Anda di halaman 1dari 21

Bagian I

ANAK-ANAK MEMILIKI HAK ASASI 1

Hak Asasi tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa saja! Dan tidak
hanya orang dewasa saja yang hak asasinya harus dipenuhi. Anak-
anak juga juga memiliki hak asasi yang sama dan harus dipenuhi.

Namun, seringkali hak asasi yang melekat pada anak (di)-luput-


(kan). Penyebabnya tidak lain karena orang dewasa menganggap
diri mereka lebih dari anak-anak; lebih tahu, lebih hebat, lebih
penting. Sehingga kepentingan orang dewasa harus didahulukan.
Sedangkan anak-anak, hanya dianggap sebagai anak-anak.
Manusia yang belum dewasa, tidak tahu apa-apa, bertubuh kecil,
dan harus patuh pada orang dewasa. Anak-anak kemudian
mendapatkan prioritas ke sekian setelah orang dewasa.

Rasa lebih tersebut membuat orang dewasa ingin mengatur


semuanya sesuai dengan cara pandang dewasanya. Sesuatu yang
penting menurut orang dewasa dengan segera diputuskan penting
bagi anak-anak. Bahkan mengorbankan anak-anak. Sebaliknya,
sesuatu yang penting menurut anak seringkali diremehkan dan
diacuhkan oleh orang dewasa.

Misalnya di beberapa wilayah yang terjadi konflik peperangan,


orang dewasa merekrut anak-anak dan mengirimkannya ke garis
depan pertempuran. Untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,
orang dewasa memperjual-belikan anak-anak, memaksa mereka
bekerja – dengan upah lebih rendah tentunya, dan menyiksa si
anak bila gagal memenuhi permintaan orang dewasa. Semua itu
dilakukan dengan hanya mempertimbangkan kepentingan terbaik
orang dewasa.

Contoh lainnya yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari


dan seolah-olah menjadi kebiasaan, orang dewasa terutama laki-
laki, merokok di dekat anak-anak. Mereka bahkan merokok sambil
menggendong anak-anak. Mereka sama sekali tidak
memperdulikan hak anak untuk mendapatkan udara bersih dan
lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembangnya.

Seringkali permintaan seorang anak untuk ditemani bermain oleh


orang tuanya diacuhkan dengan alasan sibuk. Padahal bermain
adalah media belajar untuk tumbuh kembang anak. Seorang anak
yang bertanya tentang suatu hal, seringkali dianggap cerewet dan
1
Disusun oleh Wiranta Yudha G

1
berisik oleh orang tuanya. Dan banyak praktek-praktek lainnya
yang menempatkan kepentingan anak sebagai pertimbangan
terakhir (daripada tidak mempertimbangkan sama sekali).

Bagian ini mencoba mengingatkan bahwa anak memiliki hak asasi


yang sama pentingnya dengan orang dewasa. Semakin muda usia
anak, semakin penting hak tersebut untuk segera dipenuhi. Tidak
hanya mengingatkan, tetapi juga mengajak orang dewasa untuk
bergerak bersama-sama memenuhi Hak Anak. Anak-anak adalah
generasi penerus di masa mendatang, tetapi mereka tidak hidup di
masa depan. Mereka hidup hari ini, saat ini! Untuk itu, Hak Anak
harus dipenuhi hari ini juga, saat ini juga.1

ANAK SEBAGAI MANUSIA


Dalam berbagai kesempatan pertemuan, formal maupun informal,
mulai dari pertemuan-pertemuan resmi di hotel-hotel atau di
kantor-kantor, balai-balai pertemuan, ataupun obrolah-obrolan
santai di warung kopi atau di teras rumah, orang dewasa dapat
dengan mudah mencurahkan pemahamannya tentang anak.
Semua pemahaman ini baik dan hampir semuanya menaruhkan
harapan terbaiknya pada anak-anak. Berikut ini adalah beberapa
pemahaman tersebut.

Pemahaman pertama merupakan pemahaman yang paling sering


diungkapkan, bersifat rohaniah. Anak dimaknai sebagai anugerah
atau karunia Tuhan, titipan ilahi, amanah Tuhan yang harus dijaga,
dilindungi, diperhatikan, dan dibesarkan dengan penuh kasih
sayang.

Pemahaman kedua adalah pemahaman tentang anak ketika


berhadapan dengan orang tua sebagai penerus keturunan. Anak
adalah penerus keluarga, melanjutkan garis keturunan dari orang
tua. Hingga kapanpun dan dimanapun, status sebagai anak dari
orang tua tidak bisa dihilangkan. Meskipun sudah menjadi nenek
dan kakek, status sebagai anak dari ayah dan ibu, tidak akan bisa
dilepaskan.

Pemahaman ketiga merupakan pemahaman yang paling sering


luput dari perhatian. Yaitu anak sebagai manusia yang mempunyai
hak yang sama dengan orang dewasa lainnya.

Sebagai manusia, anak dilahirkan merdeka dan mempunyai hak


asasi. Sama dengan manusia lainnya, anak dikarunia akal budi dan
hati nurani. Anak adalah individu unik yang memiliki kekhasannya

2
sendiri. Hanya kematangan fisik dan mental yang membedakan
anak-anak dengan orang dewasa.

Perbedaan inilah yang membuat anak-anak bergantung pada orang


dewasa. Namun, perbedaan ini tidak membuat anak-anak menjadi
“bukan manusia” atau “setengah manusia”. Anak-anak dengan
segala kekurangan dan ketidakmampuannya, adalah manusia yang
memiliki hak.

