Anda di halaman 1dari 23

PERANAN KOOPERATIF LEARNING TIPE PICTURE AND PICTURE

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI


SISWA MA NEGERI MUARA TEWEH
(PADA POKOK BAHASAN FUNGI)

PROPOSAL

Oleh :

Pardita Amelia Sandi

ACD 115 071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan murid

dalam suatu lembaga pendidikan yang diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar dalam upaya mencapai tujuan. Guru sebagai pembimbing atau

pengatur proses belajar, harus mampu mengidentifikasi,

meniliai,menyusun,mengembangkan materi, memilih strategi dan melakukan

inovasi pembelajaran yaitu memilih media dan metode pembelajaran yang

tepat dalam upaya pencapaian tugas pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana peserta didik

bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil sehingga mereka saling membantu

antara satu dengan yang lainnya dalam mempelajari suatu pokok

bahasan.Dalam model pembelajaran kooperatif yang dikombinasikan dengan

metode picture and pictureu ntuk mempermudah siswa dalam memahami

gambar dan menemukan konsep materi yang diajarkan.

Pembelajaran kooperatif picture and picture adalah salah satu metode

pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dipasangkan menjadi urutan

yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan

gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar.Picture and

picture ini berbeda dengan media gambar dimana picture and picture berupa
gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya

adalah peserta didik, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penyusunan

gambar guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami

konsep materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat

kemampuan peserta didik dalam menyusun gambar secara berurutan,

menunjukkna gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar,

sehingga peserta didik dapat menemukan konsep materi secaca mandiri

dengan membaca gambar. Adanya gambar-gambar yang berkaitan dengan

materi belajar peserta didik lebih aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari

proses pembelajaran yaitu hasil belajar akan meningkat.

Dalam materi Fungi yang terdapat pada Kurikulum 2013 di kelas X

membahas tentang ciri dan karakteristik jamur serta peranannya dalam

kehidupan. Untuk itu, dalam mengajarkan materi Fungi ini dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif kombinasi metode picture and

picture dapat menyelidiki secara langsung ke lingkungan sekitar maupun

berbagai sumber mengenai fungi serta peranannya dalam kehidupan.

Oleh karena itu pemilihan tipe picture and picturea dalah pemilihan yang

tepat dalam membahas materi ciri dan karakteristik jamur serta perananya

dalam kehidupan, karena dalam hal ini tampak adanya keterkaitan antara

materi yang akan disajikan dalam pembelajaran dengan ruang lingkup tempat

tinggal sekitar kita. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana

tipe picture and picture berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Biologi siswa.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya

dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :

1. Apakah peranan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture

berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi siswa di kelas X MA Negeri

Muara Teweh?

2. Seberapa besar peranan model pembelajaran kooperatif tipe picture and

picture berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi siswa di kelas X MA

Negeri Muara Teweh?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peranan model pembelajaran

kooperatif tipepicture and picture terhadap hasil belajar Biologi siswa di

kelas X MA Negeri Muara Teweh?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, agar penelitian ini tidak meluas.Maka peneliti

membatasi permasalahan ini pada peranan kooperatif learning tipe picture and

picture terhadap hasil belajar Biologi siswa di kelas X MA Negeri Muara

Teweh.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penelitian ini dirumuskan

pada,”Apakah peranan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture

berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi siswa di X MA Negeri Muara

Teweh?
E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas peranan model kooperatif learning tipe picture

and picture terhadap hasil belajar Biologi siswa di kelas X MA Negeri Muara

Teweh Timur pada pokok bahasan Ciri dan Karakteristik Jamur serta

Peranannya dalam Kehidupan.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk :

1. Memberi pengalaman kepada penulis dalam melakukan penelitian model

kooperatif learning tipe picture and picture.

2. Sebagai pengetahuan tambahan bagi penulis dalam memilih tipe

pembelajaran yang efektif dan efisien serta tepat dalam menyajikan

sesuatu materi pembelajaran, yakni dengan menggunakan tipe picture and

picture.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif Learning adalah strategi

belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku

bersama dalam struktur kerja sama yang teratur di dalam kelompok

kecil, yang terdiri atas dua orang atau lebih (Pudjosumedi,

2012:179).Sedangkan menurut Saptono (2011:68) mengungkapkan

bahwa pembelajaran kooperatif hakikatnya adalah pembelajaran

yang diinspirasi oleh seni hidup yang terdapat dalam kelompok

atau komunitas yang setiap anggota umumnya memiliki sikap

tanggap serta kesediaan untuk menyumbangkan kemampuan

terbaik yang mereka miliki untuk mencapai tujuan-tujuan mereka

sendiri maupun tujuan-tujuan kelompok.

