0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
382 tayangan8 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang UTS Pendidikan Inklusif yang diikuti oleh Indarwati Sholikhah dari kelas 2018B;
(2) Dokumen tersebut membahas konsep manusia sebagai makhluk educable dan educandum serta hubungannya dengan pendidikan inklusif;
(3) Dokumen tersebut juga membahas konsep Indonesia menuju pendidikan inklusif yang tercermin dalam Deklarasi Bandung.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang UTS Pendidikan Inklusif yang diikuti oleh Indarwati Sholikhah dari kelas 2018B;
(2) Dokumen tersebut membahas konsep manusia sebagai makhluk educable dan educandum serta hubungannya dengan pendidikan inklusif;
(3) Dokumen tersebut juga membahas konsep Indonesia menuju pendidikan inklusif yang tercermin dalam Deklarasi Bandung.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang UTS Pendidikan Inklusif yang diikuti oleh Indarwati Sholikhah dari kelas 2018B;
(2) Dokumen tersebut membahas konsep manusia sebagai makhluk educable dan educandum serta hubungannya dengan pendidikan inklusif;
(3) Dokumen tersebut juga membahas konsep Indonesia menuju pendidikan inklusif yang tercermin dalam Deklarasi Bandung.
Kelas : 2018B NIM : 18010684023 Mata Kuliah : Pendidikan Inklusif
UTS PENDIDIKAN INKLUSIF
Lembar Jawaban.
1. Hakikat manusia sebagi makhluk educable dan makhluk educandum.
a. Penjelasan dua konsep tersebut terkait anak berkebutuhan khusus punya untuk memperoleh pendidikan yaitu : - Manusia sebagai makhluk educable adalah manusia yang dapat dididik dan memiliki kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut masih potensial, atau ada dalam bentuk benih potensial yang perlu dikembangkan. Anak berkebutuhan khusus memiliki hal yang sama meskipun dilahirkan dengan cacat, namun memiliki berbagai potensi yang perlu digali dan dikembangkan. Anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh pendidikan sesuai dengan kemampuan potensinya tanpa harus dipaksa. Misalnya, seorang anak tunanetra memiliki kemampuan pendengaran yang baik dalam memahami berbagai suara, bahkan ada yang lebih detil. - Manusia sebagai makhluk educandum adalah manusia yang dapat memperoleh pendidikan dan harus mendapat pendidikan. Saat manusia lahir, mereka memiliki kemampuan untuk bersikap rasional dan beradaptasi dengan lingkungan. Meskipun hewan memiliki naluri, mereka tidak rasional. Oleh karena itu, manusia adalah makhluk yang berpendidikan dan harus dididik agar dapat beradaptasi dengan lingkungan. Diperlukan waktu yang lama untuk mendidik manusia, sehingga mereka memperoleh ilmu untuk mengembangkan kemampuannya dan beradaptasi dengan lingkungan. Anak berkebutuhan khusus juga harus mendapatkan pendidikan dan pendidikan yang sesuai, serta menjadi sama dengan anak normal lainnya sesuai dengan potensi kemampuannya, serta memberikan pelayanan khusus sesuai jenis kebutuhan khusus. Hal ini diperlukan agar dirinya lebih mudah beradaptasi dan mampu memahami ilmu yang dipelajarinya. b. Proses pelaksanaan bahwa manusia sebagi makhluk educable dan makhluk educandum yaitu Manusia sebagai makhluk educable dan makhluk educandum yang dimana manusia merupakan makhluk yang dapat dididik dan mendidik. Sehingga proses pelaksanaan bahwa manusia sebagi makhluk educable dan makhluk educandum yaitu adanya proses pendidikan sebagai interaksi pluralistis antara manusia dengan manusia, dengan lingkungan alamiah, social dan cultural akan sangat ditentukan oleh aspek manusianya. Kedudukan manusia sebagai subjek dalam masyarakat dan di alam semesta ini memiliki tanggung jawab besar dalam mengemban amanat untuk membina dan mengembangkan manusia sesamanya. Memelihara lingkungan hidup bersama lebih jauh manuis bertanggung jawab atas martabat kemanusiaanya. Proses pendidikan akan dapat membantu manusia untuk merealisasikan dirinya, memanusiakan manusia. Pendidikan akan berusaha membantu manusia untuk menyingkapkan dan menemui rahasia alam, mengembangkan fitrah manusia yang merupakan potensi untuk berkembang, mengarahkan kecenderungan dan membimbingnya demi kebaikan dirinya dan masyarakat. Pada akhirnya dengan pertolongan dan bimbingan tadi, manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya. c. Hubungan antara ilmu pendidikan dengan pendidikan inklusif dari sisi kajian material yaitu ilmu pendidikan berkontribusi dengan adanya pendidikan inklusif dimana adalah hak asasi, dan ini merupakan pendidikan yang baik untuk meningkatkan toleransi sosial. Pendidikan inklusif merujuk pada pendidikan untuk semua yang berusaha menjangkau semua orang tanpa kecuali. Perubahan pendidikan melalui pendidikan inklusif memiliki arti penting khususnya dalam kerangka pengembangan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Secara teoritis pendidikan inklusif adalah proses pendidikan yang memungkinkan semua anak berkesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan kelas reguler, tanpa memandang kelainan, ras, atau karakteristik lainnya. 2. Konsep Indonesia menuju pendidikaan inklusif dapat dicermati dalam Deklarasi Bandung a. Pada Deklarasi Bandung ini memuat tentang himbauan tertulis yang menyatakan bahwa anak yang berkelainan dan anak yang berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya peratura-peraturan tertulis di dunia maupun di indonesia sendiri seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), diperjelas oleh Konvensi Hak Anak (1989) dll. Makna dari kedua statement Deklarasi Bandung tersebut yang memberi kesepatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh hak pendidikan yang berkualitas yaitu pada deklarasi bandung sendiri mengandung sebuah tujuan pendidikan inklusif yaitu untuk mengurangi krisis psikologi pada anak berkebutuhan khusus. Deklarasi bandung merupakan himbauan kepada pihak-pihak terkait seperti pemerintah,institusi pendidikan, institusi terkait, dunia usaha dan industri serta masyarakat itu sendiri untuk dapat menjamin setiap anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus untuk memiliki aspek kehidupan yang sama dengan anak-anak normal lainnya, ini artinya tidak ada perbedaan dari segi aspek kehidupan yang dijalani antara anak normal dan anak yang berkelainan atau berkebutuhan khusus. Sebagaimana deklarasi ini juga menjamin bahwa setiap anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang seluas luasnya untuk mendapatkan pendidikan secara layak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya dan berusaha untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif pada semua peserta didik. Keadilan akan persamaan hak untuk memperoleh pendidikan ini harus bisa dirasakan oleh anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. b. Contohnya yaitu : - Bahasa Inggris Berdasarkan analisis kebutuhan dan hambatan belajar anak, maka dirancang suatu rancangan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak berkebutuhan khusus. Dengan menentukan desain pembelajaran yang tepat maka proses pembelajaran akan lebih tepat sasaran dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan tepat. Bishaw (2012) mengemukakan enam hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan pengajaran bahasa Inggris ALB, khususnya dalam kurikulum inklusif. Tekankan integrasi penuh dengan menghapus sub tag. Ada enam hal yang perlu diperhatikan saat mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak yang luar biasa: 1) Guru, karena keberhasilan pengajaran bahasa, guru adalah hal utama yang harus dipersiapkan inggris sangat dipengaruhi oleh sikap guru. hal ini sesuai dengan pandangan Machi (2007). Tandaskan bahwa sikap mengajar guru sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut beberapa hal, antara lain latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, ukuran kelas, waktu tatap muka dihabiskan untuk mengajar siswa berkebutuhan khusus, beban pengajaran dan pendanaan. 2) Pelatihan, oleh karena itu, pengajaran bahasa inggris untuk anak berkebutuhan khusus telah ini berbeda dengan pengajaran anak-anak pada umumnya, dan guru perlu dilatih guna meningkatkan kemampuan guru bahasa inggris dalam menjalankan tugasnya. 