM secara Partikular relatif ini

merupakan HAM yang suatu berlakunya disesuaikan dengan ruang dan

waktu.
5. Bagaimana pandangan hukum internasional dalam konteks hak asasi

manusia?
jawab :
Yang dimaksud dengan hukum HAM internasional di sini adalah hukum

mengenai perlindungan terhadap hak-hak individu atau kelompok yang

dilindungi secara internasional dari pelanggaran yang terutama dilakukan oleh

pemerintah atau aparatnya, termasuk di dalamnya upaya penggalakkan hak-

hak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai