Anda di halaman 1dari 17

Penggunaan Learning Management System Sebagai Inovasi Pembelajaran

Berbasis Digital di Masa Pandemi Covid-19

(Makalah)

Diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Inovasi


Pembelajaran Berbasis Digital yang diampu oleh:

Prof. Dr. Nana Supriatna, M. Ed.

Wildan Insan Fauzi, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

NIM 1801931 ASRI NURHAYATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. ii

BAB I ............................................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ...................................................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................................................... 4

METODE PENELITIAN ........................................................................................................................ 4

2.1 Metode ........................................................................................................................................ 4


BAB III .......................................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN......................................................................................................................................... 5

3.1 Pengertian Learning Management System ..................................................................... 5


3.2 Karakteristik Learning Management System ................................................................. 6
3.3 Jenis-jenis Learning Management System dan Cara Penggunaannya ................... 7
BAB IV........................................................................................................................................................ 13

PENUTUP .................................................................................................................................................. 13

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 13


4.2 Saran ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 14

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang Maha Pemurah
dan Maha Memiliki Ilmu karena dengan segala kemurahan hati-Nya dan ilmu yang
Ia turunkan kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada habibana wa
nabiyana Muhammad SAW., kepada para keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya di akhir zaman.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Inovasi


Pembelajaran Berbasis Digital. Selain dari itu, penulis harap pembaca dapat
mengetahui dan mendapat ilmu mengenai topik pembicaraan yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini merupakan suatu
pembahasan mengenai Penggunaan Learning Management System Sebagai Inovasi
Pembelajaran Berbasis Digital di Masa Pandemi Covid-19. Semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca dan kami pada
khususnya. Penulis akui makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh kerena
itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 12 November 2021

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan
manusia yang tidak pernah ditinggalkan. Melalui pendidikan sebuah negara bisa
mendukung terlaksananya program pembangunan yang baik. Karena itulah
bangsa Indonesia sangat memerlukan Sumber Daya Manusia yang besar untuk
mendukung program pembangunan tersebut, disinilah dibutuhkan pendidikan
yang berkualitas untuk dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam
memiliki sumber daya yang bermutu melalui pendidikan.

Keinginan mencapai pendidikan yang berkualitas tentunya harus


melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membimbing, mengarahkan dan
membantu peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dalam proses
pembelajaran ini terdapat suatu kegiatan antara guru dan peserta didik yang
sering disebut sebagai kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar
yang biasa dilakukan dengan tatap muka di ruang kelas, namun pada awal tahun
2020 dikarenakan adanya Pandemi Covid-19 dan pemerintah memberlakukan
pembatasan kegiatan masyarakat di luar rumah hal ini berdampak pula pada
kegiatan pembelajaran di sekolah.

Adanya pandemi dan kebijakan pemerintah untuk menekan rantai


penularan virus tersebut akhirnya berimbas kepada proses belajar mengajar baik
di tingkat dasar sampai perguruan tinggi semua aktivitas pembelajaran
dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara daring.
Pembelajaran secara daring menjadi alternatif untuk tetap bisa melakukan
proses belajar mengajar walaupun dengan jarak dan ruang yang berbeda dengan
menggunakan kemajuan teknologi serta pemanfaatan internet.

Pembelajaran secara daring dapat mempermudah guru maupun siswa


untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi sebagai sarana pembelajaran daring hal ini menuntut guru, siswa, dan
lembaga pendidikan untuk lebih mengenal dan memahami aplikasi

1
pembelajaran atau Learning Management System (LMS) yang dapat membantu
proses pembelajaran pada masa pandemi ini. Learning Management System ini
hadir sebagai perangkat lunak yang terkoneksi dengan internet untuk memenuhi
kebutuhan akan informasi yang diperoleh dengan cepat, dan jarak serta lokasi
bukan menjadi halangan. LMS marak digunakan sebagai sarana dalam proses
pembelajaran secara daring, karena LMS ini memiliki banyak kemudahan
dalam penggunaannya. Hampir semua sekolah maupun perguruan tinggi
menggunakan LMS sebagai upaya mengoptimalkan pembelajaran secara
daring.

E-learning dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi komputer


dan jaringan komputer yang disertai oleh penerapan model pembelajaran
inovatif dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan
memberikan akses luas kepada siswa terhadap ilmu pengetahuan agar mereka
bisa memperoleh keterampilan baru (Supuwiningsih, 2021, hlm. 3). Dalam hal
ini tidak hanya menggunakan komputer, telepon seluler juga dapat digunakan
sebagai sumber pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan atau
sebagai media penyampaian materi pembelajaran.