3) Kurikulum, kursus reguler harus disesuaikan dan dimodifikasi sesuai kebutuhan ada anak-anak dengan berbagai kecacatan. oleh karena itu, jadilah dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran masing-masing alb dengan benar 4) Sumber dan Sarana Mengajar, untuk kursus ALB yang komprehensif dan inklusif, berikut ini harus ditegakkan: Ketersediaan infrastruktur yang baik harus disesuaikan kembali Kebutuhan pembelajaran ALB. Ketersediaan infrastruktur yang baik akan mendukung proses tersebut Belajar dengan lancar. 5) Evaluasi, proses evaluasi dan evaluasi harus dirancang sesuai dengan kebutuhan ALB, bukan kebutuhan ALB Semua bentuk tarif dan faktur dapat diterapkan ke semua ALB. Guru juga harus Pertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap model evaluasi bekas. Selain itu evaluasi tidak hanya pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah emosional Dan psikomotor siswa berkebutuhan khusus. Sumber akses : Bishaw (2012) Teaching English to the Students With Difficulties in Inclusive Settings. - Matematika Hal yang sama juga terjadi pada studi Hadi, Kusmayadi dan Usodo (2015). Singkatnya, saat belajar matematika, kesulitan yang dihadapi Dara dalam proses pembelajaran telah mengubah konsep dan emosi matematika anak sehingga mudah kehilangan minat, menolak atau terus menyelesaikan tugas. Untuk mengatasi kendala tersebut, guru secara bertahap dan mendalam akan mengajarkan konsep matematika dasar, menambah waktu belajar, serta memberikan motivasi dan konsekuensi bagi anak. Selain itu, Priyadarshini dan Thangarajathi (2017) menunjukkan bahwa pengalaman mengajar guru akan berdampak pada pembelajaran di kelas inklusif. Sumber akses : Aziz, Alfian Nur dkk., 2015. Analisis Proses Pembelajaran Matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Slow Learner di Kelas Inklusif. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, Vol 6 (2): 2442-4218 https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/4168/4743 - Sains Ciri utama dari pembelajaran IPA adalah adanya inkuiri atau konsep yang ditemukan oleh siswa sendiri, tidak terkecuali siswa. Modus pembelajaran sedapat mungkin menyelesaikan kegiatan langsung, dimana siswa dapat berinteraksi langsung dengan materi pembelajaran. Perlihatkan kepada siswa benda-benda langsung agar dapat melakukannya secara langsung, seperti media herbarium. Hadirkan hewan dan tumbuhan nyata melalui benda-benda yang diawetkan. Tujuannya agar bisa menggunakan media dalam waktu yang lama, karena beberapa staf terkadang kehilangan kendali dan merusak media tersebut. 3. Model pelaksanaan pendidikan inklusif dan jelaskan secara teknis pelaksanaannya, di antaranya yaitu: a. Kelas reguler (inklusi penuh) 1) Merancang proses pembelajaran, dengan menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI), dengan melibatkan Kepala Sekolah, Koordinator PPABK, guru kelas, guru pembimbing khusus, tenaga ahli, dan orang tua peserta didik sesuai dengan kebutuhan anak dan memperhatikan aspek akademik dan aspek non akademik. 2) Mengatur proses belajar yang memperhatikan metode dan teknik guru dalam mengajar, dan memperhatikan moda belajar anak 3) Guru menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan memudahkan anak memahami konsep pembelajaran 4) Materi pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan untuk anak 5) Dalam penyampaian materi ajar, guru menggunakan bahasa yang dikenal dan dikuasai anak, agar materi yang disampaikan dapat dimengerti anak. 6) Setiap proses pembelajaran perlu dievaluasi untuk menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar dengan menetapkan sistem penilaian yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. b. Kelas reguler dengan pull out 1) Persiapan, tahap menyediakan sarana dan prasarana berupa alat, media, kelas, dan guru 2) Pelaksanaan, guru kelas melakukan komunikasi dengan GPK atau sebaliknya GPK melakukan komunikasi dengan guru kelas. Keduanya harus aktif melakukan komunikasi tentang pelaksanaan yang tepat dan memang sangat dibutuhkan siswa ABK 3) Evaluasi, setiap selesai pendampingan GPK melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan yang dilakukan kepada setiap ABK. Hasil evaluasi disampaikan kepada guru kelas untuk ditindak lanjuti bersama. 4) Tindak Lanjut, guru kelas dan GPK melakukan komunikasi capaian belajar siswa ABK. Hasil capaian siswa ABK menjadi catatan keduanya sebagai dasar melakukan pendampingan secara berulang c. Contoh sekolah yang melaksanakan ketiga sistem tersebut di negara Indonesia dan negara Barat dan sebutkan sumber aksesnya 1) Di Indonesia : - Sekolah Cita Buana terletak di Jalan Paso No.84, RT.4/RW.6, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sumber akses : https://www.sekolahcitabuana.com/ - Sekolah Mandiga terletak di Jalan Puri Mutiara No.14, RT.9/RW.11, Cilandak Barat, Jakarta Selatan Sumber akses : https://kumparan.com/kumparanmom/30-sekolah-inklusi-di- jabodetabek-1551948430240368620 2) Di Luar Negeri : - International Christian School Of Budapest, Hungaria Sumber Akses : https://www.icsbudapest.org/learn/supplemental-services - ReBBZ Altona Ganztagsschule Bernstorffstraße, Hamburg-Jerman Sumber Akses : https://rebbz-altona.hamburg.de/standort-schule-a/ 4. Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan memperhatikan faktor-faktor: a. Keragaman budaya Seiring berjalannya waktu, penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, selain itu juga memperhatikan keragaman budaya yang ada pada masyarakat Indonesia dan sama dengan multikulturalisme nusantara. Selain mendidik peserta didik sesuai dengan kebutuhan khususnya, pendidikan inklusi juga memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan non akademik, seperti seni, musik, seni rupa dan seni lainnya, serta budaya Indonesia. Tidak hanya sebagian kecil siswa di sekolah terpadu yang mengalami defisit fisik atau intelektual, sebaliknya mereka lebih memiliki kemampuan di bidang seni atau fashion. Ini bisa terinspirasi oleh pendidikan inklusif. b. Keragaman adat istiadat Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan memperhatikan faktor keragaman adat istiadat. Faktor keragaman adat istiadat menjadi sebuah ciri khas dari suatu pelaksanaan pendidikan inklusif yang banyak memiliki ragam adat istiadat yang berlaku di masyarakat sehingga dapat dilakukakan kepada generasi berikutnya seperti: Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan memperhatikan faktor keragaman adat istiadat. Faktor keragaman adat istiadat menjadi sebuah ciri khas dari suatu pelaksanaan pendidikan inklusif yang banyak memiliki ragam adat istiadat yang berlaku di masyarakat sehingga dapat dilakukakan kepada generasi berikutnya seperti : - Mengerti/ mengetahui bahwa segala sesuatu itu diperlukan pengertian, kesadaran dan kesungguhan. Pendidikan inklusi harus dimengerti secara utuh tidak sepotong sepotong, makna dan hakikat dari inklusi yang sebenarnya, ketika itu dipahami dan dimengerti maka akan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan inklusi. - Merasakan, ketika seseorang sudah mengetahui, mengerti tapi tidak merasakan saja tidaklah cukup. Merasakan berati ada upaya untuk melaksanakan dan memperjuangkan. Dengan ikut merasakan bahwa pelaksanaan pendidikan inklusi itu merupakan urusan bersama dari setiap komponen yang terlibat dalam pendidkan, maka ada upaya untuk memperjuangkan dan terus berusaha melaksakannya tanpa menyerah dan tidak berputus asa. - Mengerjakan dan menjalankan dengan penuh kesadaran setelah mengerti dan merasakan bahwa pelaksanaan pendidikan inklusi itu merupakan urusan bersama dan harus diberikan kepada ABK c. Keragaman sistem sosial yang berlaku Penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia juga memperhatikan sistem sosial yang berlaku di masyarakat. Sistem sosial adalah jaringan pola relasional, membentuk satu kesatuan yang koheren yang ada di antara individu, kelompok, dan lembaga. Melalui sistem sosial ini, pendidikan inklusif akan lebih mudah diterapkan di masyarakat. Sekolah inklusif juga memiliki kesempatan yang cukup untuk mendidik anak berkebutuhan khusus tanpa membuat orang tua ragu atau bahkan takut ketika memasukkan anaknya ke dalam lembaga pendidikan inklusif. 5. Ikuti secara seksama kegiatan Webinar tgl 27 Maret 2021 dengan tema ”Membeda Masa Depan Pengguna ABD/CI”, Menjawab Tantangan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja”. a. Resume/ringkasan dari paparan materi Webinar : Dalam webinar Hari Pendengaran Sedunia hari ini, materi pertama yang diberikan oleh Pak Budiyono tentang perspektif pendidikan individu pengguna atau garis miring mulai dari tingkat PAUD sampai dengan perguruan tinggi yang sebagai sebuah perspektif yang bagaimana harus menyikapinya terutama diwaktu sekarang yang pertama ada pentingnya tentang status individu pengguna ABC melibatkan banyak ilmu yang dibagikan oleh para pembicara berprestasi di berbagai bidang, yaitu pengetahuan tentang penggunaan alat bantu dengar (ABD). Jenis dan metodenya sangat beragam. Ada banyak jenis alat bantu dengar yang dapat digunakan sendiri untuk tuna rungu abd. Hal ini dapat membantu anak dalam mengoptimalkan pendengarannya, yang tidak hanya dapat membantu anak, tetapi juga dapat membantu penyandang tuna rungu dapat sekarang menggunakan CI (Cochlea Implants), operasi dilakukan pada pasien CI ini dengan gangguan pendengaran, namun sesuai dengan kemampuan bahasa masing-masing anak setelah operasi CI, Oleh karena itu, anak CI / ABD tidak dapat disamakan karena kemampuan bahasanya yang berbeda dalam proses perkembangannya. Anak tuna rungu masih sangat mampu berkompetisi dalam pendidikan atau pekerjaan karena masih mampu bersaing meskipun harus di jenjang lebih dini. abd. Atau masuk sekolah inklusif dengan bantuan orang-orang yang telah melakukan operasi CI, dan mereka juga harus ikut belajar, dan dalam dunia kerja mereka juga dapat bersaing dengan orang lain, karena setiap orang harus sadar bahwa anak-anak penyandang disabilitas dapat bersaing. dengan anak normal lainnya Mereka memiliki kemampuan dan sertifikasi yang sama, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam tujuan mengubah dunia. Ketika seorang anak yang memiliki kekurangan dalam pendengaran ketika ia memasuki dunia kerja memerlukan penyiapan secara berikutnya yang pertama adalah implikasi personal pengguna mengklasifikasikan ada 3 yang kaitannya dengan aplikasi personal pengguna ABCD Yang pertama adalah bagaimana yang berkaitan dengan perawatan diri sendiri jangan diartikan sebatas tetapi yang khususnya adalah secara spesifik yang berkaitan dengan pola hidup bersih dan pola hidup yang sesuai dengan kebutuhan sosial dalam konteks sebagai pengguna kita menggunakan alat bantu dengar itu nampaknya itu perlu perawatan baik dari alat bantu dengarnya itu sendiri maupun dari anak itu berikutnya juga pola hidup karena dengan menggunakan sendiri dalam pengendalian dirinya agar dengan tujuannya adalah akan dapat dipergunakan secara optimal lalu berikutnya implikasi dari komunikasi seperti tadi sudah diawali bahwa anak tersebut sudah menggunakan alat komunikasi yang hal itu memang ada yang pertama melalui isyarat lalu dia ditingkatkan melalui oral dan yang terakhir adalah melalui komunikasi itu awalnya adalah menggunakan isyarat. anak yang baru lahir setelah anak kecil yang dia lakukan tetapi dalam menyampaikan dan menerima pesan dan komunikasi itu menjadi lebih baik dipersiapkan dengan baik pada hari ini apa yang harus dilakukan semua terkait dengan aplikasi. Yang ketiga itu ada adakalanya sebagian besar para pengguna ABC maupun yang awalnya dia itu sangat optimis itu dengan menggunakan ini akan kelihatan ada alat tertentu yang ada pada organ tubuhnya terutama di bagian telinganya itu bisa juga menimbulkan invarian kepada anak tersebut dari orang yang tidak mengerti lalu pendengaran ini adalah perlu bagi kita bagaimana membina anak-anak agar tidak begitu juga kontek aktivitas masyarakat Pada materi kedua, diberikan kepada seorang ahli nalar juga belajar dari Dr. Dr. Nyilo Purnami, tentang perkembangan teknologi abd / CI, agar dapat memberikan