Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang mendasar dalam pembangunan kehidupan


bernegara. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah mencakup guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik, yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dan idealnya
kita semua menginginkan kualitas pendidikan yang terbaik, oleh karena itu setiap guru
haruslah memiliki perencanaan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Pada
kompetensi profesional mengandung tuntutan diantaranya adalah guru harus dapat
menerapkan berbagai pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif.
Untuk dapat menentukan pendekatan, model, strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan materi, guru haruslah dapat merancang pembelajaran
dengan baik. Namun selain itu guru harus dapat menyajikan materi dengan sebaik mungkin
agar siswa merasa termotivasi.
Dalam Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 disebutkan pula proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Biologi merupakan mata pelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Didalamnya banyak materi yang memungkinkan siswa untuk berdiskusi, bereksperimen dan
kegiatan- kegiatan lainnya yang dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran secara
berkelompok ini sesuai dengan prinsip dari pembelajaran kooperatif, berdasarkan hal tersebut
penulis mencoba untuk menggunakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yaitu
Jigsaw.
1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Jigsaw dan metode pembelajaran Jigsaw?
2. Apa letak perbedaan antara metode Jigsaw I dan Jigsaw II?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran metode Jigsaw II?
4. Apa sajakah keunggulan dan kelemahan dari metode Jigsaw?
1.3Tujuan
1. Untuk menguraikan pengertian Metode Pembelajaran Jigsaw.
2. Untuk membandingkan Metode Jigsaw I dan Jigsaw II.
3. Untuk mengindentifikasi langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw II.
4. Untuk mengemukakan keunggulan dan kelemahan dari Metode Pembelajaran
Jigsaw.
BAB II LANDASAN TEORI

2. I Metode Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang


diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang
kemampuan siswa untuk belajar. Banyak jenis-jenis model pembelajaran yang bisa
digunakan oleh guru untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang akan
disampaikan.

Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang


mendukung pembelajaran kontekstual ( Slavin, 2008). Metode ini memiliki enam
karakteristik prinsipil, diantaranya menggunakan tujuan kelompok, tanggung jawab
individual, kesempatan sukses yang sama, kompetisi tim, spesialisasi tugas dan adaptasi
terhadap kebutuhan kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang lebih banyak


melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan
lingkungan belajarnya. Siswa belajar bersama - sama dan memastikan bahwa setiap anggota
kelompok telah benar - benar menguasai materi yang sedang dipelajari. Keuntungan yang
bisa diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai hasil
belajar yang bagus karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Isjoni, 2009).

Siswa juga dapat menerima dengan senang hati pembelajaran yang digunakan karena
adanya kontak fisik antar siswa, serta dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa (Lie,
2010). Pembelajaran kooperatif membantu membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran
dan bukannya menjadi masalah. Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran kooperatif salah
satunya adalah Jigsaw.

2.2 Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Dari sisi etimologi Jigsawberasal dari bahasa Inggris yaitu gergaji ukir dan ada juga
yang menyebutnya dengan istilah Puzzle yang artinya sebuah teka-teki untuk menyusun
potongan gambar (Johnson, 1991). Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa Jigsaw ini
mengambil pola sebuah gergaji yaitu siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerja
sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang


mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran dengan
Jigsaw yakni adanya kelompok asal dan kelompok ahli dalam kegiatan belajar mengajar
(Isjoni, 2009). Setiap siswa dari masing- masing kelompok yang memegang materi yang
sama berkumpul dalam satu kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Masing- masing
kelompok ahli bertanggung jawab untuk sebuah materi atau pokok bahasan, setelah
kelompok ahli selesai mempelajari satu topik materi keahliannya, masing-masing siswa akan
kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan materi keahliannya kepada teman- temannya
dalam satu kelompok diskusi.

Pembelajaran dengan kooperatif Jigsaw siswa secara individual dapat


mengembangkan keahliannya dalam satu aspek dari materi yang sedang dipelajari serta
menjelaskan konsep dan keahliannya itu pada kelompoknya (Lie, 2010). Setiap anggota
kelompok dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw mempelajari materi yang berbeda dan
bertanggung jawab untuk mempelajari bagiannya masing-masing. Pembelajaran dengan
kooperatif Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB III

PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Jigsaw dan Metode Kooperatif Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas (1978), dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-
teman di Universitas John Hopkins. Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson
sebagai metode pembelajaran kooperatif (Lie, 2010). Teknik ini dapat digunakan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa
mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa
bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Gambar 3.1 Skema Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


(kelompok asal yang terdiri dari anggota kelompok yang heterogen)

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsawsiswa belajar dengan kelompok kecil


terdiri dari 4 sampai 6 orang, heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri (Isjoni, 2009). Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan
salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi.

Jigsaw ditandai dengan adanya kelompok asal dan kelompok ahli. Kunci metode
Jigsaw adalah interpedensi yakni tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk
dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat
penilaian (Slavin, 2008).
3.2 Perbedaan Metode Jigsaw I dan Metode Jigsaw II
Metode Jigsaw terbagi menjadi dua tipe, Jigsaw Tipe I yang sering disebut Jigsaw
Orisinil dan Jigsawtipe II yang dikembangkan oleh Slavin. Perbedaan yang mendasar antara
keduanya yaitu pada Jigsaw tipe I siswa hanya belajar konsep tertentu yang menjadi
spesialisasinya sementara konsep- konsep yang lain ia dapatkan melalui diskusi teman
sekelompoknya (Slavin, 2008). Pada Jigsaw tipe II, setiap siswa memperoleh kesempatan
belajar secara keseluruhan konsep sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi expert/
ahli.
Keuntungan dari Jigsaw I membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan
Jigsaw II karena bacaannya lebih sedikit, namun bagian yang tersulit dari Jigsaw I bahwa
tiap bagian harus ditulis lagi oleh siswa agar lebih mudah dipahami (Slavin, 2008). Kelebihan
Jigsaw II yakni semua siswa membaca semua materi, yang akan membuat konsep- konsep
yang telah disatukan menjadi lebih mudah dipahami.

3.3 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II


Siklus regular dari kegiatan pengajaran pada Jigsaw II menurut Slavin di dalam
bukunya yaitu terdiri dari lima tahapan diantaranya:
1. Membaca
Waktu untuk membaca separuh periode jam mengajar atau bisa di PR kan. Para siswa
menerima topik- topik ahli, tentukan dan tunjuk siswa mana yang akan mengerjakan topik
yang mana dan membaca materi yang diberikan untuk menemukan informasi yang
berhubungan dengan topik mereka. Sebuah lembar ahli untuk tiap siswa yang terdiri dari 4
topik ahli.
2. Diskusi Kelompok-ahli
Para siswa dengan topik yang sama mendiskusikan dalam kelompok, tunjuklah
seorang pemimpin diskusi untuk tiap kelompok, tugas pemimpin diskusi yaitu memastikan
semua orang telah ikut berpartisipasi dalam diskusi. Berikan waktu sekitar 20 menit kepada
kelompok ahli untuk mendiskusikan materi mereka. Anggota kelompok harus mencatat
semua poin yang didiskusikan. sementara kelompok ahli bekerja, guru harus meluangkan
waktu dengan tiap kelompok secara bergantian.

3. Laporan tim
Para ahli kembali ke kelompok awalnya masing- masing dan mengajarkan topiknya kepada
teman satu timnya. Guru menekankan kepada siswa bahwa mereka mempunyai tanggung
jawab terhadap teman satu tim untuk menjadi guru dan sekaligus pendengar yang baik.
4. Tes
Para siswa mengerjakan kuis, setelah itu tukar lembar jawaban siswa dengan
kelompok lain 5. Rekognisi Tim
Penghitungan nilai tim, tim akan mendapatkan penghargaan apabila mereka mencapai
criteria tertentu (Slavin, 2008). Adapun langkah penghitungannya yaitu
 Catat tiap poin kemajuan semua anggota tim
 Bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim
yang hadir (Slavin, 2008)
Tabel 3.1 Kriteria tim (Slavin, 2008)
Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan
15 Tim baik
16 Tim sangat baik
17 Tim Super

3.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw


Jigsaw sama seperti metode pembelajaran lainnya, memiliki kekurangan dan juga kelebihan
dalam pelaksanaan pembelajarannya. Kelebihan dari metode Jigsaw
(Sanjaya,2007)diantaranya yaitu: 1) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif
dalam berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya; 2)
Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis; 3) Memberi kesempatan setiap siswa
untuk menerapkan dan mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang
dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk oleh guru dan 4)
Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi
aktif dalam diskusi tersebut.
Adapun kelemahan dari metode Jigsaw(Sanjaya, 2007), diantaranya yaitu: 1) Bagi
guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan
penanganan yang berbeda; 2) Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa
bingung dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan pembelajaran baru; 3) Siswa
yang malas dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai; 4) Jika jumlah anggota
kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika ada anggota yang hanya
membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi; 5) Membutuhkan
waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik,
sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu
dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan metode pembelajaran


kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara
heterogen. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli, masing- masing anggota kelompok asal akan menjadi anggota kelompok ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda
yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-
tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kembali kepada
anggota kelompok asal.

Jigsaw terdapat dua tipe, yaitu Jigsaw I atau orisinil yang diciptakan Aronson.et.all
(1978) dan Jigsaw II hasil pengembangan dari Slavin (1995). Perbedaan mendasar dari
keduanya adalah materi yang dibaca siswa untuk Jigsaw I siswa membaca sesuai dengan
materi tugasnya, sedangkan pada Jigsaw II siswa diberikan seluruh materinya sebelum
mengerjakan materi tugasnya

Dengan pembelajaran Jigsaw ini memiliki banyak keunggulan diantaranya


pembelajaran lebih berpusat pada siswa sehingga siswa termotivasi untuk berpikir kreatif,
namun kekurangannya tidak semua siswa merasa termotivasi. Karena untuk siswa yang
kurang aktif mungkin akan menggantungkan pekerjaannya pada siswa yang lebih aktif.

4.2 Saran
Tidak ada metode pembelajaran yang sempurna, begitu pula dengan Jigsaw. Oleh
karena itu lebih baik jika menggabungkan beberapa metode sehingga hasil pembelajaran bisa
lebih baik. Namun metode apapun yang digunakan sangat bergantung pada pembawaan
pedagogis guru dalam mengajar dan juga pemahaman guru terhadap materi yang
disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Isjoni. (2009).Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok.


Bandung: Alfabeta.
Johnson. D.W & Johnson, R, T. (1991). Learning Together and Alone. Allin and Bacon :
Massa Chussetts.
Lie,A. (2010) Cooperative learning. Memperaktikkan Cooperative learning di ruang kelas.
Jakarta: PT. Grasindo.
Sanjaya,W. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Slavin. (2008). Cooperative Learning. Bostom: Allyn and Bacod Publisher.

Anda mungkin juga menyukai