Pemahaman anak sebagai manusia merupakan pemahaman utama


yang harus dipegang teguh sebagai bentuk penghormatan atas
harkat dan martabat manusia. Dengan demikian, pemahaman
lainnya akan semakin menguatkan bahwa anak, sama seperti
manusia lainnya, adalah mahluk mulia ciptaan Tuhan yang
memiliki martabat, akal budi dan hati nurani.

BATASAN DEFINISI ANAK


Pengertian tentang anak sangatlah luas. Bahkan para ahli pun
punya pendapat yang berbeda-beda. Seorang psikolog akan
berbeda pendapat dengan seorang ahli hukum. Seorang sosiolog
akan memiliki pendapat yang berbeda dengan seorang ahli
kesehatan. Namun demikian, upaya untuk mendefinisikan
pengertian anak tidaklah berhenti.

Berdasarkan Konvensi (kesepakatan internasional) Hak Anak,


“seorang anak berarti setiap manusia di bawah usia 18 tahun”.
Pengertian ini membatasi definisi anak berdasarkan tingkat umur.
Ini adalah definisi yang paling umum dan diakui secara
internasional.

Pembatasan usia hingga 18 tahun tidak mengikat semua negara.


Konvensi Hak Anak memberi ruang bagi tiap negara untuk
membuat aturan khusus tentang pembatasan usia. Itulah
sebabnya tiap-tiap negara mempunyai batasan usia yang berbeda.

Di Indonesia, pembatasan usia anak diatur dalam UU RI No. 23


tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Secara resmi, berdasarkan
UU ini, “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.

HAK ANAK
HAK ANAK adalah HAK ASASI yang dimiliki oleh setiap anak di
dunia. Hak ini melekat dalam diri anak dan tidak ada seorang pun

3
yang boleh merampasnya. HAK ANAK merupakan bagian dari Hak
Asasi Manusia (HAM) yang secara khusus memperhatikan Anak.

Secara internasional, perhatian terhadap Hak Anak dituangkan


dalam perjanjian (kesepakatan) internasional yang bernama
KONVENSI HAK ANAK. Indonesia adalah salah satu negara yang
menyepakati dan ikut menandatangani perjanjian ini. Indonesia
mengaturnya dalam Undang-undang No.23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.

Perhatian khusus pada Hak Anak muncul karena banyaknya anak


yang hidup dalam keadaan sulit di berbagai belahan dunia.
Misalnya; anak yang hidup dalam situasi perang dan konflik, anak
yang hidup dalam situasi miskin makanan, gizi dan sanitasi yang
buruk, dll. Pengakuan atas Hak Anak menegaskan besarnya
perhatian masyarakat dunia atas kelangsungan hidup,
keselamatan, perkembangan, dan kesejahteraan anak di seluruh
dunia.

SEKILAS TENTANG HAK ASASI MANUSIA (HAM)


Hak Anak sangat berkaitan erat dengan HAM. Semua nilai-nilai
yang terdapat dalam HAM juga berlaku dalam Hak Anak.

HAM adalah hak dasar yang melekat dalam diri manusia sejak dia
dilahirkan. HAM harus dipenuhi dan dilindungi untuk mencapai
keselamatan manusia. HAM merupakan bentuk penghormatan
harkat-martabat manusia. Kegagalan pemenuhan HAM adalah
sebuah pelanggaran HAM. Pelanggaran akan melukai dan
mengancam harkat-martabat manusia dan keselamatan manusia.

Hak Asasi Manusia memiliki prinsip-prinsip sebagai


berikut:2
1. Bersifat universal dan tidak dapat dicabut
HAM merupakan hak yang melekat, dan dimiliki seluruh umat
manusia di dunia. Hak-hak tersebut tidak bisa diserahkan
secara sukarela atau dicabut. Hak ini berlaku secara universal
yang artinya, setiap orang, dimanapun dia berada, memiliki
hak asasi yang sama.

2. Tidak bisa dibagi


Semua hak dalam HAM melekat dan menyatu dalam harkat-
martabat umat manusia. Semua orang memiliki status hak
yang sama dan sederajat, dan tidak bisa digolong-golongkan
berdasarkan tingkatan hirarkis. Pengabaian pada satu hak
akan berdampak pada adanya pengabaian terhadap hak-hak
4
lainnya.

3. Saling bergantung dan berkaitan satu sama lain


Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada
pemenuhan hak lainnya, baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Sebagai contoh, dalam situasi tertentu, hak atas
pendidikan atau hak atas informasi adalah hak yang saling
bergantung satu sama lain. Informasi adalah kunci utama
untuk mendapatkan pengetahuan. Tanpa pengetahuan,
pendidikan hanya akan berjalan di tempat.

4. Kesetaraan dan tanpa membeda-bedakan


Setiap individu sederajat sebagai umat manusia dan memiliki
kebaikan yang melekat dalam harkat-martabatnya masing-
masing. Setiap umat manusia berhak sepenuhnya atas hak-
haknya tanpa ada pembedaan dengan dasar alasan apapun,
seperti yang didasarkan atas perbedaan ras, warna kulit, jenis
kelamin, etnis, usia, bahasa, agama, pandangan politik dan
pandangan lainnya, kewarganegaraan dan latar belakang
sosial, cacat dan kekurangan, tingkat kesejahteraan,
kelahiran atau status lainnya.

5. Turut berpartisipasi dan berperan aktif


Setiap orang dan seluruh masyarakat berhak untuk turut
berperan aktif secara bebas, berpartisipasi, serta ikut
berkontribusi untuk menikmati kehidupan pembangunan, baik
dalam kehidupan sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya
demi terwujudnya hak asasi dan kebebasan dasar.