Peranan model pembelajaran kooperatif dapat mengajarkan

nilai-nilai kerja sama antar peserta didik dalam proses

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif juga berperan aktif

untuk membangun pendidikan karakter peserta didik karena dalam

prosesnya terjadi interaksi antara satu dengan yang lain.

Menanamkan pendidikan karakter pada diri peserta didik dengan

adanya kesempatan untuk menjadi anggota penyumbang dan

tindakan yang penuh kebaikan dalam kelompok sebaya adalah


kondusif terhadap kepedulian tentang anggota kelompok

persahaban, untuk mengembangkan sikap yang lebih suka

menolong, dan kecenderungan yang lebih besar untuk memperkaya

spontanitas kecenderungan perilaku sosial.

Pembelajaran model kooperatif menggunakan sistem

pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang

yang heterogen.Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.

Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika

kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang

selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap

kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota

kelompok (Sanjaya, 2009:242).

Jadi model pembelajaran kooperatif merupakan suatu variasi

dalam proses pembelajaran dengan membentuk kelompok-

kelompok kecil yang heterogen. Peserta didik belajar dan bekerja

dalam kelompoknya untuk saling membantu satu sama lain dalam

memahami dan menyelesaikan suatu pokok bahasan serta

bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak bentuk,

diantaranya STAD(Student Teams Achievement Division), TGT

(TeamsGames Tournament), TAI (Team Accelarated Instruction),


CIRC(Cooperative Integrated Reading And Composition). Selain

itu adabeberapa tipe model pembelajaran kooperatif lainnya yaitu

InvestigasiKelompok, Learning Together, Co-Op Co-Op, dan

sebagainya.Modelpembelajaran tipe Jigsaw, Investigasi Kelompok

dan Co-Op Co-Opadalah model-model pembelajaran kooperatif

yang mengedepankanspesialisasi tugas setiap anggota kelompok di

dalam kelompok.

Proses model pembelajaran kooperatif bermula dengan

pembentukan kelompok kecil. Setiap pasangan peserta didik

membuat aktitas belajar yang berstruktur untuk menyelesaikan

segala tugas melalui perbincangan atau diskusi.Spesialisasi tugas

menyelesaikan setiap kelompok angota kelompok mendukung

penuh adanya akuntabilitas individu agar peserta didik dapat

memberikan kontribusi kepada kelompok.Dalam hal ini setiap

peserta didik bertanggung jawab untuk suatu bagian yang terpisah

dari tugas teman-temannya di dalam suatu kelompok.Tugas

kelompok menjadi benar-benar tergantung pada tugas individu

(Rara, 2010:8).Selain itu, dengan memberikan tugas yang berbeda-

beda dapat membantu menghindari adanya pembagian antar

individu di dalam kelompok.

b. Landasan Teori Kooperatif


Landasan yang mendukung model pembelajaran kooperatif

ada dua katagori, yaitu teori motivasi dan kognitif (Slavin,

1995:16):

1) Teori Motivasi

Motivasi menurut Sanjaya (2006:244) adalah keadaan

internalorganisme baik manusia ataupun hewan yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Di dalam model

pembelajaran kooperatif, siswa belajar dan bekerja di dalam

kelompoknya, sehingga dapat terjadi ikatan kerjasama dan

ikatan sosial yang kuat antar anggota kelompok.

2) Teori Kognitif

Teori kognitif lebih menekankan pada efek dari kerja sama

tersebut pada diri masing-masing siswa.Di dalam model

pembelajarankooperatif, terjadi tutorial di antara siswa dalam

memahami materidan menyelesaikan tugas kelompok ataupun

individu. Pengetahuansiswa tentang materi sebelum terjadinya

tutorial sebaya akantersusun kembali berdasarkan diskusi

kelompok yang diungkapkanoleh siswa dengan kata-kata yang

mudah dimengerti oleh temannya.

3) Tipe Picture and Picture

Pembelajaran kooperatif picture and picture adalah salah satu

metode pembelajaranaktif yang menggunakan gambar dan


dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis,

seperti menyusun gambarsecara berurutan, menunjukkan

gambar,memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar

(Suprjiono, 2009).Picture and picture ini berbeda dengan media

gambar dimanapicture and picture berupa gambar yang belum

disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah

siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan

adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui

kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan

melatih berpikir logis dan sistematis, dapatmelihat kemampuan

siswa dalam menyusungambar secara berurutan, menunjukkan

gambar,memberi keterangan dan menjelaskan gambar,

Sehingga siswa dapat menemukan konsep materi sendiri

dengan membaca gambar.Adanya gambar-gambar yang

berkaitan denganmateri belajar siswa lebih aktif dan dapat

tercapai tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu hasil

belajar akan meningkat.

B. Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan

oleh manusia yang di dalamnya terjadi proses interaksi antara manusia

denganlingkungan di sekitarnya, sehingga menghasilkan perubahan


tingkah laku,pemahaman, perluasan minat serta kecakapan yang meliputi

seluruh pribadi peserta didik. Di dalam kelas, terdapat keragaman peserta

didik yang biasa disebut denganheterogenitas. Agar antara siswa yang satu

dengan yang lain dapat mengenalsikap dan karakteristiknya masing-

masing serta terjadinya suatu kegiatanpembelajaran yang aktif dan efisien

maka guru perlu memperhatikan heterogenitas siswa di dalam kelas dalam

suatu proses pembelajaran.

Dengan segala perbedaan yang terdapat dalam diri siswa tersebut,

terutama dalam mengatasi perbedaan kemampuan akademis siswa (siswa

yangmemiliki kemampuan akademis tinggi, rata-rata hingga rendah) guru

perlumemperhatikan model pembelajaran yang tepat untuk tercapainya

tujuanpembelajaran, sehingga antara siswa yang memiliki perbedaan

kemampuantersebut dapat melakukan proses diskusi atau tutor sebaya.

Karena dengan tutor sebaya siswa dapat lebih mudah menerima

pengetahuan yang diberikanoleh temannya, serta saling membantu dan

memberi motivasi untuk menyelesaikan dan memahami suatu pokok

bahasan. Dengan adanyakenyataan tersebut, maka guru perlu

memperhatikan model pembelajaran yangberbeda, agar proses belajar

tidak monoton dan tidak membosankan untuk ituperlu adanya variasi

dalam pembelajaran, misalnya proses belajar individualsecara kooperatif.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggitanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Model pembelajaran

kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajarkooperatif

konstruktivis.Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, model pembelajaran

kooperatif juga efektif untuk mengembangkan kompetensi sosial peserta

didik.Kegiatan pembelajaran ini menerapan pembelajaran kooperatif

dengan kombinasi metode picture and picture.Proses pembelajaran ini

dirancang sedemikian rupa, yakni dengan membentuk siswa menjadi

limasampai enam kelompok yang heterogen, siswa menyusun kalimat

untuk melengkapi keterangan yang ada pada gambar sesuai pokok

pembahasan yang telah ditentukan guru dan siswa mengkomunikasikan

hasil karyanya untuk dipresentasikan di depan kelas.

Di dalam materi Fungi yang terdapat pada silabus Kurikulum2013

di kelas X SMA semester genap membahastentang ciri dan karakteristi

jamur serta peranannya dalam kehidupan sehari-hari selain itu juga

membahas mengenai pemanfaatan jamur secara ekologis. Tipe picture and

pictureadalah pilihan yang tepat dalam membahas materi Fungi, karena

dengan menggunakan tipe picture and picturesiswa dapat menalar secara

langsung ke lingkungan sekitar dan berbagai sumber mengenai fungi serta

peranannya dalam kehidupan sehari-hari yang berdampak langsung

terhadap lingkungan.Karena padadasarnya karakteristik dari pembelajaran

Biologi yang dijadikan obyekpembelajarannya adalah makhluk hidup.


Dengan pembelajaran ini diharapkan, dapat meningkatkan motivasi

antarsiswa dan memungkinkan terjadinya peningkatan kognitif siswa

tentang materiyang dipelajari dalam hal ini adalah Ciri dan Karakteristik

Jamur serta Peranannya dalam Kehidupan Sehari-hari.Dengan adanya

tutor sebaya, siswa yang kurang memahami dan kurangmengerti tentang

materi Fungi dapatdibantu oleh tutor, yakni teman yang memahami dan

mengerti materi tersebutlewat presentasi di depan kelas berdasarkan hasil

kerja sama siswa tersebut.Sedangkan bagi tutor tersebut dapat semakin

mengerti dan memahami materi,dikarenakan struktur kognitifnya akan

lebih baik dibandingkan sebelummemberikan tutorial. Berdasarkan hal

tersebut, maka penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe picture and

picture diduga dapatmempertinggi pencapaian hasil belajar Biologi siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:

Hɑ: Nilai hasil belajar yang diajar menggunakan model pembelajaraan

kooperatif tipe picture and picture lebih tinggi dari nilai hasil

belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional

H0: Nilai hasil belajar yang diajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe picture and picture sama dengan nilai hasil belajar

siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan problematika yang telah dirumuskan, maka kegiatan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kooperatif learning

dengan tipe picture and picture terhadap hasil belajar Biologi siswa pada

pokok bahasan ciri dan karakteristik jamur serta peranannya dalam

kehidupan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MA NEGERI MUARA TEWEH

.Adapun waktu penelitian ini direncanakan pada semester I tahun ajaran

2017-2018 dan direncanakan pada bulan November 2017 – Desember

2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu ditentukan

populasi penelitian. Populasi target dalam hal ini adalah seluruh siswa

kelas MA Negeri Muara Teweh yang terdaftar di sekolah tersebut pada

semester genap tahun ajaran 2017/2018. Jumlah siswa kelas X MA

Negeri Muara Teweh sebanyak 120 orang yang terbagi atas 3 kelas

yaitu kelas X.MIA(1), X.MIA (2), X.MIA (3).


2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.Sampel

diambil secara acak dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas. Satu

kelas dipilih secara random sebagai kelas eksperimen yaitu kelas

X.MIA (1) dan secara acak pula memilih satu kelas control yaitu kelas

X.MIA (2). Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling,

yang perinciannya dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 3.1

Perincian sampel

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X.MIA (1) 38

2. X. MIA (2) 36

D. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dugunakan dengan metode penelitian Quasi

Eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen.Peserta

didik terbagi menjadi dua kelompok, pada kedua kelompok tersebut

diberikan perlakuan yang berbeda, dengan tujuan untuk menyelidiki

kemungkinan saling sebab akibat antara variabel bebas dan variabel

terikat.
Desain penelitian menggunakan model Desain Kelompok Kontrol

Pretes-Postes Beracak (Randomized Pretest-Posttest Control Group

Design). Pada desain ini dua kelompok yang dipilih random kemudian

diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Desain eksperimen dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

A (kelompok eksperimen) O X O

B (kelompok kontrol) O O

(Sumber: Sugiono, 2008:112)

Keterangan :

O : Pemberian pretest dam post test

X :Perlakuan (model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture)

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini meliputi variable terikat dan variable

bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Biologi

siswa, sedangkan variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif

tipe picture and picture.


F. Instrument Penelitian

Instrumen tes yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk

pilihan ganda (PG), yang terdiri dari 30 butir soal. Mengacu pada aspek

kognitif yangmeliputi ingatan, pemahaman, dan aplikasi, dengan 1

jawaban yang paling benar dari 4 alternatif jawaban yang tersedia. Tes

akan diberikan setelah peserta didik mempelajari pokok bahasan Ciri dan

Karakteristik Fungi serta Peranannya dalam Kehidupan Sehari-hari,

yangindikatornya terlampir dalam kisi-kisi instrumen tes. Dalam hal ini,

kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture secara konvensional. Di mana tes yang digunakan oleh

kedua kelas tersebut sama.

Sedangkan untuk menilai proses kegiatan model pembelajaran

kooperatiftipe picture and picture pada pokok bahasan Ciri dan

Karakteristik Fungi serta Peranannya dalam Kehidupan Sehari-hari,

penulis menggunakan instrumen nontes berupa lembar pengamatan

aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan secara sistematik terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian, selanjutnya hasil pengamatan tersebut

dimasukkan dalam lembar pengamatan berdasarkan kriteria skala skor

yang telah ditentukan.

Setelah data diperoleh dari hasil pencatatan lapangan selama proses

pembelajaran, untuk mengetahui tara-rata skor total kelompok pada setiap

pertemuan terlebih dahulu skor total kelompok yang diperoleh dari skor

total individu dijumlahkan, kemudia dibagi jumlah siswa yang terdapat


dalam tiap-tiap kelompok, dengan menggunakan rumus seperti di bawah

ini:

Skor total kelompok = ∑ skor individu

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘


Skor tara-rata aktivitas belajar =
∑ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘

G. Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen tes dan nontes digunakan, instrumen tersebut

diujicobakan terlebih dahulu guna mengetahui kebenaran instrumen

sebagai alat pengukur data. Instrumen yang digunakan untuk mengukur

hasil belajarpokok bahasan Fungi adalah tes objektif sebanyak 50 butir

soal dengan 4 pilihan jawaban.Skor untuk setiap soaladalah 1 untuk

jawaban yang benar dan nol untuk jawaban yang salah. Nilai akhir yang

diperoleh siswa adalah :

Jumlah jawaban benar


Nilai akhir = x 100
50

Untuk mengetahui apakah 50 soal tersebut memenuhi syarat soal

yangbaik, maka dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,

dan

daya pembeda soal (Arikunto, 2008:57).

1. Pengujian Validitas

Untuk melihat validitas instrumen tes maupun nontes, baik berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), prosedur penelitian dan tes,

maka instrumen tes tersebut hendaknya diukur atau istilahnya

valid/sahih. Dalampenelitian ini menggunakan validitas konstruksi,


validitas isi dan validitasempiris.Pada validitas konstruksi baik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), prosedur penelitian dan tes

sebelum diujicobakan terlebih dahuludikonsultasikan terlebih dahulu

kepada para ahli, maksudnya di sini adalahdosen pembimbing dan

guru Biologi MA Negeri Muara Teweh.

Validitas isi (content validity) pada lembar observasi, dan tes yang

digunakan disusun sesuai dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan, yang mewakili kemampuan yang diukur, yaitu dapat

menunjukkan tercapainya tujuan instruksional khusus yang diinginkan.

Sedangkan validitas empiris ditentukan dengan validitas internaluntuk

mengukur kriteria butir soal secara keseluruhan sebagai kriteria

untukmenentukan butir soal, dengan cara diujicobakan ke kelas yang

telahmendapatkan materi sebelumnya.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat

evaluasi.Suatu alatevaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut

dapat dipercaya, konsistenatau stabil produktif, jadi yang

diperhitungkan di sini adalah ketelitiannya.Pengujian reliabilitas ini

menggunakan rumus K-R 20 (Kuder Richardson 20).

3. Pengujian Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal itu sukar, sedang, atau mudah maka

soal soal tersebut diujikan tingkat kesukarannya terlebih dahulu.


Pengujian taraf kesukaran ini menggunakan rumus:

𝐵
P=
𝐽𝑆

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran (Arikunto, 2008:207):

0,0-0,3 : Sukar

0,31-0,7 : Sedang

0,7-1,0 : Mudah

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan

untukmengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang

tergolongmampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong

kurang mampu.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada kelas X.MIA (1)

sebagai kelas eksperimen dan kelas X.MIA (2) sebagai kelas kontrol.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen tes dan non tes pada
kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol hanya menggunakan

instrument tes.

I. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, harus diketahui terlebih dahulu

gambaran apa yang terjadi pada proses dan hasil membelajaran sehingga

penulis dapat gambaran yang jelas untuk teknik analisis data yang tepat.

Dapat diperkirakan untuk teknik analisis data ini dalam menguji

hipotesis digunakan statistik uji-t dengan taraf signifikan = 0,05, sebelum

dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji prasyarat

terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas

dan uji kesamaan varians (uji homogenitas).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk dapat mengetahiu apakah

sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.Uji kenormalan

yang digunakan adalah uji chi-kuadrat.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua

keadaan atau populasi.

Kriteria pengujian:

H0 diterima jika Fh< Ft H0=data memiliki varians homogen

H0 ditolah jika Fh> Fh Ha=data tidak memiliki varians homogeny


3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan

ujinormalitas dan uji homogenitas, maka untuk menguji data yang

diperoleh digunakan rumus uji t (Sudjana, 2005:243 ):

Langkah-langkah pengujian hipotesis:

a) Rumusan hipotesis

b) Tentukan uji statistik

c) Tentukan taraf signifikan

Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian adalah

denganderajat keyakinan 95% dan α = 0,05. Rumus tα = (dk=N-

2).

d) Tentukan kriteria pengujian

Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data

dilakukandengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan

melihat perbandinganantara t hit dengan t tabel.

e) Kesimpulan

Jika hasil operasi perhitungan pada point (d) ternyata:

• t hit< t tabel, maka terima H0

• t hit> t tabel, maka tolak H0

Anda mungkin juga menyukai