Anda di halaman 1dari 5

MODEL PEMBELAJARAN

Teams Games Turnament (TGT)

Nama Anggota Kelompok :

1. Noor Fu’jiyat (18310015)


2. Nur Sukma Kusumaning Arum (18310028)
3. Sekar Ayuning Safitri (18310036)
TGT (Teams Games Tournaments)

A. Model Pembelajaran
Menurut Fathurrohman (2017) “Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Secara lebih konkret model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang mendiskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi
para pendidik dalam melaksanakan aktifitas pembelajaran”.

B. Definisi model pembelajaran kooperatif tipe TGT


Hamdani (2011) mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif model TGT
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya, dan mengundung unsur permainan dan reinforcement”.
Sedangkan menurut Huda (2013) “TGT ini merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dikembangkan oleh Slavin(1995) untuk membantu siswa
mereview dan menguasai materi pelajaran. Dalam TGT setiap siswa ditempatkan
dalam satu kelompok yang terdiri dari 3 orang berkemampuan rendah, sedang, tinggi
dimana setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih dahulu bersama
anggota-anggotanya kemudian mereka diuji secara individual melalui game
akademik”.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model TGT sendiri
memiliki pengertian yaitu pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa dengan
mengelompokkannya secara heterogen kemudian anggota kelompoknya di uji secara
individu melalui sebuah permainan.

C. Sintaks/Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT


Adapun langkah-langkah untuk melakukan model pembelajaran TGT, meliputi:
1. Tahap penyajian kelas
Bahan ajar dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi oleh guru
yang dapat meliputi presentasi audio visual atau kegiatan kelompok agar siswa
dapat menemukan informasi atau mempelajari konsep-konsep atas upaya
mereka sendiri.
2. Belajar dalam kelompok
Siswa dikelompokkan dengan anggota 5-6 orang yang memiliki kemammpuan,
jenis kelamin dan ras berbeda. Fungsi utama tim adalah untuk memastikan
bahwa semua anggota tim itu belajar. Secara lebih spesifik tujuannya adalah
untuk mempersiapkan semua anggota tim agar dapat mengerjakan kuis dengan
baik.
3. Turnamen
Pada tahap ini diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang telahdidiskusikan dalam kegiatan kelompok. Setiap siswa yang
bersaing merupakan wakil dari kelompoknya yang masing-masing ditempatkan
dalam meja turnamen. Turnamen ini diawali dengan memberitahukan aturan
permainan, setelah itu membagikan kertu soal untuk bermain dan diletakkaan
terbalik diatas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca.
Tahap turnamen :
i. Setiap perwakilan kelompok ditempatkan di meja turnamen yang terdiri
dari 5-6 kelompok.
ii. Pemberitahuan peraturan permainan.
iii. Pembagian kartu soal dan diletakkan terbalik.
iv. Menentukan pembaca kartu soal dengan cara undian.
v. Pemain yang menang mengambil kartu undian yang berisikan soal dan
diberikan kepada pembaca soal.
vi. Pembacaan kartu soal.
vii. Mengerjakan soal secara individu.
viii. Pembacaan hasil pekerjaan dan ditanggapi oleh yang lain.
ix. Apabila salah maka soal akan ditanggapi oleh perwakilan kelompok yang
lain searah jarum jam.
x. Pembaca soal membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada
yang kali pertama menjawab soal dengan benar.
xi. Setelah itu pemain diputar se-arah jarum jam, dan pembaca soal hanya
boleh membaca soal dan membuka kunci jawaban.
xii. Poin diberikan untuk siswa yang menjawab soal dengan benar.
4. Penghargaan kelompok
Penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok
didasarkan pada jumlah kartu soal yang dapat dijawab dengan benar.
(Fathurrohman:2017)

D. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT


Ada banyak pendapat mengenai kelebihan dalam model pembelajaran kooperatif
tipe TGT, meliputi :
1. Kompetisi dalam TGT terasa lebih fair dibandingkan kompetisi dalam
pembelajaran – pembelajaran tradisional pada umumnya. (Huda: 2011)
2. Siswa dapat belajar dengan lebih rileks. (Hamdani: 2011)
3. Dapat menumbukan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan
keterlibatan belajar para siswa. (Hamdani: 2011)
4. Meningkatan skill-skill dasar,pencapaian,interaksi posiif antarsiswa, harga diri,
dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda. (Slavin dalam
Huda: 2013)
5. Dapat memperoleh teman yang signifikan lebih banyak dari kelompok rasial
mereka daripada siswa yang ada dalam kelas tradisional. (Slavin dalam
Fathurrohman: 2017)
6. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dalam
gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skros atau perlakuan lain.
(Slavin dalam Fathurrohman: 2017)
Selain kelebihan, menurut Slavin (dalam Fathurrohman: 2017) model pembelajaran
kooperatif tipe TGT juga memiliki kelemahan, yakni :
1. Sulitnya guru dalam mengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis.
2. Guru harus bisa menguasai kelas secara menyeluruh.
3. Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.
4. Memerlukan waktu yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai