Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : AMALIA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 836113883

Tanggal Lahir : 15/04/1988

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus
Kode/Nama Program Studi : 118 / PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG.

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA/21 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : AMALIA .


NIM : 836113883
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD
UPBJJ-UT : 20/BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
21, Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

AMALIA
1BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Faisya, balita berusia 4 tahun menggunakan alat bantu dengar sejak usia 2 tahun atas
rekomendasi dokter. Orang tuanya baru menyadari Faisya mengalami masalah pendengaran
saat usia 3 bulan karena Faisya tidak merespon pada sebagian besar sumber bunyi. Selain itu
Faisya berkomunikasi dengan menggunakan isyarat dan gesture karena tidak bisa berbicara.

a. Jelaskan mengenai beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab hambatan
pendengaran yang dialami Faisya berdasarkan waktu terjadinya!
Jawaban

Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga kategori seperti
berikut.

1) Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran. Artinya, pada waktu
janin masih berada dalam kandungan, mungkin sang ibu terserang virus, misalnya virus
rubela, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya ini berakibat bagi
munculnya kelainan pada bayi. Berdasarkan penyebab ini, Anda tentu dapat memahami
kehati-hatian yang ditunjukkan oleh seorang calon ibu selama masa kehamilan. Kehati-
hatian ini merupakan satu usaha untuk mencegah beraksinya berbagai penyebab yang
memungkinkan terjadinya kelainan.

2) Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran,
seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran dengan
penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir
premature. Dari uraian ini Anda dapat menduga betapa pentingnya proses kelahiran
tersebut. Keteledoran yang kecil dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya, keterlambatan
memberi oksigen, kecerobohan menggunakan alat-alat atau kelebihan memberi oksigen
akan mengundang munculnya kelainan yang tentu saja akan mengagetkan orang tua
bayi.
3) Penyebab Postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini tentu dapat dihindari
dengan cara berhati-hati, selalu menjaga kesehatan, serta menyiapkan lingkungan yang
kondusif bagi keluarga.
b. Bagaimana dampak kebutuhan khusus yang dialami Faisya tersebut dalam kemampuan
komunikasi dan sosialnya!
Jawaban
Bersosialisasi merupakan kebutuhan setiap makhluk, termasuk para penyandang kelainan.
Sebagai akibat dari kelainan yang disandangnya, kebutuhan tersebut kadang-kadang susah
dipenuhi. Berbagai kondisi/ keterampilan, seperti mencari teman, memasuki masa remaja,
mencari kerja, perkawinan, kehidupan seksual, dan membesarkan anak merupakan kondisi
yang menimbulkan masalah bagi penyandang kelainan. Masalah-masalah sosialisasi dapat
menyebabkan gangguan emosional, lebih-lebih bagi keluarga yang mempunyai ABK. Oleh
karena itu, bantuan para pekerja sosial, para psikolog, dan ahli bimbingan juga dibutuhkan
oleh para keluarga. Bahkan dari pengalaman sehari-hari dapat disimpulkan bahwa keluarga
lebih memerlukan bantuan tersebut daripada ABK sendiri. Dengan bantuan ini, para orang
tua diharapkan mau menerima anaknya sebagaimana adanya dan berusaha membantu
mereka mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2. Sekolah Dasar Mandiri Berdikari memiliki siswa berkebutuhan khusus tipe lamban belajar,
hambatan intelektual (tunagrahita) ringan, tunarungu-wicara, dan autism spektrum ringan.
Total siswa berkebutuhan khusus sekitar 20% dari keseluruhan siswa. Mereka tersebar di
berbagai kelas dan belajar bersama siswa lainnya. Sekolah memiliki layanan di ruang khusus
untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak bisa dipenuhi dalam kelas reguler.
a. Berilah penjelasan mengenai bentuk layanan pendidikan di sekolah tersebut dilihat dari
bergabung atau terpisahnya siswa berkebutuhan khusus dengan siswa lainnya!
Jawaban
Bentukk layanan pada seolah mandiri berkari ialah model inklusif sekolah menerima semua
anak termasuk anak berkebutuhan khusus dengan latar belakang disabilitas yang beragam.
Sekolah dan guru melakukan penyesuaian kurikulum dan proses pembelajaran untuk
mengakomodasi kemampuan dan kebutuhan anak yang berbeda-beda. Guru
mengedepankan kegiatan pembelajaran bagi semua anak secara bersama-sama dan
memberikan waktu luang untuk jam belajar tambahan bagi anak yang membutuhkan
perbaikan atau remedi.model layanan sekolah inklusi dibagi berbagai model yaitu
1) Kelas Reguler dengan Pull Out Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non
berkebutuhan khusus di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari
kelas reguler ke ruang lain untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
2) Kelas Reguler (Inklusi Penuh) Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non
berkebutuhan khusus sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum
yang sama
b. Jenis pelayanan pendidikan khusus apa yang dipraktikkan di sekolah tersebut, jelaskan!
Jawaban
Jenis layanan Pendidikan khsu yang dipraktekkan disekolah dasar mandiri berdikari iyalah
jenis layanan inklusif.
c. Temukan masing-masing minimal tiga (3) kelebihan dan kekurangan model atau jenis
layanan ini!
Jawaban
Kelebihannya
1) keberadaan anak cacat diakui sejajar dengan anak normal,
2) lingkungan mengajarkan kebersamaan dan menghilangkan diskriminasi.
3) anak yang berkelainan akan belajar meerima dirinya sebagaimana adanya dan juga tidak
menjadi asing lagi di lingkungannya
Kelemahan
1) jumlah ABK di Indonesia masih sedikit yang terdaftar di sekolah. Menurut data UNESCO
tahun 2009, ranking Indonesia dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi anak
berkebutuhan khusus atau ABK terus mengalami kemerosotan.
2) Kurikulum yang tersusun kaku dan kurang tanggap terhadap kebutuhan anak yang
berbeda.
3) Kebijakan pemerintah tidak memisahkan komponen pendidikan khusus ini, harusnya
tidak lagi dibedakan. Pendidikan inklusi sudah bukan lagi tambahan, tetapi masuk dalam
pengaturan umum. kurangnya ketersediaan anggaran Minimnya anggaran yang
disediakan pemerintah adalah sisi lain akibat tidak adanya dukungan kebijakan
pemerintah.

3. Salah satu tugas guru bagi anak berkebutuhan khusus adalah menyusun rencana intervensi
yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Hasil asesmen menunjukkan seorang siswa
berkesulitan membaca di kelas 3 SD sudah bisa mengeja semua alphabet, namun mengalami
kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, terutama untuk kata yang mengandung
kombinasi huruf yang mirip dan kata yang mengandung konsonan rangkap. Intervensi kesulitan
membaca pada kasus tersebut akan dirancang melalui teknik Fernald¸ dengan panduan sebagai
berikut :
a. Jelaskan secara singkat prinsip dari teknik Fernald!
Jawaban
menurut Yusuf (2003) empat tahapan metode Fernald sebagai berikut : (1) Tahap 1, anak
memilih kata yang akan dipelajarinya, guru menuliskannya besar-besar. Anak kemudian
menelusuri kata dengan jarinya. Sambil menelusuri, anak mengucapkan kata itu keras-keras.
Di samping itu, anak juga melihat kata dan mendengarkan suaranya sendiri saat membaca.
Jika anak membuat kesalahan, ia harus mengulanginya dari depan lagi. Jika sudah benar,
kata itu akan disimpan dalam bank kata anak. Anak dapat membuat cerita dari kata yang
sudah dikuasainya (2) Tahap 2, anak tidak lagi menelusuri kata. Ia belajar dengan melihat
kata yang ditulis guru, mengucapkannya, dan menyalinnya. Anak terus didorong menyusun
cerita dan mempertahankan bank kata (3) Tahap 3, guru tidak lagi harus menulis kata. Anak
belajar membaca dari kata-kata atau kalimat yang sudah dicetak. Ia melihat kata,
mengucapkannya, dan menyalinnya. Guru harus memantau apakah semua kata masih
diingatnya (4) Tahap 4,anak sudah mampu mengenal kata-kata baru dengan
membandingkannya dengan kata-kata yang sudah dipelajarinya. Anak dapat dimotivasi
untuk memperluas materi bacaan.

b. Susunlah prosedur pelaksanaan intervensi ‘merangkai huruf menjadi kata’ dengan teknik
Fernald dalam 4 tahapannya, serta contoh aktivitas kongkrit dengan memperhatikan kasus
anak tersebut!
JAWABAN
Teknik fernald Teknik ini terdiri dari empat tahapan berikut.
1) Tahap satu Pada tahap ini siswa memilih kata-kata yang dipelajari, tiap kata dituliskan
dengan krayon pada kertas dengan tulisan miring. Siswa menelusuri kata dengan jari
dan membunyikan tiap bagian kata sesuai dengan perjalanan selusur. Penelusuran
diulangi berkali-kali sampai siswa dapat menulis kata pada secarik kertas lain tanpa
melihat contoh. Kata yang telah dipelajari dimasukkan ke dalam file sesuai dengan
alfabetnya. Setelah mempelajari beberapa kata diharapkan siswa menyadari bahwa
dirinya dapat membaca dan menulis. Pada saat itu diperkenalkan cara menulis cerita.
Siswa mempelajari kosakata baru untuk menyampaikan jalannya cerita. Sebelum cerita
dapat ditulis oleh siswa, ia harus mempelajari kembali kata demi kata dengan teknik
selusur. Sesudah belajar kata dan menuliskan cerita, kemudian siswa membaca cerita
dan menyimpan kata pada file kata.
2) Tahap dua Siswa masuk tahap ini jika sudah terbukti tidak memerlukan selusur lagi.
Kata yang dipelajari berasal dari kata-kata yang tidak dikenal yang telah ditulis oleh
siswa. Siswa mempelajari kata-kata cukup dengan melihat dan mengatakannya berkali-
kali. Proses ini berlangsung sampai siswa dapat menuliskan kata dari ingatan.
3) Tahap tiga Pada tahap ini siswa mempelajari kata dengan melihat dan mengucapkannya.
Mereka boleh membaca kata yang mereka kehendaki. Apabila menemukan kata yang
belum mereka ketahui, siswa hendaknya diberi tahu. Pada tahap ini siswa
mempelajarinya langsung dari buku bacaan. Kata-kata baru tidak perlu lagi ditulis pada
kartu. Siswa melihat kata-kata tercetak, kemudian mengucapkannya berkali-kali dan
mengingatnya lalu menuliskannya.
4) Tahap empat Siswa diharapkan mengenal kembali kata-kata baru dan memahaminya
setiap kali kata itu muncul. Kata-kata dapat dipelajari dari konteks atau dari keseluruhan
kata atau bagian-bagian dari kata. Siswa diminta menuliskan kata yang sulit baginya
sebagai latihan. Pada fase ini siswa didorong sampai kepada satu paragraf untuk
memperjelas makna dari kata-kata yang belum dikenal sebelum mulai membaca.