6. Tanggung jawab negara dan penegakkan hukum


Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung
jawab untuk menaati HAM. Dalam hal ini, mereka harus
tunduk pada norma-norma hukum dan standar yang
tercantum di dalam perjanjian-perjanjian hak asasi manusia.
Seandainya mereka gagal dalam melaksanakan tanggung
jawabnya, pihak-pihak yang dirugikan berhak untuk
mengajukan tuntutan secara layak, sebelum tuntutan itu
diserahkan pada sebuah pengadilan yang kompeten atau
ajudikator (penuntut) lain yang sesuai dengan aturan dan
prosedur hukum yang berlaku.

HAK ANAK, HAK ASASI YANG HARUS DIPERJUANGKAN


Sebuah catatan penting untuk diingat, anak-anak baru diakui
memiliki hak asasi setelah sekian banyak anak-anak menjadi
korban dari ketidak-pedulian orang dewasa. Pengakuannya pun
5
tidak terjadi serta merta pada saat korban berjatuhan, tetapi
melalui sebuah proses perjuangan panjang dan tanpa henti.

Perhatian serius secara internasional terhadap kehidupan anak-


anak baru diberikan pada tahun 1919, setelah Perang Dunia I
berakhir. Perang telah membuat anak-anak menderita kelaparan
dan terserang penyakit. Seorang aktivis perempuan bernama
Eglantyne Jebb mengarahkan mata dunia untuk melihat situasi
anak-anak tersebut. Dia menggalang dana dari seluruh dunia
untuk membantu anak-anak.3 Tindakannya inilah yang mengawali
gerakan kemanusiaan internasional yang secara khusus memberi
perhatian kepada kehidupan anak-anak.

Pada tahun 1923, Eglantyne Jebb membuat 10 pernyataan Hak


Anak dan mengubah gerakannya menjadi perjuangan Hak Anak.
Tidak lagi sekedar berdasarkan kemanusiaan tetapi juga Hak Asasi.
Pada tahun 1924, pernyataan ini disahkan sebagai pernyataan Hak
Anak oleh Liga Bangsa-Bangsa. Sementara itu, pada tahun 1939-
1945, Perang Dunia II berlangsung dan anak-anak kembali
menjadi salah satu korbannya. Pada tahun 1959, PBB
mengumumkan pernyataan Hak-Hak Anak. Kemudian, pada tahun
1979 diputuskan adanya hari anak internasional yang jatuh pada
tanggal 1 Juni. Setelah sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1989,
Konvensi Hak Anak disahkan oleh PBB. Inilah pengakuan khusus
secara internasional atas hak asasi yang dimiliki anak-anak.

Hari Anak4
Hari Anak adalah peristiwa yang diselenggarakan pada tanggal
yang berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Hari
Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni, dan Hari
Anak Universal diperingati setiap tanggal 20 November. Negara
lainnya merayakan Hari Anak pada tanggal yang lain, dan
perayaan ini bertujuan menghormati hak-hak anak di seluruh
dunia.

Indonesia merayakannya setiap tanggal 23 Juli.

Sebelum Konvensi Hak Anak disahkan oleh PBB, pada tahun 1979,
Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang No.4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak. Kemudian Indonesia menyatakan
kesepakatannya terhadap Konvensi Hak Anak melalui Keputusan
Presiden No. 36 tahun 1990. Setelah itu, Indonesia mengeluarkan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak dan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

6
Disahkannya Konvensi Hak Anak dan dibuatnya sejumlah undang-
undang nasional mengatur pemenuhan hak anak, tidak serta merta
membuat anak-anak terpenuhi haknya. Perjuangannya masih
panjang dan tidak akan pernah selesai. Masih banyak anak-anak
yang belum terpenuhi haknya, bahkan haknya terampas dan
terlanggar.

Hak Asasi tidak bisa kita tunggu datang dan diberikan dengan
sendirinya, tetapi juga membutuhkan perjuangan. Perjuangan
pemenuhan dan pemulihan Hak Anak membutuhkan suatu
kekuatan besar yaitu kesatuan masyarakat dalam bentuk
organisasi. Perjuangannya juga membutuhkan kesabaran dan
semangat pantang menyerah karena harus melalui proses panjang
dan bahkan menelan korban. Organisasi-organisasi masyarakat
inilah yang berperan mengingatkan pemerintah dan semua pihak
yang bertanggung jawab bahwa Hak Anak harus dipenuhi.

PEMBAGIAN HAK ANAK5


Secara umum, Hak Anak dibagi dalam 4 (empat) bagian besar,
yaitu:

1. Hak Hidup (Kelangsungan Hidup)


Hak kelangsungan hidup berupa hak-hak anak untuk
melestarikan dan mempertahankan hidup dan hak untuk
memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang
sebaik-baiknya.

Untuk mencapainya, negara harus menjamin kelangsungan hak


hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Pasal 6).
Negara juga berkewajiban untuk menjamin hak atas taraf
kesehatan tertinggi yang bisa dijangkau, dan melakukan
pelayanan kesehatan dan pengobatan, khususnya perawatan
kesehatan primer (Pasal 24).

Dalam penerapannya, negara berkewajiban untuk


melaksanakan program-program:
• melaksanakan upaya penurunan angka kematian bayi
dan anak,
• menyediakan pelayanan kesehatan yang diperlukan,
• memberantas penyakit dan kekurangan gizi,
• menyediakan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah
melahirkan bagi ibu,
• memperoleh imformasi dan akses pada pendidikan dan
mendapat dukungan pada pengetahuan dasar tentang
kesehatan dan gizi,

7
• mengembangkan perawatan kesehatan pencegahan,
bimbingan bagi orang tua, serta penyuluhan keluarga
berencana, dan,
• mengambil tindakan untuk menghilangkan praktik
tradisional yang berprasangka buruk terhadap pelayanan
kesehatan.

