Proses perkembangan bahasa anak menurut teori empiris :
Anak bisa mendapatkan pengalaman berbahasa melalui kelima panca indra yang dimilikinya. Karena ketika bayi dilahirkan mereka dikelilingi oleh bahasa. Ketika kita berbicara dengan mereka walaupun mereka tidak mengerti denga apa yang kita ucapkan namun mereka bisa merasakan dengan insting yang mereka punya. Misalnya Ketika kita mengajak bayi berbicara, maka bayi akan menangkap suara kita dan disitulah bayi mulai mulai belajar memproduksi Bahasa. Tahap perkembangan bahasa dimulai dari bayi mendengar suara , bayi akan mengikuti suara yang didengar kemudian mereka mulai belajar untuk menangkap makna kata dan meniru tata Bahasa yang mereka dengar. Hal ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat penting dalam proses perkembangan Bahasa anak.
2. Dua contoh penerapan teori interaksi dalam dunia anak :
Mengajarkan anak untuk bermain bersama teman seumuran. Hal tersebut akan membuat anak berinteraksi dengan baik di lingkungan bermainnya. Dan Ketika anak bermain bersama teman-temannya ,ajarkan meraka permainan yang besifat positif yang bisa menambah ilmu. Misalkan, bermain kucing kaleng, di situ anak-anak diminta untuk mengenali setiap karakter yang ada pada diri masing-masing temannya. Memberikan anak pendidikan di sekolah. Dengan adanya pendidikan di sekolah maka anak akan belajar mengenai interaksi sebagai siswa. Misalkan di dalam kelas, anak diminta untuk menjelaskan materi yang dipelajari, membantu menjawab pertanyaan temannya dan misalnya pada pembelajaran matematika, guru meminta anak mengerjakan soal-soal dengan benda konkret yang mudah dipahami. Di situ anak akan belajar untuk mencari jawaban maka terjadilah interaksi antara siswa dan guru maupun siswa dan siswa.
3. Tiga contoh perkembangan emosi anak usia 3 tahun.
Ketika anak mendapat sesuatu yang dia inginkan tentunya dia akan merasa senang, gembira dan bahagia. Disitulah terlihat emosi anak dalam meluapkan perasaan karena mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Saat bermain dengan teman seumuran terjadi pertengkaran di antara mereka, pastinya anak tersebut akan merasa marah dan bahkan sedih. Disitulah terlihat emosi anak dalam meluapkan perasaan yang dialaminya ketika bertengkar dengan teman. Ketika seorang anak ditinggal pergi oleh orang tua Ketika berada ditempat ramai, anak akan merasa takut karena berada sendiri tanpa orang tuanya. Disitulah terlihat emosi anak dalam meluapkan rasa takutnya.
4. Contoh identitas diri peserta didik yang dipengaruhi oleh faktor :
Keluarga : Keluarga merupakan tempat utama pembentukan identitas dan jati diri seseorang. hubungan yang terjalin antara anak dan orang tua dengan sangat baik akan mengakibatkan terbentuknya jati diri yang baik untuk anak. Contohnya orang tua yang rajin bekerja dan suka berbagi dengan masyarakat luar maka anak dengan sendiri mengikuti hal baik yang dia lihat dalam keluarganya. Hal ini akan terbawah ke mana saja anak berada termasuk di sekolah tempat anak menambah ilmu. Teman sebaya : Melalui interaksi dengan teman sebaya, anak akan lebih mudah mendapat tempat bermain yang nyaman dan menambah nilai positif dalam kehidupan. Selain itu, hubungan dengan teman sebaya, terutama teman dekat, dapat menyebabkan kedekatan anak dalam kehidupan seharinya. Contohnya Ketika mereka bermain bersama, pastinya selalu ada perbedaan pada karakter masing-masing anak, karena hubungan yang dekat antara mereka, maka mereka saling menerima setiap karakter yang berbeda itu. Kebudayaan : Dalam pembentukan identitas seseorang, kebudayaan mempunyai peran penting juga. Yang dimana terdapat berbagai macam suku yang akan mempengaruhi gaya hidup peserta didik. Contohnya di sekolah peserta didik si A mempunyai budaya yang berbeda dengan si B, maka diantara mereka harus saling menunjukkan budaya yang mereka miliki dan menerima satu sama lain untuk lebih mempererat hubungan dalam lingkungan masyarakat.