Anda di halaman 1dari 8

Nama : Indarwati Sholikhah

Kelas : 2018B
NIM : 18010684023
Mata Kuliah : Pendidikan Inklusif

UTS PENDIDIKAN INKLUSIF

Lembar Jawaban.

1. Hakikat manusia sebagi makhluk educable dan makhluk educandum.


a. Penjelasan dua konsep tersebut terkait anak berkebutuhan khusus punya untuk
memperoleh pendidikan yaitu :
- Manusia sebagai makhluk educable adalah manusia yang dapat dididik dan
memiliki kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut masih potensial, atau ada
dalam bentuk benih potensial yang perlu dikembangkan. Anak berkebutuhan
khusus memiliki hal yang sama meskipun dilahirkan dengan cacat, namun memiliki
berbagai potensi yang perlu digali dan dikembangkan. Anak berkebutuhan khusus
dapat memperoleh pendidikan sesuai dengan kemampuan potensinya tanpa harus
dipaksa. Misalnya, seorang anak tunanetra memiliki kemampuan pendengaran
yang baik dalam memahami berbagai suara, bahkan ada yang lebih detil.
- Manusia sebagai makhluk educandum adalah manusia yang dapat memperoleh
pendidikan dan harus mendapat pendidikan. Saat manusia lahir, mereka memiliki
kemampuan untuk bersikap rasional dan beradaptasi dengan lingkungan. Meskipun
hewan memiliki naluri, mereka tidak rasional. Oleh karena itu, manusia adalah
makhluk yang berpendidikan dan harus dididik agar dapat beradaptasi dengan
lingkungan. Diperlukan waktu yang lama untuk mendidik manusia, sehingga
mereka memperoleh ilmu untuk mengembangkan kemampuannya dan beradaptasi
dengan lingkungan. Anak berkebutuhan khusus juga harus mendapatkan
pendidikan dan pendidikan yang sesuai, serta menjadi sama dengan anak normal
lainnya sesuai dengan potensi kemampuannya, serta memberikan pelayanan khusus
sesuai jenis kebutuhan khusus. Hal ini diperlukan agar dirinya lebih mudah
beradaptasi dan mampu memahami ilmu yang dipelajarinya.
b. Proses pelaksanaan bahwa manusia sebagi makhluk educable dan makhluk educandum
yaitu Manusia sebagai makhluk educable dan makhluk educandum yang dimana
manusia merupakan makhluk yang dapat dididik dan mendidik. Sehingga proses
pelaksanaan bahwa manusia sebagi makhluk educable dan makhluk educandum yaitu
adanya proses pendidikan sebagai interaksi pluralistis antara manusia dengan manusia,
dengan lingkungan alamiah, social dan cultural akan sangat ditentukan oleh aspek
manusianya. Kedudukan manusia sebagai subjek dalam masyarakat dan di alam
semesta ini memiliki tanggung jawab besar dalam mengemban amanat untuk membina
dan mengembangkan manusia sesamanya. Memelihara lingkungan hidup bersama
lebih jauh manuis bertanggung jawab atas martabat kemanusiaanya. Proses pendidikan
akan dapat membantu manusia untuk merealisasikan dirinya, memanusiakan manusia.
Pendidikan akan berusaha membantu manusia untuk menyingkapkan dan menemui
rahasia alam, mengembangkan fitrah manusia yang merupakan potensi untuk
berkembang, mengarahkan kecenderungan dan membimbingnya demi kebaikan
dirinya dan masyarakat. Pada akhirnya dengan pertolongan dan bimbingan tadi,
manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya.
c. Hubungan antara ilmu pendidikan dengan pendidikan inklusif dari sisi kajian material
yaitu ilmu pendidikan berkontribusi dengan adanya pendidikan inklusif dimana adalah
hak asasi, dan ini merupakan pendidikan yang baik untuk meningkatkan toleransi
sosial. Pendidikan inklusif merujuk pada pendidikan untuk semua yang berusaha
menjangkau semua orang tanpa kecuali. Perubahan pendidikan melalui pendidikan
inklusif memiliki arti penting khususnya dalam kerangka pengembangan pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus. Secara teoritis pendidikan inklusif adalah proses
pendidikan yang memungkinkan semua anak berkesempatan untuk berpartisipasi
secara penuh dalam kegiatan kelas reguler, tanpa memandang kelainan, ras, atau
karakteristik lainnya.
2. Konsep Indonesia menuju pendidikaan inklusif dapat dicermati dalam Deklarasi Bandung
a. Pada Deklarasi Bandung ini memuat tentang himbauan tertulis yang menyatakan
bahwa anak yang berkelainan dan anak yang berkebutuhan khusus berhak
mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Pernyataan ini
diperkuat dengan adanya peratura-peraturan tertulis di dunia maupun di indonesia
sendiri seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), diperjelas oleh
Konvensi Hak Anak (1989) dll. Makna dari kedua statement Deklarasi Bandung
tersebut yang memberi kesepatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh
hak pendidikan yang berkualitas yaitu pada deklarasi bandung sendiri mengandung
sebuah tujuan pendidikan inklusif yaitu untuk mengurangi krisis psikologi pada anak
berkebutuhan khusus. Deklarasi bandung merupakan himbauan kepada pihak-pihak
terkait seperti pemerintah,institusi pendidikan, institusi terkait, dunia usaha dan industri
serta masyarakat itu sendiri untuk dapat menjamin setiap anak berkelainan dan anak
berkebutuhan khusus untuk memiliki aspek kehidupan yang sama dengan anak-anak
normal lainnya, ini artinya tidak ada perbedaan dari segi aspek kehidupan yang dijalani
antara anak normal dan anak yang berkelainan atau berkebutuhan khusus. Sebagaimana
deklarasi ini juga menjamin bahwa setiap anak berkelainan dan anak berkebutuhan
khusus memiliki kesempatan yang seluas luasnya untuk mendapatkan pendidikan
secara layak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya dan berusaha untuk
mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan
tidak diskriminatif pada semua peserta didik. Keadilan akan persamaan hak untuk
memperoleh pendidikan ini harus bisa dirasakan oleh anak berkelainan dan anak
berkebutuhan khusus sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada
diri mereka.
b. Contohnya yaitu :
- Bahasa Inggris Berdasarkan analisis kebutuhan dan hambatan belajar anak, maka
dirancang suatu rancangan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak berkebutuhan
khusus. Dengan menentukan desain pembelajaran yang tepat maka proses
pembelajaran akan lebih tepat sasaran dan tujuan pembelajaran akan tercapai
dengan tepat. Bishaw (2012) mengemukakan enam hal yang harus diperhatikan
dalam pengembangan pengajaran bahasa Inggris ALB, khususnya dalam
kurikulum inklusif. Tekankan integrasi penuh dengan menghapus sub tag. Ada
enam hal yang perlu diperhatikan saat mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak
yang luar biasa:
1) Guru, karena keberhasilan pengajaran bahasa, guru adalah hal utama yang harus
dipersiapkan inggris sangat dipengaruhi oleh sikap guru. hal ini sesuai dengan
pandangan Machi (2007). Tandaskan bahwa sikap mengajar guru sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut beberapa hal, antara lain latar belakang
pendidikan, pengalaman mengajar, ukuran kelas, waktu tatap muka dihabiskan
untuk mengajar siswa berkebutuhan khusus, beban pengajaran dan pendanaan.
2) Pelatihan, oleh karena itu, pengajaran bahasa inggris untuk anak berkebutuhan
khusus telah ini berbeda dengan pengajaran anak-anak pada umumnya, dan
guru perlu dilatih guna meningkatkan kemampuan guru bahasa inggris dalam
menjalankan tugasnya.
3) Kurikulum, kursus reguler harus disesuaikan dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan ada anak-anak dengan berbagai kecacatan. oleh karena itu, jadilah
dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran masing-masing alb dengan benar
4) Sumber dan Sarana Mengajar, untuk kursus ALB yang komprehensif dan
inklusif, berikut ini harus ditegakkan: Ketersediaan infrastruktur yang baik
harus disesuaikan kembali Kebutuhan pembelajaran ALB. Ketersediaan
infrastruktur yang baik akan mendukung proses tersebut Belajar dengan lancar.
5) Evaluasi, proses evaluasi dan evaluasi harus dirancang sesuai dengan
kebutuhan ALB, bukan kebutuhan ALB Semua bentuk tarif dan faktur dapat
diterapkan ke semua ALB. Guru juga harus Pertimbangkan keuntungan dan
kerugian dari setiap model evaluasi bekas. Selain itu evaluasi tidak hanya pada
ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah emosional Dan psikomotor siswa
berkebutuhan khusus.