Terkait dengan itu, hak anak akan kelangsungan hidup dapat


berupa:
• hak anak untuk mendapatkan nama dan
kewarganegaraan semenjak dilahirkan (Pasal 7),
• hak untuk memperoleh perlindungan dan memulihkan
kembali aspek dasar jati diri anak (nama,
kewargnegaraan dn ikatan keluarga) (Pasal 8),
• hak anak untuk hidup bersama (Pasal 9), dan hak anak
untuk memperoleh perlindungan dari segala bentuk salah
perlakuan (abuse) yang dilakukan orang tua atau orang
lain yang bertangung jawab atas pengasuhan (Pasal 19),
• hak untuk mmemperoleh perlindungan khusus bagi bagi
anak- anak yang kehilangan lingkungan keluarganya dan
menjamin pengusahaan keluarga atau penempatan
institusional yang sesuai dengan mempertimbangkan
latar budaya anak (Pasal 20),
• adopsi anak hanya dibolehkan dan dilakukan demi
kepentingan terbaik anak, dengan segala perlindungan
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (Pasal 21),
• hak-hak anak penyandang cacat (disabled) untuk
memperoleh pengasuhan, pendidikan dan latihan khusus
yang dirancang untuk membantu mereka demi mencapai
tingkat kepercayaan diri yang tinggi (Pasal 23),
• hak anak menikmati standar kehidupan yang memadai
dan hak atas pendidikan (Pasal 27 dan 28).

2. Hak Perlindungan
Adalah hak setiap anak untuk mendapatkan perlindungan dari
semua hal yang dapat melukai dan menghambat hidup dan
tumbuh kembangnya secara sempurna. Hak ini melindungi
anak dari terjadinya diskriminasi, kekerasan fisik, kekerasan
seksual, perdagangan manusia, pekerja anak, keterlantaran
bagi anak yang tidak mempunyai keluarga, dan bagi anak
pengungsi, dll.

Hak perlindungan dari diskriminasi, termasuk


• perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh
pendidikan, perwatan dan latihan khusus, dan

8
• hak anak dari kelompok masyarakat minoritas dan
penduduk asli dalam kehidupan masyarakat negara.

Perlindungan dari ekploitasi, meliputi


• perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi,
• perlindungan dari keterlibatan dalam pekerjaan yang
mengancam kesehatan, pendidikan dan perkembangan
anak,
• perlindungan dari penyalahgunaan obat bius dan
narkoba, perlindungan dari upaya penganiayaan seksual,
prostitusi, dan pornografi,
• perlindungan upaya penjualan, penyelundupan dan
penculikan anak, dan
• perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa
atau diputus telah melakukan pelanggaran hukum.

3. Hak Tumbuh Kembang


Pertumbuhan diartikan sebagai peningkatan secara bertahap
dari organ dan jaringan tubuh.6 Berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.7

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh


yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.8

Hak Tumbuh Kembang adalah hak yang dimiliki setiap anak


untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara sempurna
menjadi manusia dewasa. Hak tumbuh berkembang meliputi
segala bentuk pendidikan (formal maupun non formal) dan hak
untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan
fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak.

Hak anak atas pendidikan diatur pada Pasal 28 Konvensi Hak


Anak menyebutkan,
• negara menjamin kewajiban pendidikan dasar dan
menyediakan secara cuma-cuma,
• mendorong pengembangan macam-macam bentuk
pendidikan dan mudah dijangkau oleh setiap anak,
• membuat imformasi dan bimbingan pendidikan dan
ketrampIlan bagi anak, dan
• mengambil langkah-langkah untuk mendorong
kehadirannya secara teratur di sekolah dan pengurangan
angka putus sekolah.

Hak tumbuh kembang juga meliputi

9
• hak untuk memperoleh informasi,
• hak untuk bermain dan rekreasi,
• hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya,
• hak untuk kebebasan berpikir dan beragama,
• hak untuk mengembangkan kepribadian,
• hak untuk memperoleh identitas,
• hak untuk didengar pendapatnya, dan
• hak untuk memperoleh pengembangan kesehatan dan
fisik.

4. Hak Partisipasi
Adalah hak anak untuk terlibat secara aktif dalam berbagai
kegiatan yang mempengaruhi kehidupannya. Hak yang terkait
dengan itu meliputi:
• hak untuk berpendapat dan memperoleh pertimbangan
atas pendapatnya,
• hak untuk mendapat dan mengetahui informasi serta
untuk mengekpresikan,
• hak untuk berserikat menjalin hubungan untuk
bergabung, dan
• hak untuk memperoleh informasi yang layak dan
terlindungi dari informasi yang tidak sehat.

Terhadap anak yang melakukan perbuatan pidana,


penangkapan dan penahanan anak harus sesuai dengan hukum
yang ada, yang digunakan hanya sebagai upaya terakhir. Anak
yang dicabut kebebasannya harus memperoleh akses bantuan
hukum, dan hak melawan keabsahan pencabutan kebebasan.

Perlu diingat, bahwa semua hak-hak tersebut saling terkait satu


dengan yang lainnya. Semua hak-hak tersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Satu tindakan yang
melukai salah satu hak akan mengakibatkan terlukainya hak yang
lain juga. Kegagalan pemenuhan salah satu hak akan
mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam pertumbuh-kembangan
anak.

Misalnya, kegagalan dalam pemenuhan hak anak untuk


mendapatkan asupan makanan yang bergizi akan mempengaruhi
hak hidup dan tumbuh-kembangnya. Gangguan terhadap tumbuh
kembangnya akan mengurangi tingkat kecerdasan anak dan
sekaligus mengurangi kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam
kehidupan.

PRINSIP-PRINSIP HAK ANAK9

10
Ada empat Prinsip-prinsip dasar Hak Anak, yaitu:

1. Tidak membeda-bedakan (Non-diskriminasi)


Artinya semua Hak-hak Anak harus dipenuhi kepada setiap
anak tanpa pembedaan apapun. Tanpa memandang perbedaan
jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, agama, pandangan
politik atau pandangan-pandangan lain, asal-usul kebangsaan,
etnik atau sosial, status kepemilikan, cacat atau tidak,
kelahiran atau status lainnya baik dari si anak sendiri atau dari
orang tua atau walinya yang sah”.

2. Prinsip yang terbaik bagi anak


Yaitu bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak
yang dilakukan oleh siapapun, harus mempertimbangkan
kepentingan terbaik anak. Maka dari itu, kepentingan yang
terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.

3. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan


Yakni bahwa negara-negara peserta mengakui bahwa setiap
anak memiliki hak yang melekat atas kehidupan. Disebutkan
juga bahwa negara-negara peserta akan menjamin sampai
batas maksimal kelangsungan hidup dan perkembangan anak.

4. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak


Maksudnya bahwa pendapat anak, terutama jika menyangkut
hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya, perlu diperhatikan
dalam setiap pengambilan keputusan. Anak berhak untuk
menyatakan pandangan-pandangannya secara bebas dalam
semua hal yang mempengaruhi anak, dan pandangan tersebut
akan dihargai sesuai dengan tingkat usia dan kematangan
anak.

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM HAK ANAK


Ada banyak pihak yang terlibat dalam penerapan Hak Anak dengan
perannya masing-masing. Yaitu:

1. Pemangku Hak: ANAK-ANAK


Anak adalah pihak yang memiliki hak. Sebagai pemilik hak,
anak juga berkewajiban untuk menghormati hak orang lain.

2. Pemangku Kewajiban: NEGARA


Negara adalah Pihak yang berkewajiban memenuhi Hak Anak.
Negara adalah semua instansi pemerintahan dari tingkat pusat
hingga ke daerah-daerah. Dari presiden sebagai pemimpin

11
negara hingga kepala desa sebagai pemipin desa. Negara
memiliki tiga kewajiban, yaitu:

a. Memenuhi hak anak, artinya negara harus berperan aktif


agar setiap anak dapat menikmati haknya secara bebas.
Misalnya, negara harus memenuhi hak setiap anak atas
kesehatan dengan memberikan layanan-layanan
kesehatan yang memadai seperti layanan imunisasi atau
program pengurangan angka kematian ibu dan bayi. Bila
negara tidak melakukan upaya pemenuhan hak, maka
negara telah melakukan pelanggaran Hak Anak.

b. Melindungi hak Anak, artinya negara harus berperan


aktif agar hak setiap anak tidak dilukai, dirampas, atau
dihilangkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. Dalam hal ini, bila terjadi pelanggaran hak anak,
negara melalui aparat-aparatnya, harus dengan segera
mengambil tindakan untuk memulihkan hak anak.

Peran negara diantaranya adalah membuat peraturan


perundang-undangan untuk melindungi Hak Anak. Dan
memastikan undang-undang tersebut dijalankan.

Misalnya, negara membuat aturan yang melarang


terjadinya pekerja anak. Bila praktek memperkerjakan
anak di bawah umur terjadi, negara harus segera
mengambil tindakan untuk menghentikan praktek tersebut
melalui aparat-aparatnya. Bila negara tidak melakukan
apapun, maka negara telah melakukan pelanggaran Hak
Anak.

c. Menghormati hak anak, artinya negara harus


menghormati pelaksanaan pemenuhan hak anak yang
sedang berlangsung. Dalam hal ini, negara tidak boleh
campur tangan.

Misalnya, negara tidak boleh campur tangan dalam hal


penentuan jenjang pendidikan anak. Anak bebas memilih
apakah dia akan mengikuti pendidikan SMA atau SMK,
apakah dia memilih jurusan IPA atau jurusan IPS. Bila
negara campur tangan, maka negara sudah melakukan
pelanggaran Hak Anak. Negara cukup membuka akses dan
memberikan fasilitas terbaik bagi anak untuk mendapatkan
pendidikan yang berkualitas.

12
3. Pemegang Tanggung Jawab: Negara, Orang tua,
Keluarga, Masyarakat, Masyarakat Internasional
Anak adalah tanggung jawab semua orang. Dalam upaya
pemenuhan Hak Anak, keterlibatan semua pihak sangat
diperlukan. Dengan demikian, pemenuhan hak anak dapat
berlangsung secara sempurna. Anak pun dapat dengan segera
menikmati haknya.

Anak memiliki hak untuk dibesarkan di dalam lingkungan


keluarga, dan lingkungan keluarga yang terbaik adalah
keluarga aslinya yaitu bersama ayah dan ibu kandungnya.
Orang tua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dasar
anak, memberikan kasih sayang, memberikan perawatan, dll.

Keluarga juga memiliki tanggung jawab sebagai lingkungan


kedua setelah orang tuanya. Kakek, nenek, paman, bibi,
abang, kakak, dan semua orang di dalam keluarga harus
terlibat. Mereka bertanggung jawab menghormati hak anak,
memberikan perhatian –kasih sayang, melindungi, tidak
membeda-bedakan laki-laki dan perempuan, dll.

Masyarakat bertanggung jawab untuk menghormati hak anak,


memberikan perhatian dan kasih sayang, membimbing anak
dan mengajarkannya semua kearifan adat-budaya setempat,
dll.

Semua pihak ini terlibat aktif dalam pemenuhan Hak Anak.


Negara sebagai pemangku kewajiban, bertanggungjawab
mengupayakan dan memastikan semua hak anak terpenuhi
dengan sempurna.

Bagan Pemangku Hak, Pemangku Kewajiban, dan Tanggung Jawab

HAK ANAK

Pemegang Hak Pemegang Tanggung


Kewajiban Jawab

ANAK Negara Orang tua Keluarga

Masyarakat dan dunia


internasional
Menghormati Melindungi

Memenuhi
13
HAK ANAK PADA USIA DINI
Anak, pada setiap usia perkembangannya, memiliki hak yang
harus dipenuhi. Penundaan pemenuhan hak atau tindakan yang
melukai hak, dapat mengakibatkan terganggunya tumbuh
kembang anak. Sedemikian pentingnya pemenuhan Hak Anak ini,
membuatnya menjadi mutlak untuk diperhatikan.

Salah satu tingkatan usia anak yang sering mendapatkan


pengabaian adalah pada usia dini. Pada usia tersebut, anak seolah-
olah hanya menjadi tanggung jawab ibu. Padahal, semua pihak
yang berada di sekitar anak perlu terlibat dan memastikan hak
anak terpenuhi.

Pada bagian-bagian berikutnya, pembahasan mengenai anak


difokuskan pada anak usia dini.

Pengertian Anak Usia Dini11


Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan menyebutkan bahwa
anak usia dini adalah anak yang berusia 2 tahun hingga 6 tahun.
Dia juga menjelaskan, bahwa terdapat beberapa istilah untuk
menyebut anak usia dini.

Orangtua sering menyebutnya sebagai “usia yang mengundang


masalah” atau “usia sulit”, karena pada tahap ini, sering terjadi
masalah perilaku anak-anak. Orang tua juga menyebutnya sebagai
“usia mainan”, karena anak-anak menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk bermain dengan mainan-mainannya.

Sementara itu, para pendidik menggunakan istilah usia dini untuk


membedakannnya dengan anak-anak yang cukup tua, baik secara
fisik dan mental, yang telah mampu untuk menghadapi tugas-
tugas di sekolah.

Sedangkan pakar psikologi memiliki sebutan yang beraneka.


Diantaranya adalah “usia kelompok”, sebab anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Selain itu terdapat sebutan “usia menjelajah”, sebab anak-anak


berusaha menguasai dan mengendalikan lingkungan yang didorong
oleh rasa ingin tahunya yang besar. Usia ini juga disebut “usia
bertanya”, karena anak banyak mengajukan pertanyaan dalam
melakukan penjelajahan tersebut.

Masa ini disebut pula sebagai “usia meniru”, karena hal yang
menonjol pada periode ini adalah anak senang meniru

14
pembicaraan dan perilaku orang lain di sekitarnya. Namun anak
juga menunjukkan kreativitasnya dalam bermain, sehingga periode
ini juga disebut sebagai “usia kreatif”.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, pembahasan


dalam buku ini akan memasukkan anak baru lahir (0 tahun)
sampai usia 6 tahun sebagai kelompok usia dini. Hal ini juga
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 tahun
2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia dini. Peraturan
tersebut mencantumkan anak baru lahir hingga berusia 6 tahun
sebagai peserta belajar dalam pendidikan anak usia dini.

PEMENUHAN HAK ANAK PADA USIA DINI


Usia dini merupakan masa penting untuk proses tumbuh kembang
anak. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik, perkembangan
mental, perkembangan psikomotorik dan perkembangan sosial.
Masa ini adalah masa sensitif dan kritis bagi pertumbuhan
selanjutnya.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam


penerapan Hak Anak untuk anak usia dini. Diantaranya adalah:

1. Keselamatan ibu selama hamil


Sejak masih dalam berada kandungan, upaya pemenuhan hak
anak sudah dilakukan. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi
anak, tetapi juga bagi ibu. Tujuannya adalah agar bayi dapat
selamat selama berada dalam kandungan hingga lahir ke dunia.

Pengetahuan dan pemahaman ibu tentang kesehatan dirinya


dan kandungannya merupakan faktor penting selama masa
hamil. Ibu perlu menjaga kecukupan asupan nutrisinya agar
diri dan janinnya tetap sehat. Termasuk juga pengaturan waktu
bekerja dan isitirahat yang seimbang dan menjaga kesehatan
mentalnya.

Ketersediaan layanan kesehatan yang memadai untuk ibu hamil


juga mutlak dibutuhkan. Baik itu dari segi fasilitas fisik layanan
kesehatan maupun sumber daya atau tenaga kesehatan yang
memadai. Layanan ini dapat membantu ibu hamil untuk
memeriksakan kesehatan dirinya dan kandungannya secara
berkala. Layanan ini juga dapat menjadi sumber informasi atau
tempat bertanya bagi ibu hamil tentang kesehatan dirinya dan
janinnya.

15
Faktor lingkungan ikut mempengaruhi keselamatan ibu hamil.
Lingkungan yang tidak sehat secara fisik akan menurunkan
kualitas kesehatan ibu dan secara langsung juga akan
membahayakan jiwa janinnya. Ibu hamil dan orang-orang
disekitarnya harus menyadari pentingnya kesehatan lingkungan
tersebut. Misalnya, ibu hamil tidak merokok selama
mengandung dan orang-orang di sekitarnya tidak merokok di
lingkungan sekitar ibu hamil.