4. Carilah satu kasus anak berusia antara 6 sampai 15 tahun yang menunjukkan gejala kebutuhan
khusus di kelas atau di lingkungan sekitar, atau analisis kasus dari media massa (media sosial,
website pada internet, koran, televisi, dan sebagainya), kemudian lakukan asesmen terhadap
anak dalam kasus yang ditemukan. Berdasarkan aktivitas tersebut, jawablah pertanyaan
berikut ini:
a. Deskripsikan hasil identifikasi kebutuhan khusus anak dari kasus yang Anda temukan!
Jawaban
Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan
daya penglihataan sedemikian rupa, sehingga membutuhkaan layanan khusus dalam
pendidikan maupun kehidupannya. Layanan khusus dalam pendidikan bagi mereka, yaitu
dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi yang tunanetra total,
dan bagi yang masih memiliki sisa penglihatan diperlukan kaca pembesar atau huruf cetak
yang besar, media yang dapat diraba dan didengar atau diperbesar. Di samping itu
diperlukan latihan orientasi dan mobilitas. Untuk mengenali mereka, kita dapat melihat ciri-
ciri sebagai berikut: a. Kurang melihat (kabur), tidak mampu mengenali orang pada jarak 6
m. b. Kesulitan mengambil benda kecil didekatnya. c. Tidak dapat menulis mengikuti garis
lurus. d. Sering meraba-raba dan tersandung waktu berjalan, e. Bagian bola mata yang hitam
berwarna keruh/bersisik kering. f. Tidak mampu melihat. g. Peradangan hebat pada kedua
bola mata, h. Mata bergoyang terus Anak dengan gangguan penglihatan dapat juga
dikelompokkan berdasarkan: a. Berdasarkan ukuran ketajaman penglihatan, anak tunanetra
dapat dibagi menjadi: 1) Mampu melihat dengan ketajaman penglihatan (acuity) 20/70
artinya anak tunanetra melihat dari jarak 20 feet (6 meter) 6 sedangkan orang normal dari
jarak 70 feet (21 meter). Mereka digolongkan ke dalam low vision (keterbatasan
penglihatan) 2) Mampu membaca huruf paling besar di Snellen Chart dari jarak 20 feet
[acuity 20/200–legal blind] dikategorikan tunanetra total. Ini berarti anak tunanetra melihat
huruf E dari jarak 6 meter, sedangkan anak normal dari jarak 60 meter. b. Anak dengan
keterbatasan penglihatan (low vision) Karakteristik anak yang memiliki keterbatasan
penglihatan (low vision): 1) Mengenal bentuk atau objek dari berbagai jarak. 2) Menghitung
jari dari berbagai jarak. 3) Tidak mengenal tangan yang digerakan. c. Kelompok yang
mengalami keterbatasan penglihatan berat [tunanetra total: 1) Mempunyai persepsi cahaya
[light perception) 2) Tidak memiliki persepsi cahaya [ no light perception ] d. Dalam
perspektif pendidikan, tunanetra dikelompokan menjadi: 1) Mereka yang mampu membaca
huruf cetak standar. 2) Mampu membaca huruf cetak standar, tetapi dengan bantuan kaca
pembesar. 3) Mampu membaca huruf cetak dalam ukuran besar [ukuran huruf no. 18.]. 4)
Mampu membaca huruf cetak secara kombinasi, cetakan reguler, dan cetakan besar. 5)
Menggunakan huruf Braille tetapi masih bisa melihat cahaya. Keterbatasan anak tunanetra:
a. Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru. b. Keterbatasan dalam berinteraksi
dalam lingkungan. c. Keterbatasan dalam mobilitas. 7 Kebutuhan pembelajaran anak
tunanetra Karena keterbatasan anak tunanetra seperti tersebut di atas maka pembelajaran
bagi mereka mengacu pada prinsif- prinsif sebagai beikut: a. Kebutuhan akan pengalaman
konkrit. b. Kebutuhan akan pengalaman yang terintegrasi. c. Kebutuhan dalam berbuat dan
bekerja dalam belajar Media belajar anak tunanetra dikelompokan menjadi dua yaitu: a.
Kelompok tunanetra total dengan media baca tulis huruf Braille. b. Kelompok low vision
dengan media baca tulis biasa yang diperbesar [misalnya hurup diperbesar dan
menggunakan alat pembesar].
b. Deskripsikan secara singkat dan jelas hasil asesmen dari minimal dua aspek kemampuan
anak (fisik-motorik, kognisi, bahasa, komunikasi, emosi-sosial) yang muncul pada kasus!
Jawaban
Asessmen Perkembangan Sosial Emosi
 Perkembangan Sosial
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang progresif terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Proses belajar untuk menjadi
mahkluk sosial disebut sosialisasi, yaitu proses dimana individu melatih kepekaan
dirinya terhadap rangsangan-ransangan sosial terutama tekanan-tekanan dan
tuntutan kehidupan. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai sequence dari
perubahan yang berkesenambungan dalam prilaku individu untuk menjadi mahkluk
social yang dewasa atau proses perkembangan tingkah laku yang dapat diterima
sesuai norrna yang berlaku dalam kelompok tertentu.
 Perkembangan emosi
Pentingnya peranan emosi dalam perkembangan anak akan terlihat melalui akibat
yang muncul sebagai akibat deprivasi emosi. Deprevasi emosi diartikan sebagai
keadaan dimana seorang anak kurang memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman emosional yang menyenangkan, khususnya kasih syang, kegembiraan,
kesenangan, dan rasa ingin tahu.
Asesmen Perkembangan Motorik
 Asesmen perkembangan motorik adalah suatu proses dalam memperoleh data
tentang kemampuan seorang anak dalam melakukan aktifitas perkembangan
motorik serta hambatan-hambatan yang dialaminya.
 Perkembangan motorik melibatkan pergerakan di kaki,tangan dan keseluruhan
anggota badan seperti berjalan, meloncat jauh,berlari dan melompat tinggi.
Perkembangan motorik yang melibatkan aktifitas kehiduapan sehari-hariseperti
makan sendiri, berpakaian, melempar, menangkap bola dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai