Anda di halaman 1dari 33

“ Add your company slogan ”

MODUL 2
HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Dosen Pembimbing : Mulyanto, S.Pd.M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

WINASIH 858864372
FRISCA PUSPITASARI 858864476

amrin-btm@ut.ac.id == 0812 700 29 LOGO1


007
HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI
ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS ( ABK )
Pengertian pelayanan pendidikan dan sejarah
perkembangan pendidikan khusus di Indonesia

A. Makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi ABK


Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga
ABK tersebut dapat mengembangkanpotensinya. Kebutuhan
tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan
yang berkaitan dengan emosional-sosial dan kebutuhan
pendidikan. Tersedianya pelayanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan merupakan faktor kunci bagi perkembangan
ABK.
Penyediaan layanan pendidikan bagi ABK di
Indonesia tidak semaju di Negara lain. Namun,
perhatian masyarakat dan pemerintah makin lama
makin besar sehingga berbagai sekolah untuk ABK
mulai didirikan.perkembangan yang menggembirakan
dari jumlah sekolah dan jumlah siswa merupakan
pertanda meningkatkan pelayanan pendidikan bagi
ABK. Meskipun peran swasta sangat besar dalam
penyeaan layanan pendidikan bagi ABK namun
perhatian pemerintah juga terus meningkat.
Menjelang tahun 90-an perhatian juga ditujdiukan
untuk membantu ABK yang ada di sekolah biasa.
Perhatian ini terwujud dalam berbaai penelitian tentan
keberadaan ABK dan berbagai program pelatihan
untuk membantu ABK yang beradadi sekolah biasa,
khususnya para penyandang.
B. Sejarah perkembangan layanan pendidikan
khusus
Keberadaan para penyandang kelainan dapat ditandai sejak
zaman purba yang masih prmitif, sampai zaman yang paling
mutakhir, yang ditandai dengan kecanggihan teknologi. Pada
awalnya, perlakuan terhadap para penyandang kelaianan
sangat menyedihkan.oleh karena pengaruh mistik dan
berbagai kepercayaan parapenyandang kelainan dikucilkan,
bahkan ada yang dimusnahkan ketika masih bayi. Layanan
pendidikan terhadap penyandang kelainan dapat ditelusuri
mulai abad ke-16 ketika di syanyol seoranh anak tunarungu
sejak lahir berhasil dididik. Di amerika layanan pendidikan ini
baru mulai pada tahun 1817 dan di Indonesia dapat ditlusuri
mulai tahun 1901.
KEGIATAN BELAJAR 2

Berbagai bentuk dan jenis layanan pendidikan bagi anak


berkebutuhan khusus ( ABK )

1. Pelayanan pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusi


Layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak
normal. Alasan para pendukung pelayanan pendidikan
terpisah ini antara lain:
a. ABK akan mendapat perlakuan/perhatian yang lebih intensif
karena para guru memang disiapkan khusus untuk melayani
mereka
b. Para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab
c. Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi
mungkin lebih tinggi karena para ABK merasa mempunyai
kemampuan setara sehingga kesempatan untuk unggul akan
semakin terbuka
2 .Layanan pendidikan integrasi menyediakan pendidikan bagi ABK di
sekolah yang sama dengan anak normal. Para ABK dapat menghayati dunia yang
sama dengan anak normal, demikian pula anak normal akan mendapat
kesempatan untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup
3. Layanan pendidikan inklusi setiap anak diakui sebagai bagian dari
anak-anak lain yang ada dalam satu sekolah. Pada praktiknya ABK disekolahkan
di sekolah yang terdekat dengan tempat tinggalnya, terlepas dari tingkat kelainan
yang disandang.
B. Jenis pelayanan pendidikan khusus
1. Layanan di sekolah biasa
2. Sekolah biasa dengan guru konsultan
3. Sekolah biasa dengan guru kunjung
4. Model ruang sumber
5. Model kelas khusus
6. Model sekolah khusus siang hari
7. Model sekolah dalam Panti Asuhan atau rumah sakit
B.Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan
pendidikan ABK
Pelayanan pendidikan untuk ABK merupakan satu kegiatan
atau proses yang sangat kompleks yang memerlukan kerja sama
dari berbagai pakar/personel yang terkait dengan ABK. Kerja
sama atau kolaborasi diwujudkan dalam pertemuan bersama
yang membahas kasus yang ditangani. Setiap anggota tim akan
membahas kasus dari bidang keahliannya masing-masing, dan
berdasarkan pembahasan tersebut, tim akan mengambil
keputusan yang akan ditindaklanjuti oleh seluruh anggota tim.
Mereka yang terlibat sebagai anggota tim pelayanan pendidikan bagi
ABK berasal dari berbagai bidang keahlian yang relevan dengan kebutuhan ABK
yang ditangani. Secara umum, anggota tim mencakup para pakar/personel berikut:
Guru sekolah biasa
1. Guru pendidikan khusus
2. Pengawas sekolah
3. Kepala sekolah
4. Orang tua ABK
5. ABK sendiri
6. Psikolog sekolah
7. Guru bina wicara dan persepsi bunyi
8. Dokter dari berbagai keahlian (dokter spesialis)
9. Perawat sekolah
10. Guru pendidikan jasmani yang sudah mendapat pelatihan khusus untuk
menangani ABK
11. Ahli terapi fisik (physical therapist)
12. Pekerja sosial dan konselor
13. Personel lain, sesuai dengan keperluan
Mereka yang terlibat sebagai anggota tim pelayanan pendidikan bagi
ABK berasal dari berbagai bidang keahlian yang relevan dengan kebutuhan ABK
yang ditangani. Secara umum, anggota tim mencakup para pakar/personel berikut:
Guru sekolah biasa
1. Guru pendidikan khusus
2. Pengawas sekolah
3. Kepala sekolah
4. Orang tua ABK
5. ABK sendiri
6. Psikolog sekolah
7. Guru bina wicara dan persepsi bunyi
8. Dokter dari berbagai keahlian (dokter spesialis)
9. Perawat sekolah
10. Guru pendidikan jasmani yang sudah mendapat pelatihan khusus untuk
menangani ABK
11. Ahli terapi fisik (physical therapist)
12. Pekerja sosial dan konselor
13. Personel lain, sesuai dengan keperluan
“ Add your company slogan ”
PDGK440702

A. PENDIDIKAN
SEGREGASI,
INTERGRASI &
INKLUISI

LOGO
PENDIDIKAN SEGREGASI

Pendidikan segregasi merupakan Pendidikan kebutuhan khusus melalui


system penyelenggaraan Pendidikan yang dilaksanakan secara khusus dan
terpisah dari penyelenggaraan Pendidikan untuk anak normal, baik kurikulum,
tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai pada sistem
pembelajaran dan evaluasinya.
KELEBIHAN PENDIDIKAN SEGREGASI

 Anak merasa senasib, sehingga dapat menghilangkan rasa


minder, rasa rendah diri, dan membangkitkan semangat
menyongsong kehidupan di hari hari mendatang.

 Anak lebih mudah beradaptasi dengan temannya yang sama sama


mengalami/menyandang ketunaan,

 Anak termotivasi dan bersaing secara sehat dengan sesama


temannya yang senasib do sekolahnya, dan anak lebih mudah
bersosialisasi tanpa dibayangi rasa takut.
Ada empat bentuk penyelenggaraan
Pendidikan dengan system segregasi, yaitu:

a. Sekolah Luar Biasa (SLB)


b. Sekolah Luar Biasa Berasrama
c. Kelas jauh / kelas kunjung
d. Sekolah Dasar Luar Biasa
KELEMAHAN PENDIDIKAN SEGREGASI

 Sosialisasi terbatas
 Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal
 Bebas bersaing
 Egoistik, menumbuhkan kesenjangan kualitas pendidikan
 Efektif dan efisien untuk kepentingan individu
 Menumbuhkan disintegrasi
 Tidak terikat
 Mahal dan butuh fasilitas banyak Spesifik dan spesialis
PENDIDIKAN INTEGRASI

 Pendidikan integrasi adalah sistem pendidikan yang memberikan


kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-
sama dengan anak normal belajar dalam satu atap.
 Pada sistem keterpaduan secara penuh dan sebagian, jumlah anak
berkebutuhan khusus dalam satu kelas maksimal 10% dari jumlah siswa
keseluruhan. Selain itu dalam satu kelas hanya satu jenis kelainan.
Bentuk Layanan Pendidikan
Terpadu/Integrasi
Ada tiga bentuk keterpaduan dalam layanan
Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
menurut Depdiknas (1986). Ketiga bentuk
tersebut adalah:

 Bentuk kelas biasa


 Kelas biasa dengan ruang bimbingan
khusus
 Bentuk kelas khusus
KELEBIHAN PENDIDIKAN INTEGRASI

Dibandingkan dengan sistem segregasi, sistem integrasi ini merupakan suatu kemajuan, yaitu:

 Siswa berkebutuhan khusus dapat bermain bersama-sama dengan siswa pada umumnya.
Ini berarti ada proses sosialisasi sedini mungkin, saling mengenal antara siswa
berkebutuhan khusus dan yang tidak, begitu pula sebaliknya. Ini akan berdampak pada
pertumbuhan sikap siswa-siswa tersebut, yang akan bermanfaat pula kelak jika mereka
telah dewasa.
 Siswa berkebutuhan khusus mendapatkan suasana yang lebih kompetitif, karena di sekolah
umum ada lebih banyak siswa dibanding SLB.
 Siswa berkebutuhan khusus dapat membangun rasa percaya diri yang lebih baik.
 Siswa berkebutuhan khusus dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah yang dekat
dengan tempat tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang diminta; jadi tidak perlu
terpisah dari keluarga mereka.
 Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum, anak berkebutuhan
khusus akan mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa pada umumnya.
KELEMAHAN PENDIDIKAN INTEGRASI

 Kelemahan dari sistem integrasi ini adalah siswa anak berkebutuhan khusus harus
menyesuaikan diri dengan metode pengajaran dan kurikulum yang ada. Pada saat-
saat tertentu, kondisi ini dapat menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan
mengikuti mata pelajaran ”menggambar.” Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu
saja siswa yang merupakan anak berkebutuhan khusus tidak bisa ”menggambar.” Tapi,
karena mata pelajaran ini wajib dengan kurikulum yang ”ketat”, ”tidak fleksibel,”
tidaklah dimungkinkan bagi guru maupun siswa berkebutuhan khusus untuk
melakukan ”adaptasi atau subsitusi” –untuk mata pelajaran ”menggambar” tersebut.
Yang dimaksud substitusi adalah menggantikan mata pelajaran tersebut dengan tugas
lain yang memiliki nilai kompetensi sama. Misalnya, menggambar adalah mata
pelajaran yang melatih kreatifitas otak kanan untuk bidang visual; bisa digantikan
dengan tugas lain yang memiliki tujuan kompetensi sama atau setara, misalnya
mengarang.
PENDIDIKAN INKLUSIF

 Pendidikan Inklusif adalah proses pendidikan yang memungkinkan semua


anak berkesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan
kelas regular, tanpa memandang kelainan, ras, atau karakteristik lainnya
 Pendidikan inklusif bukan sekedar metode atau pendekatan pendidikan
melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan
antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun kehidupan
bersama yang lebih baik.
 Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk menyatukan hak semua orang
tanpa terkecuali dalam memperoleh pendidikan.
KELEBIHAN PENDIDIKAN INKLUSI

 Anak berkebutuhan khusus maupun anak pada umumnya dapat


saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan
kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan kebutuhan
pendidikannya dapat terpenuhi sesuai potensinya masing-
masing.
KELEMAHAN PENDIDIKAN INKLUSI

 Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya


pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah
inklusif menunjukkan betapa sistem pendidikan inklusi belum benar –
benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi sistem kurikulum pendidikan
umum yang ada sekarang memang belum mengakomodasi keberadaan
anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Sehingga
sepertinya program pendidikan inklusif hanya terkesan program
eksperimental.
KESIMPULAN

Dengan adanya pendidikan Segregasi, integrasi, dan Inklusi, para siswa


yang mempunyai disabilitas dapat menentukan alternatif yang tepat
untuk mendapatkan haknya dalam memperoleh pendidikan. Sebagai
pendidik, seharusnya berusaha untuk dapat mendidik para siswanya baik
itu dengan disabilitas ataupun yang tidak. Karena, pada dasarnya tidak
ada manusia yang sempurna.
“ Add your company slogan ”
PDGK440702

B. JENIS PELAYANAN
KEBUTUHAN KHUSUS

LOGO
 1. Layanan di Sekolah Biasa
Kekuatan dari model ini:
1. Mereka mendapat kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan anak normal.
2. Tidak digunakan lagi label kelainan.
3. Mereka tidak perlu mengadakan perjalanan terlampau jauh untuk pergi ke sekolah.

Kelemahan dari model ini:


1. Pembelajaran di kelas biasa mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
2. Jumlah siswa yang banyak di satu kelas biasa membuat perhatian guru
untuk ABK terbatas.
3. Kegiatan kelomppok kecil dan kegiatan individual sering tidak tersedia di
sekolah biasa
4. Guru tidak mendapat pelatihan khusus untuk menangani ABK.
 2. Sekolah Biasa dengan Guru Konsultan
Kekuatan dari model ini:
1. Konsultan dapat membantu para guru sehingga memungkinkan tersedianya metode
pembelajaran, program, dan materi yang khas untuk ABK
2. Dapat melayani lebih banyak siswa
3. Memberi pengaruh pada lingkungan belajar
4. Konsultan dapat mengoordinasikan layanan Pendidikan yang komprehensif bagi ABK.

Kelemahan dari model ini:


1. Guru Pendidikan khusus yang bertindak sebagai konsultan mungkin
dianggap sebagai orang luar, bukan sebagai staf pengajar.
2. Pengetahuan konsultan tentang ABK yang didapat dari pengalaman
mengajar langsung mungkin sangat urang
3. Kemungkinan terjadinya pemisahan antara pembelajaran dan
assessment.
 3. Sekolah Biasa dengan Guru Kunjung
Kekuatan dari model ini:
1. Guru kunjung dapat membantu mengidentifikasi dan melakukan diagnosis terhadap ABK di
sekolah biasa
2. Dapat memberi konsultasi pada guru sekolah biasa
3. Layanan yang diberikan bersifat paruh waktu
4. Dapat mengakomodasi kebutuhan beberapa sekolah
5. Merupakan cara yang ekonomis untuk melayani ABK ringan

Kelemahan dari model ini:


1. Guru kunjung mungkin kurang akrab dengan staf sekolah
2. Bantuan untuk ABK tidak dapat diberikan secara konsisten
3. Masalah transportasi yan sering sulit
4. Kesinambungan program kurang terpelihara
5. Tindak lanjut yang teratur juga kurang
4. Model Ruang Sumbar

Kekuatan dari model ini:


1. Model ini menekankan pada pengajaran remidial
2. GPK dapat berperan sebagai konsultan bagi guru-guru lain
3. Bimbingan khusus merupakan suplementasi dari pelajaran di kelas biasa
4. GPK dapat menyediakan pelajaran individual bagi ABK, terutama dalam bidang bermasalah bagi ABK
5. Mengurangi trauma

Kelemahan dari model ini:


1. Pengaturan jadwal mungkin menimbulkan masalah
2. Tidak sesuai untuk melayani ABK yang mengalami kesulitan belajar yang parah.
3. Peran guru dan GPK yang mungkin menimbulkan konflik
5 Model Kelas Khusus

Kekuatan dari model ini:


1. Setiap anak mempunyai program Pendidikan individu
2. Merupakan lingkungan belajar kondusif bagi penyandang kesulitan belajar parah
3. Menyediakan perhatian penuh dari seorang guru terhadap ABK
4. Menyediakan kondisi belajar khas secara penuh waktu

Kelemahan dari model ini:


1. Kontak atau interaksi dengan anak normal sangat terbatas
2. Harapan guru terhadap kemampuan siswa cenderung rendah
3. Memodelkan perilkau yang tidak diharapkan karena mereka berkumpul dengan sesama ABK
4. Kurang sesuai untuk ABK ringan dan sedang
6. Model Sekolah Khusus Siang Hari

Kekuatan dari model ini:


1. Para personal dan fasilitas yang ada dapat difungsikan secara penuh untuk melayani ABK
2. Dapat melayani ABK dalam jumlah banyak
3. Dapat merupakan pusat pelayanan untuk diagnosis, konseling dan mengajar
4. Dapat merupakan tempat untuk mengembangkan proses pembelajaran
5. Menyediakan kurikulum dal lingkungan belajar secara khusus
6. ABK masih dapat bersma keluarganya di luar jam sekolah.

Kelemahan dari model ini:


1. Selama waktu sekolah ABK tidak mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan anak normal
2. Biaya dapat sangat tinggi
3. Bukan merupakan lingkungan yang paling tak terbatas bagi ABK
4. Mengurangi tekanan untuk pengembangan layanan local sehingga layanan local mungkin tidak
berkembang karena sudah ada layanan di sekolah khusus ini
7. Model Sekolah dalam Panti Asuhan atau Rumah Sakit

Kekuatan dari model ini:


1. Menyediakan Latihan motoric secara teratur
2. Memberikan perhatian khusus pada gizi dan perawatan Kesehatan
3. Menyediakan kesempatan untuk menghayati kehidupan sekolah yang sejalan dengan
program Pendidikan di sekolah
4. Dapat menunjukkan prosedur diagnosis dan mengajar yang tepat
Kelemahan dari model ini:
1. Terpisah dari kehidupan masyarakat biasa
2. Memerlukan biaya yang cukup tinggi
3. Sering kekurangan staf yang melayani
4. Kualitas pelayanan sukar dikendalikan
C. PENDEKATAN KOLABORATIF DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN ABK

Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


berasumsi bahwa layanan Pendidikan terhadap ABK akan menjadi lebih efektif jika
dilakukan oleh satu tim yang berasal dari berbagai bidang keahlian, yang bekerja sama
dalam memenuhi kebutuhan ABK.

Dalam menangani ABK yang ada di sekolah biasa, guru dapat berkolaborasi dengan
1. Teman sejawat
2. Kepala sekolah
3. Orang tua siswa
“ Add your company slogan ”

LOGO

Anda mungkin juga menyukai