Berbagai tingkat pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi


melakukan pembelajaran secara daring. Sehingga membutuhkan alternatif
pembelajaran yang tentunya tidak terbatas dengan proses belajar mengajar di
sekolah. Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran, setiap sekolah
memiliki LMS masing-masing sesuai dengan keperluannya. Oleh karena itu
penting kiranya untuk kita mengetahui pengertian LMS, jenis-jenis LMS, dan
bagaimana penggunaan LMS di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Learning Management System?
1.2.2 Apa saja karakteristik dan jenis-jenis Learning Management System?
1.2.3 Bagaimana penggunaan Learning Management System di sekolah?

2
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Mengetahui dan memahami maksud dari Learning Management
System.
1.3.2 Mengetahui dan memahami karakteristik dan jenis-jenis Learning
Management System.
1.3.3 Mengetahui dan memahami penggunaan Learning Management System
di sekolah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat secara Teoritis
1. Memberikan sumbangan informasi dalam ilmu pemikiran sebagai
wawasan mengenai Learning Management System.
2. Sebagai sumbangan pemikiran mengenai Learning Management
System.
1.4.2 Manfaat secara Praktis
1. Dapat menambah wawasan dan pembelajaran bagi penulis mengenai
penggunaan Learning Management System di sekolah.
2. Memberikan informasi bagi pembaca mengenai kelebihan dan
kekurangan dari Learning Management System.

3
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini ialah
studi literatur. Studi literatur adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi dan data melalui literatur/kepustakaan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Penggunaan metode penelitian studi
pustaka ini didasarkan pada kebutuhan data yang digunakan dalam mengkaji
tema Penggunaan Learning Management System Dalam Pembelajaran Berbasis
Digital di Sekolah Sejak Masa Pandemi Covid-19

Zed (2004, hlm. 2-3) menjelaskan bahwa kesesuaian penggunaan studi


pustaka sebagai sumber penelitian yaitu penelitian yang hanya bisa dijawab
melalui studi pustaka karena tidak bisa dilakukan dengan studi lapangan,
berperan sebagai studi pendahuluan untuk memahami secara umum gambaran
permasalahan yang akan diangkat, studi pustaka memiliki keterandalan untuk
menjawab soal peneltian. Sukardi (2004, hlm. 34) menyebutkan macam-macam
literatur diantaranya adalah jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah,
surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah yang belum
dipublikasi, narasumber, surat-surat keputusan dan lain sebagainya.

Menurut Zed (2004, hlm. 4-5) studi literatur memiliki empat ciri yakni
penelitian berhadapan langsung dengan teks, sifatnya yang siap pakai karena
peneliti tidak perlu pergi kemana-mana (lapangan), studi pustaka umumnya
merupakan sumber sekunder maka perlu analisis yang lebih mendalam terhadap
data atau fakta yang diguanakanya nanti, kondisi data pustaka tidak dibatasi
ruang dan waktu. Penggunaan studi pustaka/studi literatur dalam penelitian
sejarah sangat diperlukan. Dalam hal meninjau dan mengkaji fakta-fakta dari
peristiwa di masa lalu, diperlukan banyak sumber yang relevan untuk dianalisis
sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam merekontrksi masa lalu. Baik itu
sebagai sumber data utama penelitian ataupun sebagai sumber terdahulu,
peranan studi pusataka menjadi suatu hal yang sangat penting dalam penelitian.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Learning Management System

Dalam hal pengertian Learning Management System dapat diartikan


sebagai teknologi berbasis web yang membantu dalam perencanaan, distribusi,
dan evaluasi dari proses pembelajaran. LMS menyediakan suatu wadah yang
terintegrasi untuk materi, penyampaian, dan manajemen pembelajaran yang
dapat diakses oleh peserta didik dan pengajar. LMS juga harus dapat
mengakomodasi berbagai macam cara penyampaian materi (Limantara dan
Jingga, 2014, hlm. 205).

Septia (2019, hlm. 3) menjelaskan bahwa Learning Management


System adalah software yang berisi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian LMS dapat digunakan untuk mengelola kelas
oleh guru dan dapat diakses oleh siswa.

Learning Management System merupakan bagian dari e-learning. Oleh


karena itu Learning Management System dapat disimpulkan sebagai suatu
aplikasi berbasis software yang dapat digunakan secara online untuk menunjang
pelaksanaan pembelajaran. Untuk membantu pengelolaan e-learning, pada
umumnya digunakan beberapa aplikasi LMS (Learning Management System),
seperti Moodle, ATutor, Canvas, Open edX, dan masih banyak lagi. Alternatif
lain dari pemanfaatan LMS yaitu dengan menggunakan Google Classroom yang
sudah menjadi bagian dari layanan Google Suite For Education yang disediakan
oleh Google bagi semua institusi pendidikan baik di tingkat sekolah menengah
atas maupun untuk perguruan tinggi.

Beberapa fasilitas yang ditawarkan pada aplikasi LMS yaitu akses


materi pembelajaran, pemberian tugas, pengumpulan tugas, forum diskusi,
pengumuman, pembuatan dan pencatatan kehadiran siswa. LMS tidak hanya
Google Classroom saja, akan tetapi masih banyak LMS yang berkutat di dalam
bidang pendidikan, seperti Moodle, Schoology, ClassDojo, Socrative Teacher,
dan masih banyak lagi aplikasi yang berlomba-lomba untuk mengemas fitur-

5
fitur dasar yang biasa digunakan pada pengelolaan manajemen kelas (Raharjo,
dkk. 2019, hlm. 101).

3.2 Karakteristik Learning Management System

Kecanggihan teknologi memberikan kemudahan terhadap berbagai


bidang terutama di bidang pendidikan saat ini yaitu dengan digunakannya
model LMS (Learning Management System). Yang mana walaupun
pembelajaran dilakukan secara daring guru tetap bisa melakukan interaksi
dengan siswa. Pada pembelajaran berbasis Learning Management System
terdapat beberapa fitur yang bisa digunakan dengan baik sehingga memberikan
kesan tersendiri bagi pengguna. Fitur tersebut antara lain yaitu fitur administrasi
bagian yang berisi dan menyediakan daftar administrasi sekolah seperti
informasi tentang kelas, pembelajaran, dan penjadwalan kelas belajar; fitur
penyampaian bahan ajar bagian ini berfungsi untuk menyampaikan bahan ajar
dari setiap mata pelajaran; fitur pengujian merupakan pilihan yang bisa
dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan proses penilaian kompetensi
siswa yang bisa dilakukan melalui tugas maupun kuis; fitur penilaian
merupakan bagian yang berisi laporan hasil belajar siswa yang telah diukur dari
nilai siswa selama mengerjakan tugas dan kuis atau bentuk penilaian lainnya;
dan fitur komunikasi yang merupakan bagian untuk merefleksikan kemampuan
dalam berkomunikasi antara siswa dengan guru maupun sesama siswa
(Simanihuruk, 2019, hlm. 38-39).

Salah satu ciri dari model pembelajaran LMS atau learning management
system ini yaitu adanya kinerja performa pembelajaran yang terjadi secara
berkelanjutan dan sifatnya up to date. Adapun karakteristik dari learning
management system ini yaitu kerangka kompetensi e-GCF (competency
framework e-GCF), pelatihan kelas dunia (world class trainings), pembelajaran
mandiri (self paced learning), pembelajaran berkelanjutan (continual learning),
didorong oleh kinerja (performance driven), konten terkini (up to date content).

6
3.3 Jenis-jenis Learning Management System dan Cara Penggunaannya

Banyaknya jenis Learning Management System yang tersebar di


internet tentu memudahkan pembelajaran. LMS yang baik adalah yang efektif
dan efisien. Namun kali ini ada dua LMS yang akan dibahas yaitu Moodle dan
Google Classroom yang dirasa mudah dan banyak digunakan di sekolah
terutama di Indonesia.

3.3.1 Moodle

Moodle merupakan salah satu LMS (Learning Management System)


yang bersifat open source dan gratis. Juga merupakan CMS (Course
Management System) dan VLE (Virtual Learning Environtment) yang telah
dirancang untuk mendukung pembelajaran tatap muka secara daring, serta
menyediakan wadah untuk mengunggah sumber belajar. Moodle (Modular
Object Oriented Dynamic Learning Environment) menjadi popular karena
mendukung pembelajaran yang dapat membangun sendiri subsistem dalam
LMS mereka (Sulistyorini, 2020, hlm. 174). Di sisi lain karena Moodle yang
dinamis, diperlukan tenaga ahli untuk membangun dan merancang sistem
pembelajaran daring yang optimal dan terintegrasi, memanfaatkan setiap
fitur dan plugin yang dimiliki Moodle. Terdapat tiga situs Moodle dengan
fungsi yang berbeda yaitu moodle.com untuk layanan komersil penuh dari
Moodle, moodle.org yang merupakan forum/komunitas bagi pengguna
Moodle dari seluruh dunia serta situs untuk mendapatkan source code dan
plugin, dan moodlecloud.com yaitu portal gratis untuk menghostkan
repository yang dimiliki sehingga dapat diakses oleh siswa.

