Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN ALTERNATIF DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPUH:
Dinul Sarjana Ashar,S.Psi.,M.Pd

Disusun oleh:
OSIT :202261027
SALSA NURTASYAH :202261068
DEVI YUNARI :2022061064
LISTIAWATI :2022610629
MUHAIMIN :202261
UUN FIDRIAN HARYAWAN :202261119
YULI WIDIA NINGSIH :202261134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya, sehingga
makalah ini dapat kami buat hingga selesai.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada bapak Dinul sarjana ashar,S.pdi.,M.pd dosen mata kuliah Pengantar Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat memahami apa
itu pendidikan dan PENDIDIKAN ALTERNATIF DI INDONESIA . Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca baik kami sendiri maupun teman - teman semua karena
keterbatasan pengetahuan kami, kami mohon maaf jika Masi banyak kekurangan
di dalam makalah ini.

Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan alternatif


1. Sekolah publik pilihan
2. Sekolah atau lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah
3. Sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent
4. Pendidikan di rumah (home based schooling atau home schooling)
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan sangat diperlukan oleh generasi muda untuk menjadi generasi


penerus bangsa. Seperti cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pemerintah juga membuat suatu kebijakan dalam program wajib belajar 9
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah juga menginginkan para pemuda
tumbuh menjadi generasi yang cerdas. secara akademik maupun karakter (moral).
Pemerintah menyediakan sarana dan prasana untuk belajar dengan membangun
lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan jasa untuk menampung,
mengembangkan potensi maupun bakat generasi muda. Maju tidaknya Suatu
Negara dapatdilihatdari seberapa baik kualitas pendidikan di Negara tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan sumber daya alam, khususnya sumber daya manusia nya.

Pada saat ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


semakin maju. oleh karena itu sarana dan prasarana yang ada di lembaga
pendidikan harus sinergi denagn perkembangan zaman saat ini. Akan tetapi, di
indonesia sendiri banyak kita jumpai lembaga- lembaga pendidikan khususnya
milik pemerintah yang sarana prasarananya kurang memadai, Sarana dan
prasarana yang kurang memadai tersebut misalnya mulai dari peralatan yang
mendukung proses pembelajaran, tenaga pengajar, materi pembelajaran. Jika
dilihat dari sudut pandang anak atau siswa, hal tersebut dapat mempengaruhi
proses pemahaman terhadap suatu meteri dalam proses pembelajaran. Setiap anak
memiliki karakter yang berbeda-beda. Selain itu, dalam proses pembelajaran yaitu
pada saat pemberian materi belajar, lingkungan juga menjadi faktor yang
berpengaruh, khususnya teman-teman yang berada di dalam kelas. Sehingga
terkadang membuat suasana pembelajaran menjadi kurang kondusif. pada
akhirnya anak (siswa) tidak maksimal dalam menerima materi yang diberika Oleh
karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu
dengan adanya pendidikan alternatif

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pendidikan alternatif?

2. Apa saja macam-macam pendidikan alternatif yang ada di Indonesia

3. Apa saja dampak positif dan negatif dari macam-macam pendidikan alternatif
diIndonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan alternatif.

2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam pendidikan alternatif yang ada


diIndonesia.

3. Untuk mengetahui apa saja dampak positif dan negatif dari macam-macam
pendidikan alternatif di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan alternatif di indonesia

Pendidikan alternatif kini marak sekali digunakan di indonesia. Ini terjadi


karena banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai di lembaga-lembaga
pendidikan milik pemerintah indonesia. Pendidikan diartikan sebagai proses
interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran
sedangkan pendidikan dalam arti luas pendidikan yang mencakup seluruh proses
hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara
formal, non formal maupun informal. sampai dengan suatu taraf kedewasaan
tertentu, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, alternatif adalah pilihan yang
merupakan keharusan. Jadi pendidikan alternatif bisa dikatakan usaha atau proses
pengubahan sikap dan tata laku yang menjadikan keharusan bagi seseorang atau
sekelompok dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran atau pelatihan.

Pendidikan alternatif merupakan istilah generic yang meliputi sejumlah besar


program atau cara pemberdayaan peserta didik yang dilakukan berbeda dengan
cara tradisional. Secara umum berbagai bentuk pendidikan alternatif itu
mempunyai tiga kesamaan, yaitu pendekatannya yang lebih bersifat individual,
memberikan perhatian lebih besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan
pendidik, serta yang dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.
Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal, melainkan
mencari materi dan metode dedaktik haru sampai kurikulum baru.

Menurut Nunuk Murniati, pendidikan seharusnya bersifat kontekstual. harus


disesuaikan dengan lingkungan. Pendidikan untuk kaum marjinal pun demikia.
Dimana konsep link and macth yang digembar-gemborkan oleh pemerintah orde
baru dalam pendidikan hanya menghasilkan sekrup-sekrup kapitalis yang dibuat
hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam mesin industri.
Menurut Jery Mintz (1994:xi) pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam
empat
bentuk pengorganisasian, yaitu:

1. sekolah public pilihan (public choice);

2. sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk):

3. sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent dan

4. pendidikan di rumah (home-based schooling).

Berikut ini akan dijelaskan pengertian serta dampak positif dan negative dari
masing-masing contoh pendidikan alternative diatas;

1. Sekolah publik pilihan

Sekolah public pilihanan adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara atau
dalam pengertian sehari-hari disebut sekolah negeri, yang menyelenggarakan
program belajar danpembelajaran yang berbeda dengan program konvensional,
namun mengikuti sejumlah aturan baku yang ditentukan.Komponen keluaran
biasanya diikuti aturan baku yang ditentukan. Rambu-rambu keluaran diusahakan
samaatau setara dengan rambu-rambu sekolah konvensional. Salah satu contoh
sekolah publik pilihan adalah sekolah terbuka atau korespondensi (jarak jauh).

Sekolah ini diselenggarakan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak


yang karena mengalami hambatan fisik, sosial-ekonomi, dan geografi tidak dapat
mengikuti sekolah konvensional/regular. Karena adanya hambatan itu maka
dikembangkan bahan belajar yang dapat dikemas dan dikirimkan kepada siswa.
Bahan belajar ini dapat berupa cetakan, rekaman suara,rekaman video, siaran
radio, siaran televisi, disket atau bentuk lain. Proses belajar-pembelajaran juga
berbeda dengan sekolah regular, yaitu dengan menerapkan konsep belajar
mandiri, belajarber kelompok sebaya, belajar kooperatif, tutorial serta pada waktu
dan tempat yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa. Namun ada sejumlah
aturan baku yang sama atau setara dengan sekolah regular dan yang harus diikuti,
seperti misalnya kenaikan kelas dan ujian akhir.
Dampak positif sekolah public pilihan adalah

1. Siswa dapat mengikuti pendidikan dengan biaya yang lebih murah.

2. Tidak perlu mengunjungi sekolah.

3. Siswa yang yang memiliki hambatan fisik, sosial ekonomi dan geografi dapat
sekolah.

Dampak negatif sekolah publik pilihan adalah

1. Terikat oleh aturan aturan baku yang telah ditentukan.

2. Keluaran juga masih terikat aturan baku tertentu.

3. Siswa tidak bisa menuntut terlalu banyak.

2. Sekolah atau lembaga pendidikan publik untuk siswa


bermasalah

Sekolah atau lembaga pendidikan public untuk siswa bermasalah juga mempunyai
banyak bentuk. Pengertian "siswa bermasalah" meliputi mereka yang:

1. Tinggal kelas karena lambat belajar.


2. Nakal atau mengganggu lingkungan (termasuk mereka dalam lembaga
pemasyarakatan anak.
3. Pasangan suami-isteri yang masih berusia sekolah, terutama ibu-ibu belia
yang tidak mungkinmengikuti sekolah regular karena harus mengurus
anaknya.
4. Korban penyalah gunaan obat terlarang atau minuman keras.
5. Korban trauma dalam keluarga karena perceraian orangtua, kekerasan,
atau gelandangan
6. Menderita karena masalah kesehatan, ekonomi, etnis atau kebudayaan,
termasuk anak-anak suka tersaing dan anak gelandangan
7. Putus sekolah karena berbagai sebab
8. Belum pernah mengikuti program pendidikan sebelumnya.
Tidak termasuk dalam kategori siswa bermasalah ini adalah mereka yang
menyandang kelainan fisik dan/atau mental seperti tuna rungu, tuna netra, tuna
daksa, tuna wicara, tuna ganda dsh.Pendidikan Alternatif: sebuah agenda
reformasi 3Program pendidikan bagi siswa bermasalah ini sulit, kalau boleh
dikatakan tidak mungkin untuk mengikuti standar atau berbasis pada sekolah
regular/ konvensional. Mereka itu memerlukan program pendidikan yang bersifat
fungsional bagi kehidupan mereka di masyarakat, dan yang bobotnya dinilai oleh
masyarakat...

Dampak positif sekolah atau lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah
adalah:

1. Siswa yang memiliki masalah dan tidak mungkin masuk sekolah reguler dapat
disekolah di tempat ini.

2. Program pendidikannya bersifat fungsional untuk hidup dalam lingkungan


dalam masyarakat.

3. Tidak terikat oleh aturan baku pemerintah.

Dampak negatif sekolah atau lembaga pendidikan publik untuk siswa


bermasalah adalah:

1. Siswa tidak dapat memiliki pengetahuan seluas sekolah reguler karena yang
diajarkan hanya hal yang fungsional.

2. Kurang bisa bersaing dalam pemerolehan pekerjaan karena kurangnya ilmu


pengetahuan.

3. Sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent

Sekolah swasta didirikan oleh perseorangan, yayasan atau perusahaan dengan


anggaran dana sendiri. Mulai dari lahan, infrastruktur gedung, tenaga pendidik,
serta biaya operasional sekolah seluruhnya disediakan dan dikelola oleh sekolah.
Biaya operasional sekolah didapat dari biaya pendidikan yang dibebankan kepada
anak didik. Umumnya sekolah ini juga memiliki fasilitas yang lebih baik dari
pada sekolah pemerintah dalam upaya persaingan dalam peningkatan mutu
pendidikan. Karena itulah umumnya biaya yang harus dikeluarkan oleh wali
murid pun akan jauh lebih mahal dari pada sekolah negeri.

Dalam upaya peningkatan kualitas lulusan baik dari sisi intelektualitas dan
keahlian pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta. Pemerintah memberikan
izin bagi perseorangan, yayasan atau perusahaan yang ingin mendirikan sekolah
dengan biaya dan pengelolaan yang mereka atur sendiri, tetapi tetap dalam
pengawasan pemerintah. Hal ini sebagai realisasi dari tuntutan zaman yang
semakin membutuhkan sumber daya manusia yang lebih cerdas dan memiliki
keahlian tertentu sehingga mampu bersaing dengan tenaga-tenaga dari luar negeri
dan siap terjun dalam dunia kerja yang sangat kompetitif.

Akan tetapi tidak serta merta sekolah swasta mumpuni dan lebih baik daripada
sekolah-sekolah negeri. Adanya sekolah swasta juga menimbulkan dampak positif
maupun dampak negatif bagi sistem pendidikan Indonesia. Berikut adalah
dampak-dampak dari adanya sekolah sawasta di Indonesia:

➤ Dampak Positif

1. Peserta didik mendapatkan perhatian dan perlakuan guru yang lebih intensif
di kelas. Di sekolah swasta perhatian terhadap perkembangan dan kemajuan
prestasi peserta didik lebih menonjol. Hal ini disebabkan karena pada umumnya
jumlah peserta didik di sekolah swasta jauh lebih banyak daripada di sekolah
negeri. Daya tampung tiap kelas pada sekolah swasta yang sedikit memudahkan
guru untuk mengkoordinir kelas sehingga membuat guru lebih banyak dan lebih
mudah untuk memberikan perhatian penuh terhadap peserta didiknya. Hal tersebut
juga memudahkan guru untuk mengatasi masalah yang dialami oleh peserta
didiknya.

2. Terciptanya pola pengajaran serta program dan kurikulum yang tidak statis.
Sekolah swasta biasanya memakai pola pengajaran secara dinamis. Sekolah
swasta internasional umumnya menggunakan kurikulum internasional sebagai
pedoman penyelenggaraan pendidikannya, seperti kurikulum Cambridge, New
York. Australia, New South Wales, dan Singapura. Kedua hal tersebut sangat
berpengaruh pada prestasi dari peserta didik.

3. Menciptakan cara belajar peserta didik yang aktif. Cara belajar murid
sekolah swasta banyak melakukan diskusi dengan guru, presentasi di depan kelas,
berdebat dan beradu argumentasi. Hal ini menyebabkan murid sekolah swasta
pandai dalam menyampaikan pendapatnya dan lebih berani serta aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.

4. Sarana dan prasarana serta fasilitas yang lebih memadai bagi peserta didik.
Biasanya sarana dan prasarana yang ada dalam sekolah swasta lebih memadai
dibandingkan dengan sekolah-sekolah negeri dan hal tersebut memiliki pengaruhh
besar terhadap pengembangan minat dan bakat peserta didik. Fasilitas di sekolah
swasta bisa jadi sangat lengkap. Mulai dari ruangan kelas ber-AC, laboratorium,
fasilitas olahraga, hingga halaman parkir yang luas. Branding sekolah swasta juga
dapat melalui hal ini, karena prinsip sektor swasta yang mengutamakan pelayanan
prima dan kepuasan untuk customer-nya. Sedangkan sekolah negeri memiliki
fasilitas yang standar untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.

 Dampak Negatif

1. Menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif. Persepsi tersebut


umumnya berdasar pada kualitas output atau kelulusan siswa suatu sekolah.
Sehingga otomatis sekolah tersebut dianggap favorit oleh masyarakat dan
menggiring para calon siswa baru untuk berbondong-bondong masuk ke sekolah
tersebut. Namun demikian. persepsi sekolah favorit ini menggiring sebagian besar
siswa yang memiliki nilai tinggi untuk mendaftar ke sekolah negeri. Akibatnya,
pada proses pendaftaran siswa baru sebaran nilai tidak merata, karena pemegang
nilai tinggi terkonsentrasi pada sekolah negeri favorit. Akan tetapi keberhasilan
sekolah tidak tergantung pada input siswa.

2. Adanya gengsi orang tua. Karena adanya persepsi negatif masyarakat pada
sekolah swasta membuat orangtua hanya berpikir bahwa sekolah negeri
memberikan gengsi bagi anak-anaknya. Karena itulah, para orangtua memaksakan
dengan berbagai cara untuk anaknya bisa diterima di sekolah negeri. Padahal tidak
selalu sekolah swasta atau yang non favorit nilainya kalah dengan sekolah negeri
yang dikenal favorit

3. Membutuhkan atau memakan banyak biaya untuk operasional sekolah.


Karena sekolah swasta cenderung ingin memenuhi sarana prasarana dan fasilitas
sekolah, schingga hal tersebut membuat peserta didik dituntut untuk membayar
mahal guna pengoperasian sekolah tersebut.

4. Pendidikan di rumah (home based schooling atau home


schooling)
Home Schooling secara makna memiliki arti bersekolah di area rumah. Seluruh
kegiatan atau aktivitas belajar mengajar yang seharusnya dilaksanakan di sekolah,
dengan model Home Schooling ini dapat dilakukan di rumah sehingga peserta
didik lebih leluasa melakukan aktivitasnya tanpa harus mempersoalkan waktu,
tidak harus sibuk mandi pagi. sarapan, maupun memakai pakain seragam setiap
harinya, karena guru yang akan mendatangi rumah peserta didik. Homeschooling
diakui dan disahkan keberadaannya di Indonesia. Hal ini diatur dalam UU No.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pakar-pakar pendidikan menyatakan bahwa model pendidikan Home


Schooling diharapkan mampu mengembangkan dan membangun potensi peserta
didik yang kurang maksimal jika berada di sekolah karena faktor lingkungan
sekolah yang kurang mendukung. menjadi lebih optimal dengan belajar di rumah.
Meskipun demikian model pembelajaran seperti ini tidak seluruhnya memberikan
dampak yang baik hagi peserta didik. Berikut dampak postif maupun negatif
model pendidikan altenatif Home Schooling:

 Dampak Positif

1. Kebebasan dalam belajar. Artinya anak tidak merasa tertekan dengan


tuntutan sistem pembelajaran di sekolah formal. Anak dapat belajar sesuai dengan
keinginan nya dia sendiri dan anak pun tidak selalu dibebani dengan berbagai
tugas yang terkadang memberatkan. Mereka bebas menentukan apa yang ingin
mereka pelajari dan kapan mereka ingin belajar,

2 Kebebasan emosional. Tekanan, kompetisi dan kebosanan merupakan


bagian yang paling khas dari sekolah. Pergaulan bebas, tawuran, rokok dan obat-
obat terlarang juga merupakan hal yang ditakuti orangtua yang tak bisa
mengawasi putra- putrinya sepanjang waktu. Dengan HomeSchooling, pengaruh
negatif ini dapat di hindari.

3. Hubungan Keluarga semakin dekat. HomeSchooling berperan penting dalam


meningkatkan hubungan antar semua anggota keluarga. Ini sangat
menguntungkan bagi orang tua yang memiliki anak berusia belia. Umumnya, di
usia yang masih belia, mereka cenderung bersikap suka menentang dan
berperilaku destruktif. Namun dampak ini berkurang setelah mereka mengikuti
homeschooling

4. Terlepas dari beban fisik. Berdasarkan pengalaman para orang tua yang
anak- anaknya menjalani homeschooling, mereka mengaku memiliki banyak
waktu luang setelah anak mereka meninggalkan sistem sekolah umum. Ritme
kehidupan mereka tidak lagi berputar pada jam sekolah anak, tugas sekolah
ataupun pertemuan di sekolah yang wajib mereka hadiri.

5. Memiliki waktu istirahat yang cukup. Tidur sangat penting bagi kesehatan
emosional dan fisik anak. terutama anak berusia belasan tahun. Rutinitas bangun
pagi pada sekolah umum terkadang membuat mereka merasa letih. Namun dengan
Home Schooling, mereka bisa mengatur jadwal tidur dengan baik.

6. Meminimalisir pengaruh lingkungan luar terhadap diri peserta didik. Home


Schooling mengurangi kontak sosial dengan lingkungan luar yang dapat
memberikan pengaruh buruk seperti narkoba, tawuran, maupun pergaulan bebas.

7 Mengakomodasi potensi kecerdasan peserta didik secara maksimal. Home


Schooling mengakomodasi potensi kecerdasan anak secara maksimal karena
setiap anak memiliki keberagaman dan kekhasan minat, bakat, dan ketrampilan
yang berbeda-beda, potensi ini akan dikembangkan secara maksimal bila keluarga
memfasilitasi suasana belajar yang mendukung dirumahnya sehingga anak didik
benar-benar merasa home dalam proses pembelajarannya.

 Dampak Negatif

1. Peserta didik menjadi kurang pergaulan (kuper). Mereka merasa


individualis serta terkadang merasa paling hebat karena tidak merasakan
kompetisi meraih peringkat terbaik. sehingga tidak bisa mengukur kekurangan diri
sendiri dibandingkan siswa yang lain.

2. Seluruh rutinitas dilaksanakan di rumah. Rutinitas belajar secara


keseluruhan dilakukan di drumah tanpa ada perubahan suasana belajar, sehingga
terkadang membuat kejiwaan siswa kurang baik. Keadaan ini menjadikan pula
siswa kurang mandiri dan kurang realistis menghadapi problem sosial yang
timbul.

3. Tidak ada kompetisi atau persaingan. Anak tidak bisa membaningkan


sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusia dia. Selain itu
anak belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika
memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya.
4. Lingkup interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial terbatas.
Padahal hal inilah yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar
hidup di masyarakat. Seharusnya pada masa kanak-kanak hubungan dengan teman
sebaya adalah suatu tahap dan masa yang sangat penting.

5. Bagi orang tua tunggal yang anaknya menjalani homeschooling, mungkin


agak sulit untuk mengatur waktu. Karena kesibukan di kantor, seringkali orangtua
tak punya waktu untuk melihatkan dan berinteraksi dengan anak saat belajar.
Padahal salah satu keberhasilan metode ini adalah dukungan dari orangtua.

6. Bersama Anak selama 24 jam dalam seminggu.Tidak perlu disangkal jika


orangtua yang memilih homeschooling unutk anaknya dengan mengajarinya
sendiri berarti orangtua harus siap menghabiskan waktu dengan anaknya lebih
banyak. Apabila orangtua tidak menikmati kebersamaan dengan mereka, maka
homeschooling bukanlah pilihan yang tepat.

7. Biaya pendidikan yang mahal. Bagi orangtua yang baru saja membina
karier finansial adalah salah satu masalah yang dihadapi. Dapat dipastikan biaya
yang dikeluarkan untuk pendidikan home schooling lebih besar dibanding dengan
pendidikan formil disekolah umum.

Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing. Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih
sesuai untuk kondisi yang berbeda. Sehingga daripada mencari sistem yang super,
lebih baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi
keluarga.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pendidikan alternatif merupakan istilah generic yang meliputi sejumlah


besar program atau cara pemberdayaan peserta didik yang dilakukan berbeda
dengan cara tradisional. Secara umum berbagai bentuk pendidikan alternatif itu
mempunyai tiga kesamaan, yaitu pendekatannya yang lebih bersifat individual,
memberikan perhatian lebih besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan
pendidik, serta yang dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.

2. Macamp endidikan alternative yaitu sekolah public pilihan (public choice),


sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk).
sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent dan pendidikan di rumah (home-
based schooling).

3. Dampak positif dan negatif dari macam-macam pendidikan alternatif


adalah:

a. Sekolah public pilihan (public choice), dampak positifantara lain siswa


dapat mengikuti pendidikan dengan biaya yang lebih murah. Tidak perlu
mengunjungi sekolah, siswa yang yang memiliki hambatan fisik, sosial ekonomi
dan geografi dapat sekolah. Sedangkan dampak negatifnya antara lain terikat oleh
aturan aturan baku yang telah ditentukan, keluaran juga masih terikat aturan baku
tertentu, siswa tidak bisa menuntut terlalu banyak.

b. Sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at


risk), dampak positifnya antara lain siswa yang memiliki masalah dan tidak
mungkin masuk sekolah reguler dapat di sekolah di tempat ini, program
pendidikannya bersifat fungsional untuk hidup dalam lingkungan dalam
masyarakat, tidak terikat oleh aturan baku pemerintah. Sedangkan dampak negatif
antara lain siswa tidak dapat memiliki pengetahuan seluas sekolah reguler karena
yang diajarkan hanya hal yang fungsional. kurang bisa bersaing dalam
pemerolehan pekerjaan karena kurangnya ilmu pengetahuan, siswa tidak dapat
memiliki pengetahuan seluas sekolah reguler karena yang diajarkan hanya hal
yang fungsional, kurang bisa bersaing dalam pemerolehan pekerjaan karena
kurangnya ilmu pengetahuan.

c. Sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent, dampak positifnya


antara lain. peserta didik mendapatkan perhatian dan perlakuan guru yang lebih
intensif di kelas. menciptakan cara belajar peserta didik yang aktif, menciptakan
cara belajar peserta didik yang aktif, sarana dan prasarana serta fasilitas yang lebih
memadai bagi peserta didik. Sedangkan dampak negatifnya antara lain
menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif, adanya gengsi orang tua,
membutuhkan atau memakan banyak biaya untuk operasional sekolah.

d. pendidikan di rumah (home-based schooling). dampak positifnya antara


lain kebebasan emosional, hubungan keluarga semakin dekat, terlepas dari beban
fisik, memiliki waktu istirahat yang cukup. meminimalisir pengaruh lingkungan
luar terhadap diri peserta didik, mengakomodasi potensi kecerdasan peserta didik
secara maksimal. Sedangkan dampak negatifnya antara lain peserta didik menjadi
kurang pergaulan (kuper), seluruh rutinitas dilaksanakan di rumah, tidak ada
kompetisi atau persaingan, lingkup interaksi dengan teman sebaya dari berbagai
status sosial terbatas, bagi orang tua tunggal yang anaknya menjalani
homeschooling, mungkin agak sulit untuk mengatur waktu, bersama anak selama
24 jam dalam seminggu.

B. SARAN

1. Bagi pemerintah

Melakukan pemerataan terhadap pemenuhan kebutuhan akan fasilitas, sarana dan


prasarana seperti alat penunjang pembelajaran dan tenaga kependidikan pada
semua lembaga pendidikan, khususnya milik pemerintah.
2. Bagi masyarakat

Masyarakat khususnya para orangtua diharapkan mampu memahami potensi


anak- anaknya dan disesuaikan dengan minat maupun kesukaan dalam memilih
sekolah maupun bidang yang diinginkan, supaya bakat maupun potensi bisa
dikembangkan dengan optomal.
DAFTAR PUSTAKA

Purbakawatja, Soegarda dan H. A. H Harahap, 1982. Ensiklopedi Pendidikan.


Jakarta:Gunung Agung.

Sumardiono. 2007. Homeschooling, Lompatan Cara Belajar. Jakarta: PT. Elex


MediaKomputindo.

Tilaar. H. A. R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahyoctome 1997. Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa


Depan. Jakura:Gema Insani Press.

http://www.psikologizone.com/pengertian.homeschooling.indonesia

Anda mungkin juga menyukai