Sumber akses :
Bishaw (2012) Teaching English to the Students With Difficulties in Inclusive
Settings.
- Matematika
Hal yang sama juga terjadi pada studi Hadi, Kusmayadi dan Usodo (2015).
Singkatnya, saat belajar matematika, kesulitan yang dihadapi Dara dalam proses
pembelajaran telah mengubah konsep dan emosi matematika anak sehingga mudah
kehilangan minat, menolak atau terus menyelesaikan tugas. Untuk mengatasi
kendala tersebut, guru secara bertahap dan mendalam akan mengajarkan konsep
matematika dasar, menambah waktu belajar, serta memberikan motivasi dan
konsekuensi bagi anak. Selain itu, Priyadarshini dan Thangarajathi (2017)
menunjukkan bahwa pengalaman mengajar guru akan berdampak pada
pembelajaran di kelas inklusif.
Sumber akses :
Aziz, Alfian Nur dkk., 2015. Analisis Proses Pembelajaran Matematika pada Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) Slow Learner di Kelas Inklusif. Jurnal Matematika
Kreatif-Inovatif, Vol 6 (2): 2442-4218
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/4168/4743
- Sains
Ciri utama dari pembelajaran IPA adalah adanya inkuiri atau konsep yang
ditemukan oleh siswa sendiri, tidak terkecuali siswa. Modus pembelajaran sedapat
mungkin menyelesaikan kegiatan langsung, dimana siswa dapat berinteraksi
langsung dengan materi pembelajaran. Perlihatkan kepada siswa benda-benda
langsung agar dapat melakukannya secara langsung, seperti media herbarium.
Hadirkan hewan dan tumbuhan nyata melalui benda-benda yang diawetkan.
Tujuannya agar bisa menggunakan media dalam waktu yang lama, karena beberapa
staf terkadang kehilangan kendali dan merusak media tersebut.
3. Model pelaksanaan pendidikan inklusif dan jelaskan secara teknis pelaksanaannya, di
antaranya yaitu:
a. Kelas reguler (inklusi penuh)
1) Merancang proses pembelajaran, dengan menyusun Program Pembelajaran
Individual (PPI), dengan melibatkan Kepala Sekolah, Koordinator PPABK, guru
kelas, guru pembimbing khusus, tenaga ahli, dan orang tua peserta didik sesuai
dengan kebutuhan anak dan memperhatikan aspek akademik dan aspek non
akademik.
2) Mengatur proses belajar yang memperhatikan metode dan teknik guru dalam
mengajar, dan memperhatikan moda belajar anak
3) Guru menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
memudahkan anak memahami konsep pembelajaran
4) Materi pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak sesuai
dengan kurikulum yang dikembangkan untuk anak
5) Dalam penyampaian materi ajar, guru menggunakan bahasa yang dikenal dan
dikuasai anak, agar materi yang disampaikan dapat dimengerti anak.
6) Setiap proses pembelajaran perlu dievaluasi untuk menggambarkan keberhasilan
proses belajar mengajar dengan menetapkan sistem penilaian yang disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan anak.
b. Kelas reguler dengan pull out
1) Persiapan, tahap menyediakan sarana dan prasarana berupa alat, media, kelas, dan
guru
2) Pelaksanaan, guru kelas melakukan komunikasi dengan GPK atau sebaliknya GPK
melakukan komunikasi dengan guru kelas. Keduanya harus aktif melakukan
komunikasi tentang pelaksanaan yang tepat dan memang sangat dibutuhkan siswa
ABK
3) Evaluasi, setiap selesai pendampingan GPK melakukan evaluasi terhadap proses
pendampingan yang dilakukan kepada setiap ABK. Hasil evaluasi disampaikan
kepada guru kelas untuk ditindak lanjuti bersama.
4) Tindak Lanjut, guru kelas dan GPK melakukan komunikasi capaian belajar siswa
ABK. Hasil capaian siswa ABK menjadi catatan keduanya sebagai dasar
melakukan pendampingan secara berulang
c. Contoh sekolah yang melaksanakan ketiga sistem tersebut di negara Indonesia dan
negara Barat dan sebutkan sumber aksesnya
1) Di Indonesia :
- Sekolah Cita Buana terletak di Jalan Paso No.84, RT.4/RW.6, Jagakarsa,
Jakarta Selatan.
Sumber akses : https://www.sekolahcitabuana.com/
- Sekolah Mandiga terletak di Jalan Puri Mutiara No.14, RT.9/RW.11, Cilandak
Barat, Jakarta Selatan
Sumber akses : https://kumparan.com/kumparanmom/30-sekolah-inklusi-di-
jabodetabek-1551948430240368620
2) Di Luar Negeri :
- International Christian School Of Budapest, Hungaria
Sumber Akses : https://www.icsbudapest.org/learn/supplemental-services
- ReBBZ Altona Ganztagsschule Bernstorffstraße, Hamburg-Jerman
Sumber Akses : https://rebbz-altona.hamburg.de/standort-schule-a/
4. Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan memperhatikan faktor-faktor:
a. Keragaman budaya
Seiring berjalannya waktu, penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat, selain itu juga memperhatikan keragaman
budaya yang ada pada masyarakat Indonesia dan sama dengan multikulturalisme
nusantara. Selain mendidik peserta didik sesuai dengan kebutuhan khususnya,
pendidikan inklusi juga memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan non akademik, seperti seni, musik, seni rupa dan seni
lainnya, serta budaya Indonesia. Tidak hanya sebagian kecil siswa di sekolah terpadu
yang mengalami defisit fisik atau intelektual, sebaliknya mereka lebih memiliki
kemampuan di bidang seni atau fashion. Ini bisa terinspirasi oleh pendidikan inklusif.
b. Keragaman adat istiadat
Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan memperhatikan faktor keragaman
adat istiadat. Faktor keragaman adat istiadat menjadi sebuah ciri khas dari suatu
pelaksanaan pendidikan inklusif yang banyak memiliki ragam adat istiadat yang
berlaku di masyarakat sehingga dapat dilakukakan kepada generasi berikutnya seperti:
Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dengan memperhatikan faktor keragaman
adat istiadat. Faktor keragaman adat istiadat menjadi sebuah ciri khas dari suatu
pelaksanaan pendidikan inklusif yang banyak memiliki ragam adat istiadat yang
berlaku di masyarakat sehingga dapat dilakukakan kepada generasi berikutnya seperti
:
- Mengerti/ mengetahui bahwa segala sesuatu itu diperlukan pengertian, kesadaran
dan kesungguhan. Pendidikan inklusi harus dimengerti secara utuh tidak sepotong
sepotong, makna dan hakikat dari inklusi yang sebenarnya, ketika itu dipahami dan
dimengerti maka akan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
pendidikan inklusi.
- Merasakan, ketika seseorang sudah mengetahui, mengerti tapi tidak merasakan saja
tidaklah cukup. Merasakan berati ada upaya untuk melaksanakan dan
memperjuangkan. Dengan ikut merasakan bahwa pelaksanaan pendidikan inklusi
itu merupakan urusan bersama dari setiap komponen yang terlibat dalam
pendidkan, maka ada upaya untuk memperjuangkan dan terus berusaha
melaksakannya tanpa menyerah dan tidak berputus asa.
- Mengerjakan dan menjalankan dengan penuh kesadaran setelah mengerti dan
merasakan bahwa pelaksanaan pendidikan inklusi itu merupakan urusan bersama
dan harus diberikan kepada ABK
c. Keragaman sistem sosial yang berlaku
Penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia juga memperhatikan sistem sosial
yang berlaku di masyarakat. Sistem sosial adalah jaringan pola relasional, membentuk
satu kesatuan yang koheren yang ada di antara individu, kelompok, dan lembaga.
Melalui sistem sosial ini, pendidikan inklusif akan lebih mudah diterapkan di
masyarakat. Sekolah inklusif juga memiliki kesempatan yang cukup untuk mendidik
anak berkebutuhan khusus tanpa membuat orang tua ragu atau bahkan takut ketika
memasukkan anaknya ke dalam lembaga pendidikan inklusif.
5. Ikuti secara seksama kegiatan Webinar tgl 27 Maret 2021 dengan tema ”Membeda Masa
Depan Pengguna ABD/CI”, Menjawab Tantangan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja”.
a. Resume/ringkasan dari paparan materi Webinar :
Dalam webinar Hari Pendengaran Sedunia hari ini, materi pertama yang diberikan
oleh Pak Budiyono tentang perspektif pendidikan individu pengguna atau garis miring
mulai dari tingkat PAUD sampai dengan perguruan tinggi yang sebagai sebuah
perspektif yang bagaimana harus menyikapinya terutama diwaktu sekarang yang
pertama ada pentingnya tentang status individu pengguna ABC melibatkan banyak
ilmu yang dibagikan oleh para pembicara berprestasi di berbagai bidang, yaitu
pengetahuan tentang penggunaan alat bantu dengar (ABD). Jenis dan metodenya
sangat beragam. Ada banyak jenis alat bantu dengar yang dapat digunakan sendiri
untuk tuna rungu abd. Hal ini dapat membantu anak dalam mengoptimalkan
pendengarannya, yang tidak hanya dapat membantu anak, tetapi juga dapat membantu
penyandang tuna rungu dapat sekarang menggunakan CI (Cochlea Implants), operasi
dilakukan pada pasien CI ini dengan gangguan pendengaran, namun sesuai dengan
kemampuan bahasa masing-masing anak setelah operasi CI, Oleh karena itu, anak CI /
ABD tidak dapat disamakan karena kemampuan bahasanya yang berbeda dalam
proses perkembangannya. Anak tuna rungu masih sangat mampu berkompetisi dalam
pendidikan atau pekerjaan karena masih mampu bersaing meskipun harus di jenjang
lebih dini. abd. Atau masuk sekolah inklusif dengan bantuan orang-orang yang telah
melakukan operasi CI, dan mereka juga harus ikut belajar, dan dalam dunia kerja
mereka juga dapat bersaing dengan orang lain, karena setiap orang harus sadar bahwa
anak-anak penyandang disabilitas dapat bersaing. dengan anak normal lainnya Mereka
memiliki kemampuan dan sertifikasi yang sama, sehingga mereka dapat berpartisipasi
dalam tujuan mengubah dunia. Ketika seorang anak yang memiliki kekurangan dalam
pendengaran ketika ia memasuki dunia kerja memerlukan penyiapan secara berikutnya
yang pertama adalah implikasi personal pengguna mengklasifikasikan ada 3 yang
kaitannya dengan aplikasi personal pengguna ABCD Yang pertama adalah bagaimana
yang berkaitan dengan perawatan diri sendiri jangan diartikan sebatas tetapi yang
khususnya adalah secara spesifik yang berkaitan dengan pola hidup bersih dan pola
hidup yang sesuai dengan kebutuhan sosial dalam konteks sebagai pengguna kita
menggunakan alat bantu dengar itu nampaknya itu perlu perawatan baik dari alat bantu
dengarnya itu sendiri maupun dari anak itu berikutnya juga pola hidup karena dengan
menggunakan sendiri dalam pengendalian dirinya agar dengan tujuannya adalah akan
dapat dipergunakan secara optimal lalu berikutnya implikasi dari komunikasi seperti
tadi sudah diawali bahwa anak tersebut sudah menggunakan alat komunikasi yang hal
itu memang ada yang pertama melalui isyarat lalu dia ditingkatkan melalui oral dan
yang terakhir adalah melalui komunikasi itu awalnya adalah menggunakan isyarat.
anak yang baru lahir setelah anak kecil yang dia lakukan tetapi dalam menyampaikan
dan menerima pesan dan komunikasi itu menjadi lebih baik dipersiapkan dengan baik
pada hari ini apa yang harus dilakukan semua terkait dengan aplikasi. Yang ketiga itu
ada adakalanya sebagian besar para pengguna ABC maupun yang awalnya dia itu
sangat optimis itu dengan menggunakan ini akan kelihatan ada alat tertentu yang ada
pada organ tubuhnya terutama di bagian telinganya itu bisa juga menimbulkan invarian
kepada anak tersebut dari orang yang tidak mengerti lalu pendengaran ini adalah perlu
bagi kita bagaimana membina anak-anak agar tidak begitu juga kontek aktivitas
masyarakat
Pada materi kedua, diberikan kepada seorang ahli nalar juga belajar dari Dr. Dr.
Nyilo Purnami, tentang perkembangan teknologi abd / CI, agar dapat memberikan
permainan yang maksimal kepada setiap anak (tunarungu) dan memungkinkan anak
untuk berkembang. Keterampilan komunikasi mereka dan menjalani hidup berkualitas
tinggi, ada dua jenis pendengaran. Secara umum, dalam grafik normal hambatan
pendengaran ringan hingga berat, Abd modern yang tersedia saat ini adalah "di
belakang telinga" (BTE) Alat ini dapat digunakan untuk telinga belakang yang tidak
membutuhkan telinga, dapat menutupi telinga saat digunakan, kemudian dimasukkan
ke dalam telinga (ITE). Bentuk bagian dalam dari cetakan telinga ini istimewa dan
nyaman dipakai, dapat memperpanjang baterai Life and carry cacat Menyebabkan
telinga terasa penuh Lalu ada "All Area in the Canal (CIC)". Ukurannya sangat kecil
sehingga tidak mudah dilihat orang, dan kekurangan penggunaannya juga sangat sulit,
terutama bagi mereka yang fleksibilitasnya berkurang, menggunakan terbaru Para
ABD teknis dapat memenuhi kebutuhan tuna rungu. Gunakan prosesor yang kuat untuk
penggunaan alat, suaranya jernih dan jernih, dan ukurannya sangat fleksibel. Karena
ukurannya kecil, Anda dapat memilih untuk menggunakan baterai atau baterai sekali
pakai dengan tambahan Bluetooth. Dapat dihubungkan ke TV, mikrofon atau speaker
lain. Aplikasi ini terhubung ke ponsel, yang secara otomatis dapat menentukan ukuran
suara orang saat berbicara, tetapi di abd modern saat ini, tidak ada suara, dan fungsi
mengurangi tinnitus bisa jauh jauh dari persepsi rumah Memiliki jaringan alamiah yang
dalam yang langsung berhubungan dengan otak, dan perkembangan ABD di Indonesia
sendiri adalah sebagian besar masyarakat masih akan malu menggunakan ABD dengan
alasan gangguan pendengaran, dan harga ABD masih relatif mahal bagi masyarakat
Indonesia, dan harganya pun turun. Agar masyarakat percaya pada ABD, karena
kualitasnya belum dapat memenuhi kebutuhan para tuna rungu, sangat disarankan
untuk terlebih dahulu melakukan tes skrining dari ahli THT untuk mendapatkan efek
yang maksimal. Lalu ada implan koklea, yang bisa digunakan oleh tuna rungu yang
tidak bisa memanfaatkan ABD, dan memiliki komponen internal dan eksternal, dan ada
implan telinga tengah, yang merupakan alternatif dari ABD tradisional, terutama bila
itu tidak bisa Gangguan pendengaran pakai ABD, fungsinya mirip dengan CI, tapi
alatnya digunakan untuk telinga tengah. Pada saat ini semuanya dapat berkomunikasi
dengan teknologi yang sangat membantu utnuk anak yang memiliki kekurangan dalam
pendengaran yang merupakan suatu keniscayaan yang sudah tidak aneh sehingga pada
anak yang memiliki kekurangan pendengaran masih bisa mencapai sebuah pendidikan
di tingkat tinggi.
Selanjutnya dalam materi talkshow banyak narasumber pernah mengalami
tunarungu, namun tidak menghentikan mereka untuk terus belajar dan belajar sesuai
dengan potensinya, karena kita harus memastikan bahwa anak tunarungu juga dapat
berkompetisi dalam bidang pendidikan bagi mereka tidak ada yang mustahil. Jika dari
mereka yang memiliki kekurangan masih ingin mencoba dan terus berjuang untuk
mencapai tujuan mereka, meskipun mereka memiliki keterbatasan pada
pendengarannya.
b. Menurut saya, anak-anak berkebutuhan khusus (seperti tuna rungu) yang tuna rungu
masih bisa dididik bersama anak normal lainnya melalui jalur sekolah inklusif. Hal ini
diperlukan karena anak berkebutuhan khusus dan anak normal adalah sama atau
sederajat, mereka harus memperoleh pendidikan yang layak dan dibekali dengan
fasilitas yang sesuai untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada pada
anak.
c. Menurut pendapat saya Anak tunarungu sangat mampu berkompetisi dalam pekerjaan
di masa depan, karena potensi anak sama dengan anak normal lainnya, karena mereka
memahami kemampuan dan kualifikasinya, tingkat gangguan dan keterampilan
komunikasi, serta memiliki sistem pendukung yang lebih baik untuk penerapannya.
penyandang tuna rungu di Hambata ditempatkan di tempat-tempat seperti tempat
penampungan kerja, pekerja / karyawan dan pengusaha. Dan menurut saya anak
tunarungu akan dapat berpartisipasi dalam pekerjaan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai