PROPOSAL TESIS
Oleh
Robiatul Adawiyah
NIM 202086130012
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
masyarakat kita, tetapi ketiganya lebur menjadi satu pengertian baru tentang
dan kualitas akal serta kejernihan dalam berfikir. Selain itu dapat juga
mengajak anak didik untuk berfikir dengan cermat dan mendalam, selalu
mendorong untuk berkreativitas dan berfikir tentang alam dan makluk hidup.
tersebut, akan sangat berpengaruh dan efektif apabila diberikan sejak masa
1
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) hal 36
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989, Tentang Pendidikan Nasional
secara istilah disebut anak cacat atau anak berkelainan, atau juga bisa disebut
(ABK) antara lain seperti anak penderita autis, anak tuna grahita, anak tuna
netra, anak tuna daksa, anak tuna rungu, anak dengan tuna ganda, anak tuna
adiktif lainnya, dan anak cerdas istimewa, yang mana anak dengan kebutuhan
khusus dapat dikenali sejak bayi, utamanya yang berada pada level kebutuhan
Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai solusi dari keadaan anak agar bisa
khusus yang mendekati normal tidak bisa bersosialisasi dengan anak reguler.
Sehingga ketika mereka lulus pada tingkat SLB mereka cenderung kaku dan
ideal. Maka, muncullah model pendidikan inklusi, dimana anak reguler dan
oleh anak.
reguler. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak Anak Berkebutuhan khusus
hal ini bertentangan dengan undang-undang dasar 1945 pada pasal 31 ayat 1
yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
mempunyai hak dan perlindungan yang jelas yang sudah tertera dalam UUD
1945 untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta memadai dan tidak
(ABK), sehingga bisa terlayani dengan baik melalui partisipasi penuh sebagai
dalam suksesnya pendidikan atau sekolah inklusi adalah seorang guru, baik
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional
(Bandung: Citra, 2006) hal 76
Menurut Fredickson & Cline “Pendidian inklusi memiliki prinsip
adanya tuntutan yang besar bagi guru reguler maupun pendamping khusus. Ini
menuntut pergeseran besar dari tradisi ‘ mengajarkan materi yang sama kepada
semua siswa di kelas’ menjadi mengajar setiap anak sesuai dengan kebutuhan
strategi belajar.”4
Khusus (ABK) pada sekolah inklusi masih belum mendapat hak yang sama
dengan anak reguler dan tingkat keadilannya masih belum didapat sepenuhnya.
Darul Ulum Rejosari sebagai lokasi penelitian. Penetapan lokasi dan penelitian
berada di bawah naungan yayasan, tetapi sekolah ini berani untuk menerapkan
pendidikan inklusi. Peneliti berpendapat hal ini merupakan sesuatu yang unik
4
Rusdiyanto, Implementasi Pendidikan Inklusi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(Tesis), (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang), 2015. Hal 02
Ketiga, alasan urgen yang lain adalah bahwa pelaksanaan sekolah
inklusi belum didukung dengan fasilitas yang baik. Baik dari segi
Inklusi Darul Ulum Rejosari Pasuruan” sebagai tindak lanjut dari penelitian
sebelumnya.
B. Fokus Penelitian
Berkebutuhan Khusus?
Rejosari Pasuruan?
C. Tujuan Penelitian
Berkebutuhan Khusus.
2. Untuk mengetahui, menganalisis, dan menginterpretasi Implementasi
D. Kegunaan Penelitian
khusus.
sebagai warga masyarakat yang memiliki hak yang sama dengan orang
lain.
sekolah Inklusi.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda
konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut
3. Multikultural
5
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hal 98
Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan.
dan politik.
5. Sekolah Inklusi
teman seusianya yang hanya penulis batasi hanya pada tingkat sekolah
dasar.
BAB II
KAJIAN TEORI
sama dengan siswa reguler di dalam satu kelas dan diajar oleh guru yang
sama berpengaruh terhadap kerja sama dan tanggung jawab dalam proses
yang sudah ditugaskan agar mencapai hasil yang maksimal. Selain itu
siswa juga mampu memiliki rasa kasih kepada orang lain serta ingin
menggunakan kelas inklusi sistem reguler pull out, dan dalam proses
6
Idatul Milla, Pengaruh Pendidikan Inklusif Terhadap Keterampilan Sosial dan Self Esteem Siswa
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, UIN Maulana
Malik Ibrahim, Malang, 2018
pembelajarannya guru pendidikan agama Islam maupun guru pendamping
kelas yang tidak begitu luas dapat membatasi ruang gerak anak. Ketidak
7
Qori Cahyadi “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sd
Muhammadiyah 04 Batu”, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2020
tersediaan Guru Pendamping Khusu (GPK) juga dapat
menjadi lebih berat. Hal ini dapat menjadi faktor penghambat dalam
dilakukan
B. Kajian Teori
1. Nilai Multikultural
a. Pengertian Nilai
tindak kebaikan suatu hal, Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal yang
benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah
b. Pengertian Multikultural
Kultur atau budaya tidak dapat dipisahkan dari empat hal yaitu aliran
atau agama, etnis atau ras, suku, dan budaya. Hal ini menunjukkan
etnik.13
khusus, yaitu:14
jenis apa, kapan waktu makan, dan bagaimana cara makan. Kultur
12
Hujair AH. Sanaky, Dinamika Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia (Yogyakarta:
Kaukaba, 2016), hal 186
13
Ain al-Rafiq Dawam, Emoh Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal 99
14
Ngainun Naim & Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta:
Ar-ruzz Media, 2011), hal 123-125
juga dapat menyesuaikan diri kita dengan keadaan alam secara
masyarakat.
jelas.
melanjutkan keturunan.
sosial-historis masing-masing.15
15
Parsudi Suparlan, “Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural”, Simposium
Internasional Bali, Jurnal Antropologi Indonesia), Denpasar Bali, 16-21 Juli 2002.
Menurut Abdullah yang dikutip oleh Ngainun Naim dan
kesetaraan budaya.16
berbagai cara hidup yang penuh arti dalam segala kegiatan manusia,
c. Nilai Multikultural
16
Ngainun Naim & Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta:
Ar-ruzz Media, 2011), hal 125
17
Hujair AH. Sanaky, Dinamika Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia (Yogyakarta:
Kaukaba, 2016), hal 188
humanisme, kemudian dengan ketiga hal tersebut siswa diharapkan
sehari-hari.
nir kekerasan.
umum terdapat empat nilai inti (core values) antara lain: Pertama,
bumi.
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya.18 Sesuai dengan kata
umumnya.19
lingkungan.
1) Tunagrahita
perkembangan.
2) Kesulitan Belajar
3) Hyperactive
mental retardation.
anak akan selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, selain
kerjanya.
4) Tunalaras
5) Tunarungu wicara
20
Budi Satmoko Santoso, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak , hal 131-132.
pendengaran, yaitu gangguan pendengaran sangat ringan (27-40
6) Tunanerta
golongan yaitu buta total (blind) dan low vision. Karena tunanetra
7) Autistik
8) Tunadaksa
9) Tunaganda
3. Sekolah Inklusi
pendidik, istilah ini dilihat sebagai deskripsi yang lebih positif dalam
kelainannya.22
lainnya.
atau kesulitan yang mungkin dimiliki oleh anak. Anak normal dan
dan bertoleransi akan terbentuk dalam diri anak didik. ABK akan
masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 23 Data deskriptif ini berupa
gambaran tempat penelitian yang ada di Sekolah Inklusi Darul Ulum Rejosari
oleh peneliti yang kemudian akan dianalisis. Menurut pendekatan ini data
deskripsi pembelajaran yang ada dimana menjadi tujuan dari penelitian ini.
Jenis penelitian yang dipakai dalam proposal tesis ini adalah jenis Jenis
penelitian yang digunakan dalam proposal tesis ini adalah jenis penelitian
B. Kehadiran Peneliti
kualitatif, sebab pengumpulan data yang berupa perilaku nyata yang dapat
23
Lexy J. Moloeng, Merodelogi Penelitian Kualitatf, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
hal 15.
24
Sugiono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2009), hal
3.
memerlukan kehadiran peneliti dilokasi.25 Adapun peneliti yang merupakan
a) Tahap Pendahuluan, pada tahap ini secara tidak formal peneliti menghadap
fokus dari penelitian yang akan dilakukan serta meminta izin untuk
yang kurang lengkap serta untuk konfirmasi keabsahan data dari hasil
C. Setting Penelitian
salah satu sekolah yang terletak di Desa Rejosari termasuk dalam wilayah
25
Wiwin qomariyah, Skripsi: “Implementasi Metode Apel Dalam Menghafal Juz’Amma Guna
Meningkatkan daya Ingat Santri Madin Children” (Pasuruan: FAI Universitas Yudharta Pasuruan,
2015), hal 46.
Darul Ulum ini memiliki sekolah formal dari jenjang RA hingga MTs serta
D. Sumber Data
1. Data Primer
dan dokumentasi dengan ibu Khuliyati, S.Pd selaku kepala sekolah, Ibu
Ana Junaidiah, S.Pd selaku Waka Kurikulum, dan Tenaga Pendidik yang
ada di Darul Ulum Rejosari serta proses proses pembelajaran pada Anak
2. Data Skunder
langsung melalui instansi.27 Jadi data yang diperoleh dari sumber kedua
dari data yang kita butuhkan. Data ini berupa data-data yang diperlukan
26
Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia ( Cara Praktis Mendeteksi Dimensi – Dimensi Kerja
Karyawan).( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hal 32.
27
Sarmanu, Dasar Metodologi Peneletian Kuantitatif, Kualitatif, dan Statistika (Surabaya:
Airlangga University Press, 2017), hal 11.
buku, jurnal, maupun dokumen lainnya. Adapun data yang berupa
dokumen yaitu berupoa profil sekolah dan data siswa Anak Berkebutuhan
karena tujuan dalam suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data. Adapun
1. Wawancara
Khusus di Sekolah Inklusi Darul Ulum Rejosari yang mana nantinya akan
Kurikulum, dan Tenaga Pendidik yang ada di Sekolah Inklusi Darul Ulum
28
Eko Budiatro dan Dewi Dewi Anggraeni, Pengantar Epidemiologi (Jakarta: Buku Kedokjteran
EGC, 2003), hal 40.
29
Budiatro dan Anggraeni, Pengantar Epidemiologi, 194.
a) Wawancara Terstruktur
penelitian.
2. Observasi
dan pencatatan terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode
30
Budiatro dan Anggraeni, Pengantar Epidemiologi, hal 190.
31
Budiatro dan Anggraeni, Pengantar Epidemiologi, hal 197.
32
Swardi Endraswara, Metode, Teori,Teknik, Penelitian Kebudayaan (Tangerang:PT.Agro Media
Pustaka,2006)cet.1, hal 133.
3. Dokumentasi
informasi yang lebih valid, yang diperoleh dari wawancara dan observasi.
F. Analisis Data
tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif dapat di
bersifat cermat dan tekun. Peneliti harus fokus pada tujuan penelitian dan
tahap selanjutnya dalam penelitian yaitu analisi data. Peneliti dengan metode
33
Burhan Bungin, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hal 37
34
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. (Yogyakarta: Andi, 2004), hal 155
Komponen analisis dalam penelitian ini ada tiga, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah meilih data yang paling penting dari data yang
tidak terlalu penting. Dalam proses pengumpulan data tentu peneliti akan
tersebut. Namun dari seluruh data yang terkumpul peneliti harus memilih
lagi data mana yang paling relevan dengan subjek penelitiannya. Proses
inilah yang dikenal sebagai reduksi data. Peneliti harus melakukan reduksi
tersebut.35
2. Penyajian Data
data. Semua data yang diperoleh oleh peneliti kemudian disajikan dalam
3. Transkrip Wawancara
tertulis. Atau secara sederhana adalah menulis hasil wawancara baik yang
yang bersifat percakapan (bahsa lisan) menjadi sebuah data yang deskriptif
(bahasa tulisan).
35
Nasution., Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsio, 2003), hal 126
G. Pengecekan Keabsahan Data
perbedaan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain. Yakni
sumber antara lain kepala sekolah, waka kurikulum, dan tenaga pendidik
yang terlibat.
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang
atau subjek lain untuk menentukan data yang benar, atau mungkin
36
Firdaus dan Fakhry Zamzam, Aplikasi Metodologi Penelitian ( Yogyakarta:
Deepublish, 2018), 110-111.
observasi pada kepala sekolah, waka kurikulum, dan tenaga pendidik
yang terlibat.
H. Tahapan Penelitian
1. Persiapan
lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta
orang-orang/organisasi.
c. Mengurus perizinan
penelitian.
37
Djam’an Satori dan Aan komariah, Metodologi penelitian kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011),
171.
Proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan,
karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan
2. Lapangan
sumber
3. Pengolahan Data
a. Analisis Data
dalam hal ini bisa melakukan interpretasi dari data yang didapatkan
dilapangan.
b. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Nasional
Nasional
Utama.
Malang.
Kalijaga, Yogyakarta.
Pelajar.
David J Smith, Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua (Bandung: Nuansa, 2006),
hal 45
Alfabeta.
Eko Budiatro dan Dewi Dewi Anggraeni, Pengantar Epidemiologi (Jakarta: Buku
Deepublish, 2018.