Dosen Pembimbing:
Ahmad Supena, M.A.
Ade Anggraini Kartika Devi, M.Pd.
Guru Pamong:
Bangkit Candra Maulana, S.Pd.
Disusun oleh:
Lia Nurul Fadliah (2222190032)
Kartika Sari (2222190034)
Merlina Guspita (2222190035)
Shoffan Difa Ulhaq (2222190036)
Alivia Nurul Fadhila (2222190071)
Dannia Rifda (2222190073)
Muiz Hidayatullah (2222190074)
Tiada kata yang dapat kami sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah Yang
Maha Esa sehingga sampai saat ini kami diberikan kesempatan untuk dapat membuat
makalah ini, hanya karena rahmat yang diberikan-Nya kami dapat merangkai makalah ini
hingga selesai. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi pembacanya.
Pada makalah ini, kami dapat menyampaikan analisis diagnostik dan pembelajaran
berdiferensiasi yang merupakan bagian penting kuirikulum merdeka. Dalam makalah ini
kami bahas tentang apa, bagaimana serta implementasi analisis diagnostik dan pembelajaran
berdiferensiasi.
Kami sangat menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik isi, maupun
teknik penulisan. Oleh sebab itu, kritik dan saran serta pendapat dari pembaca sangat kami
harapkan.
2|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Simpulan ............................................................................................................................... 22
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
3. Bagaimana Asesmen Diagnostik non Kognitif dan Contoh Persiapan,
Pelaksanaan, dan Tindak Lanjut?
4. Apa dan Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi?
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
6|Page
mengidentifikasikan kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik
(Kepmendikbud No.719/P/2020).
Menurut Brummitt, asesmen diagnostik ini memiliki beberapa manfaat, antara
lain yaitu to plan meaningful and efficient instruction, provide information to
individualize instruction, dan create a baseline for assessing future learning
(Brummit, 2020). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa manfaat asesmen
adalah sebagai berikut:
1. Merencakan pembelajaran yang efisien.
2. Memperoleh informasi yang lengkap tentang siswa (kelebihan dan kesulitan
belajar).
3. Merancang titik acuan tetap yang digunakan untuk tujuan perbandingan untuk
asesmen belajar lebih lanjut.
2.2 Asesmen Diagnostik Kognitif dan Contoh Persiapan, Pelaksanaan, dan Tindak
Lanjut
a. Pengertian Asesmen Diagnostik kognitif
7|Page
Asesmen kognitif adalah diagnosis asesmen yang dapat dilaksanakan secara
rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran
baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah
topik, dan waktu yang lain selama semester (Pusmenjar, 2021). Asesmen kognitif
sendiri dapat diartikan sebagai pengambilan data untuk mengetahui kemampuan
dan kesulitan secara kognitif yang dimiliki oleh individu. Asesmen dapat
berbentuk interview, tes tertulis, observasi, maupun life record. Pengukuran
kognitif dari aspek yang lebih dalam untuk melihat perkembangan bagi anak-
anak, masalah sosial, masalah emosional, problem solving, dsb. Bagi orang
dewasa dapat digunakan untuk melihat penurunan fungsi kognitif dan sebagai
media untuk menentukan diagnose.
Asesmen diagnosis kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi capaian
kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kompetensi rata-rata,
memberikan remidial bagi kelompok siswa di bawah rata-rata.
Secara ringkas asesmen diagnosis terdiri atas tiga tahapan, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Meskipun terdapat dua jenis diagnosis, yaitu
kognitif dan nonkognitif, namun tahapan-tahapan tetap berlaku pada keduanya.
Tidak ada yang baku untuk masing-masing tahapan, semuanya sangat bergantung
pada aspek asesmen, jenjang sekolah, kelas siswa berada, mata pelajarannya,
sarana dan prasarana, dan sebagainya.
Tahap persiapan sangat ditentukan oleh kreativitas seorang guru untuk
menyusun instrumen diagnosis baik secara kognitif maupun nonkognitif. Tahap
pelaksanaan membutuhkan kemampuan bertanya yang baik, terutama pada
asesmen diagnosis nonkognitif yang memungkinkan guru melakukan metode
wawancara, atau dengan memberi kesempatan kepada siswa yang bercerita
mengenai hal apa saja yang menjadi kendala yang dialaminya. Tahap tindak lanjut
perlu kesungguhan seorang guru untuk betul-betul merupakan langkah terbaik
untuk membantu siswa yang beragam kesulitannya. Dalam hal ini guru bisa
berkreasi dengan kepala sekolah atau teman sejawat.
b. Pelaksanaan Asesmen Diagnosis Berkala
Kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada
yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, namun ada juga yang membutuhkan
waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Seorang siswa yang cepat
paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.
8|Page
Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara
cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak
paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan demikian guru dapat
menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.
1. Persiapan pelaksanaan asesmen diagnosis kognitif berskala
Persiapan mencakup tiga langkah, yaitu membuat rencana pelaksanaan
asesmen, identifikasi materi asesmen, dan menyusun 10 soal sederhana.
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Asesmen
Sebelum membuat asesmen, guru perlu menjawab beberapa pertanyaan
kunci di bawah ini:
- Untuk murid kelas berapa asesmen ini dibuat?
- Mata pelajaran atau topik mata pelajaran apa yang akan dinilai dalam
asesmen ini?
- Kapan saja asesmen ini akan diberikan untuk semua murid di kelas?
Apakah di awal tahun ajaran atau setiap bulan setelah pembelajaran
dimulai.
- Dimana asesmen akan dilakukan? Apakah di rumah atau di sekolah?
- Bagaimana cara asesmen akan dilakukan? Apabila di rumah, bagaimana
cara soal-soal disampaikan kepada orang tua/ murid? Apabila di sekolah,
apa saja yang perlu disiapkan oleh guru?
b. Identifikasi Materi Asesmen
Berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada langkah ini, guru perlu
melakukan identifikasi untuk materi asesmen, yang dapat dilakukan
dengan menjawab dua pertanyaan kunci di bawah ini :
- Topik apa saja yang perlu dipahami oleh peserta didik pada jenjang kelas
ini?
- Guru bisa melihat buku teks untuk identifikasi topik-topik yang perlu
dipahami, khususnya untuk semester yang baru akan dimulai.
- Pengetahuan dan keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh siswa dari
jenjang kelas sebelumnya yang menjadi prasyarat dasar yang perlu
dikuasai agar dapat mengikuti pembelajaran di jenjang kelasnya sekarang?
c. Menyusun 10 Soal Sederhana
9|Page
Asesmen terdiri dari 10 soal. 8 (delapan) soal yang merupakan prasyarat
dasar yang diidentifikasi pada langkah sebelumnya dan 2 (dua) terkait
pengajaran baru. Kesepuluh soal tersebut terdiri dari:
2. Pelaksanaan Asesmen
Berikan soal asesmen untuk semua siswa di kelas, baik secara pembelajaran
Tatap Muka (PTM) maupun belajar dari Rumah / PJJ / KBM online.
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut Asesmen
Tahap ini mencakup empat langkah:
a. Lakukan pengolahan hasil asesmen
Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di
bawah ini untuk:
- Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan
nilai 1 apabila jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi,
seorang murid yang bisa menjawab dengan benar 10 soal akan
mendapatkan nilai 10.
- Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid,
dan membagi dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
b. Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
- Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru kelas
- Siswa 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari
guru kelas
- Siswa 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke guru kelas di
bawah, atau dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua,
anggota keluarga, dan pendamping lainnya yang relevan.
c. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum
memulai topik pembelajaran baru
Dengan melakukan Asesmen Diagnosis Berkala, Guru dapat
menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan siswa.
Dengan demikian, landasan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa
10 | P a g e
menjadi lebih kuat, sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan
yang lebih sulit. Karenanya, sebelum memulai topik pembelajaran baru,
sebaiknya guru kembali melakukan penilaian untuk topik yang sudah
diajarkan.
d. Ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan.
c. Manfaat Asesmen Diagnostik Kognitif
Hasil dari laporan asesmen kognitif yang telah diinterpretasi :
1. Untuk orang tua : Sebagai pertimbangan pemeriksaan lanjut pada anak
2. Untuk anak : Sebagai media untuk mengetahui kemampuan kognitif maupun
bakat & minat yang anak miliki
d. Contoh Persiapan, Pelaksanaan, dan Tindak Lanjut Asesmen Diagnostik
Kognitif dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1. Cermatilah cerpen di bawah ini!
Dari kejauhan sudah terlihat ganas dan menyeramkan. Semua orang tunduk dan
takut ketika melihat dia datang. Dia adalah Raden Fatih yang agung berasal dari
Kerajaan Angin, anak dari seorang raja. Siang hari biasanya dia keliling kampung
untuk meminta pajak kepada para petani dan pedagang. Sudah banyak warga yang
terkena amukan para pengawalnya. Jika warga menolak untuk memberikan upeti.
Kejayaannya terus berlangsung hingga pada suatu hari kerajaannya diserang dan
dikalahkan oleh Kerajaan Langit. Sesaat setelah keributan terjadi Raden Fatih
yang tergulai lemas meminta pertolongan tetapi tidak satu orang pun
menolongnya.
Amanat yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah...
A. Janganlah berperilaku seenaknya dan kejam jika menjadi raja. 8. Jangan
membiarkan seseorang yang sedang tergulai lemas.
C. Hindarilah kekerasan dan penyerangan dalam sebuah kerajaan.
D. Sebagai seorang anak raja janganlah berperilaku buruk dan kejam.
E. Hindarilah perilaku jahat dan kejam kepada kerajaan yang lainnya.
2. Cermatilah paragraf di bawah ini!
Berbagai upaya pencegahan penularan virus oleh pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah menyiapkan bebagai protokol kesehatan yang telah diberlakukan di
antaranya adalah menyediakan tempat cuci tangan di sekitar jalan yang sering
ramai dikunjungi warga, membuat ruangan khusus penyemprotan disinfektan bagi
11 | P a g e
warga yang baru saja datang dari luar kota. Untuk mengurangi aktivitas
masyarakat, pemerintah telah memberikan banyak bantuan berupa uang dan bahan
makanan, Upaya yang dilakukan oleh masyarakat, membuatan disinfektan
rumahan menjadi salah satu cara bagi para ibu rumah tangga untuk digunakan di
rumah dan di sekitar lingkungan. Anak-anak sekolah dasar pun diberi tugas
dengan membuat sanitizer sendiri untuk mengisi tugas belajar di rumah. Sanitizer
yang dibuat anak-anak lebih bernilai ekonomis. Keadaan yang mengharuskan
semua orang melaksanakan menjaga jarak dan mengurangi aktivitas demi
memotong rantai penularan covid-19.
Dampak virus corona mengakibatkan semua orang harus berhati hati dan selalu
menjaga kesehatan. Masyarakat harus pintar memilih tempat berbelanja yang
bersih. Lebih banyak mengonsumsi makanan yang bergizi Menghindari
kerumunan dapat mengurangi risiko terinfeksi virus corona. Jika tidak terlalu
penting, sebaiknya untuk saat ini lebih baik diam di rumah. Seluruh masyarakat
harus siap meningkatkan segala upaya agar penyebaran virus corona ini bisa
diberhentikan.
Simpulan yang tepat untuk teks tersebut adalah...
3. Cermatilah cerita di bawah ini!
Perjuangan para tenaga medis dalam melayani pasien covid-19 menuai beribu
pujian dan acungan jempol, Banyak kisah duka dalam merawat pasien covid-19.
Mereka adalah pejuang di garda terdepan yang slap melayani pasien. Namun,
kerja keras mereka belum usai karena sampai sekarang para ilmuan belum
menemukan vaksin yang dapat melumpuhkan covid-19 Berada di rumah sakit
sepanjang hari dan terkadang sampai menginap di rumah sakit adalah hal yang
sudah biasa dilakukan. Dokter, perawat, dan staf rumah sakit lainnya tidak bisa
pulang ke rumah karena khawatir akan membawa bibit penyakit atau virus corona
kepada para keluarga.
Gagasan pokok yang terkandung dalam paragraf tersebut adalah....
A. Para tenaga medis dan para ilmuan masih meneliti vaksin untuk
melumpuhkan covid-19.
B. Para dokter yang memberikan jiwa dan raga untuk melaksakan kewajiban
sebagai seorang dokter dan perawat.
C. Perjuangan para tenaga medis dalam melayani pasien covid-19 yang pantang
putus asa.
12 | P a g e
D. Ketakutan para tenaga medis yang awalnya menghantul mereka lambat laun
menjadi kekuatan.
E. Dokter adalah pejuang di garda terdepan yang siap melayani pasien positif
corona.
4. Cermatilah penggalan cerita di bawah ini!
Kebiasaan mencuci tangan, menjaga jarak dan mengenakan masker harus
dilakukan pada masa ke normalan baru. Kebiasaan baru ini menjaga kita dan
orang-orang disekitar kita agar terhindar dari berbagai virus jahat khususnya
covid-19. Marilah kita mengutamakan kesehatan serta selalu memperhatikan
kebersihan diri dan lingkungan.
Koreksilah kesalahan penulisan penggalan teks tersebut berdasarkan cara
penulisan imbuhan dan preposisi!
5. Cermatilah penggalan kedua teks di bawah ini!
Penggalan teks 1
Pada hari ini Minggu, tanggal 17 Juni 2020 pada pukul 10.00 WIB. Akan ada
penyemprotan disinfektan di lingkungan Perumahan Bumi Permai, Jl. Cihanjuang
Blok C. Besok penyemprotan disinfektan akan dilakukan di blok D. Pekan depan
semoga kegiatan penyemprotan telah selesai di seluruh kompleks.
Penggalan teks 2
Untuk itu, seluruh warga kompleks Perumahan Permai diharapkan
mempersiapkan rumah tinggal masing-masing selama proses penyemprotan
berlangsung Marilah tetap membiasakan diri untuk menjaga protokol kesehatan
selama pandemi. Tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengenakan
masker, dan mencuci tangan.
Kedua teks pidato di atas memiliki perbedaan tujuan teks, jelaskan perbedaan
tujuan kedua teks tersebut!
2.3 Asesmen Diagnostik non Kognitif dan Contoh Persiapan, Pelaksanaan dan
Tindak Lanjut
a. Pengertian Asesmen Diagnostik non Kognitif
Asesmen jenis ini dilaksanakan di awal pembelajaran, bertujuan untuk
menggali atau mengetahui beberapa hal tentang siswa seperti kesejahteraan
psikologi dan emosional siswa, aktivitas siswa selama belajar di rumah, dan
kondisi keluarga siswa (. Asesmen yang meliputi non-kognitif perlu dilakukan
13 | P a g e
agar pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi siswa, hasil asesmen ini
memberikan dasar kepada guru untuk menetapkan perlakukan atau strategi yang
tepat kepada masing-masing siswa.
Pada asesmen ini, keterampilan bertanya dan membuat pertanyaan berperan
sangat penting. Tahapan dalam melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif
adalah:
1. Persiapan, meliputi membuat rencana asesmen, identifikasi materi asesmen,
dan menyusun soal.
2. Pelaksanaan, meliputi memberikan soal untuk kegiatan tes asesmen.
3. Tindak Lanjut, meliputi pengolahan hasil asesmen dan penilaian.
b. Contoh Persiapan, Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Asesmen Non Kognitif
dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Persiapan:
1. Menyiapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili perasaan atau
emosi para siswa dan siswa diminta untuk memilih emosi yang dia rasakan
saat berada di rumah ataupun di sekolah.
2. Buatlah pertanyaan pemantik seperti:
a. Bagaimana perasaan kalian hari ini?
b. Apakah kalian di rumah belajar dengan baik?
c. Menurut kalian, bagaimana mata pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah
menyenangkan?
3. Membuat soal sederhana yang berisi hal pribadi bagi siswa. Seperti:
1) Apa yang biasa dilakukan sepulang sekolah?
a. Membantu orang tua
b. Istirahat
c. Bermain game
2) Manakah yang lebih sering kamu lakukan di rumah?
a. Bermain game
b. Membantu orang tua
c. Belajar
3) Ada berapa ora\ng yang bisa kamu anggap teman?
a. <5 orang
b. 5-10 orang
c. >10 orang
14 | P a g e
Pelaksanaan:
1. Ketika memasuki pembelajaran sastra seperti puisi, cerpen, novel, dan lain
sebagainya, siswa diminta untuk membuat karya tulis sastra yang sedang
dipelajari dengan tema yang berhubungan dengan keluarga, sekolah, perasaan
pribadi siswa, atau hal lainnya yang menyangkut pribadi siswa.
2. Ketika memasuki pembelajaran teks, terutama teks narasi, siswa diminta untuk
membuat teks dengan tema perasaan siswa, kegiatan di rumah, kejadian yang
berkesan, atau hal lain sebagainya yang menyangkut pribadi siswa.
Tindak Lanjut
1. Menganalisis dan mendata siswa dengan emosi yang tidak stabil atau negatif
berdasarkan raut wajah, jawaban, atau tulisan (karya sastra atau teks) yang ia
buat.
2. Ajak berdiskusi dengannya di luar kelas secara empat mata.
3. Bila diperlukan, hubungi orang tua atau wali siswa. Bisa juga dengan
mendatangi rumahnya
4. Mengulangi pelaksanaan asesmen diagnostik non-kognitif pada awal
pembelajaran dan bandingkan hasil yang baru dengan hasil sebelumnya.
15 | P a g e
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan
murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara
jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran,
namun juga muridnya.
2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan
sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian
yang berbeda.
3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’
murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang
tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa
akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang
berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi
yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk
dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya,
murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
20 | P a g e
F. Mengatur bagaimana peserta didik tahu kapan harus membantu
temannya yang kesulitan dalam pembelajaran.
G. Memberitahu peserta didik bagaimana meletakkan barang - barang atau
materi pelajaran yang sudah dipakai dengan teratur dan rapi.
21 | P a g e
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pentingnya bagi guru melakukan analisis diagnostik untuk mengetahui dan memetakan
karakteristik, kompetensi, kekuatan, dan kelemahan model belajar peserta didik sehingga
pembelajaran dapat dirancang sebaik mungkin dengan peserta didik yang beragam.
Penilaian (Assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar dari siswa guna
mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Asesmen diagnostik
bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi dua, yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan
asesmen diagnosis kognitif.
Selanjutnya pengertian Model Pembelajaran Berdiferensiasi adalah proses belajar
mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan
kemampuan , apa yang disukai , dan kebutuhannya masing - masing sehingga mereka tidak
frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya .
Tomlinson and Moon (2013) sebagai tokoh dari pembelajaran berdiferensiasi menyatakan
bahwa ada lima prinsip dasar yang membantu dalam guru menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi ini. Yaitu, Lingkungan Belajar, Kurikulum yang berkualitas, Asesmen
yang berkelanjutan, Pengajaran yang responsif Melalui asesmen akhir di setiap pelajaran,
Kepemimpinan dan Rutinitas di kelas.
22 | P a g e
Daftar Pustaka
Mendikbud RI. 2020. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam
Kondisi Khusus.
Hati, Suci Mustika. "Efektivitas Penggunaan Aplikasi Quizizz dalam Melakukan Assesment
Diagnostik Non Kognitif Siswa Kelas 12 IPS Lintas Minat di SMA YPHB Kota Bogor." Arus
Jurnal Pendidikan 1.3 (2021): 70-76.
Khadijah. (2016). Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Medan: Perdana Publishing.
https://www.smpn4kra.sch.id/2021/02/asesmen-diagnosis-kognitif-berkala.html?m=1
https://gurubinar.id/blog/pentingnya-asesmen-diagnosis-diawal-pembelajaran?blog_id=44
https://bertema.com/asesmen-diagnostik-pengertian-jenis-dan-tujuannya-dalam-kurikulum-
merdeka
23 | P a g e