Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa :AHMADI SASTRA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856962021

Tanggal Lahir : 17/08/1994

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4306/PEMBBELAJARAN BERWAWASAN


KEMASYARAKATAN
Kode/Nama Program Studi : 188/PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA /28 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : AHMADI SASTRA


NIM : 856962021
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4306/PEMBBELAJARAN BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD
UPBJJ-UT : 20/BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

AHMADI SASTRA
1FBUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama, kemudian jawablah pertanyaan yang ada! Ibu Budi
mengajar materi tentang Bahasa Indonesia. Beliau memberikan contoh seperti apa bahasa
daerah itu. Kemudian siswa diminta mengamati contoh dari Ibu Budi, dan berpesan kepada
siswanya untuk merawat dan melestarikan bahasa daerah yang ada.
a. Tentukan siapakah Tokoh Pembelajaran yang mengemukakan pemikiran tersebut? Dan
uraikan alasannya!
Jawaban
Pandangan Kolb Terhadap Belajar
b. Tentukan unsur kebudayaan apakah yang terkandung pada kasus tersebut di atas? Dan
jelaskan alasannya!
Bahasa (lisan maupun tertulis)
2. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama, kemudian jawablah pertanyaan yang ada! Bu Ina
mempunyai siswa dari berbagai macam suku. Siswanya sering saling membanggakan tentang
suku masing-masing. Suatu saat, Bu Ina melibatkan setiap siswa untuk membuat perencanaan
program pembelajaran. Hal ini dilakukan agar muncul kerjasama antara siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa. Kemudian pada pelaksanan program pembelajaran, Bu Ina menasehati
siswanya untuk toleransi, menghargai dan menghormati tiap suku yang ada. Setiap siswa
mendengarkan nasihat dari Bu Ina. Setelah mendengarkan nasihat Bu Ina, sikap setiap siswa
berubah menjadi penuh perhatian dengan temannya dan mereka mau bekerja sama dengan
siswa yang lain meskipun berbeda suku. Pada akhir kegiatan pembelajaran, Bu Ina meminta
siswa untuk mengutarakan perasaannya terhadap teman yang berbeda suku pada sebuah
kertas. Kemudian Bu Ina menggunakan hal tersebut untuk menilai apakah tujuan pembelajaran
yang ditargetkan sudah tercapai atau belum. Pertanyaan
a. Apakah Bu Ina dalam kasus tersebut telah menerapkan strategi pengelolaan pembelajaran
multikultural? Jelaskan alasannya!
Jawaban
Iya bu ina menerapkan atrategi pengelolaanpembelajaran multicultural alasannya Bu Ina
melibatkan setiap siswa untuk membuat perencanaan program pembelajaran. Hal ini
dilakukan agar muncul kerjasama antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
Kemudian pada pelaksanan program pembelajaran, Bu Ina menasehati siswanya untuk
toleransi, menghargai dan menghormati tiap suku yang ada.
b. Apakah Bu Ina dalam kasus tersebut telah menerapkan kecakapan sosial? Jelaskan
alasannya!
Jawabannya
Iya bu ina pada kasus tersebut telah menerapkan kecapan social alasanya Bu ina memiliki
kemampuan bekerja sama dengan orang lain, dalam proses pembelajaran yang ditekankan
adalah bekerja sama dalam kelompok belajar. Kecakapan sosial juga meliputi kemampuan
untuk bertanya, kemampuan menyampaikan pendapat, dan kemampuan menjadi pendengar
yang baik.
c. Apakah Bu Ina dalam kasus tersebut telah menerapkan konsep pembelajaran partisipatif?
Jelaskan alasannya!
Menurut saya bu ina telah menerapkan konsep pembelajaran konsep pembelajaran
partisipatif alasanna dalam proses belajar siswa ikut dilibatkan.

3. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama, kemudian jawablah pertanyaan yang ada! Ila
mengikuti kursus mengetik di sebuah lembaga kursus. Dia mempelajari keterampilan,
pengetahuan tentang mengetik di komputer dalam 4 hari. Sepulang dari kursus dia bertemu
dengan temannya Adi. Adi bekerja sebagai guru di sebuah sekolah di desa itu. Adi baru saja
pulang dari mengikuti pelatihan pembelajaran untuk guru. Pada pelatihan tersebut Adi
mempelajari teori dan praktik tentang pembelajaran. Setelah berbincang-bincang, Ila
melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Ditengah perjalanan, dia melihat sekumpulan anak
majelis taklim di masjid. Mereka berdiskusi untuk mempersiapkan acara pada bulan Ramadhan.
Majelis ini beranggotakan lulusan Pondok Pesantren. saat menuntut ilmu di Pondok Pesantren
tersebut mereka mengembangkan agama islam.
Sesampainya dirumah, Ila melihat adiknya yang sedang belajar untuk ujian Paket C pada
kelompok belajar yang ada di dekat rumah. Kelompok belajar ini menggunakan sistem kejar
paket, dimana kegiatan pembelajaran ini ditujukan bagi anggota masyarakat yang ingin
meningkatkan taraf hidupnya.
Pertanyaan. Analisislah perbedaan dari kursus, pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, majelis taklim, dan pesantren! Tulis hasil analisis Anda dengan singkat dan
jelas!
Jawaban
• Kursus merupakan terjemahan dari “Course” dalam Bahasa inggris, yang secara harfiah
berarti “mata pelajaran atau rangkaian mata pelajaran”. Dalam PP No. 73 tahun 1991
dijlaskan bahwa kursus adalah satuan Pendidikan luar sekolah yang terdiri atas
sekumpulan warga masyrakat yang memberikan pengetahuan keterampilan dan siskap
mental tertentu bagi warga belajar.
• Pelatihan adalah sesuatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar
pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
• Kelompok belajar Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal
yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur
sekolah.
• Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah fasilitas pendidikan yang
disediakan untuk menyelenggarakan pendidikan nonformal bagi warga. PKBM juga
memfasilitasi warga agar dapat mengikuti ujian kesetaraan melalui program Paket A, B
dan paket C.
• Secara etomologis, perkataan Majlis Ta'lim berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari
dua kata yaitu majlis dan ta'lim. Majlis artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan
dan ta'lim yang diartikan dengan pengajaran. Dengan demikian secara bahasa Majlis
Ta'lim adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran agama Islam.
• Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan
kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.

4. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama, kemudian jawablah pertanyaan yang ada! Eka
adalah salah satu mahasiswa UT, dia sedang menempuh mata kuliah Pembelajaran Berwawasan
Kemasyarakatan. Eka mendapat tugas untuk melakukan kegiatan Pembinaan Kepemudaan. Dia
memilih organisasi karang taruna yang ada di desanya. Eka menemui ketua karang taruna dan
kepala desa untuk mengutarakan kegiatan. Setelah disetujui, Eka memilih 7 anggota karang
taruna dan mendata serta menanyakan minat mereka saat mengikuti organisasi karang taruna.
Eka hanya fokus pada anggota karang taruna tanpa memperhatikan potensi yang ada di desa.
Data yang di dapat dari anggota karang taruna, Anggota organisasi karang taruna berminat
pada beberapa aspek, seperti berdagang, dan mengurus rumah. Kemudian, Eka memilih
kegiatan dengan judul pelatihan membuat bunga dari barang bekas. Dipilihlah hari minggu ke 4
untuk melakukan kegiatan. Hasil pekerjaan anggota organisasi berbagai macam, ada yang
bagus, sedang dan jelek. Setelah melakukan pelatihan, Eka melaporkan kegiatan kepada
tutornya. Pertanyaan
a. Apakah pada kasus Eka telah menerapkan konsep kebermaknaan dan kebersamaan dalam
kegiatannya?, dan jelaskan alasannya!
Jawaban
Tidak alasnya penerapan pelatihan yang dilakukan bu eka tidak berhubungan dengan
potensi yang ada di esa serta tidak bermakna bagi peserta didik karena tidak ddapat
dimanfaatkan dalam kehidupan didesa
b. Buatlah sebuah laporan dari melihat kasus pembinaan kepemudaan dengan format, judul,
pendahuluan, masalah, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka.
Ditulis dengan font arial ukuran 12, format kertas A4, spasi 1,5. Maksimal 5 halaman, dan
daftar referensi 8 sampai 9!

Jawaban
PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN
PEMANFAATAN SAMPAH BUNGKUS KOPI SEBAGAI BAHAN KERAJINAN ANYAMAN
DESA SUMBERSUKO KECAMATAN PURWOSARI
KABUPATEN PASURUAN

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyaknya jumlah generasi muda daripada generasi tua di Indonesia merupakan aset
yang sangat penting bagi pembangunan di Indonesia apabila mampu mengolah SDM dengan
baik. Namun sebaliknya jika tidak mampu mengolah SDM dengan baik generasi muda tersebut
justru akan merugikan Negara itu sendiri. Kita dapat mengambil contoh maraknya tawuran
antarpelajar, penyalahgunaan obat terlarang, dan tindak anarkis geng motor. Dari contoh
masalah generasi muda diatas dapat berdampak pada jumlah pengangguran diIndonesia
dimasa mendatang. Hal ini disebabkan tidak adanya pengolahan SDM yang baik sejak remaja.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak buruk tersebut, maka dibutuhkan kerjasama antara
semua pihak untuk mengatasinya. Salah satunya dengan cara melakukan gerakan pembinaan
kepemudaaan, dengan kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat menyalurkan bakat dan
minat untuk melakukan kegiatan positif yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Disisi
lain, perkembangan zaman membuat alat penunjang kebutuhan manusia semakin beragam.
Misalnya barang-barang yang terbuat dari plastik, hampir di semua jenis barang terbuat dari
plastik. Hal ini disebabkan banyaknya keunggulan yang dimilikinya, seperti sifatnya yang
fleksibel, transparan, tidak mudah pecah atau sobek, bentuk laminasi (dengan kombinasi bahan
kemasan lain, aneka warna, tidak mudah rusak) dan harganya yang relatif murah serta mudah
didapatkan. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan bahan lain seperti daun pisang misalnya,
yang mudah rusak dan hanya bisa digunakan dalam waktu tidak lama. Karena itulah banyak
orang yang tidak mampu lepas dari ketergantungan plastik. Namun dibalik keunggulan yang
diberikan oleh plastik mengandung sejumlah dampak buruk, baik itu berdampak bagi
kesehatan maupun lingkungan.
Plastik merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami. Bahkan
bakteri pembusuk dalam tanah pun mengalami kesulitan dalam menghancurkannya. Sehingga
lama-kelamaan sampah plastik akan mencemari lingkungan yang disebabkan oleh kandungan
kimia dalam proses pembuatannya. Karena kandungan kimia itulah yang membawa dampak
buruk bagi kesehatan. Misalnya, plastik atau kantong kresek hitam yang sebenarnya tidak boleh
untuk makanan justru digunakan sebagai bungkus gorengan, sayuran atau daging. Wadah
minuman plastik seperti botol air kemasan tidak boleh dipakai untuk air panas justru sering
dipakai untuk menuangnya. Sentuhan antara bahan makanan dan plastik akan mengeluarkan
reaksi kimia pelarut yang berbahaya bagi kesehatan.
Karena tidak mudah di hancurkan itulah, membuat banyak sampah plastik menumpuk di
mana-mana. Sehingga selain merusak lingkungan dan penyumbang dari masalah pemanasan
global, juga tidak enak dipandang serta berbahaya bagi kesehatan..
Didesa Sumbersuko sendiri, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani yang gemar
minum kopi diwarung-warung. Otomatis tingkat penumpukan sampah dari bungkus kopi akan
semakin banyak jika tidak ada penanggulangannya. Melihat kenyataan diatas, salah satu bentuk
partisipasi pemuda untuk menghambat terjadinya pemanasan global dengan mendaur ulang
sampah plastik menjadi barang yang lebih berguna dan dapat menghasikan uang. Untuk
mengoptimalkan lembaga kepemudaan di desa, kami selaku praktikan mengadakan pembinaan
kepemudaan lewat pelatihan daur ulang sampah plastik sebagai bahan kerajinan.

Masalah
1. Bagaimana cara untuk mengelola sampah bungkus kopi yang dijadikan sebagai bahan
kerajinan anyaman?
2. Apakah dengan mendaur ulang sampah dapat mengurangi kerusakan lingkungan?
3. Apakah dengan memberikan pelatihan kepada pemuda binaan berupa keterampilan dan
pengetahuan tentang cara mendaur ulang sampah bisa menjadi peluang usaha kedepan?

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan/Pelatihan
2.1.1 Tempat pelatihan
Adapun tempat dan sarana pelaksanaan pelatihan pembinaan program kepemudaan mendaur ulang
bungkus kopi sebagai bahan kerajinan anyaman adalah dirumah pratikan, yaitu Dusun Beji Ledok,
RT.03 RW.03 Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan 67162.
2.1.2 Waktu Pelaksanaan/Pelatihan
Kegiatan dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan, selama dua hari dalam satu minggu, yakni setiap
hari senin dan hari sabtu pada jam 15.30-17.00 WIB mulai tanggal
Adapun jadwal Pelaksanaannya sebagai berikut:
Hari/
Pertemuan Materi Tempat Pemateri
Tanggal
Memberi penjelasan tentang Rumah Pratikan di
dampak dan bahaya dari sampah dusun Beji Ledok
Izzah
I Sabtu, plastik serta penjelasan tentang Desa Sumbersuko
(pratikan)
pemanasan global dan dampak RT.03 RW.03
negatifnya
Melakukan pencarian sampah ke Warung-warung
warung-warung dan ke tempat disekitar tempat
II Senin, pembuangan sampah di rumah- pratikan serta tempat
rumah warga. warga membuang -
sampah
Memilah-milah sampah plastik Rumah Pratikan di
III Sabtu, serta menggolongkan sesuai dusun Beji Ledok Izzah
dengan jenis/ merk yang ada Desa Sumbersuko (Pratikan)
pada plastik RT.03 RW.03
Memotong ujung plastik Rumah Pratikan di
kemudian mencuci plastik hingga dusun Beji Ledok Izzah
IV Senin,
bersih Desa Sumbersuko (Pratikan)
RT.03 RW.03
Melihat video di youtube, Rumah Pratikan di
Sabtu, kemudian memotong plastik dusun Beji Ledok -Izzah
V
menjadi dua dan melipat plastik Desa Sumbersuko (Pratikan)
hingga rapi RT.03 RW.03 - Youtube
M elihat video di youtube Rumah Pratikan di
Senin, bagaimana cara menganyam dusun Beji Ledok Youtube
VI
bungkus kopi serta melihat Desa Sumbersuko
referensi di internet. RT.03 RW.03
Latihan menganyam tahap awal Rumah Pratikan di
bersama narasumber. dusun Beji Ledok Yanti
VII Sabtu,
Desa Sumbersuko
RT.03 RW.03
Latihan menganyam membuat Rumah Pratikan di
sudut tas. dusun Beji Ledok
VII Senin,
Desa Sumbersuko Yanti
RT.03 RW.03
Menganyam dari tahap awal Rumah Pratikan di
Sabtu, hingga membuat sudut anyaman. dusun Beji Ledok Yanti
VIII
Desa Sumbersuko
RT.03 RW.03
Menganyam untuk membuat tali Rumah Pratikan di
tas dan menyatukan tali tas tanpa dusun Beji Ledok
IX Senin,
ada jahitan. Desa Sumbersuko Yanti
RT.03 RW.03
Berlatih menganyam tanpa di Rumah Pratikan di
pandu atau di instruksikan oleh dusun Beji Ledok Yanti
X Sabtu,
narasumber dan evaluasi hasil. Desa Sumbersuko
RT.03 RW.03

Sumbersuko, 21 September 2013

Koordinator

Rokhmatul Izzah
NIM. 821 362 055

2.2 Materi
· SEJARAH PLASTIK
Leo Hendrik Baekeland, seorang ahli kimia warga Amerika berkebangsaan Belgia. Baekeland lahir
di Ghent, Belgia pada tanggal 14 November 1863. Bakelit, yang penamaannya diambil dari nama
Baekeland ini sebenarnya bukanlah temuan yang pertamanya karena sebelumnya ia sudah
menemukan kertas foto yang dinamakan Velox. Baekeland seorang pelajar yang cerdas. Ia suka ngulik,
mengutak-atik, mencoba-coba segala sesuatu.
ia telah mendapat gelar doktor dengan predikat maxima cum laude. Kemudian ia mengajar di
universitas tersebut sampai tahun 1889. Baekeland memiliki hobi bepergian dan memotret. Ia sering
melakukan perjalanan ke luar negeri seperti ke Prancis dan Inggris. Pada tahun 1889, ia mendapat
beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat selama tiga tahun. Beasiswa yang sebenarnya untuk tiga
tahun tersebut malah diputuskannya untuk menetap di Amerika Serikat sampai ia ganti
kewarganegaraan.
Karena hobinya yang suka memotret, kemudian ia mendapat pekerjaan di perusahaan fotografi. Pada
saat itu, untuk mencetak gambar negatif film pada kertas harus menggunakan sinar matahari.
Baekeland berpikir akan ketidakpraktisan hal itu. Terutama jika harus mencetak pada malam hari atau
saat cuaca sedang hujan dan sinar matahari tidak ada. Dalam waktu yang singkat ia berhasil
menciptakan kertas foto yang dinamakan Velox. Dengan kertas ini, tanpa sinar matahari pun film
dapat diproses dan sebagai pengganti sinar matahari adalah dengan menggunakan lampu. Untuk
mendukung penemuannya, pada tahun 1893 ia mendirikan pabrik kertas foto yang diberi
namaNepera Chemical Company (Perusahaan Kimia Nepera). Tetapi, perusahaan tersebut tidak
berumur panjang. Enam tahun kemudian ia menjual perusahaan tersebut seharga satu juta dolar
kepada Eastman, penemu kamera.

Tahun 1905, Baekeland mulai mengadakan penelitian. Dua tahun kemudian ia “menyulap” sebuah
bangunan yang tadinya berupa gudang menjadi sebuah laboratorium yang terletak di Yonkers, New
York. Biaya pembangunannya menggunakan sebagian uang hasil penjualan perusahaan kimianya. Di
laboratorium inilah ia mulai meneliti bahan pembentuk bakelit.

Baekeland mereaksikan dua jenis bahan kimia yaitu formaldehid (H2CO) yaitu sejenis bahan
pengawet dan fenol (C6H5OH) yaitu sejenis bahan pembasmi kuman. Dengan hati-hati ia
memanaskannya, mengontrol suhu dan tekanannya. Hasilnya, terbentuklah suatu bahan baru yang
dapat dibengkokkan, dipilin, dan dibuat berbagai bentuk. Ia menamainya bakelite (bakelit). Bakelit
ini merupakan kopolimer yaitu polimer hasil reaksi monomer-monomer yang lebih dari atu jenis.
Polimer merupakan senyawa dengan massa molekul besar yang terbentuk dari gabungan molekul-
molekul sederhana (monomer-monomer).
Tahun 1910 Baekeland mendirikan pabrik plastik sekaligus menjadi direktur utamanya sampai
tahun 1939. Bakelit atau plastik tahan panas ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum.
Awalnya plastik digunakan untuk membuat kotak radio, kancing, bola biliar, dan beberapa jenis barang
lainnya. Tetapi, berbeda dengan sekarang, di mana hampir semua barang yang kita temui terbuat dari
plastik.Baekeland meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1944 saat usia 81 tahun di Beacon,
New York, AS
• BAHAYA dan DAMPAK BURUK PLASTIK
Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam
tersebut.Akibat atau dampak negatif dari limbah plastik terhadap lingkungan :
• Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
• Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-
hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
• PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan
menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
• Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
• Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam
tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
• Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
• Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
• Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap
kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
• Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan
hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
• Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Alat dan Bahan:


• Bungkus kopi
• Gunting
Cara membuat :
• Siapkan bungkus kopi dengan ukuran dan motif yang sama
• Cuci bungkus kopi hingga bersih, lalu keringkan.
• Gunting bungkus kopi menjadi dua bagian
• Lipatlah kedua sisi bungkus kopi ke dalam hingga rapi sehingga menghasilkan pita
plastik. Buatlah pita sebanyak 200-400 buah pita plastik dari 100-200 bungkus kopi tergantung
besar kecil barang kerajinan yang akan dibuat.
• Ambillah empat buah pita dan anyam seperti membuat baling-baling
• Pada baling-baling yang sudah terbentuk selanjutnya tambahkan pita lainnya satu-
persatu dan jangan lupa membuat sudut tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Bila
proses ini diabaikan maka anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa
keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.
• Pada bagian ujung tas dianyam seperti pada tahap awal menganyam, tetapi posisi
menganyam lurus memanjang, sesuai dengan keinginan panjang tali tas.
• Setelah keranjang atau tas cantik selesai, bagian dalam tas dapat ada beri lapis dari kain
perca agar tidak bolong-bolong atau biarkan seperti itu supaya tetap orsinil dan antik.

BAB III
TEMUAN dan HASIL
3.1 Temuan dan Hasil Evaluasi Proses
Pada awal proses pencarian limbah bungkus kopi, sedikit mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan :
1. Untuk mendapatkan bahan baku sampah plastik masih cukup sulit karena warga belum
terbiasa mengumpulkan sampah.
2. Kebiasaan warga melihat sampah yang menumpuk langsung dibakar atau membuangnya
ke sungai.
3. Kebanyakan sampah telah tercampur dengan sampah lainnya. Sehingga harus dipilah-
pilah terlebih dahulu.
4. Waktu yang diperlukan untuk pengerjaan satu barang masih sangat lama karena belum
terampil.
Selain mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku sampah plastik, masalah kedua muncul, yaitu
ketidak adaannya pemateri sebagai narasumber. Dan agar kegiatan pelatihan ini dapat dilaksanakan,
maka alternatif lain yang digunakan adalah dengan melihat sumber informasi dari internet. Baik itu
melalui situs Youtube maupun situs pribadi seperti blog maupun wordpress. Namun pada akhirnya
pemateri didapat setelah pemuda binaan bercerita pada temannya disekolah.
3.2 Temuan dan Hasil Evaluasi Produk
Dalam keterampilan membuat anyaman dari bungkus kopi 7 pemuda binaan mendapatkan hasil yang
memuaskan, mereka adalah Fida, Ema, Biba, Nikma, Luluk, Leni dan Nuril, mereka selalu
memperhatikan sehingga hasilnya cukup memuaskan, walaupun hasilnya sedikit berbeda dari yang
lainnya. Hal ini disebabkan sering tidak masuk karena setiap hari senin ada jadwal
les yang harus mereka ikuti. Walaupun begitu, mereka dapat mengimbangi beberapa pemuda binaan
lainnya bahkan hasil pengerjaan lebih baik dari peserta pemuda binaan yang lain, hal ini dikarena
mereka juga berlatih dirumah masing-masing serta disekolah.
Hasil kreasi yang didapat memang berbeda, ada yang membuat tas, tempat botol minuman, tas untuk
mukena bahkan ada yang mengamplikasikan sebagai hiasan bando. Sementara untuk membuat tempat
tissue belum terealisasikan karena keterbatasan bahan baku.
Berdasarkan kegiatan yang kami laksanakan selama 1 bulan lebih, dapat diperoleh hasil evaluasi
proses kegiatan pelatihan sebagai berikut :
Nama Warga Keaktifan Kerjasama Keberanian Produktifitas
No Jml Ket.
Belajar 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Ema Safitri Ö Ö Ö Ö 8 Baik
Nur Lailatul Ö
2. Ö Ö Ö 9 Baik
Mufida
Fitri Nur Ö Cukup
3. Ö Ö Ö 6
Habiba Baik
4. Nur Hidayatun Ö Ö Ö Ö 8 Baik
Nikmah
Luluk Ö Sangat
5. Ö Ö Ö 10
Khudrotin Baik
Ö Sangat
6. Leni Anggraeni Ö Ö Ö 11
Baik
7. Nuril Maulida Ö Ö Ö Ö 9 Baik

Kriteria Penilaian :
1 – 3 = Kurang baik
4 – 6 = Cukup baik
7 – 9 = Baik
10 – 12 = Sangat baik
Skor nilai yang diperoleh warga belajar :

NA= x 10

1. Ema Safitri = x 10 = 6,7


2. Nur Lailatul Mufida = x 10 = 7,5
3. Fitri Nur Habiba = x10 = 5
4. Nur Hidayatun Nikmah = x 10 = 6,7
5. Luluk Khudrotin = x 10 = 8,3
6. Leni Anggraeni = x 10 = 9,2
7. Nuril Maulida = x 10 = 7,5

Rentang Nilai :
8,1 – 10 = Sangat baik
6,1 – 8,0 = Baik
3,1 – 6,0 = Cukup
1,0 – 3,0 = Kurang

Hasil pengamatan dari warga belajar sebagai berikut :

No. Nama Nilai Keterangan


1. Ema Safitri 6,7 Baik
2. Nur Lailatul Mufida 7,5 Baik
3. Fitri Nur Habiba 5 Cukup
4. Nur Hidayatun Nikmah 6,7 Baik
5. Luluk Khudrotin 8,3 Sangat Baik
6. Leni Anggraeni 9,2 Sangat Baik
7. Nuril Maulida 7,5 Baik

3.3 Pembahasan
Menurut hasil pengamatan pratikan melalui demonstrasi pemuda binaan tentang pemanfaatan sampah
bungkus kopi sebagai bahan kerajinan adalah sebagai berikut:
1. Ema Safitri
Dalam menerima bimbingan sangat aktif, namun dalam kerjasama kurang, sehingga dalam menyerap
hasil praktek belum begitu berhasil, Keberanian dalam bertanyapun baik dan hasil anyaman yang
dihasilkan kurang benar. Akan tetapi setelah melakukan praktek ulang hasilnya baik baik. Anyaman
yang dihasilkan adalah tempat air minum botol.

1. Nur Lailatul Mufida


Dalam menerima praktek dan memahami kurang, namun keaktifan kerja sangat baik serta tingkat
kerjasama dan keberanian dalam bertanya baik. Sehingga hasil yang diperoleh dari pengolahannya
baik. Anyaman yang dihasilkan adalah tas.

1. Fitri Nur Habiba


Dalam menerima dan memahami serta mengerti cara menganyam sampah bungkus plastik kurang,
karena dia lebih sering terfokus dengan Hand Phonenya sehingga hasil yang diperoleh dari
pengolahannya kurang. Tingkat kerjasama dan keberanian dalam bertanyapun kurang. Akan tetapi
keaktifan kehadiran sangat baik. Anyaman yang dihasilkan adalah Bando.

1. Nur Hidayatun Nikmah


Dalam menerima dan memahami serta mengerti cara menganyam sampah bungkus plastik baik.
Tingkat kerjasama dan keaktifan kehadiran baik, namun keaktifannya untuk bertanya kurang
sehingga hasil yang diperoleh dari pengolahannya baik. Anyaman yang dihasilkan adalah tempat Hand
Phone.

1. Luluk Khudrotin
Dalam menerima dan memahami serta mengerti cara menganyam sampah bungkus plastik cukup,
karena sering diganggu oleh anaknya, namun keaktifannya untuk bertanya sangat baik sehingga hasil
yang diperoleh dari pengolahannya baik.Tingkat keaktifan kehadiran juga sangat baik. Anyaman yang
dihasilkan adalah tempat Hand Phone.

1. Leni Anggraeni
Dalam menerima bimbingan kurang aktif karena jarang masuk untuk mengikuti les di sekolah, tetapi
keberaniannya untuk bertanya dan kerjasamanya sangat baik. Sehingga hasil yang diperolehnyapun
juga sangat baik. Anyaman yang dihasilkan berupa tas.

1. Nuril Maulida
Dalam menerima bimbingan kurang aktif karena jarang masuk untuk mengikuti les disekolah bersama
Leni. tetapi keberaniannya untuk bertanya dan kerjasamanya baik. Sehingga hasil yang diperolehnya
baik. Anyaman yang dihasilkan berupa tempat air minum botol.
3.4 Gambaran Keaktifan
Keaktifan (antusiasme) warga belajar dalam pelatihan pemanfaatan sampah bungkus kopi sebagai
bahan anyaman di Desa Sumbersuko Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
No. Nama Pemuda Binaan Respon Terhadap Materi Antusiasme / Keaktifan
1. Dalam menerima materi 1. Keaktifan bertanya baik
cukup dan Kehadiran tepat waktu
2. Dapat mempraktikkan 2. Terampil dan cekatan
1. Ema Safitri membuat anyaman dengan dalam melaksanakan tugas
baik walaupun harus 3. Kerjasama kurang
melakukan praktek ulang.
3. Hasil kerjanya baik
1. Dalam menerima 1. Keaktifan
dan memahami materi bertanya baik dan
kurang Kehadiran tepat waktu
2. Dalam 2. Kurang
2. Nur Lailatul Mufida mempraktikkan terampil dalam
membuat anyaman melaksanakan tugas.
cukup 3. Kerjasama baik
3. Hasil kerjanya
baik
1. Dalam menerima 1. Keaktifan
dan memahami materi bertanya kurang dan
kurang Kehadiran tepat waktu
2. Dalam 2. Kurang
3. Fitri Nur Habiba mempraktikkan terampil dalam
membuat anyaman melaksanakan tugas.
kurang. 3. Kerjasama
3. Hasil kerja kurang
kurang
1. Dalam menerima 1. Keaktifan
dan memahami materi bertanya kurang,
baik. kehadiran tepat waktu
2. Dalam 2. Terampil dalam
4. Nur Hidayatun Nikmah
mempraktikkan melaksanakan tugas
membuat anyaman baik 3. Kerjasama
3. Hasil kerjanya cukup
baik
1. Dalam menerima
dan memahami materi
kurang
2. Dalam
mempraktikkan
membuat anyaman baik
3. Hasil kerjanya
5. Luluk Khudrotin baik
4. Keaktifan dalam
bertanya sangat baik,
kehadiran tepat waktu.
5. Keterampilan
dalam melaksanakan
tugas cukup
6. Kerjasama baik
1. Dalam menerima 1. Keaktifan
dan memahami materi bertanya sangat baik,
sangat baik Kehadiran kurang
2. Dalam 2. Terampil dalam
6. Leni Anggraeni mempraktikkan melaksanakan tugas
membuat anyaman 3. Kerjasama baik
sangat baik
3. Hasil kerjanya
sangat baik
7.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada hakekatnya pemuada memiliki potensi yang luar biasa jika mendapat kesempatan dan motivasi
serta pembinaan yang tepat. Peran serta masyarakat luas pada umumnya, dan lembaga yang
berkompeten pada khususnya di bidang kepemudaan merupakan fasilitator dan moderator yang bisa
menjembatani kebutuhan para pemuda.
Dari hasil pelaksanaan program kepemudaan yng telah kami laksanakan ternyata secara umum
hasilnya sangat membanggakan dengan dibuktikan mereka sangat semangat dan antusias di dalam
mengikuti program tersebut.
Untuk lebih memacu agar para pemuda dapat menggali potensi yang ada pada diri mereka maka
diperlukan bantuan dari lembaga-lembaga yang menangani bidang tersebut agar pemuda bisa
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Warga Belajar
Dari pelaksanaan pelatihan pemanfaatan limbah bungkus kopi ini, diharapkan warga belajar mampu
memanfaatkan ilmu yang didapat untuk menciptakan lapangan kerja dan dapat membantu
mengurangi masalah sampah yang ada didesa. Para pemuda nantinya juga dapat berwirausaha agar
bermanfaat bagi kehidupannya.

4.2.2 Bagi Kepala Desa (pemerintah)


Melihat antusiasme yang tinggi dari warga belajar pemerintah perlu mengadakan program pelatihan.
Banyaknya warga, khususnya yang masih menganggur membutuhkan pelatihan yang berhubungan
dengan keterampilan. Keterampilan ini sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak buruk sampah
yang ada disekitar serta dapat menunjang kehidupan perekonomian warga. Pelatihan ini juga
membantu pemeritah untuk mengurangi pengangguran.

4.3 Tindak Lanjut


Program pembinaan kepemudaan berupa pelatihan pemanfaatan sampah bungkus kopi
perlu ditindak lanjuti secara intensif. Hal ini dikarenakan keterampilan pemuda binaan perlu
dikembangkan lebih baik lagi. Selain itu, tindak lanjut pembinaan yang terprogram dapat
memunculkan ide-ide kreatif dari pemuda binaan sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu usaha
dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Bungkus_plastik, di akses pada tanggal 06 Oktober 2013
jam 18.41WIB.
2. http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/09/biografi-leo-hendrik-baekeland-
penemu.html, diakses pada tanggal 07 Oktober 2013 jam 14.55 WIB.
3. http://www.youtube.com/watch?v=2Ex-59XlExc, diakses pada tanggal 07 Oktober 2013
jam 14.30 WIB.
4. http://www.youtube.com/watch?v=yiX1t8Zas-U, diakses pada tanggal 07 Oktober 2013
jam 14.45 WIB.
5. http://www.youtube.com/watch?v=fETVyrppkb8, diakses pada tanggal 12 Oktober
2013 jam 09.23 WIB.
6. http://www.youtube.com/watch?v=Vt9VXqkT8sU, diakses pada tanggal 12 Oktober
2013.
7. http://www.youtube.com/watch?v=Zy6HjwSBB3Q, diakses pada tanggal 12 Oktober
2013.
8. http://mesinsampahplastik.wordpress.com/2012/07/16/sejarah-plastik/, diakses pada
tanggal 14 Oktober 2013.
9. http://rizkyanasofiya.wordpress.com/2012/10/08/dampak-negatif-limbah-plastik/,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2013.
10. http://dietkantongplastik.info/bahaya-plastik-bagi-kesehatan/, diakses pada tanggal 14
Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai