Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Khusnul Qotimah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857711786

Tanggal Lahir : 21 Mei 1996

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak


Berkebutuhan Khusus

Kode/Nama Program Studi : 119/PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 42/UPBJJ Semarang

Hari/Tanggal UAS THE : 21 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Khusnul Qotimah

NIM : 857711786

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak


Berkebutuhan Khusus

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : PGSD S1

UPBJJ-UT : UPBJJ Semarang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Semarang, 21 Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan

Khusnul Qotimah
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Faisya, balita berusia 4 tahun menggunakan alat bantu dengar sejak usia 2 tahun atas rekomendasi dokter. Orang
tuanya baru menyadari Faisya mengalami masalah pendengaran saat usia 3 bulan karena Faisya tidak merespon
pada sebagian besar sumber bunyi. Selain itu, Faisya berkomunikasi dengan menggunakan isyarat dan gesture
karena tidak bisa berbicara.
a. Jelaskan mengenai beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab hambatan pendengaran yang
dialami Faisya berdasarkan waktu terjadinya!
b. Bagaimana dampak kebutuhan khusus yang dialami Faisya tersebut dalam kemampuan komunikasi dan
sosialnya?
Jawab :
Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa Felisya termasuk anak berkebutuhan khusus penyandang tunarungu.
Tunarungu adalah ketidakmampuan mendengar dari dari tingkat yang ringan sampai berat sekali yang
menyebabkan terhambatnya memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa alat
bantu dengar.
a. Berdasarkan waktu terjadinya, Felisya mengalami masalah pendengaran saat usia 3 bulan, dimana pada usia
tersebut kemampuan bicara dan bahasa belum berkembang. Sehingga, kelainan ini disebut ketunarunguan
prabahasa (prelingual deafness). Beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab kondisi yang
dialami Felisya adalah sebagai berikut :
1) Terjadinya kerusakan pada telinga bagian luar, misalnya terjadinya peradangan pada lubang telinga luar
2) Terjadinya kerusakan pada telinga bagian tengah, seperti peradangan pada telinga tengah, adanya
tekanan yang keras pada telinga, dan tidak terbentuknya tulang pendengaran
3) Terjadinya kerusakan pada telinga dalam serta syaraf pendengaran
4) Faktor non genetik, misalnya ketidaksesuaian antara darah ibu dan anak. Ibu yang mempunyai Rh-
mengandung janin dengan Rh+ maka sistem pembuangan antibodi pada seorang ibu sampai pada
sirkulasi janin dan merusak sel-sel darah Rh+ pada janin yang mengakibatkan bayi mengalami kelainan,
salah satunya tunarungu.
b. Dampak kebutuhan khusus yang dialami Felisya dalam kemampuan komunikasi dan sosialnya antara lain :
1) Kesulitan berkomunikasi akibat tunarungu menyebabkan kosa kata yang dikuasai terbatas, sulit
mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung kiasan, sulit mengartikan kata-kata abstrak,
serta kurang menguasai irama dan gaya bahasa.
2) Kurangnya pemahaman terhadap bahasa lisan dan tulisan menyebabkan penafsiran segala sesuatu
menjadi negatif atau salah sehingga terjadi kecenderungan untuk bersikap yang mengarah pada kesulitan
dalam penyesuaian diri. Kesulitan penyesuaian diri dapat dilihat pada sikap berikut :
a) Keterbatasan dalam berkomunikasi menyebabkan kesulitan bersosialisasi
b) Kurang memiliki kontak dengan dunia sekelilingnya menyebabkan lebih memusatkan perhatiannya
pada diri sendiri sehingga memiliki sifat egosentris melebihi anak normal.
c) Pendengaran kurang menimbulkan perasaan takut atau khawatir dan membuat kurang percaya diri
d) Keterbatasan bahasa menyebabkan cara berpikir sempit, menyebabkan pikiran terpaku pada hal-hal
konkret dan perhatian tidak mudah teralihkan
e) Memiliki sifat polos sehingga dapat menyampaikan perasaannya atau apa yang dipikirkannya kepada
orang lain tanpa beban. Jika ada orang yang bersikap kurang baik terhadapnya, ia akan langsung
menganggap orang tersebut jelek.
2. Sekolah Dasar Mandiri Berdikari memiliki siswa berkebutuhan khusus tipe lamban belajar, hambatan intelektual
(tunagrahita) ringan, tunarungu-wicara, dan autism spektrum ringan. Total siswa berkebutuhan khusus sekitar
20% dari keseluruhan siswa. Mereka tersebar di berbagai kelas dan belajar bersama siswa lainnya. Sekolah
memiliki layanan di ruang khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak bisa dipenuhi dalam kelas reguler.
a. Berilah penjelasan mengenai bentuk layanan pendidikan di sekolah tersebut dilihat dari bergabung atau
terpisahnya siswa berkebutuhan khusus dengan siswa lainnya!
b. Jenis pelayanan pendidikan khusus apa yang dipraktikkan di sekolah tersebut, jelaskan!
c. Temukan masing-masing minimal tiga (3) kelebihan dan kekurangan model atau jenis layanan ini!
Jawab :
a. Berdasarkan penjelasan tersebut, bentuk layanan pendidikan yang digunakan adalah layanan pendidikan
inklusi. Layanan pendidikan inklusif adalah adalah layanan pendidikan yang tidak diskriminatif, menghargai
perbedaan, dan pemenuhan kebutuhan setiap individu berdasarkan kemampuannya. Pada SD Mandiri
Berdikari tersebut, siswa berkebutuhan khusus tingkat ringan belajar bersama dengan anak normal dan
sebagai bagian dari anak-anak lain dalam satu sekolah. Namun, sewaktu-waktu siswa berkebutuhan khusus
meninggalkan kelas untuk mendapatkan layanan di ruang khusus sesuai kebutuhannya.
b. Jenis pelayanan pendidikan khusus yang dipraktikkan di sekolah tersebut adalah sekolah biasa dengan guru
konsultan atau sekolah biasa dengan guru kunjung. Guru konsultan adalah guru pendidikan khusus sebagai
konsultan bagi para guru, kepala sekolah, dan orang tua anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah
tersebut. Sedangkan guru kunjung adalah guru pendidikan khusus yang bertugas lebih dari satu sekolah, yang
tidak setiap hari berada di sekolah yang sama, melainkan punya jadwal kunjungan tetap ke sekolah-sekolah
tempatnya bertugas.
c. Kelebihan model atau jenis layanan tersebut :
1) Guru konsultan atau guru kunjung dapat mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus dan membantu
para guru sehingga sehingga memungkinkan tersedianya metode pembelajaran, program, dan materi
yang khas untuk anak berkebutuhan khusus
2) Dapat melayani lebih banyak siswa
3) Memberi pengaruh pada lingkungan belajar
4) Guru konsultan atau guru kunjung dapat mengoordinasikan layanan pendidikan yang komprehensif
sesuai kebutuhan anak berkebutuhan khusus
Kelemahan model atau jenis layanan tersebut :
1) Guru pendidikan khusus dianggap sebagai orang luar, bukan sebagai staf pengajar di sekolah
2) Kemungkinan terjadinya pemisahan antara pembelajaran dan assesment
3) Pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus mungkin sangat kurang
3. Salah satu tugas guru bagi anak berkebutuhan khusus adalah menyusun rencana intervensi yang sesuai dengan
kebutuhan khusus anak. Hasil assesmen menunjukkan seorang siswa berkesulitan membaca di kelas 3 SD sudah
bisa mengeja semua alphabet, namun mengalami kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, terutama untuk
kata yang mengandung kombinasi huruf yang mirip dan kata yang mengandung konsonan rangkap. Intervensi
kesulitan membaca pada kasus tersebut akan dirancang melalui teknik Fernald, dengan panduan sebagai berikut :
a. Jelaskan secara singkat prinsip dari teknik Fernald!
b. Susunlah prosedur pelaksanaan intervensi “merangkai huruf menjadi kata” dengan teknik Fernald dalam 4
tahapannya, serta contoh aktivitas kongkrit dengan memperhatikan kasus anak tersebut!
Jawab :
a. Teknik Fernald adalah salah satu teknik untuk mengajar membaca permulaan. Prinsip dari teknik Fernald
adalah penekanan pada lambang atau penekanan pada bunyi huruf yang menghendaki agar kata-kata baru
ditemukan sendiri oleh siswa, dimana siswa memilih kata untuk dipelajari dengan memanfaatkan alat dria.
Penerapan yang akan dilakukan menggunakan instruksi secara terstruktur dengan penekanan pada sistem
abjad dan upaya pengulangan.
b. Prosedur pelaksanaan intervensi “merangkai huruf menjadi kata” dengan teknik Fernald dalam 4 tahapan :
1) Tahap 1
Siswa memilih kata-kata yang dipelajari, termasuk kata yang mengandung kombinasi huruf yang mirip
dan kata kata yang mengandung konsonan rangkap, tiap kata dituliskan dengan krayon pada kertas
dengan huruf kapital. Siswa menelusuri kata dengan jari dan menyebutkan kata tersebut. Siswa
menelusuri huruf timbul membentuk menjadi kata yang telah dipilih sebelumnya. Langkah ini diharapkan
anak dapat mengetahui struktur huruf yang terdapat dalam kata. Kegiatan ini diulangi beberapa kali
dengan kata yang berbeda (kosa kata baru) sampai siswa dapat menyadari bahwa dirinya dapat membaca
dan menulis. Contoh kata : khawatir, khusus, sabar, kabar, dll
2) Tahap 2
Tanpa menelusuri, siswa diajarkan kata baru dengan melihat, menuliskan, dan mengucapkan kata (visual,
kinestetik, dan auditori). Siswa menuliskan beberapa kata yang dianggap sulit pada selembar kertas
kosong, terutama kata yang mengandung kombinasi huruf yang mirip dan kata yang mengandung
konsonan rangkap. Siswa melihat dan memperhatikan tulisan tersebut beberapa saat, kemudian siswa
dapat mengatakannya berkali-kali dan menuliskan dari ingatannya.
3) Tahap 3
Siswa diajarkan kata baru dengan melihat kata cetak, siswa diminta membaca (visual dan auditori). Siswa
mempelajari langsung dari buku bacaan. Siswa mempelajari kata-kata yang dilihat dalam buku tersebut
kemudian mengucapkannya berkali-kali dan mengingatnya dan menulisnya.
4) Tahap 4
Siswa dapat menuliskan kata yang sulit baginya sebagai latihan. Siswa diminta memperjelas makna dari
kata-kata yang belum dikenal dan merangkai kata tersebut menjadi sebuah cerita. Siswa diharapkan
dapat mengenal kata-kata baru dan memahaminya setiap kata tersebut muncul.
4. Carilah satu kasus anak berusia antara 6 sampai 15 tahun yang menunjukkan gejala kebutuhan khusus di kelas
atau lingkungan sekitar, atau analisis kasus dari media massa (media sosial, website pada internet, koran, televisi,
dan sebagainya), kemudian lakukan assesmen terhadap anak dalam kasus yang ditemukan. Berdasarkan aktivitas
tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini :
a. Deskripsikan hasil identifikasi kebutuhan khusus anak dari kasus yang Anda temukan!
b. Deskripsikan secara singkat dan jelaskan hasil assesmen dari minimal dua aspek kemampuan anak (fisik-
motorik, kognisi, bahasa, komunikasi, emosi-sosial) yang muncul pada kasus!
Jawab :
a. Deskripsi hasil identifikasi kebutuhan khusus anak
Bu Titik adalah wali kelas 4 di MI Islamiyah Gedongsari. Dalam kelas tersebut, terdapat seorang anak
penyandang tunadaksa bernama Vino yang memiliki kelainan sistem otot tangan kangan dan kaki. Kondisi
tersebut menyebabkan Vino yang berumur 9 tahun tidak bisa menulis, namun masih dapat berjalan sendiri
walaupun cukup sulit/lamban. Selama di kelas, Vino jarang menulis, guru sering kali mengajari untuk belajar
menulis secara perlahan, dia mau berusaha tapi cukup kesulitan. Vino sering mendapatkan nilai di bawah
KKM karena kondisinya menghambatnya untuk belajar. Seringkali guru atau teman membantunya menulis
dan meminjamkan buku catatan, tetap saja nilainya masih di bawah rata-rata kelas. Vino juga merupakan
siswa yang sangat pendiam. Guru sering mengajaknya bicara dan meminta siswa lainnya untuk mengajak
berinteraksi dengan Vino. Meskipun demikian, Vino termasuk siswa yang baik di kelas karena selalu
memperhatikan guru dan menuruti perintah dari guru. Kalau diberi pertanyaan, ia mau menjawab walaupun
tidak sepenuhnya jawaban benar. Ia juga selalu datang ke sekolah tepat waktu meskipun kondisinya cukup
sulit.
Dengan kondisi tersebut, guru dapat melakukan pelayanan sebagai berikut :
1) Guru dan teman-teman Vino sering mengajak berinteraksi atau berkomunikasi
2) Pihak sekolah dapat berkoordinasi dengan orang tua untuk meningkatkan perkembangan Vino, misalnya
dengan pendidikan khusus di sekolah tersebut
3) Orang sekitar harus selalu memberikan motivasi
b. Berdasarkan hasil assesmen tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1) Kemampuan kognitif Vino tertinggal dengan teman lainnya karena kondisinyanya
2) Vino memiliki kemampuan komunikasi yang rendah meskipun ia cukup jelas berbicara, namun mau
menjawab pertanyaan.
3) Vino merasa rendah diri dan kurang percaya diri sehingga ia pendiam dan kurang pandai bergaul
4) Meskipun demikian, Vino memiliki semangat belajar tinggi dengan selalu memperhatikan penjelasan
guru serta mau belajar menulis

Anda mungkin juga menyukai