Secara moril, ibu hamil juga membutuhkan dukungan dari


orang-orang di sekitarnya. Dukungan ini akan memberikan
kekuatan kepada ibu untuk tetap bersemangat dan mensyukuri
keberadaan anak yang berada di kandungannya.

2. Keselamatan ibu dan bayi ketika melahirkan


Upaya-upaya pemeliharaan kesehatan selama masa hamil akan
mempengaruhi besar-kecilnya resiko keselamatan ibu dan bayi
ketika melahirkan. Namun, resiko kematian tersebut harus
terus diperkecil dengan memberikan layanan terbaik selama
masa melahirkan.

Sebelum masa melahirkan tiba, ibu hamil harus mendapatkan


pengetahuan tentang proses-proses yang akan dilaluinya. Mulai
dari dari pengetahuan tentang perkiraan waktu kelahiran,
pengetahuan tentang proses kelahiran yang aman dan sehat,
dan perawatan setelah kelahiran.

Ketika masa melahirkan tiba, pertolongan dan perawatan


terbaik harus segera dilakukan. Segala tindakan untuk
mengurangi resiko kematian ibu dan bayi harus diambil. Untuk
itu, ketersediaan fasilitas layanan kesehatan dan tenaga
kesehatan yang berkualitas mutlak dibutuhkan. Perawatan
terbaik juga harus diberikan kepada ibu dan bayi sesaat setelah
proses melahirkan terjadi.

3. Jarak antar kelahiran


Seorang ibu perlu menjaga jarak antara kelahiran anak-
anaknya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat, selain
membahayakan keselamatan dan kesehatan ibu, hal ini juga
akan berdampak pada banyak hal lainnya. Yaitu;
mempengaruhi pola pengasuhan anak dan perekonomian
keluarga.

Misalnya seorang ibu yang melahirkan tiga anak dalam tiga


tahun. Orang tua akan kesulitan memberikan perhatian dan
kasih sayangnya kepada beberapa anaknya pada waktu yang

16
bersamaan sekaligus. Apalagi bila kedua orang tuanya sibuk
bekerja.

Perekonomian keluarga turut berpengaruh. Terutama keluarga


yang berasal dari ekonomi kurang mampu. Orang tua akan
kesulitan memberi asupan nutrisi yang memadai bagi anak.

4. Nutrisi anak
Anak baru lahir berhak mendapatkan asupan nutrisi yang
terbaik yaitu Air Susu Ibu. ASI pertama setelah melahirkan
mengandung kolostrum yang mengandung zat imunisasi untuk
meningkatkan kekebalan tubuh.

Tidak hanya ketika baru lahir, bayi juga berhak mendapatkan


ASI secara ekslusif selama 6 bulan. ASI mengandung zat gizi
yang dibutuhkan untuk proses tumbuh dan berkembangnya.

Makanan lainnya dibutuhkan untuk mendukung tumbuh


kembang anak. Asupan makanan diberikan dengan
memperhatikan kandungan-kandungan gizi yang dibutuhkan
anak.

5. Akta kelahiran
Segera setelah kelahiran anak berhak mendapatkan nama dan
dicatatkan di kantor catatan sipil atau kantor lain yang terkait.
Akta kelahiran merupakan bentuk pemenuhan hak sipil anak
sekaligus pemenuhan hak anak atas kewarnegaraannya.

6. Perlindungan, pendidikan, perawatan dan kasih sayang


Anak berhak dibesarkan di dalam lingkungan keluarga.
Keluarga terbaik untuk membesarkan anak adalah lingkungan
keluarga kandungnya. Bila tidak dibesarkan oleh keluarga
kandungnya, anak berhak untuk mengetahui siapa orang tua
kandungnya.

Di dalam keluarga anak berhak mendapatkan perawatan,


perhatian dan kasih sayang yang mendukung proses tumbuh
kembangnya menjadi sempurna. Semuanya itu merupakan
awal dari belajar anak. Rangsangan-rangsangan kognitif,
psikomotorik, dan afektif akan membantu anak tumbuh dan
berkembang secara sempurna. Masa ini adalah masa terpenting
bagi pendidikan anak.

Anak memilki hak untuk dilindungi dari berbagai ancaman yang


dapat mengganggu dan menghambat tumbuh kembang anak.

17
7. Lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak
Anak berhak dibesarkan dalam lingkungan yang aman,
nyaman, dengan dukungan emosional yang positif dari semua
anggota keluarga. Semua anggota keluarga terlibat dalam
pemenuhan hak ini.

Di luar keluarga, anggota masyarakat lainnya juga turut terlibat


membantu pemenuhan hak anak dengan memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anak.

Proses belajar anak tidak hanya terjadi dalam lingkungan


keluarga saja. Oleh karena itu semua pihak harus turut
mendukung proses belajar anak.

8. Lingkungan yang sehat dan aman


Anak berhak mendapatkan lingkungan untuk hidup secara
sehat dan terhindar dari zat-zat yang dapat membahayakan
hidupnya atau menghambat tumbuh kembangnya. Anak berhak
mendapat udara bersih, air bersih, lingkungan sanitasi yang
baik, dll

9. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam pemenuhan hak anak terutama pada usia
dini. Anak harus dimonitor secara berkala agar proses tumbuh
kembangnya dapat diawasi.

Layanan kesehatan dibutuhkan untuk mengoptimalkan tumbuh


kembang anak. Orang tua juga sebaiknya melengkapi dirinya
dengan pengetahuan kesehatan agar dapat lebih
memperhatikan perkembangan kesehatan anaknya di rumah.

