Anda di halaman 1dari 9

http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.

com/2012/08/teams-games-
tournaments-tgt.html

TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa
yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang berbeda.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan
yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok
(teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan
kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin,
maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Siswa Bekerja Dalam Kelompok- Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5


sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras
yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan
dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang
berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam
menguasai materi pelajaran. Hal ini menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran
pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b) Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan
dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang
peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok
yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen.
Permainan ini dimulai dengan memberitahuakan aturan permainan. Setelah itu
permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain. (kartu
soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak
terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai
berikut. Pertama,setiap pemain dalam tiap meja menentukan dahulu pembaca
soal dan pemain pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang
undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada
pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor
undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri
oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam
soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapai oleh penantang searah
jarum jam.setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor
hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang
pertama kali memberikan jawaban benar.

Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan
dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,
dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu
meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan penantang.
Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap
peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang,
dan pembaca soal.

c) Penghargaan kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah


menghitung rerata skor kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-
rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang
diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu
yang diperoleh, seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Pemain dengan

Poin bila jumlah kartu yang diperoleh

Top Scorer

40

High Middle Scorer

30

Low Middle Scorer

20

Low Scorer

10

Tabel Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain


Pemain dengan

Poin bila jumlah kartu yang diperoleh

Top scorer

60

Middle Scorer

40

Low scorer

20

(sumber : Slavin, 1995:90)

B. KOMPONEN UTAMA DALAM TGT

Terdapat 5 komponen utama dalam TGT, yaitu :

1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,


biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi
yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membentu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat
game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)

Kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat
dari prestasi akademik, jenis kelamin dan rasa tau etnik. Fungsi kelompok adalah
untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan lebih baik dan
optimal pada saat game

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji


pengetahuan yang di dapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.
Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat
skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah
guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar
kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan dalam satu meja I,
tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5. Team Recognize (penghargaan kekompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team


akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi criteria
yang ditentukan. Team mendapat julukan Super Team jika rata-rata skor 45
atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good Team
apabila rata-ratanya 30-40.

C. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TGT

Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai


kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006),
yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain :

1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain

6) Motivasi belajar lebih tinggi

7) Hasil belajar lebih baik

8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Sedangkan kelemahan TGT adalah:

1) Bagi guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari


segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak
sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok

Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga
melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru
mampu menguasai kelas secara menyeluruh
2) Bagi siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit


memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini,
tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai
kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan
pengetahuannya kepada siswa yang lain.

http://rizardian.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-
teams-games-tournament.html

Home

Daftar Isi

About

Privacy Policy

Home Pendidikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games


Tournament)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Posted by Rizkq Aeni

Pada postingan kali ini saya akan mengulas tentang model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Ulasan di bawah ini disadur dari skripsi karya Warid
Ardiansyah Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang.

Pembelajaran Kooperatif sangat beragam jenisnya. Salah satunya adalah model


pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Menurut Kurniasari (2006),
model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa
yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti
dari model ini adalah adanya game dan turnamen akademik.

Sebelum memulai game dan turnamen akademik, guru terlebih dahulu


menempatkan siswa dalam sebuah tim yang mewakili heterogenitas kelas
ditinjau dari jenis kelamin, ras, maupun etnis. Masing-masing siswa nantinya
akan mewakili kelompoknya untuk bersaing dalam meja turnamen.

Setelah kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, guru kemudian


menyajikan materi dan selanjutnya siswa bekerja mengerjakan LKS dalam
kelompoknya masing-masing. Apabila ada anggota kelompok yang kurang
mengerti dengan materi dan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok
yang lain bertugas memberikan jawaban seta menjelaskannya sebelum
pertanyaan tersebut diajukan kepada guru.

Untuk memastikan apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi,


maka siswa akan bertanding dalam game dan turnamen ademik. Game hanya
diikuti oleh perwakilan dari masing-masing kelompok, sedangkan turnamen
diikuti oleh semua siswa.

Ketika turnamen akademik, siswa akan dipisahkan dengan kelompok asalnya


untuk ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Setiap meja turnamen terdiri
dari beberapa siswa yang mewakili kelompoknya masing-masing. Penentuan
dimana meja turnamen yang akan ditempati oleh siswa dilakukan oleh guru,
yaitu dengan melihat homogenitas akademik. Maksudnya, siswa yang berada
dalam satu meja turnamen adalah siswa dengan kemampuan akademiknya
setara. Hal ini dapat ditentukan berdasarkan nilai yang diperoleh saat pre-test.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan tahapan-tahapan dalam model


pembelaran TGT. Menurut Slavin (2001:166-167), langkah-langkah model
pembelajaran TGT ada lima tahap, yaitu: tahap presentasi di kelas, tim, game,
turnamen, dan rekognisi tim. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

2.2.A. Presentasi di kelas

Penyajian materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi


kelas dilakukan oleh guru pada saat awal pembelajaran. Guru menyampaikan
materi kepada siswa terlebih dahulu yang biasanya dilakukan dengan
pengajaran langsung melalui ceramah. Selain menyajikan materi, pada tahap ini
guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan
siswa, serta memberikan motivasi.

Pada tahap ini, siswa juga dapat diikutsertakan saat penyajian materi. Bahkan
agar lebih menarik, penyajian materi bisa disajikan dalam bentuk audiovisual
yang dikemas dalam CD interaktif seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.

Pada saat penyajian materi, siswa harus benar-benar memperhatikan serta


berusaha untuk memahami materi sebaik mungkin, karena akan membantu
siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok, game dan saat turnamen
akademik. Selain itu, siswa dituntut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan
mempresentasikan jawaban di depan kelas.

2.2.B. Tim/kelompok
Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul berdasarkan
kelompok yang sudah dibagi guru. Setiap tim atau kelompok terdiri dari 3 sampai
5 siswa yang anggotanya heterogen. Dalam kelompoknya siswa berusaha
mendalami materi yang telah diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan
optimal saat turnamen.

Guru kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa lalu mencocokkan


jawabannya dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa yang
mengajukan pertanyaan, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk
menjawab dan menjelaskan pertanyaan tersebut. Apabila teman sekelompoknya
tidak ada yang bisa menjawabnya, maka pertanyaan tersebut bisa diajukan
kepada guru.

Belajar dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat mengembangkan


keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial memupuk keterampilan kerja
sama siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud adalah berbagi tugas dengan
anggota kelompoknya, saling bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan
mengemukakan ide, menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan
sebagainya.

2.2.C. Game (permainan)

Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota kelompoknya,


tugas siswa selanjutnya adalah melakukan game. Game dimainkan oleh
perwakilan dari tiap-tiap kelompok pada meja yang telah dipersiapkan. Di meja
tersebut terdapat kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-
pertanyaan pada lembar permainan yang harus dikerjakan peserta. Siswa yang
tidak bermain juga berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman
sekelompoknya.

2.2.D. Tournament (turnamen)

Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab. Turnamen
diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan di meja turnamen
dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan akademiknya setara. Jadi,
dalam satu meja turnamen akan diisi oleh siswa-siswa homogen (kemampuan
setara) yang berasal dari kelompok yang berbeda.

Meja turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan tinggi ke rendah. Meja 1


untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa dengan kemampuan
sedang. Meja 3 untuk siswa dengan kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2,
dan seterusnya. Di meja turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab
soal-soal yang disediakan mewakili kelompoknya.

Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua siswa dari
semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Jadi,
guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa pintar, dan kartu dengan soal
yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar.
Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang setingkat lebih
tinggi. Siswa yang mendapatkan peringkat kedua bertahan pada meja yang
sama, sedangkan siswa dengan peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke
meja yang yang tingkatannya lebih rendah.

Setelah siswa ditempatkan dalam meja turnamen, maka turnamen dimulai


dengan memperhatikan aturan-aturannya. Aturan-aturan turnamen TGT yaitu:

(1) cara memulai permainan

Untuk memulai permainan, terlebih dahulu ditentukan pembaca pertama. Cara


menentukan siswa yang menjadi pembaca pertama adalah dengan menarik
kartu bernomor. Siswa yang menarik nomor tertinggi adalah pembaca pertama.

(2) Kocok dan ambil kartu bernomor dan carilah soal yang berhubungan
dengan nomor tersebut pada lembar permainan.

Setelah pembaca pertama ditentukan, pembaca pertama kemudian mengocok


kartu dan mengambil kartu yang teratas. Pembaca pertama lalu membacakan
soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu. Setelah itu, semua
siswa harus mengerjakan soal tersebut agar mereka siap ditantang. Setelah si
pembaca memberikan jawabannya, maka penantang I (siswa yang berada di
sebelah kirinya) berhak untuk menantang jawaban pembaca atau melewatinya.

(3) Tantang atau lewati

Apabila penantang I berniat menantang jawaban pembaca, maka penantang I


memberikan jawaban yang berbeda dengan jawaban pembaca. Jika penantang I
melewatinya, penantang II boleh menantang atau melewatinya pula. Begitu
seterusnya sampai semua penantang menentukan akan menantang atau
melewati.

Apabila semua penentang sudah menantang atau melewati, penantang II


memeriksa lembar jawaban dan mencocokkannya dengan jawaban pembaca
serta penantang. Siapapun yang jawabannya benar berhak menyimpan
kartunya. Jika jawaban pembaca salah maka tidak dikenakan sanksi, tetapi bila
jawaban penantang salah maka penantang mendapatkan sanksi. Sanksi tersebut
adalah dengan mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya (jika
ada).

(4) Memulai putaran selanjutnya

Untuk memulai putaran selanjutnya, semua posisi bergeser satu posisi kekiri.
Siswa yang tadinya menjadi penantang I berganti posisi menjadi pembaca,
penantang II menjadi penantang I, dan pembaca menjadi penantang yang
terakhir. Setelah itu, turnamen berlanjut sampai kartu habis atau sampai waktu
yang ditentukan guru.
(5) Perhitungan poin

Apabila turnamen telah berakhir, siswa mencatat nomor yang telah meraka
menangkan pada lembar skor permainan. Pemberian poin turnamen selanjutnya
dilakukan oleh guru.

Selanjutnya, poin-poin tersebut dipindahkan ke lembar rangkuman tim untuk


dihitung rerata skor kelompoknya. Untuk menghitung rerata skor kelompok
adalah dengan menambahkan skor seluruh anggota tim kemudian dibagi dengan
jumlah anggota tim yang bersangkutan.

2.2E. Rekognisi tim (penghargaan tim)

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rerata skor kelompok.


Penghargaan kelompok diberikan sesuai kriteria berikut.

Kriteria (rata-rata tim)

Penghargaan

40

45

50

Tim baik

Tim sangat baik

Tim super

Labels: Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai