Oleh :
Kelompok 3 :
JURUSANMATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
1|Page
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat &
ridho Allah SWT, karena dengan Rahmat & RidhoNya-lah, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Sistem Angka “ guna memenuhi
tugas mata kuliah Number Theory. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang angka dan bilanga serta sistem angka romawi.
Penyusun
KELOMPOK 3
2|Page
DAFTAR ISI
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4|Page
system bilangan desimal terdapat 10 macam simbol dan pada bilangan
hexadesimal terdapat 16 macam simbol.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dari
makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem angka ?
2. Bagaimana sejarah sistem angka romawi?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem angka romawi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem angka.
2. Untuk mengetahui sejarah sistem angka romawi.
3. Untuk menjelaskan mengenai sistem angka romawi.
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Atau
6|Page
2. Sejarah Angka
Dalam berbagai literatur yang ada, tak disebutkan siapa orang yang
pertama kali menemukan angka-angka atau bilangan. Yang pasti,
menurut Abah Salma Alif Sampayya, dalam bukunya Keseimbangan
Matematika dalam Alquran , catatan angka pertama kali ditemukan pada
selembar tanah liat yang dibuat suku Sumeria yang tinggal di daerah
Mesopotamia sekitar tahun 3.000 SM.
7|Page
warna serta posisi benang menandakan tingkatan kuantitas: satuan,
puluhan, dan ratusan.
8|Page
6. Sistem Romawi ( 500 SM 1600)
7. Sistem Arab-Hindu (mulai dipakai tahun 1000)
4.1 Angka
Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk
melambangkan bilangan. Arti kata „angka‟ lebih mendekati arti kata
„digit‟ dalam bahasa Inggris. Nampaknya belum ada kata dalam bahasa
Indonesia yang merupakan terjemahan secara tepat dari „digit‟. Dalam
hal ini, sebuah atau beberapa angka lebih berperan sebagai lambang
tertulis atau terketik dari sebuah bilangan. Sesuai dengan arti kata
„digit‟, lebih baik pengertian angka dibakukan dengan batasan agar
hanya ada sepuluh angka yang berbeda, yaitu 0, 1, 2 … , 9 dalam
sistem bilangan basis sepuluh. Untuk memperjelas pengertian angka,
contoh penggunaannya diberikan sebagai berikut. “Bilangan duabelas
ditukis dengan dua buah angka, yaitu angka 1 dan angka 2, yaitu 12”.
9|Page
adanya unsur warna dan gambar di layar monitor. Demikian pula jika
kita melihat lambang yang sama di papan tulis, yang dilihat bukanlah
bilangan 1, melainkan serbuk dari kapur tulis yang melambangkan
bialngan satu.
10 | P a g e
tahun 1928
17 Agustus 1945
Rp5.000,00
US$3.50*
$5.10*
¥100
2.000 rupiah
50 dolar Amerika
10 paun Inggris
100 yen
10 persen
27 orang
* tanda titik di sini merupakan tanda desimal.
4.2 Bilangan
Bilangan adalah suatu idea. Sifatnya abstrak. Bilangan bukan
simbol atau lambang dan bukan pula lambang bilangan. Bilangan
memberikan keterangan mengenai banyaknya anggota suatu
himpunan dan digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Konsep
11 | P a g e
atau ide “satuan (oneness)”, “duaan (twoness)”, mau pun “
tujuhbelasan (seventeenness)” disebut dengan bilangan. Bilangan
yang paling luas disebut bilangan kompleks, yang dapat dibagi
menjadi bilangan-bilangan yang ditunjukkan pada bagan berikut.
12 | P a g e
bilangan dan bilangan dapat diuraikan sebagai perbedaan suatu objek
dan nama yang dihubungkan dengan objek itu. Jadi, lambang bilangan
adalah angka untuk menyatakan bilangan. Sebagai contoh 4, 2+2, 1+3
adalaha lambang yang semuanya menunjukkan bilangan yang sama,
yaitu empat. Apabila kits menyebut nama atau menuliskan angkanya (
lambangnya ), maka yang dimaksud adalah bilangan. Misalnya, konsep
yang disebut “lima” ditulis dengan lambang 5. Perlu diketahui bahwa
ada beberapa nama yang sinonim untuk lambang bilangan, yaitu
angka, nama bilangan, dan gambar bilangan.
13 | P a g e
melambangkan/memiliki arti angka tertentu. Awalnya system
perhitungannya diadaptasi dari system perhitungan milik bangsa
Etruscan. Begitu dengan angka-angkanya, sangat mirip dengan
angka-angka milik bangsa Etruscan (disimbolkan berdasarkan huruf
dan gambar). Berhubung angka-angka Etruscan susah buat ditulis
maupun di baca, akhirnya pada abad pertengahan angka romawi
disederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan tertulis angka-angka:
I ^ X П 8 П . Nah, dalam deretan angka romawi yang baru angka-
angka itu berubah menjadi : I V X L C M.
Sistem angka Romawi berkembang sekitar permulaan tahun 100
masehi, yang memiliki beberapa lambang yaitu, I, V, X, L, C, D dan M
yang masing-masing menyatakan bilangan, 1, 5, 10, 50, 100, 500,
dan 1000, seperti yang didaftar pada tabel 1.1
14 | P a g e
adalah,↓, , ⎿ yang semuanya digunakan sebagai lambang untuk 50
pada inspirasi semula. Lambang (theta) kemudian berkembang
menyerupai C, dalam pengaruh kenyataan bahwa C adalah huruf awal
kata Centum (seratus). Lambang yang mula-mula digunakan untuk
1000 adalah ⊂ | ⊃, yang dapat dipandang sebagai variasi 𝜙.
Lambang 1000 menjadi sebuah M, sebagai pengaruh fakta bahwa M
adalah huruf awal kata Latin milie (seribu). Lima ratus, sebagian dari
1000, dinyatakan oleh | ⊃, yang kemudian berubah menjadi lambang
D. Lambang ⊂ | ⊃ dan | ⊃ untuk 1000 dan 500 ditemukan pada akhir
tahun 1715.
15 | P a g e
dapat dilihat, penulisan angka Romawi adalah representasi yang
disederhanakan dari angka-angka yang dihasilkan oleh hitungan
dengan jari.
tangan kanan:
tangan kiri:
16 | P a g e
5.3 Pembentukan angka romawi
Sistem angka Romawi tidak mempunyai nilai tempat. Ketika
beberapa lambang dikombinasikan, lambang-lambang tersebut dapat
ditulis bagian demi bagian. Ketika suatu angka memuat dua lambang
besar, satu bilangan yang lebih kecil dari yang lain, maka berlaku
“penjumlahan” jika lambang pada bagian kanan menyatakan bilangan
yang lebih kecil. Jika lambang pada bagian kiri merupakan bilangan
yang lebih kecil, maka berlaku “pengurangan” bilangan yang lebih
kecil dari bilangan yang lebih besar. Ketika dua atau lebih lambang
bilangan yang sama yang ditulis bersama-sama maka semua
lambang menyatakan jumlah. Jadi, angka-angka III, XX dan CCC
menyatakan bilangan tiga, duapuluh, dan tigaratus.
Contoh 1.1
a. XXVIII = 10 + 10 + 5 + 1 + 1 + 1 = 28
b. XXXXVIII = 48, disingkat dengan XLVIII, karena XXXX=XL=40.
c. LDXLIX= 450 + 40 + 9 = 499, Karena LD= 500 – 50 = 450,
ditambah dengan XL= 50 – 10 = 40 dan IX = 10 – 1 = 9
d. Kita dapat mengkonversi setiap angka dari sebuah bilangan untuk
menulisnya dalam sistem angka Romawi. Misalnya, 982 = 900 +
80 + 2 = CM + LXXX + II = CMLXXXII.
e. Pada mulanya hanya penjumlahan yang digunakan, 1994 =
MDCCCCXXXXIII dan setelah digabungkan dengan sistem
pengurangan 1944 menjadi MCMXLIV.
17 | P a g e
=2
Jadi, II dibaca 2
LXXVI = L + X + X + V + I
= 50 + 10 + 10 + 5 + 1
= 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
CXXXVII = C + X + X + X + V + I + I
= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
= 137
Jadi, CXXXVII dibaca 137
18 | P a g e
Jangan mengurangkan huruf dari huruf yang besarnya lebih
dari sepuluh kali. Ini berarti kita hanya bisa mengurangkan I
dari V atau X, dan X dari L atau C. Jadi, menuliskan 1999
dalam angka Romawi, dikonversikan angka demi angka,
1999 = 1000 + 900 + 90 + 9 = M + CM + XC + IX.
Aturan yang berlaku di Mesir, empat ditulis IV dan bukan
IIII.
Contoh :
IV = V – I
= 5–1
=4
Jadi, IV dibaca 4
IX = X – I
= 10 – 1
=9
Jadi, IX dibaca 9
XL = L – X
= 50 – 10
= 40
Jadi, XL dibaca 40
c. Aturan Gabungan
Selain aturan penjumlahan dan pengurangan terdapat juga
aturan gabungan, dimana aturan penjumlahan dan pengurangan
dapat digabung sehingga bisa lebih jelas dalam membaca lambang
bilangan romawi.
Contoh :
XIV = X + ( V – I )
19 | P a g e
= 10 + ( 5 – 1 )
= 10 + 4 = 14
Jadi, XIV dibaca 14
MCMXCIX = M + ( M – C ) + ( C – X ) + ( X – I )
= 1000 + ( 1000 – 100 ) + ( 100 – 10 ) + ( 10 – 1 )
= 1000 + 900 + 90 + 9
= 1999
Jadi, MCMXCIX dibaca 1999
Contoh :
24 = 20 + 4
= ( 10 + 10 ) + ( 5 – 1 )
= XX + IV
= XXIV
Jadi, lambang bilangan romawi 24 adalah XXIV
139 = 100 + 30 + 9
= 100 + ( 10 + 10 + 10 ) + ( 10 – 1 )
= C + XXX + IX
20 | P a g e
= CXXXIX
Jadi, bilangan romawi 139 adalah CXXXIX
21 | P a g e
22 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem angka (atau sistem pengangkaan) ialah sejenis rangka kerja
yang mana satu set nomor dilambangkan melalui angka secara
konsisten. Menurut Muhammad Arif Tiro (2008:63) suatu sistem
angka adalah himpunan lambang dasar dan beberapa aturan untuk
membuat lambang lan dengan tujuan melakukan identifikasi
bilangan.
2. Sistem numerasi Romawi sudah dikenal sejak tahun 260 SM.
Menurut sejarah, angka romawi sudah ada sejak zaman romawi
kuno. Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan
penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem
penomoran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya
terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap
huruf melambangkan/memiliki arti angka tertentu. Sistem
perhitungannya diadaptasi dari sistem perhitungan milik bangsa
Etruscan. Berhubung angka-angka Etruscan susah buat ditulis
maupun di baca, akhirnya pada abad pertengahan angka romawi
disederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan tertulis angka-
angka: I ^ X П 8 П . Nah, dalam deretan angka romawi yang baru
angka-angka itu berubah menjadi : I V X L C M.
3. Perbedaan antara bilangan dan angka merupakan perbedaan
antara bilangan dan lambangnya, seperti halnya seseorang dengan
namanya.
4. Sistem angka Romawi tidak mempunyai nilai tempat. Ketika
beberapa lambang dikombinasikan, lambang-lambang tersebut
dapat ditulis bagian demi bagian. Ketika suatu angka memuat dua
lambang besar, satu bilangan yang lebih kecil dari yang lain, maka
berlaku “penjumlahan” jika lambang pada bagian kanan
23 | P a g e
menyatakan bilangan yang lebih kecil. Jika lambang pada bagian
kiri merupakan bilangan yang lebih kecil, maka berlaku
“pengurangan” bilangan yang lebih kecil dari bilangan yang lebih
besar. Ketika dua atau lebih lambang bilangan yang sama yang
ditulis bersama-sama maka semua lambang menyatakan jumlah.
24 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://clickmaths.wordpress.com/2011/10/03/beda-angka-dan-
bilangan/ (Diakses tanggal 09 november 2014 )
http://walgi.blogdetik.com/2013/05/02/sistem-numerasi-konsep-dasar-
matematika-1/ (Diakses tanggal 09 november 2014 )
http://ninamath.wordpress.com/2013/03/14/sejarah-sistem-
numerasi/ (Diakses tanggal 09 november 2014 )
https://petrusfendiyanto21.wordpress.com/2014/11/09/tahu-nggak-
perbedaan-bilangan-angka-dan-nomor/
http://dewimatkom5a.blogspot.co.id/2010/10/perbedaan-angka-dan-
bilangan.html
http://ukurandansatuan.com/tabel-angka-romawi-dan-cara-penulisan-
angka-romawi.html/
https://enypurwati.wordpress.com/2013/05/13/bilangan-romawi/
http://aboutmathika.blogspot.co.id/2014/06/sejarah-perkembangan-angka-
modern.html
25 | P a g e