Berikut ini adalah bentuk penerapan hak anak sejak mulai dari
masa kandungan hingga berusia 6 tahun. Hak-hak yang harus
dimiliki anak, diantaranya adalah12

1. Masa Hamil
• Mempunyai ibu yang sehat dengan gizi yang memadai,
berusia cukup dewasa dan mampu merawat anak
• Mempunyai jarak yang aman antar kelahiran

2. Sejak lahir hingga berusia 6 bulan


• Dilahirkan dengan selamat dengan perawatan memadai pada
masa-masa pertama setelah kelahiran
• Kelahirannya terdaftar

18
• Menerima ASI ekslusif
• Diajak berbicara dan dicintai
• Mendapatkan layanan perawatan kesehatan yang memadai
(pengobatan, penyuluhan, dan pencegahan)

3. Dari usia 6 bulan hingga usia 2 tahun


• Tetap mendapatkan layanan perawatan kesehatan yang
memadai
• Mendapatkan nutrisi yang baik, ASI, makanan pendamping
yang sehat, dan semua kebutuhan nutrisi lainnya
• Terlindungi dari malaria, flu burung, dan penyakit-penyakit
berbahaya lainnya.
• Mendapatkan perawatan yang memadai dari anggota
keluarga dalam hal makanan, kebersihan, dan kesehatan
rumah
• Mendapatkan rangsangan kognitif (otak), dukungan
emosional, dan kesempatan untuk bermain
• Mendapatkan kesempatan untuk diperiksa dan mendapat
perawatan jika anak memperlihatkan tanda-tanda
keterlambatan perkembangan atau kecacatan.
• Diasuh dalam lingkungan yang bebas racun atau kontaminasi
zat-zat berbahaya.
• Memiliki akses terhadap air bersih dan sistem sanitasi
• Mendapatkan dukungan dari lingkungan keluarga, dan
mendapatkan perlakuan sama antara anak laki-laki dan
perempuan.
• Terlindungi dari diskriminasi dan pelecehan di dalam
keluarga dan masyarakat
• Terlindungi dari perang, kekerasan, atau penelantaran

4. Dari usia 3 tahun hingga 6 tahun


• Tetap mendapatkan akses layanan perawatan kesehatan
yang memadai
• Memiliki akses terhadap makanan dan nutrisi yang memadai
• Terlindungi dari malaria, flu burung, dan penyakit-penyakit
berbahaya lainnya.
• Mendapatkan rangsangan kognitif (otak) yang baik,
dukungan emosional dan kesempatan untuk bermain,
belajar, dan bereksplorasi
• Mampu mengikuti perawatan anak yang berkualitas dan pra-
sekolah
• Mendapatkan kesempatan untuk diperiksa dan mendapat
perawatan jika anak memperlihatkan keterlambatan
perkembangan atau kecacatan
• Diasuh dalam lingkungan yang bebas racun atau kontaminasi
zat-zat berbahaya.

19
• Mendapatkan dukungan dari lingkungan keluarga, dan
mendapatkan perlakuan sama antara anak laki-laki dan
perempuan.
• Terlindungi dari diskriminasi dan pelecehan di dalam
keluarga dan masyarakat
• Terlindungi dari perang, kekerasan, atau penelantaran
• Memiliki akses terhadap air bersih dan sistem sanitasi

1 Pernyataan tersebut merupakan penafsiran bebas atas pernyataan Janusz


Korczak dalam bukunya The Child Right to Respect (1929), “ Children are not the
people of tomorrow, but are people of today. They havea right to be taken
seriously, and to be treated with tenderness and respect”. Diambil dari Kata
Pengantar yang ditulis Martin Woodhead dalam buku A Handbook of Children
andYoung People’s Participation, A handbook of children and young people’s
participation : perspectives from theory and practice (2010), Barry Percy-Smith dan
Nigel Thomas; Routledge.

2 Tim SKEPO (2006). “Pelatihan Dasar Hak Asasi Manusia; Panduan Fasilitasi”. Jakarta:
Komnas HAM.

3 Eglantyne Jebb adalah pendiri organisasi Save The Children. Lihat


http://www.savethechildren.net/alliance/about_us/1919_supporters.html?keepThis
=true&TB_iframe=true&height=500&width= 700.

Lihat juga http://en.wikipedia.org/wiki/Eglantyne_Jebb,


http://www.globalissues.org/article/154/a-chronology-of-the-globalhuman-rights-
struggle.

4 Penjelasan dalam kotak dambil dari situs Wikipedia. Lihat


http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Anak
5
Diambil dari tulisan Absori, SH.M.Hum berjudul Perlindungan Hukum Hak Anak dan
Implementasinya di Indonesia pada Era Otonomi Daerah (Jurnal Jurisprudence
Vol.2, No.1, Maret 2005: 78-88).

6 Effana Yuriastien S.Psi, Psikolog, et all (2009). “Games Therapy untuk Kecerdasan
Bayi dan Balita; Cara Nyata Meningkatkan Kecerdasan Bayi dan Balita Melalui
Terapi Permainan”. Jakarta: Wahyu Media.

7 dr Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM (20 April 2008). “Pertumbuhan Dan Perkembangan


Anak”. Lihat: http://www.aqilaputri.rachdian.com/content/view/23/29/.

8 Ibid.

20
9 Supriyadi W. Eddyono, S.H (2005). “Pengantar Konvensi Hak Anak; Seri Bahan
Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara tahun 2005”. Jakarta: ELSAM.

11 Tin Suharmini, Arumi Savitri Fatimaningrum, Aini Mahabbati. “Pelatihan Karakteristik


Dan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Bagi Kader Posyandu Plus”. FIP
Universitas Negeri Yogyakarta.

12 UNICEF. “ECD Resource Pack”. Unicef. http://www.unicef.org/


earlychildhood/index_42890.html

21

Anda mungkin juga menyukai