permainan yang maksimal kepada setiap anak (tunarungu) dan memungkinkan anak untuk berkembang. Keterampilan komunikasi mereka dan menjalani hidup berkualitas tinggi, ada dua jenis pendengaran. Secara umum, dalam grafik normal hambatan pendengaran ringan hingga berat, Abd modern yang tersedia saat ini adalah "di belakang telinga" (BTE) Alat ini dapat digunakan untuk telinga belakang yang tidak membutuhkan telinga, dapat menutupi telinga saat digunakan, kemudian dimasukkan ke dalam telinga (ITE). Bentuk bagian dalam dari cetakan telinga ini istimewa dan nyaman dipakai, dapat memperpanjang baterai Life and carry cacat Menyebabkan telinga terasa penuh Lalu ada "All Area in the Canal (CIC)". Ukurannya sangat kecil sehingga tidak mudah dilihat orang, dan kekurangan penggunaannya juga sangat sulit, terutama bagi mereka yang fleksibilitasnya berkurang, menggunakan terbaru Para ABD teknis dapat memenuhi kebutuhan tuna rungu. Gunakan prosesor yang kuat untuk penggunaan alat, suaranya jernih dan jernih, dan ukurannya sangat fleksibel. Karena ukurannya kecil, Anda dapat memilih untuk menggunakan baterai atau baterai sekali pakai dengan tambahan Bluetooth. Dapat dihubungkan ke TV, mikrofon atau speaker lain. Aplikasi ini terhubung ke ponsel, yang secara otomatis dapat menentukan ukuran suara orang saat berbicara, tetapi di abd modern saat ini, tidak ada suara, dan fungsi mengurangi tinnitus bisa jauh jauh dari persepsi rumah Memiliki jaringan alamiah yang dalam yang langsung berhubungan dengan otak, dan perkembangan ABD di Indonesia sendiri adalah sebagian besar masyarakat masih akan malu menggunakan ABD dengan alasan gangguan pendengaran, dan harga ABD masih relatif mahal bagi masyarakat Indonesia, dan harganya pun turun. Agar masyarakat percaya pada ABD, karena kualitasnya belum dapat memenuhi kebutuhan para tuna rungu, sangat disarankan untuk terlebih dahulu melakukan tes skrining dari ahli THT untuk mendapatkan efek yang maksimal. Lalu ada implan koklea, yang bisa digunakan oleh tuna rungu yang tidak bisa memanfaatkan ABD, dan memiliki komponen internal dan eksternal, dan ada implan telinga tengah, yang merupakan alternatif dari ABD tradisional, terutama bila itu tidak bisa Gangguan pendengaran pakai ABD, fungsinya mirip dengan CI, tapi alatnya digunakan untuk telinga tengah. Pada saat ini semuanya dapat berkomunikasi dengan teknologi yang sangat membantu utnuk anak yang memiliki kekurangan dalam pendengaran yang merupakan suatu keniscayaan yang sudah tidak aneh sehingga pada anak yang memiliki kekurangan pendengaran masih bisa mencapai sebuah pendidikan di tingkat tinggi. Selanjutnya dalam materi talkshow banyak narasumber pernah mengalami tunarungu, namun tidak menghentikan mereka untuk terus belajar dan belajar sesuai dengan potensinya, karena kita harus memastikan bahwa anak tunarungu juga dapat berkompetisi dalam bidang pendidikan bagi mereka tidak ada yang mustahil. Jika dari mereka yang memiliki kekurangan masih ingin mencoba dan terus berjuang untuk mencapai tujuan mereka, meskipun mereka memiliki keterbatasan pada pendengarannya. b. Menurut saya, anak-anak berkebutuhan khusus (seperti tuna rungu) yang tuna rungu masih bisa dididik bersama anak normal lainnya melalui jalur sekolah inklusif. Hal ini diperlukan karena anak berkebutuhan khusus dan anak normal adalah sama atau sederajat, mereka harus memperoleh pendidikan yang layak dan dibekali dengan fasilitas yang sesuai untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada pada anak. c. Menurut pendapat saya Anak tunarungu sangat mampu berkompetisi dalam pekerjaan di masa depan, karena potensi anak sama dengan anak normal lainnya, karena mereka memahami kemampuan dan kualifikasinya, tingkat gangguan dan keterampilan komunikasi, serta memiliki sistem pendukung yang lebih baik untuk penerapannya. penyandang tuna rungu di Hambata ditempatkan di tempat-tempat seperti tempat penampungan kerja, pekerja / karyawan dan pengusaha. Dan menurut saya anak tunarungu akan dapat berpartisipasi dalam pekerjaan di masa depan.