Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Dosen : Hany Rosyidah, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : NADYA LU’LU FATRAH

NIM : 857596814

UPBJJ UT PURWOKERTO
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) - BI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
SOAL

1. Jelaskan rasional urgensi atau pentingnya pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus
bagi prodi atau jurusan saudara?
2. Impairment, exceptional children, disability, disorder, special need children and children
with special needs merupakan istilah-istilah yang digunakan untuk menyebut anak
berkebutuhan khusus, Jelaskan pengertian anak kebutuhan khusus menurut UU No.
20/2003?
3. Anak berkebutuhan khusus disebabkan oleh beberapa faktor sehingga mengakibatkan anak
mengalami disability, Sebutkan dan jelaskan penyebab kelainan berdasarkan waktu
terjadinya!
4. Dalam Undang-undang disebutkan dengan jelas hak dan kewajiban anak berkebutuhan
khusus. Sebutkan dan jelaskan hak yang dimiliki oleh penyandang kelainan sebagaiwarga
negara?
5. Terdapat beberapa bentuk pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu segregasi,
intergrasi dan inklusi, sebutkan dan jelaskan keunggulan dan kelemahan dari ketiga bentuk
pelayanan tersebut!

JAWABAN

1. Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting bagi kelangsungan hidup
bermasyarakat karena melalui pendidikan anak dapat berinteraksi dengan orang lain dan
diperlakukan sama dengan anak normal lainnya. Anak berkebutuhan khusus pun berhak
mendapatkan pendidikan. Sehingga dengan adanya bekal ilmu pengantar pendidikan anak
berkebutuhan khusus dapat mengantisipasi jika pada suatu saat nanti, anak-anak yang
dihadapi nantinya kemungkinan tidak semuanya anak normal artinya ada anak yang
memerlukan pelayanan dan bimbingan khusus yang diakibatkan karena dissabilitas-nya.

2. Sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus dapat
dimaknai sebagai anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
memiliki kecerdasan atau bakat istimewa memerlukan bantuan khusus dalam
pembelajaran.
3. Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga kategori
seperti berikut:
1) Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran. Artinya, pada
waktu janin masih berada dalam kandungan, mungkin sang ibu terserang virus,
misalnya virus rubela, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya ini
berakibat bagi munculnya kelainan pada bayi. Berdasarkan penyebab ini, Anda tentu
dapat memahami kehati-hatian yang ditunjukkan oleh seorang calon ibu selama masa
kehamilan. Kehati-hatian ini merupakan satu usaha untuk mencegah beraksinya
berbagai penyebab yang memungkinkan terjadinya kelainan.
2) Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses
kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran
dengan penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak
yang lahir premature. Dari uraian ini Anda dapat menduga betapa pentingnya proses
kelahiran tersebut. Keteledoran yang kecil dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya,
keterlambatan memberi oksigen, kecerobohan menggunakan alat-alat atau kelebihan
memberi oksigen akan mengundang munculnya kelainan yang tentu saja akan
mengagetkan orang tua bayi.
3) Penyebab Postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini tentu dapat dihindari
dengan cara berhati-hati, selalu menjaga kesehatan, serta menyiapkan lingkungan yang
kondusif bagi keluarga.

4. Para penyandang kelainan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara
lainnya, yaitu hak untuk mendapat pendidikan, jaminan sosial, menggunakan fasilitas
umum, serta mendapat pekerjaan. Khusus untuk hak mendapatkan pendidikan, konferensi
dunia menerbitkan kerangka kerja yang antara lain menekankan agar sekolah biasa siap
menerima ABK dengan menyediakan layanan pendidikan yang berfokus pada siswa.

5. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi


a. Kelebihan Sistem Pendidikan Segregasi
1) Timbulnya rasa ketenangan pada siswa , karena berada pada lingkungan yang lebih
homogin.
2) Mudah berkomunikasi, karena ada kesatuan dalam berbahasa, yaitu bahasa isyarat.
3) Siswa memperoleh layanan pendidikan dengan strategi yang lebih disesuaikan
dengan kemampuan anak.
4) Siswa dididik oleh tenaga pendidik yang berlatar belakang ilmu pendidikan luar
biasa.
5) Memudahkan kerja sama dengan tenaga ahli seperti dr. THT, Audiolog, Psikolog,
dsb.
6) Pada umumnya penyelenggaraan pendidikan khusus dilengkapi dengan sarana
khusus yang diperlukan dalam pendidikan anak tunarungu.

b. Kelebihan Sistem Pendidikan Integrasi


1) Siswa disability dapat belajar bersama-sama dengan siswa yang tidak disability. Ini
berarti ada proses sosialisasi sedini mungkin, saling mengenal antara siswa disability
dan yang tidak disability, begitu pula sebaliknya. Ini akan berdampak pada
pertumbuhan sikap siswa-siswa tersebut, yang akan bermanfaat pula kelak jika
mereka telah dewasa.
2) Siswa disability mendapatkan suasana yang lebih kompetitif, karena di sekolah
umum ada lebih banyak siswa dibanding SLB.
3) Siswa disability dapat membangun rasa percaya diri yang lebih baik.
4) Siswa disability dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah yang dekat dengan
tempat tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang diminta; jadi tidak perlu
terpisah dari keluarga mereka.
5) Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum, disability
akan mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa yang tidak disability.

c. Kelebihan Sistem Pendidikan Inklusi


1) Berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa
percaya dan peduli pada anak luar biasa.
2) Peningkatan konsep diri (self concept) baik pada anak luar biasa maupun pada anak
normal. Hal ini akibat dari pergaulan yang terjadi sehingga mnejadikan keduanya
saling toleran.
3) Pertumbuhan kognisi sosial makin berkembang pada keduanya. Mereka dapat saling
membantu satu dengan yang lain, sehingga mendorong pertumbuhan ssikap sosial,
yang pada gilirannya akan menumbuhkan kognisi sosial.
4) Pertumbuhan prinsip-prinsip pribadi menjadi lebih baik, terutama dalam komitmen
moral pribadi dan etika. Mereka saling tidak curiga dan merasa saling
membutuhkan.
5) Persahabatan yang erat dan saling membutuhkan. Mereka merasa saling
membutuhkan untuk sharing dalam berbagai hal.

 Kekurangan Sistem Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi


1) Kekurangan Sistem Pendidikan Segregasi
Sosialisasi siswa tunarungu terbatas pada teman yang tunarungu, terlebih lagi bagi
siswa tinggal di asrama, mereka kurang terbiasa melihat pola kehidupan anak
mendengar, seperti pola belajar, pola bermain, dsb.
2) Kekurangan Sistem Pendidikan Integrasi
Kelemahan dari sistem integrasi ini adalah siswa disability harus menyesuaikan diri
dengan metode pengajaran dan kurikulum yang ada.Pada saat-saat tertentu, kondisi
ini dapat menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti mata
pelajaran ”menggambar.” Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja siswa
disability tidak bisa ”menggambar.” Tapi, karena mata pelajaran ini wajib dengan
kurikulum yang ”ketat”, ”tidak fleksibel,” tidaklah dimungkinkan bagi guru maupun
siswa disability untuk melakukan ”adaptasi atau subsitusi” –untuk mata pelajaran
”menggambar” tersebut. Yang dimaksud substitusi adalah menggantikan maa
pelajaran tersebut dengan tugas lain yang memiliki nilai kompetensi sama.
Misalnya, menggambar adalah mata pelajaran yang melatih kreatifitas otak kanan
untuk bidang visual; bisa digantikan dengan tugas lain yang memiliki tujuan
kompetensi sama tau setara, misalnya mengarang
3) Kekurangan Sistem Pendidikan Inklusi
Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan
dan ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusi menunjukkan betapa
sistem pendidikan inklusi belum benar – benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi
sistem kurikulum pendidikan umum yang ada sekarang memang belum
mengakomodasi keberadaan anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan
(difabel). Sehingga sepertinya program pendidikan inklusi hanya terkesan program
eksperimental.

Anda mungkin juga menyukai