TUGAS 3
b. Struktur tanah merupakan salah satu sifat morfologi (penampakan) tanah yang
dapat diamati secara langsung. Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang
menunjukkan kenampakan-kenampakan, ciri-ciri dan sifat-sifat umum dalam suatu
profil tanah. Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses – proses yang
pernah dialami suatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan perkembangan.
2. Ekoefisiensi artinya semua bentuk pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan
harus dengan meminimalkan resiko.
a. Prinsi Ekofisiensi Dalam Pemanfaatan Hutan
Pemanfaatan hutan harus menggunakan prinsip ekoefisiensi. Penebangan hutan secara
liar (illegal logging) harus dihentikan. Penebangan hutan hendaknya dilakukan
dengan prinsip ekoefisiensi dengan melakukan pembibitan, sistem tebang pilih, dan
reboisasi.
Tujuan reboisasi dan rehabilitasi hutan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kelestarian hutan, tanah, dan air
2. Memperluas persediaan sumber bahan baku yang berharga bagi masyarakat.
3. Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di bidang pengairan.
b.) 1. seorang warga diterkam seekor harimau liar yang kelaparan hingga mati,
kemudian masyaralkat secara beramai ramai membunuh kelompok harimauyang ada
di hutan tersebut kasus kedua, seorang petani membakar hutan untuk kepentingan
membuka lahan perkebunan, hasilnya memang menguntungkan petani tersebut,karna
tanpa susah payah diperoleh lahan yang siap digarapuntuk perkebunan.
2. Penebangan hutan secara liar oleh manusia. Hal tersebut menguntungkan bagi
bebarapa pihak namun juga merugikan. Ketika hutan gundul maka potensi terjadinya
longsor dan banjir bandang akan semakin meningkat.
c.) Etika lingkungan sudah ada sejak dimulainya peradaban manusia. Nenek moyang
kita bahkan secara disadari atau tidak telah menerapkan etika lingkungan.
Sejak lama para ahli menyadari tentang kekhawatirannya terkait hubungan manusia
dengan alam. Mereka memperkirakan pada akhir Abad XX akan terjadi ledakan
penduduk dan krisis lingkungan. Thomas R. Malthus bahkan memperkirakan akan
terjadinya kelaparan akibat pertumbuhan populasi manusia yang ia sebut sebagai deret
ukur (kurva eksponsial) dan pertumbuhan pangan sebagai deret hitung (kurva linear).
Dalam prakteknya pertumbuhan populais manusia di dunia mengalami hambatan baik
secara alami (bencana alam) maupun dibuat sendiri oleh manusia (peperangan,
program keluarga berencana, gaya hidup modern).
4. a.) Orang baduy memiliki kepercayaan bahwa mereka orang yang pertama diciptakan
Tuhan dan bertempat tinggal di pusat bumi. Segala gerak laku masyarakat baduy
harus berpedoman kepada buyut yang telah ditentukan dalam bentuk pikukuh
karuhun. Seorang tidak berhal untuk melanggar dan mengubah tatanan kehidupan
yang telah ada dan sudah berlaku turun temurun. Pikukuh itu harus ditaati masyarakat
baduy dan masyarakat luar yang sedang berkunjung kebaduy.
Dalam mengelola lingkungan, masyarakat Baduy juga mengenal sistem zonasi daerah
yang telah dipraktikkan seacara turun-temurun.
(1) sasaka domas (daerah baduy dalam) merupakan daerah paling sakral
(2) tangtu (daerah baduy dalam), daerah sakral
(3) baduy luar, kurang sakral
(4) daerah dangka, daerah makin kurang sakral.
c.) Masyarakat daratan Lindu terdiri dari emat desa, yaitu Puroo, Langko, Tomado,
dan Anca, termasuk wilayah kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala. Seperti halnya
dengan masyarakat Ngata Toro masyarakat dataran Lindu telah membagi kawasan
hutan kedalam suaka-suaka/kawasan-kawasan yang bersifat menjaga lingkungan dan
menguntungkan manusia.