Gambar 1 Tampilan Halaman Awal Moodle

7
Karakteristik Moodle ini yaitu mudah dikonfigurasi, yang
memudahkan penciptaan proses penilaian siswa (kuesioner dan tes secara
daring) dan pengelolaan tugas mereka. Moodle juga dapat memperkaya
pembelajaran dengan memberikan sistem penilaian yang otomatis dan
adaptif.

Fitur-fitur yang ada dalam Learning Management System Moodle


adalah sebagai berikut. Pertama, Manajemen Pengguna Moodle secara
default menyediakan tujuh tingkatan pengguna (actor) untuk untuk
mengurangi tingkat keterlibatan administrator. Tujuh tingkatan pengguna
(actor) tersebut antara lain: Administrator, Course Creator, Teacher, Non-
editing teacher, Student, Guest, dan Authenticated User. Kedua, Modul
Glosari (Glossary) yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
membangun sendiri konsep/kerangka berpikir mereka. Ketiga, Sumber
Belajar (Resources) Sumber belajar dapat diperlihatkan secara bebas oleh
guru kepada siswa berupa teks dari perangkat lunak pengolah kata (.docx),
pengolah angka (.xls), powerpoint (.pptx), flash, video, suara yang dapat
diciptakan sendiri oleh guru maupun mengambil atau menghubungkan
dengan situs yang lain. Keempat, Course sebagai modul pembelajaran
daring yang memungkinkan guru untuk membuat materi mauupun media
pembelajaran dengan berbagai format Bahasa (LAMS course format,
SCORM format, Social format, Topics format, Weekly format, dan Weekly
format-CSS/No table). Kelima Quiz (kuis) yaitu salah satu fitur untuk
pelaksanaan penilaian tertulis. Bentuk soal dapat berupa gambar dan juga
video karena Moodle memberikan kebebasan untuk menggunakan HTML.
Keenam, Modul Penugasan (Assignments) yaitu fitur yang mengunggah
pekerjaan/tugas-tugas mereka dari berbagai format file
ke server yang selanjutnya dilengkapi keterangan waktu pengunggahan.
Ketujuh, Gradebook Fitur ini memberikan kemudahan bagi guru untuk
memberi nilai kepada siswa baik secara otomatis manupun manual.
Kedelapan Chat, forum, glossary, workshop, dan wiki. Merupakan fitur
yang mendukung aktivitas interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa
dengan siswa . Sulistyorini (2020, hlm. 175).

8
Gambar 2 Tampilan Halaman Moodle untuk Masuk
Kelebihan dari Moodle yaitu sederhana, ringan, efisien, dan
kompatibel karena didukung oleh banyak browser, mudahnya proses
instalasi karena tersedia juga dalam bahasa Indonesia, memiliki manejemen
situs (dashboard) khusus untuk mengatur secara keseluruhan konten,
perubahan modul, dan lain-lain, memiliki manajemen pengguna (user
management) dan manajemen kelas (course management) yang baik, sistem
jaringan dan keamananya dapat diatur sendiri, dapat membatasi ruang akses
sesuai dengan jaringan yang diinginkan, karena bersifat open source maka
proses pembelajaran sistemnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
memiliki kelengkapan fitur yang baik untuk menyelenggarakan
pembelajaran jarak jauh/daring. Kelebihan yang ada pada Moodle yaitu
penerapan berbasi moodle LMS telah menandakan bahwa pembelajaran
tidak terbatas ruang dan waktu, melainkan memanfaatkan adanya
kecanggihan teknologi dengan model e-learning (Simanuhuruk, 2019, hlm.
47). Moodle juga menyediakan lima jenis materi pelajaran yang bersifat
statis dimana media pembelajaran dapat diakses siswa, namun tidak dapat
berinteraksi (melakukan penyuntingan), yaitu halaman teks, halaman html,
tautan sebuah situs ataupun direktori, dan tampilan berupa tulisan atau
gambar.

Kekurangan Moodle yaitu memerlukan pemahaman yang lebih


mengenai sistem yang digunakan, untuk membangun sistem e-learning
yang diinginkan diperlukan tenaga ahli, memerlukan biaya yang lebih besar,
memerlukan hardware/perangkat keras khusus, harus memasang aplikasi
khusus untuk mendukung Moodle, memerlukan jaringan internet dengan
kapasitas kecepatan tinggi.

9
3.3.2 Google Classroom

Google Classroom saat ini menjadi alternative pembelajaran yang


paling mudah diakses dan digunakan oleh guru dan siswa disekolah yang
umumnya di Indonesia digunakan oleh tingkat sekolah menengah hingga
perguruan tinggi. Sulistyorini (2020, hlm. 177) menjelaskan bahwa Google
Classroom merupakan sebuah produk layanan yang tergabung dalam
Google For Education yang memiliki layanan pembelajaran di dalamnya,
memiliki banyak fitur-fitur seperti memberi pengumuman atau tugas,
mengumpulkan tugas dan melihat siapa saja yang sudah mengumpulkan
tugas.

Gambar 3 Tampilan Halaman Awal Google Classroom


Google Classroom terhubung akun google yang dimiliki oleh
pengguna dan terhubung dengan semua layanan Google For Education
lainnya, sehingga guru dapat memanfaatkan Google Mail, Google Meet,
Google Drive, Google Calendar, Google Form, Google Docs, Google
Sheets, Google Slides, dan Google Sites dalam proses pembelajarannya.
Fitur-fitur yang terdapat pada Google Classroom yaitu pertama
Tugas (Assignments) setiap tugas yang diunduh guru akan disimpan dan
dinilai pada rangkaian aplikasi Google Classroom. Kedua, Penilaian
(Grading) dalam hal ini Google Classroom mendukung banyak cara
penilaian yang berbeda. Guru memiliki opsi untuk memantau kemajuan
setiap siswa pada tugas di mana mereka dapat membuat komentar dan
mengedit. Ketiga, Kuis yang mana guru dapat menggunakan kuis melalui
Google Form untuk melakukan penilaian waktu nyata terhadap pemahaman
siswa. Keempat, Fitur komunikasi pada Google Classroom dapat dilakukan
dengan membuat kiriman berupa pengumuman (announcement) dan

10
mengomentari pengumuman yang sudah dibuat di halaman utama kelas
Google Classroom. Kelima, Arsip pembelajaran Google Classroom
memungkinkan guru untuk mengarsipkan kursus/kelas pada akhir tahun
ajaran/semester. Keenam, aplikasi seluler atau versi mobile/seluler untuk
perangkat Android dan iOS. Ketujuh, Keamanan Pribadi Google Classroom
memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan layanan Google lainnya.
Kedelapan, Fitur To-do Fitur ini berfingsi untuk melihat dan mengingatkan
tugas-tugas yang harus segera dikumpulkan sesuai batas waktu yang sudah
ditentukan oleh guru. Kesembilan, kalender yang menampilkan batas waktu
pengumpulan dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru serta agenda lain
dari kelas tersebut . Sulistyorini (2020, hlm. 177-178).

Gambar 4 Fitur dan Layanan Google lainnnya yang bisa diokses Google
Classroom
Kelebihan LMS Classroom adalah antara lain proses pengaturan
yang sangat cepat pada Google Classroom, mudah, dan tidak perlu
menginstal secara mandiri aplikasi penunjang sistem pembelajaran. Google
Classroom telah terintegrasi dengan semua layanan Google For Education
lainnya, yaitu Google Drive, Google Calendar, Google Mail, Google Docs,
Google Sheets, Google Form, Google Slides, dan Google Sites yang sangat
berguna untuk menunjang performa pembelajaran daring. Dilengkapi
dengan batas waktu pengumpulan tugas dan pengerjaan ujian sehingga
siswa dituntut untuk disiplin waktu. Guru di permudah untuk menilai hasil
pekerjaan siswa secara otomatis. Penyimpanan data terpusat baik tugas-
tugas siswa maupun dokumen dan sumber belajar yakni tersimpan dalam
satu direktori terpusat. Siswa dapat menyimpan semua tugas mereka di
dalam folder tertentu sedangkan guru dapat menyimpan data-data seperti

11
nilai serta sumber belajar yang dapat diakses dalam aplikasi. Pengguna
dapat mengakses semua fitur Google Classroom secara gratis dan tanpa
adanya iklan di seluruh antarmuka Google Classroom. Data pengguna
terjamin aman karena tidak dipergunakan untuk tujuan periklanan.
Simanuhuruk (2019, hlm. 49) juga menjelaskan bahwa kelebihan dari
Google Classroom yaitu desain dan tampilan yang sederhana sehingga
memudahkan penggunaannya, penghematan waktu yang optimal dengan
mengandalkan proses integrasi dan mengotomatiskan penggunaan aplikasi
google yang lain, sifatnya yang fleksibel bisa digunakan kapan saja dan
dimana saja, aplikasi tidak berbayar sehingga tidak ada batasan dalam
penggunaannya. Pembaruan terus dilakukan sehingga saat ini ada fitur
video conference yang memungkinkan guru dan siswa melakukan
pertemuan tatap maya.
Kekurangan yang dimiliki Google Classroom yaitu kebutuhan akan
jaringan/koneksi yang cepat dapat menjadi kendala dari penggunaan Google
Classroom. Hal tersebut membuat pengguna yang berasal dari pedesaan dan
kurang memahami teknologi serta minim koneksi internet mengalami
kesulitan. Kelemahan dari Google Classroom ini yaitu dalam segi
pengaksesan data yang harus terus terkoneksi dengan internet (tidak bisa
digunakan offline) sehingga cukup menyulitkan guru dan siswa.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pesatnya kemajuan teknologi memberikan pengaruh yang luas terutama


pada bidang pendidikan. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas,
tetapi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Walaupun tentu dalam hal
penggunaannya Learning Management System masih memiliki kekurangan dan
kurang bisa memaksimalkan pembelajaran, karena masih ada fitur-fitur yang
kurang lengkap, dan adanya fitur yang hanya bisa digunakan berbayar. Hal itu
tentu dianggap hal biasa, karena sudah seharusnya proses pembelajaran
dilakukan secara langsung. Yaitu perlu terjadi interaksi secara langsung antara
guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Namun demikian
pembelajaran harus tetap berlangsung. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
maka LMS seperti Moodle dan Google Classroom yang digunakan.

Penggunaan Learning Management System yang mulai intensif


digunakan di hampir seluruh negara di dunia sejak masa pandemi covid-19.
Berdasarkan kebutuhan yang mendesak karena melihat berbagai dampak yang
akan muncul apabila pembelajaran dilakukan secara langsung di sekolah. Maka
dsimpulkan bahwa LMS merupakan alternatif sarana pembelajaran berbasis
digital yang mulai digunakan oleh sekolah khususnya guru dan siswa, dan akan
tetap digunakan walaupun tidak intensif. Karena kebutuhan zaman dan semakin
tumbuh pesatnya teknologi menjadikan manusia harus terus maju, terlebih
kemajuan di bidang pendidikan.

4.2 Saran

Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan bacaan yang
tepat untuk mengetahui tentang LMS. Mengetahui penggunaan Moodle dan
Google Classroom. Informasi yang ada disertai dengan referensi seperti buku
dan artikel jurnal. Namun disarankan bagi para pembaca dapat lebih
menggembangkan informasi lewat membaca sumber informai atau referensi
lain.

13
DAFTAR PUSTAKA
Limantara, N., dan Jingga, F. (2014). Perancangan Model Learning Management
System untuk Sekolah. ComTech, 5 (1), 203-212.
Raharjo, W. S., Sebastian, D., Chirmanto, A. R., & Saputra, L. K. P. (2019).
Pemanfaatan G Suite For Education untuk Meningkatkan Efektivitas
Belajar Mengajar dan Kapasitas Guru SMA. In Prosiding Seminar Nasional
Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta. 4(1). 100-105.
Septia, F. (2019). Pengembangan Learning Management System (LMS) Sebagai
Media Pembelajaran Untuk Sekolah Menengah Sederajat. Jurnal Tata Rias,
9 (2). 1-10. Doi: https://doi.org/10.21009/9.2.1.2009
Simanihuruk, L., Dkk. (2019). E-learning: Implementasi, Strategi dan Inovasinya.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sulistyorini, L., & Anistyasari, Y. (2020). Studi Literatur Analisis Kelebihan dan
Kekurangan LMS Terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata
Pelajaran Pemrograman Web di SMK. Jurnal IT-EDU, 5(1). 171-180.
Supuwiningsih, N. N. (2021). E-learning untuk Pembelajaran Abad 21 dalam
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Bandung: Media Sains Indonesia.
Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai