Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah
Literasi Matematika pada Jurusan
Pendidikan Matematika
Oleh:
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
penyusunan makalah ini. Dalam makalah ini, saya berusaha untuk menguraikan
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari pihak-
pihak yang turut membantu demi kelancaran penyelesaian makalah ini. Untuk itu
1. Ahmad Farham Majid, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Literasi
Matematika
dan sumbangsih berupa fikiran dan waktu. Serta semua yang telah membantu
penyelesaian makalah ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
terdapat kekurangan. Namun saya telah berusaha memberikan yang terbaik untuk
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya berharap adanya kritik dan saran demi
Akhir kata, harapan saya adalah semoga makalah ini membantu menambah
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan kemampuan kreatif yang dimiliki manusia dapat menciptaakan sarana dan
Kemampuan berfikir kritis dan kreatif tentunya tidak didapatkan begitu saja,
sekedar hanya melafalkan huruf, tapi bagaimana kita menarik kesimpulan dari
program ini setiap Negara akan dinilai sesuai dengan kemampuan literasi peserta
Literasi matematika terdiri dari dua kata yaitu literasi dan matematika.
Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin littera
(huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan
Karena peka dengan maksud atau tujuan, literasi itu bersifat dinamis –tidak
statis– dan dapat bervariasi di antara dan di dalam komunitas dan kultur
tacit awareness of the relationships between textual conventions and their context
of use and, ideally, the ability to reflect critically on those relationships. Because
and on cultural knowledge.” Yang dimaksud dengan teks adalah mencakup teks
tulis dan teks lisan. Adapun pengetahuan tentang genre adalah pengetahuan
2014: 454).
membaca tidak hanya buku teks, namun berbagai fenomena dalam kehidupan
sehari-hari sebagai lingkungan belajar secara analitis, kritis dan reflektif. Dengan
keadaan secara kritis. Untuk kemampuan membaca teks tidak hanya sekedar
kehidupan manusia. Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan
pada setiap jenjang pendidikan diharapkan tidak hanya membekali peserta didik
ilmu keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan
memberikan rasa nyaman untuk bertanya dan mencoba ide matematis ketika
merupakan kemampuan peserta didik untuk membaca bukan hanya sekedar teks
kemampuan ini bukan hanya membaca tapi menganalisis keadaan secara kritis
sebagai berikut:
role that mathematics plays in the world and to make the well -founded judgments
konteks. Hal ini meliputi penalaran matematik dan pengunaan konsep, prosedur,
fenomena. Hal ini menuntun individu untuk mengnali peranan matematika dalam
kehidupan dan membuat penilaian yang baik dan pengambilan keputusan yang
dan menafsirkan permasalahan yang didasarkan pada konteks yang ada. Math
literacy “is literally everything. It’s communication, it’s discussion, it’s looking at
graphs. It’s so many things.” (Ippolito et al., 2017) Ojose secara sederhana
capacity to identify and understand the role that mathematics plays in the world,
ways that meet the needs of that individual’s life as a constructive, concerned and
kebutuhan hidup individu tersebut sebagai warga negara yang konstruktif, peduli
dan reflektif.
B. Proses Matematika
fenomena atau kejadian. Prosem matematisasi ini terbagi atas dua yaitu
1. Pendekatan Mekanistik
didasarkan pada apa yang diketahui dan dilakukan dari pengalaman sendiri
(dimulai dari yang sederhana ke yang lebih sulit). Dalam pendekatan ini manusia
2. Pendekatan Empiristik
matematisasi horisontal.
3. Pendekatan Strukturalistik
dengan nilai tempat, sehingga suatu konsep dicapai melalui matematisasi vertikal.
4. Pendekatan Realistik
yang ada dalam matematika, kemudian siswa membahasakan lagi jawaban yang
tersebut, diharapkan siswa akan dapat melihat kegunaan matematika sebagai alat
akan lebih mudah memahami konsep jika ia tahu manfaat atau kegunaannya,
karena sesuatu yang bermakna akan lebih mudah dipahami siswa dari pada yang
tidak bermakna. Dalam hal ini yang dimaksud bermakna adalah informasi yang
baru saja diterima memiliki kaitan dengan informasi yang sudah diketahui siswa
dalam hal ini berkaitan dengan model situasi dan model matematika yang
dan bermakna akan memberikan peran yang sangat penting bagi pencapaian
tujuan pendidikan secara umum, yaitu pembentukan manusia yang mampu
berpikir logis, sistematik dan cermat, serta bersifat obyektif dan terbuka dalam
masalah kontekstual yang dihadapi, yang menjadi awal dari proses matematisasi
pengertian atau konsep matematika. Di sini peran guru sebagai fasilitator dan
matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk
sosial budaya.
4. Adanya interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain serta antara siswa dengan guru. Dalam proses
pembelajaran diharapkan terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Selain itu
diharapkan terjadi pula interaksi antara siswa dengan siswa yaitu dalam
dasar yang harus dimiliki oleh siswa, berdasarkan PISA kemampuan dasar
bahasa formal dan teknis serta operasi; dan (7) Using mathematical tools,
menggunakan alat-alatmatematika.
PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada
sebagai berikut: di bidang matematika, nilai rata-rata tes PISA siswa Indonesia
bergerak fluktuatif. Nilai ratarata terendah diperoleh dalam PISA 2003, sebesar
360. Nilai rata-rata tertinggi dicapai pada PISA 2006, 391 poin. Pada PISA 2018,
siswa Indonesia memperoleh nilai rata-rata 379. Dalam bidang sains, meski turun
dibandingkan dengan capaian PISA 2015 yang sebesar 402 poin, nilai rata-rata
siswa Indonesia dalam PISA 2018 adalah yang tertinggi kedua dalam seluruh
periode pelaksanaan PISA. Dalam PISA 2018 ini, Indonesia memperoleh nilai
rata-rata 396 di bidang sains, lebih tinggi 3 poin dibanding hasil PISA pertama di
tahun 2000. Nilai ratarata terendah di bidang saing diperoleh pada PISA 2012,
hingga 2018, dengan peningkatan tipis pada bidang membaca dan sains, dan
peningkatan lebih tajam di bidang matematika. Meski tren sepanjang periode naik,
pada PISA 2018, skor Indonesia relatif turun di semua bidang. Penurunan paling
tajam terjadi di bidang membaca. Cakupan populasi PISA Indonesia meningkat
dalam 18 tahun, keikutsertaan Indonesia naik dari 39% pada PISA 2000 menjadi
68% di PISA 2015 dan 85% pada PISA 2018. Artinya nilai rerata matematika 367
tahun, sedangkan nilai rerata matematika 386 pada PISA 2015 menggambarkan
melalui grafik di atas, dapat kita lihat bahwa peningkatan kemampuan literasi
matematika anak Indonesia meningkat drastis pada tahun 2006 namun sayangnya
kembali menurun ditahun berikutnya dan sampai pada hasil PISA 2018
stabil.
Artinya keberhasilan memecahkan masalah PISA sangat ditentukan oleh sistem evaluasi
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa guru memegang peran penting dalam
lima elemen yaitu: developing human capital, cultural identity, social change,
environmental awareness, and evaluating mathematics. According to Höfer and
flexible and practical way (Haara et al., 2021). Maksud dari Hofer dan Beckman
Berdasrkan artikel ilmiah yang ditulis oleh Abdul Halim Fatani dengan judul
siswa untuk berpikir dan mencari pemahaman makna dari informasi yang sedang
harus terampil memahami materi yang disajikan guru. Model pembelajaran SQ3R
merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih guru untuk digunakan dalam
yang terjadi di bangku sekolah. Guru memiliki peran aktif dalam memilih model
matematika.
BAB II
LITERASI MATEMATIKA
A. Hakikat Matematika
kehidupan manusia. Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan
pada setiap jenjang pendidikan diharapkan tidak hanya membekali peserta didik
merupakan sarana berpikir ilmiah yang memegang peranan penting dalam usaha
ilmu keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan
memberikan rasa nyaman untuk bertanya dan mencoba ide matematis ketika
Namun, secara simbolis siapa saja dan dari negara mana saja akan memahami
makna dari angka 1. Hal ini lah yang menunjukkan matematika adalah Bahasa
arti yang sama, baik orang yang tinggal di Medan, di Jakarta atau bahkan bagi
dan pemikiran yang kritis, sistematis, logis dan kreatif. Wittgenstein (Hasratuddin,
2015:27) menjelaskan oleh karena itu diperlukan suatu kemampuan memperoleh,
logis, dan kreatif. Salah satu program pendidikan yang dapat mengembangkan
disiplin ilmu untuk meningkatkan daya prediksi dan control ilmu tersebut. Carl
queen of the sciences”. Hal ini menunjukkan bahwa matematika sebagai ratu dan
juga sebagai pelayan ilmu pengetahuan. Matematika sebagai ratu ilmu artinya
matematika sebagai alat dan pelayan ilmu yang lain. Matematika sebagai suatu
berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga untuk melayani
sudah seharusnya matematika disampaikan dengan cara yang menarik, yang dapat
menarik minat dan perhatian siswa dalam proses penyampaian matematika. Oleh
PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada
tahun 2000, 2003, 2006, 2009, 2012 dan seterusnya. Indonesia mulai sepenuhnya
skills that students around the world, and in demographic subgroups within each
country, have acquired. In each round of PISA, one of the core domains is tested
in detail, taking up roughly one-half of the total testing time. The major domain in
2018 was reading, as it was in 2000 and 2009. Mathematics was the major
domain in 2003 and 2012, and science was the major domain in 2006 and 2015.
(OECD, 2019).
seluruh dunia, dan dalam subkelompok demografis di setiap negara. Dalam setiap
putaran PISA, salah satu domain inti diuji secara mendetail, menghabiskan kira-
kira setengah dari total waktu pengujian. Ranah utama tahun 2018 adalah
membaca, seperti pada tahun 2000 dan 2009. Matematika menjadi domain utama
pada tahun 2003 dan 2012, dan sains menjadi domain utama pada tahun 2006 dan
2015.
role that mathematics plays in the world and to make the well-founded judgments
2013)
hari siswa. PISA menyajikan teknik penilaian literasi matematika yang didasarkan
pada konten, konteks dan proses. PISA menilai level dan tipe matematika yang
sesuai dengan anak usia 15 tahun dalam mengikuti alur (trajectory) untuk menjadi
warga yang konstruktif, reflektif dan dapat memberikan keputusan dan pendapat
yang baik.
tersebut.
dalam kehidupan sehari-hari, baik kegiatan diri sendiri, kegiatan dengan keluarga,
maupun kegiatan dengan teman sebayanya. Jenis konteks pribadi tidak terbatas
memecahkannya.
tempat lingkungan siswa bekerja. Konteks pekerjaan tidak terbatas pada hal-hal
tingkat tenaga kerja, dari tingkatan terendah sampai tingkatan yang tertinggi yang
kehidupan di masyarakat.
yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam
pada tahun 1995, kemudian berturut-turut pada tahun 1999, 2003 dan 2007. Pada
saat modul ini ditulis, TIMSS yang kelima, yaitu TIMSS 2011 sedang dalam
TIMSS sebanyak 3 kali sementara siswa SD belum pernah. Berbeda dengan studi
bidang matematika yang diuji menggunakan istilah dimensi dan domain. TIMSS
untuk siswa SMP terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan dimensi
sementara pada TIMSS sebelumnya dimensi konten terdiri atas lima domain
konten karena domain data dan peluang dipisah. Tiap domain konten diperinci
lebih lanjut dalam beberapa topik, misalnya domain konten bilangan meliputi
pandangan mengenai istilah yang satu ini. Literasi matematika merupakan salah
satu kemampuan yang dinilai dalam PISA. Literasi matematika memiliki tujuh
kegiatan tersebut.
menalar dan memberi alasan. Kemampuan ini berakar pada kemampuan berpikir
masalah mungkin sederhana dan strategi pemecahannya terlihat jelas, namun ada
mathematical content that a person might bring to bear in solving a problem. the
kinds of problems that arise through interaction with day-to-day phenomena, and
presents itself to people For PISA assessment purposes, these overarching ideas
are: space and shape, change and relationships, quantity and uncertainty. this is
somewhat different from an approach to content that would be familiar from the
range of mathematical topics that students are expected to have learned” (OECD,
2010)
diilustrasikan dengan empat kategori yang mencakup jenis masalah yang muncul
Untuk tujuan penilaian PISA, ide-ide menyeluruh ini adalah: ruang dan bentuk,
perubahan dan hubungan, kuantitas dan ketidakpastian. Hal ini agak berbeda dari
pendekatan konten yang akan akrab dari perspektif pengajaran matematika dan
satu unsur penting dalam kemajuan sebuah negara dalam menjalani kehidupan di
era globalisasi. Forum Ekonomi Dunia 2015 telah memberikan gambaran tentang
keterampilan abad ke-21 yang sebaiknya dimiliki oleh seluruh bangsa di dunia.
keharusan bagi masyarakat Indonesia untuk menguasai enam literasi dasar, yaitu
(1) literasi bahasa, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi digital, (5)
literasi finansial, serta (6) literasi budaya dan kewargaan. Kemampuan literasi ini
lahir dari sinkronisasi semua program literasi yang sudah berjalan pada setiap unit
pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 revisi 2017 yang disusun harus
nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dan menengah, yang
disesuaikan standar kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip pembelajaran
teknologi harus dioptimalkan pada pembelajaran abad ke-21 saat ini. Berdasarkan
Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan dasar dan
Menengah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting yang wajib
menerapkannya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Hal ini selaras
dengan Negara-negara lain di dunia. Hal ini, menjadi perhatian utama dan tugas
besar Negara Indonesia agar bisa mencapai prestasi yang lebih baik selanjutnya.
rendah. Ditinjau dari mutu akademik antar bangsa melalui Programme for
siswa Indonesia pada peringkat ke-39 dari 40 negara sampel, hasil PISA tahun
2006 Indonesia peringkat ke-38 dari 41 negara, hasil PISA tahun 2009 yaitu
peringkat ke-61 dari 65 negara, kemudian tahun 2015 Indonesia peringkat 62 dari
70 negara peserta dengan skor 403 dari rata-rata skor OECD 493. Hal ini
soal permasalahan yang membutuhkan pemikiran logis dan aplikatif. Siswa masih
pembelajaran. Hal ini perlu menjadi perhatian utama untuk program pendidikan
matematika SMP dan SMA disarankan agar selalu berkreasi dalam menggunakan
berdasarkan PISA, sehingga capaian ranking penilain PISA yang akan dating
tersebut diperoleh agar individu dapat bertahan ikut bersaing untuk menghadapi
untuk mengajarkan matematika agar siswa tidak merasa bosan dan enggan belajar.
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam
kehidupan, dengan adanya pendidikan dapat melatih seseorang untuk lebih cerdas
dalam bertindak, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, serta lebih produktif dalam
Majunya suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sistem pendidikan yang ada di
interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses
akan tetapi ada banyak kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian hasil
belajar yang optimal. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan memiliki
kualitas atau mutu sistem pendidikan berbagai upaya telah dilakukan, seperti
teknologi.
interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, pendidik kurang mendorong dan
informasi yang telah diberikan, sehingga otak dipaksa untuk mengingat dan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta didik keluar dari sekolah, mereka
Dalam sebuah tulisan yang berjudul what is math dijelaskan bahwa “The
way we teach math now is different from the way we were taught. Math was quite
the dispenser of knowledge, the teacher presented the math concept of the day.
There was the occasional question by a student who wasn’t sure what page we
were on, but otherwise there was little dialogue between the teacher and the
students and no math conversation among the students. The teacher explained
how the problem should be solved, and that was it. There were no alternate
approaches to solving the problem. The homework was assigned and the routine
continued day after day, year after year.” (Literacy et al., n.d.) maksudya cara
mereka mengajar matematika sekarang berbeda dengan cara mereka diajar ketika
masih duduk di bangku sekolah. Matematika cukup terpisah dari membaca, dan
sesekali oleh siswa, tetapi sebaliknya hanya ada sedikit dialog antara guru dan
siswa dan tidak ada percakapan matematika di antara siswa. Guru menjelaskan
bagaimana masalah itu harus diselesaikan, dan hanya itu. Tidak ada pendekatan
alternatif untuk memecahkan masalah. Pekerjaan rumah diberikan dan rutinitas itu
berlanjut hari demi hari, tahun demi tahun. Tidak dapat dipugkiri masalah tersebut
literasi siswa.
lima elemen yaitu: developing human capital, cultural identity, social change,
flexible and practical way (Haara et al., 2021). Maksud dari Hofer dan Beckman
Berdasrkan artikel ilmiah yang ditulis oleh Abdul Halim Fatani dengan judul
siswa untuk berpikir dan mencari pemahaman makna dari informasi yang sedang
harus terampil memahami materi yang disajikan guru. Model pembelajaran SQ3R
merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih guru untuk digunakan dalam
yang terjadi di bangku sekolah. Guru memiliki peran aktif dalam memilih model
matematika.
BAB III
MATEMATIKA DI SEKOLAH
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap
matematika tidak hanya pada penguasaan materi saja. Literasi matematika juga
masalah sehari-hari
Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for Internastional Student
using mathematical concepts, procedures, facts and tools to describe, explain and
plays in the world and to make the well-founded judgments and decisions needed
dicetuskan oleh NCTM (1989) sebagai salah satu visi pendidikan matematika
logis serta mengunakan metode matematis yang beragam. Komponen utama ini
didik. Kemampuan bernalar yang merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran
matematika yang tidak hanya meminta peserta didik untuk mengerjakan soal
namun juga mampu membentuk pola pikir yang tersusun dan terarah yang tidak
hanya digunakan pada lini matematika saja namun juga dapat diterapkan pada
hanya agar siswa mampu menyelesaikan soal-soal rutin matematika (soal ulangan
harian, ujian semester, ujian nasional, maupun ujian masuk ke jenjang yang lebih
yang lebih komprehensif, sesuai dengan tuntutan kurikulum yaitu: (1) Memahami
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
B. Studi PISA dan TIMSS dalam Penilaian Kemampuan Matematika Peserta
Dididk
1. Studi PISA
program untuk mengukur prestasi bagi anak usia 15 tahun pada bidang
oleh PISA dilakukan tiap 3 (tiga) tahun sekali dengan fokus pada pendidikan
semenjak pertama kali dilakukan yaitu sejak tahun 2000 terus bertambah, tercatat
hingga 2018 dari 41 menjadi 79 negara sebagai partisipan dalam penilaian PISA
Penilaian PISA saat ini telah dijadikan sebagai referensi acuan dan
Indonesia ikut menjadi partisipan program penilaian ini PISA sebagai usaha dan
ikhtiar untuk menerawang sejauh mana program pendidikan dapat membantu anak
dalam memiliki kemampuan matematika, sains dan literasi membaca yang sesuai
digunakan untuk siklus PISA 2015 dan 2018 dalam (OECD, 2019) – dapat
dalam penilaian matematika PISA 2018 yaitu : Mampu merumuskan situasi secara
seperti berikut:
analisis
representasi
solusi matematis
menemukan solusi
nyata masalah
atau diterapkan
Adapun, proporsi skor sub-sub komponen proses yang diuji dalam studi
matematika
Menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil matematika 25 %
Total 100
b. Konten matematika
penting bagi warga negara di era modern dunia. Artinya, untuk memecahkan
Oleh karena itu, daftar kategori konten berikut digunakan dalam PISA
dan refleksi dari untaian utama dari kurikulum sekolah. Keempat kategori ini
menggambarkan area konten yang luas yang digunakan dalam item tes untuk
PISA 2018, yaitu: Perubahan dan hubungan; Ruang dan bentuk; Kuantitas;
pertumbuhan organisme, musik, dan siklus musim, pola cuaca, tingkat pekerjaan
dan kondisi ekonomi. Aspek konten matematika tradisional fungsi dan aljabar,
menafsirkan perubahan dan hubungan, dan landasan yang kuat dalam dasar-dasar
angka dan satuan juga penting untuk mendefinisikan dan menafsirkan perubahan
mana di dunia visual dan fisik kita: pola, sifat objek, posisi dan orientasi,
representasi objek, informasi visual, navigasi dan interaksi dinamis dengan bentuk
dan membaca peta, mengubah bentuk dengan dan tanpa teknologi, menafsirkan
3. Kuantitas
ukuran relatif, dan tren numerik dan pola. Aspek penalaran kuantitatif – seperti
dan penilaian kewajaran hasil – adalah inti dari literasi matematika relatif untuk
kuantitas.
sekumpulan atribut yang luas aspek dunia. Hal ini memungkinkan untuk
dan manipulasi ruang dan bentuk, untuk pengorganisasian dan menafsirkan data,
dan untuk pengukuran dan penilaian. Jadi literasi matematika di bidang kuantitas
pengaturan.
hal yang pasti. Oleh karena itu ketidakpastian adalah fenomena di jantung analisis
matematis dari banyak situasi masalah, dan teori probabilitas dan statistik serta
Kategori ketidakpastian dan konten data termasuk mengenali tempat variasi dalam
cuaca, dan model ekonomi. Ada variasi dalam proses manufaktur, skor tes dan
temuan survei, dan kesempatan adalah dasar bagi banyak kegiatan rekreasi yang
dinikmati oleh individu. Selain itu, pengetahuan tentang bilangan dan aspek
aljabar, seperti grafik dan representasi simbolis, berkontribusi pada fasilitas yang
terlibat dalam masalah dalam kategori konten ini. Fokus pada interpretasi dan
penyajian data merupakan aspek penting dari kategori ketidakpastian dan data.
Studi tiga (3) tahunan PISA, yang diselenggarakan oleh Organization for
2. Studi TIMSS
matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). TIMSS adalah studi internasional
tentang kecenderungan atau arah dan perkembangan matematika dan sains. Studi
2019).
diselengarakan pada tahun 1995, kemudian berturut-turut pada tahun 1999, 2003
dan 2007, 2011, 2015, 2019. Salah satu kegiatan TIMSS adalah menguji
dan domain. Ada dua penilaian matematika TIMSS 2019, yaitu: Matematika
dari dua kerangka penilaian untuk TIMSS 2019 disusun berdasarkan dua dimensi:
Dimensi konten, menentukan materi pelajaran yang akan dinilai dan Dimensi
kognitif, menentukan proses berpikir yang akan dinilai (Mullis & Martin, 2020).
matematika TIMSS 2019 ditujukan untuk konten dan domain kognitif di kelas
Kelas Empat
matematika secara luas diajarkan di setiap kelas. Ada lebih banyak penekanan
pada angka di kelas empat daripada di kelas delapan. Di kelas delapan, dua dari
empat domain konten adalah aljabar dan geometri. Karena ini umumnya tidak
diajarkan sebagai area yang dapat dipisahkan di sekolah dasar, topik pengantar
atau praaljabar dinilai di kelas empat dimasukkan sebagai bagian dari bilangan.
pemecahan masalah di dalam matematika, dengan sekitar dua pertiga dari item
keterampilan.
Domain kognitif itu sama untuk kedua kelas, tetapi dengan pergeseran
utama dan topik penilaian dalam setiap domain, dilanjutkan dengan domain
konten kelas delapan dan, kemudian, deskripsi domain kognitif untuk kelas empat
dan delapan.
Domain konten kelas empat dan persentase target dari penilaian skor poin
dikhususkan untuk masing-masing. Setiap domain konten terdiri dari area topik,
dan setiap topik daerah pada gilirannya mencakup beberapa topik. Di seluruh
penilaian matematika kelas empat, setiap topik menerima bobot yang kurang lebih
sama.
data
Menggunakan data untuk 5 %
memecahkan masalah
1. Bilangan
tiga bidang topik, yaitu : Bilangan bulat; Ekspresi, persamaan sederhana, dan
Kita dikelilingi oleh objek dengan berbagai bentuk dan ukuran, dan
bentuk dan ukuran. Pengukuran adalah proses kuantifikasi atribut objek dan
fenomena (misalnya, panjang dan waktu). Dua bidang topik dalam pengukuran
3. Data
internet, surat kabar, majalah, buku teks, referensi buku, dan artikel memiliki data
yang direpresentasikan dalam bagan, tabel, dan grafik. Siswa perlu memahami
bahwa grafik dan bagan membantu mengatur informasi atau kategori dan
menyediakan cara untuk membandingkan data. Domain konten data terdiri dari
desimal
Rasio, 10 %
proporsi, dan
persen
Aljabar 30 % Ekspresi 20 %
aljabar dan
persamaan
Relasi dan 10 %
Fungsi
Geometri 20 % Bentuk dan 20 %
pengukuran
geometri
Data dan Peluang 20 % Data 15 %
Peluang 5 %
Agar dapat menjawab soal tes TIMSS dengan benar, siswa harus
terbiasa dengan matematika konten yang dinilai, tetapi mereka juga perlu
pengalaman siswa di dua kelas. Untuk yang kelas keempat dan kedelapan,
1. Pengetahuan
Kemudahan dalam penerapan matematika, atau penalaran tentang situasi
seorang siswa mampu mengingat dan semakin luas jangkauan konsep yang dia
masalah.
dan fakta dasar dengan mudah dan konvensi nomor, representasi simbolis, dan
matematika, serta konsep dan sifat matematika esensial yang membentuk fondasi
ab, a + a + a = 3a).
Mengenali Mengenal bilangan, ekspresi, besaran, dan bentuk. Kenali
sesuai.
2. Penerapan
konteks. Dalam domain ini, fakta, konsep, dan prosedur serta masalah harus
diketahui siswa. Dalam beberapa item selaras dengan domain ini, siswa perlu
ide membentuk inti pemikiran dan komunikasi matematis, dan kemampuan untuk
penekanan pada yang lebih akrab dan rutin tugas. Masalah dapat diatur dalam
3. Penalaran
termasuk intuitif dan induktif penalaran berdasarkan pola dan keteraturan yang
dapat digunakan untuk sampai pada solusi untuk masalah yang ditetapkan situasi
baru atau asing. Masalah seperti itu mungkin murni matematis atau mungkin
bentuk.
Mengintegrasika Menghubungkan berbagai elemen pengetahuan,
menyelesaikan masalah.
Mengevaluasi Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah strategi dan
solusi.
Menggambarkan Membuat kesimpulan yang valid berdasarkan informasi dan
kesimpulan bukti.
Menggeneralisasi Buat pernyataan yang mewakili hubungan dalam istilah
atau solusi.
Survei TIMSS yang dilakukan oleh The International Association for the
mengambil fokus pada domain isi matematika dan kognitif siswa. Domain isi
2018).
BAB IV
Menyertai
A pizzeria serves two round pizzas of the same thickness in different sizes.
The smaller one has a diameter of 30 cm and costs 30 zeds. The larger one
has a diameter of 40 cm and costs 40 zeds. Which pizza is better value for
Sebuah
money?kedai
Showpizza
your menyajikan
reasoning. dua pilihan pizza dengan ketebalan yang
sama namun berbeda dalam ukuran. Pizza yang kecil memiliki diameter 30
dengan harga 40 zed. Pizza manakah yang lebih murah. Berikan alasannya.
(PISA 2003)
Catatan: Bilangan satuan harga dalam ‘zed’ pada soal tersebut dapat
Indonesia.
matematika
Konteks Personal
Komentar: Pada soal tersebut, siswa dituntut untuk mampu memahami maksud
soal, kemudianmampu menghitung luas atau besarnya satu pizza, besarnya pizza
yang diperolehdengan harga 1 zed atau harga setiap cm 2 pizza dalam zed, dan
30 30
(diameter 30 cm) luasnya adalah π × × =225 π cm2dan harganya 30 zed,
2 2
sehingga untuk setiap 1 zed didapatkan pizza seluas225π: 30 = 7,5π atau seluas
40 40
π× × =400 π cm 2 cm2 dan harganya 40 zed, sehingga untuksetiap 1 zed
2 2
seluas23,6 cm2. Sedangkan untuk pizza yang besar, dengan uang 1 zed dapat
dimiliki pizza seluas 31,4cm2. Oleh karena itu pizza yang besar lebih murah
dan nilaiuang melalui suatu masalah. Dari seluruh siswa di dunia yang mengikuti
tes, hanya11% yang menjawab benar. Oleh karenanya soal ini dinilai sebagai
salah satudiantara soal yang sulit. Kemungkinan penyebab hal itu adalah
tersebut.
soal ini,untuk menyimpulkan pizza mana yang lebih murah dibutuhkan kreativitas
dalam bentukide mencari luas pizza untuk setiap harga 1 zed pada pizza yang
kemampuan menghitung luaslingkaran, dan hal itu telah dipelajari siswa sejak
tersebut juga diperlukan kemampuan mengalikan dan membagi bilangan bulat dan
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan” (KD 1.1). Namun,sekali lagi agar
masalah, serta diperlukan juga kreativitas yang tinggi.(Wardani & Rumiati, 2011)
for the audience. The concert was completely sold out and the field was
full with all the fans standing. Which one of the following is likely to be the
A. 2 000
B. 5 000
C. 20 000
D. 50 000
E. 100 000
“This item calls on each of the three process categories but the primary
to make sense of the contextual information provided (the field size and
shape; the rock concert is full; fans are standing) and translate it into a
for the space required for an individual fan or a group of fans. Working
concepts, facts, procedures and reasoning to link the area of the field and
the area occupied by a fan to the number of fans, making the quantitative
(ukuran dan bentuk lapangan; konser rock penuh; penggemar berdiri) dan
nyata. Secara khusus ada kebutuhan untuk merancang model untuk ruang
bidang dan area yang ditempati oleh kipas dengan jumlah kipas, membuat
garden bed. He isconsidering the following designs for the garden bed.
Circle either ‘yes’ or ‘no’ for each design to indicate whether the garden bed
Garden Using this garden, can the garden be made with 32 meters of
Design A A Yes/No
Design B B Yes/No
Design C C Yes/No
Design D Yes/No
Desain A Ya/tidak
Desain B Ya/tidak
Desain C Ya/tidak
Desain D Ya/tidak
This was one of the more difficult items in the PISA 2003 survey, with a
correct response rate of a little less than 20%. It can be solved by the
given to enable direct calculation of the exact perimeter for Designs A, C and
oblique sides of Design B are longer than the sum of the ‘vertical’
information provided in the text with the graphical representation of the four
garden beds. The task has been presented in overtly mathematical form,
lengths of the pieces of timber available and the geometry of the corners, do
not come into the problems as posed here. The key capability demanded to
solve the problem is the reasoning and argument needed to identify Design B
which has too great a perimeter, and to appreciate that the lengths of the
total ‘vertical’ length is known (similarly with Design C with both vertical
perimeter information needed can be found in spite of the fact that some of
the individual lengths are not known. Using symbolic, formal and technical
properties of the sides, and the addition of the side lengths. Using
Ini adalah salah satu item yang lebih sulit dalam survei PISA 2003, dengan
tingkat respons yang benar kurang dari 20%. Ini dapat diselesaikan dengan
Namun, informasi yang diberikan tidak cukup untuk Desain B; oleh karena
komponen 'horizontal' dari empat bentuk adalah setara, sisi miring Desain B
bentuk lainnya.
dengan representasi grafis dari empat tempat tidur taman. Tugas telah
tersedia dan geometri sudutnya, tidak menjadi masalah seperti yang diajukan
yang memiliki perimeter terlalu besar, dan untuk menghargai bahwa panjang
komponen 'vertikal' dari Desain A itu sendiri tidak diketahui, tetapi total '
diperlukan.
4. Revolving Door
ruang untuk maksimal 2 orang dalam setiap sector pintu tersebut dimana
berada dalam level 4 pada skala kecakapan matematika. Dalam satu menit,
24 × 30 = 720 orang dapat masuk (oleh karena itu, jawaban yang benar
adalah opsi respon D). Penalaran proporsional merupakan hal yang sentral
rancangan strategi untuk menyatukan informasi secara logis. Item ini juga
data yang diberikan dalam soal bisa disusun dengan benar sehingga
5% siswa yang mencapai tingkat 4 atau lebih. (Wardani & Rumiati, 2011)
yang Menyertai
ke dalam dua domain, yaitu domain isi dan domain kognitif dengan
konten terdiri atas empat domain yaitu : bilangan, aljabar, geometri, data dan
peluang. Tiap domain konten diperinci lebih lanjut dalam beberapa topik,
misalnya domain konten bilangan meliputi topik bilangan cacah, pecahan dan
Gambar 1.
Proporsi Kemampuan yang diuji pada dimensi Konten dalam Studi TIMSS 2015
sebagai perilaku yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan
menunjukkan proporsi kemampuan yang diuji pada dimensi kognitif dalam studi
TIMSS 2015.
Gambar 2.
Proporsi Kemampuan yang diuji pada dimensi Kognitif dalam Studi TIMSS 2015
penilaian, yaitu konten dan kognitif dapat teramati. Bentuk soal-soal dalam
TIMSS adalah pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, isian singkat dan uraian.
Isian singkat dan uraian sering disebut “constructed response”. Untuk soal pilihan
ganda dan isian singkat jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Untuk
soal uraian akan diberi skor 2 untuk jawaban yang lengkap dan benar, skor 1
untuk jawaban yang benar namun kurang lengkap dan skor 0 untuk jawaban yang
(high), sedang (intermediate) dan rendah (low). Dalam (Ina, 2012) dijelaskan
3. Soal TIMSS
a. Contoh Soal-1:
Manakah di antara lingkaran-lingkaran berikut yang menggambarkan pecahan yang bernilai h
Komentar:
5
pecahan yang digambarkan oleh daerah berbayang-bayang pada persegi, yaitu
12
. Untuk mampu menjawab soal dengan benar siswa perlu memperkirakan yang
mana di antara pilihan A, B, C, D dan E yang paling tepat. Untuk itu siswa perlu
5
melihat bahwa itu kurang sedikit dari setengah, akibatnya jawaban A, B, C,
12
dan E tidak mungkin, sehingga jawaban yang benar adalah jawaban D. Soal
tersebut berada dalam domain konten bilangan dan domain kognitif pengetahuan.
Soal ini berkaitan dengan konsep pecahan yang dipelajari di Kelas III SD
pecahan sudah tidak lagi dipelajari, karena yang dipelajari di SMP adalah
mampu menjawab dengan benar, namun hanya 52% siswa Indonesia yang mampu
menjawabnya dengan benar. Sebenarnya soal ini tergolong tidak terlalu sulit,
namun kemampuan yang diperlukan untuk menjawab soal tidak hanya sekedar
atau keadaan dengan mengacu pada keadaan tertentu. Dalam hal ini siswa perlu
melakukan analisis terhadap nilai pecahan yang diwakili oleh gambar berbentuk
lingkaran dengan mengacu pada nilai pecahan yang diwakili oleh gambar
berbentuk persegi. Siswa Indonesia yang tidak mampu menjawab dengan benar
b. Contoh Soal-2:
Catatan: Sebagai guru matematika pembaca modul ini, Anda dapat
mengasosiasikan bilangan satuan harga dalam ‘zed’ pada soal tersebut dengan
Berhentilah membaca sejenak, coba kerjakan sendiri soal di atas terlebih dahulu.
Komentar:
Soal ini berada dalam domain konten aljabar dan domain kognitif
penalaran. Dalam soal ini siswa diminta untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan persaman linear dengan dua peubah. Kompetensi dasar yang
dibutuhkan untuk menjawab soal ini telah dipelajari siswa di kelas VIII SMP
dengan sistem persamaan linear dua variabel” (KD 2.2) dan “menyelesaikan
persamaan linear dua variabel dan penafsirannya” (KD 2.3). Soal tersebut cukup
sulit, karena secara internasional hanya 18% siswa yang menjawab benar, dan
bagi siswa Indonesia soal ini sangat sulit karena hanya 8% yang menjawab benar.
Alasan bahwa soal ini sulit disebabkan soal ini menguji domain kognitif penalaran
70,2% menjawab B, 10,5% menjawab C, dan 10,1%. Sekitar 70% siswa dapat
menjawab soal tersebut dengan benar. Ini menandakan bahwa mereka mampu
pada TIMSS 2007, persentase siswa yang menjawab benar justru berkurang,
menjadi hanya 66%. Situasi ini perlu dicermati, agar pada penilaian internasional
yang akan datang, persentase siswa yang menjawab benar dapat meningkat.
d. Contoh Soal-4:
Komentar:
Soal ini berada dalam domain konten geometri dan domain kognitif
dipelajari siswa di kelas VII SMP yaitu “menentukan hubungan antara dua garis,
serta besar dan jenis sudut” (KD 5.1). Pada soal tersebut siswa diminta
menghitung besarnya sudut yang belum diketahui, yaitu E atau x jika beberapa
sudut diketahui. Untuk menjawab soal tersebut siswa perlu memahami bahwa
besar sudut siku-siku adalah 90 , jumlah sudut dalam suatu segitiga adalah 180 ,
dua sudut yang bertolak belakang besarnya sama dan dua sudut alas pada segitiga
samakaki besarnya sama. Dalam hal ini untuk mendapatkan jawaban benar siswa
ABC, yaitu A + B + ACB = 180 atau 50 + 90 + ACB = 180 atau
ACB = 40. Karena ACB = DCE, DCE = 40 , sehingga x + x +
menjawab benar dan hanya 19% siswa Indonesia menjawab benar. Soal ini masih
sehingga siswa belum berhasil menjawab dengan benar, antara lain siswa kurang
hubungan antar sudut. Kemungkinan penyebab lain adalah siswa kurang terbiasa
e. Contoh Soal-5:
Komentar:
Soal ini berada dalam domain konten data dan peluang, serta domain
kembali diperdalam di kelas IX, namun peserta TIMSS adalah kelas VIII,
sehingga mereka belum memperdalam lebih lanjut. Namun mengingat bahwa soal
dikuasai di SD, maka hal itu tidak menjadi masalah. Tetapi ternyata, masih
Hanya 14% siswa peserta Indonesia yang mampu menjawab benar, sementara di
yaitu kemampuan membaca data pada diagram lingkaran dan kemampuan untuk
menyajikan data tersebut ke dalam diagram batang, sehingga ada dua langkah
seperti ini dalam satu langkah saja, misalnya hanya meminta siswa membuat
diagram batang atau membuat diagram lingkaran saja. (Wardhani & Rumiati,
2011b)
Rata-rata persentase siswa yang menjawab soal dengan benar pada level
rendah mencapai 80,5%, lebih tinggi dari rata-rata skor internasional yang
mencapai 75% dan skor nasional yang hanya 43% pada TIMSS 2011 (Munaji,
2020)
1. Contoh Soal-6:
a. 6 c. 9 d.27 e. 33
Komentar :
bulat positif) adalah perkalian berulang dari a sebanyak n kali. Sebagian kecil
siswa masih bingung mengenai konsep bilangan pangkat bulat positif. Sekitar 1,2
menganggap bahwa 3 3 = 33 ini sangat tidak masuk akal. Dari penyelesaian siswa
pada Gambar 1 ini kita juga bisa mengetahui bahwa sense of number siswa masih
lemah. Beberapa siswa masih belum bisa membaca bilangan pangkat bulat positif
dengan baik.
2. Contoh Soal-7:
Sebanyak 100 siswa di sebuah sekolah diukur tinggi badannya dalam satuan
centi meter (cm). Tabel berikut menunjukkan hasil pengukuran tinggi badan
siswa tersebut
tabel
Komentar :
Siswa yang menjawab dengan benar pada soal Gambar 2 sebanyak 78%.
Soal ini termasuk dalam domain konten data dan peluang dengan domain kognitif
yang diuji adalah knowing. Tujuan dari soal ini adalah untuk melihat kemampuan
siswa dalam membaca grafik. Dengan demikian masih ada 22% siswa yang belum
visualisasi spasial untuk melihat hubungan diantara representasi bentuk dua dan
yang menjawab soal dengan benar di kota Cirebon pada level menengah mencapai
62%, lebih tinggi di atas persentase rata-rata internasional yang mencapai 46%
dan rata-rata nasional yang mencapai 15% pada TIMSS 2011. Selanjutnya soal
1. Contoh Soal-8:
a. k +5
b. 5k
c. k 5
Komentar :
yang merupakan jawaban benar dari soal tersebut. Sebanyak 8,4% siswa
adalah k + 5 atau k 5 .
2. Contoh Soal-9:
Perhatikan gambar dibawah ini
Pada bidang koordinat di atas, (2, −4) terletak pada titik koordinat …
a. P c. R
b. Q d. S
Komentar :
Contoh soal pada Gambar 4 termasuk dalam domain konten geometri dan
domain kognitif knowing. Dalam soal tersebut menguji siswa dalam pemahaman
representasi koordinat dan menggunakan keterampilan visualisasi spasial untuk
melihat hubungan diantara representasi bentuk dua dimensi. Sebanyak 79% atau
sebagian besar siswa dapat menjawab soal dengan benar, sedangkan sisanya
siswa dapat mengekspresikan generalisasi aljabar dari suatu model. Mereka dapat
terkait dengan data dan peluang peserta didik dapat memberikan alasan dengan
data dari beberapa sumber atau representasi yang tidak umum untuk memecahkan
benar di kota Cirebon pada level tinggi mencapai 57,4% lebih tinggi dari rata-rata
persentase internasional yang mencapai 17% dan nasional 2% pada TIMSS 2011.
1. Contoh Soal-10:
Jawab :
Komentar :
Soal ini termasuk ke dalam domain konten geometri dan domain kognitif
applying. Pada soal tersebut siswa diminta menghitung besarnya sudut yang
belum diketahui yaitu x 0 jika beberapa sudut diketahui. Untuk menjawab soal
tersebut siswa perlu memahami bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah 1800 ,
dan besar sudut dalam sepihak adalah sama. Sudut . Sehingga P + 600 + 800 =
1800 dan P = 1800 – (600 + 800 ) = 400 . Sudut x 0 = P, jadi x = 40. Hasil
penelitian ini menunjukkan hanya 37% siswa yang menjawab dengan benar dan
sehingga siswa belum berhasil menjawab dengan benar, antara lain siswa kurang
memahami pengetahuan terkait sudut dalam segitiga, serta hubungan antar sudut.
2. Contoh Soal-11:
Komentar :
kognitif applying. Dalam soal tersebut siswa diuji untuk dapat menggunakan
simbol-simbol aljabar untuk merepresentasikan situasi matematika, dan
linear dengan mengetahui sifat-sifat grafik fungsi linear. Sebanyak 46% siswa
yang dapat menjawab soal pada Gambar 6 dan sebagian besarnya, yaitu 54%
Pada level mahir kemampuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat
memberikan alasan terkait berbagai jenis bilangan dalam situasi rutin dan non-
persamaan, rumus, dan fungsi. Mereka dapat memberikan alasan dengan bentuk
geometri untuk memecahkan masalah dan dengan data dari beberapa sumber
kota Cirebon yang menjawab soal dengan benar pada level mahir mencapai 39,2%
1. Contoh Soal-12:
Tom dan Saudara laki-lakinya, Peter, menerima sejumlah uang yang sama. Tom menghabiskan 1 3 uangn
(Pilih salah satu jawaban pada kotak)
Tom menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli sepatu
Peter menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli sepatu
Mereka berdua menghabiskan sejumlah uang yang sama untuk membeli sepatu
Jelaskan jawabanmu!
Komentar :
jawaban. Hanya 23,4% siswa yang menjawab soal dengan benar, dan sisanya
sebagian besar menjawab salah. Diantara jawaban siswa yang benar: “Peter
menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli sepatu, karena 3/5 dari 2/3
adalah 2/5, sedangkan 3/5 dari 1 adalah 3/5. 3/5 lebih besar dari 2/5, jadi Peter
menghabiskan uang lebih banyak”. Diantara jawaban siswa yang salah: “Tom
menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli sepatu, karena Tom belanja
uangnya 1/3 dan 3/5, sedangkan Peter hanya belanja 3/5 saja”. Dari jawaban salah
terlihat siswa kurang memahami bahwa pecahan merupakan bagian dari
pecahan yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Walaupun soal tersebut
pecahan.
2. Contoh Soal-13:
Komentar :
Soal pada Gambar 8 termasuk dalam domain konten aljabar dan domain
kognitif reasoning. Soal tersebut menguji siswa untuk bisa membuat model
matematika berupa persamaan dengan tepat sesuai dengan informasi yang tersedia
berupa panjang sisi-sisi segitiga dalam bentuk variabel. Konsep dasar yang harus
dijumlahkan adalah suku yang sejenis yaitu suku yang memiliki varaiabel dan
pangkat variable yang sama. Jawaban siswa pada soal di atas sangat tidak
memuaskan, tidak ada siswa satupun yang dapat menjawab soal tersebut dengan
benar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membuat model
j. Contoh Soal-14:
3) 480 students were asked to name their favorite sport. The results are shown in
this table.
Use the information in the table to complete and label this pie chart.
Komentar:
Soal tersebut berada pada domain konten aljabar dan domain kognitif
pengetahuan. Hasil survey pada soal tersebut menunjukkan rata-rata 65% siswa
peserta TIMSS menjawab benar sedangkan hanya 48% siswa Indonesia menjawab
dengan benar. Sesuai hasil survey, soal ini masuk dalam intermediate international
benchmark. Soal ini menuntut siswa untuk mengetahui arti dari ekspresi aljabar
k. Contoh Soal-15:
a+b
y=
1. c
a=8, b=6, and c=2
what is the value of y?
a. 7 b. 10 c. 11 d. 14
Komentar:
Soal ini merupakan domain konten data dan peluang serta domain kognitif
penerapan. Soal ini menuntut siswa untuk mengkonstruksi diagram lingkaran dari
akan diperdalam lagi saat siswa kelas IX.. Tetapi ternyata, banyak siswa kelas
VIII yang mengalami kesulitan menyelesaikan soal tersebut. Hanya 28% siswa
Indonesia yang mampu menjawab dengan benar sedangkan rata-rata 47% siswa
peserta TIMSS menjawab benar. Soal ini termasuk dalam high international
PRISMA, 1, 608–617.
https://doi.org/10.30935/scimath/9512
Mathematics and Science Study). Prosiding Seminar Nasional & Call For
Siliwangi, 562–569.
Hewi, L., & Shaleh, M. (2020). Refleksi Hasil PISA (The Programme For
https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2018
Ippolito, J., Dobbs, C. L., & Charner-Laird, M. (2017). What Literacy Means in
www.learningforward.org
https://doi.org/10.22373/jppm.v1i1.1729
Literacy, I., Skalinder, C., Satz, P., Hiller, B., & Bernstein, L. (n.d.). What Is
Math – Literacy.
Prisma, 1, 140–144.
http://jurnal.unma.ac.id/index.php/th/article/view/722
https://doi.org/10.1787/9789524858366-fi
https://doi.org/10.1201/9780203869543-c92
Publishing. https://www.oecd-ilibrary.org/docserver/9789264190511-en.pdf?
expires=1569847112&id=id&accname=guest&checksum=08AEA3FD91051
23D4555A383BD097B5E
Thomson, S., Hillman, K., & Lisa De Bortoli. (2013). A Teacher ’s Guide to PISA
Mathematical Literacy.
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP : Belajar dari PISA dan TIMSS (S.